Anda di halaman 1dari 65

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NEONATUS DENGAN DIAGNOSA

BBLR, NKB, SMK, HIPERBILIRUBIN INDIRECT DI RUANG NICU

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV

PROGRAM STUDI PROFESI NERS INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN


DAN SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2020
KASUS
By Ny. S.I berumur 6 hari dirujuk ke RS Dr. Sardjito dan dirawat inap diruang NICU. Bayi Ny. S.I lahir kembar dan
prematur dengan umur kehamilan saat melahirkan 36 minggu. Diagnosa medis : BBLR (bayi berat lahir rendah),
NKB (neonatus kurang bulan), SMK (sesuai masa kehamilan), hiperbilirubin indirect. Didapatkan hasil pengkajian
antropometri BB saat ini 1550 gram, panjang badan : 43 cm, lingkar kepala : 27,5 cm, LILA : 8 cm, lingkar perut 23
cm, lingkar dada : 25 cm, keadaan umum komposmentis, TTV : suhu : 34,6 0C, Nadi 122 x/menit, RR : 34x/menit.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan bunyi jantung S1 tunggal S2 split tidak konstan (penutupan katup aorta dan
pulmonik, yang menyebabkan getaran selebaran katup dan struktur yang berdekatan yang tidak sinkron), refleks
menghisap bayi kurang, bayi mendapatkan terapi nutrisi. hasil pemeriksaan laboratorium: Leukosit normal yaitu
9,08 X103/Ul, , eritrosit meningkat 6,10 X10 3/U, hemotokrit meningkat 58,4 %, trombosit menurun yaitu 78 x10 3/ul,
MCH normal 27,9 pg, MCHC normal 35,8g/dl, Glukosa menurun yaitu 36 mg/dL, Natrium normal yaitu
141,7mmol/L, Kalium meningkat yaitu 6,85 mmol/L, Hemoglobin meningkat yaitu 20,9 g/dL, Chloride Normal yaitu
100,8 mmol/L, Calsium menurun yaitu 1,94mmol/L. Terapi yang sudah diberikan saat ini yaitu injeksi vitamin K,
thermoregulasi, foto terapi San B plek 1x0,3 cc, kafein oral 1x4mg, ampisulbac 2 x 80 mg, gentamicin 1 x 8 mg,
PASI/ASI 10 x 15-20 cc lewat oral dan 10 x 30-40 cc lewat OGT.
PENGKAJI
AN

 Nama : By Ny. S.I


 Tempat/tanggal lahir : RSB, 19-04-2009 ; jam: 03.55
 Nama Ayah/Ibu : Bp W/ Ny S.I
 Pekerjaan Ayah : Karyawan Swasta
 Pendidikan Ayah : SLTA
IDENTITAS
DATA  Pekerjaan Ibu : IRT
 Pendidikan Ibu : SLTP
 Alamat/No. Telepon : Bangunsari, Candirejo, Semin
Wonosari
 Kultur : Jawa
 Agama : Islam
PENGKAJI
AN
PRIMER
KOMPONEN PADA KASUS KRITISI KELOMPOK
Jalan Nafas Jalan napas paten Bayi yang sehat dan normal akan menimbulkan respon suara tangisan saat lahir. Hal ini
Ditandai dengan: disebabkan karena bayi harus beradaptasi dengan paru-paru nya sendiri untuk pertama
Bayi menangis kali. Tangisan pada bayi tersebut membantu membuka paru-parunya agar bisa menghirup
oksigen. Paru-paru berkembang karena oksigenasi meningkat dan tekanan
karbondioksida menurun. Terjadi resistensi pembulu darah paru menurun dan aliran
darah meningkat. Hal ini menyebabkan darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-
paru dan ductus arteriosus menutup. Jika bayi tidak memberi respon menangis maka
diduga terjadi aspirasi mikonium.
(Sumber : Suprapti & Herwati Mansur. 2018 Bahan ajar Kebidanan Praktik Klinik
Kebidanan 2)

AIRWAY & Obstruksi Tidak terlampir Pada bayi BBLR biasanya ditemukan cairan yang mengandung meconium yang lengket
APPEARANCE
masuk kedalam paru janin karena inhalasi. Karena pada saat lahir bayi akan mengalami
gangguan pernapasan, meliputi retensi cairan pada paru, infeksi, imaturitas, aspirasi,
kelainan kongenital, pneumothorak, dan lainnya.
(Sumber : Macleod, 2014)

Gerakan ekstremitas Ada Mengkaji gerakan ekstremitas menggunkan Ballard Score.


Ditandai dengan : (terlampir pada pemeriksaan penunjang)
Semua ekstermitas bergerak pada (Sumber : AIPNI & AIPVIKI. (2017). Tinjaun elseivier keperawatan anak edisi 1.
saat dilakukan pengkajian. Elsevier Singapore)

Status mental/ Tidak terlampir GCS Bayi masuk dalam kategori cedera otak ringan (GCS 13)
LANJUTA
N

KOMPONEN PADA KASUS KRITISI KELOMPOK


Tidak ada, ditandai Pada saat dilakukan auskultasi pada
Retraksi intercostal dengan : bernapas dengan pasien BBLR biasanya terdengar suara
nyaman stridor merupakan suara napas besar dan
Pola Napas Spontan umumnya terdengar pada waktu
Suara napas tambahan Tidak terlampir inspirasi. Stridor dan retraksi pada
34x/menit BBLR mungkin disebabkan oleh
laringomalasia (kelemahan laring).
BREATHING
Penyebab sesak napas meliputi retensi
cairan pada paru, infeksi, imaturitas,
aspirasi, kelainan kongenital,
Frekuensi
pneumothoraks, gagal jantung, dan
asidosis metabolik
(Sumber : Macleod, 2014. Pemeriksaan
Klinis)
LANJUTA
N KOMPONE PADA u
N KASUS
Sianosis atau warna biru pada kulit dan membrane mukosa disebabkan adanya peningkatan konsentrasi hemoglobin
terduksi. Sianosis dapat terdeksi secara klinis jika kadar Hb mencapai kadar kritis yaitu 5g/dl. Sianosis sangat
Sianosis Tidak ada
dipengaruhi oleh kadar hemoglobin.
(Sumber : Yanuarso , B.P. 2015. menuju diagnosis pemeriksaan apa yang perlu dilakukan Fakultas Kedokteran UI)
Bayi prematur BBLR, bayi dengan asfiksia, bayi dengan sepsis, distress pernapasan cenderung memiliki suhu yang
abnormal disebabkan oleh produksi panas yang buruk dan pengingkatan kehilangan panas. Kegagalan untuk
menghasilkan panas yang adekuat disebabkan tidak adanya jaringan adiposa yang mempunyai aktivitas metabolik
yang tinggi. Kehilangan panas yang meningkat karena adanya permukaan tubuh yang relatif besar dan tidak adanya
Suhu Tubuh 34,6֯C
CIRCULATION lemak subkutan, tidak adanya pengaturan panas bayi sebagian sibebakan oleh panas immature dari pusat pengatur
panas dan sebagai akibat kegagalan untuk memberikan respon terhadap stimulus dari luar.
(Sumber : Sarnah. 2017. Manajemen Aushan Kebidanan Pada Bayi Ny. “H” dengan Hipotermi dipuskemsa
Jumpandang Baru Makassar)
2 detik Capillary refill time adalah tes yang dilakukan cepat pada daerah kuku untuk memonitor dehidrasi dan jumlah aliran
CRT darah kejaringan (perfusi).
(Sumber : Purwati Sulastri. 2020. Tinjauan Elsevier Keperawatan Anak)
Normal Normal nadi 100- 160 x/menit. Nadi diukur untuk mengevaluasi denyut jantung
Frekuensi dan Denyut nadi kuat (Sumber : Purwati Sulastri. 2020. Tinjauan Elsevier Keperawatan Anak)
kekuatan Nadi dan regular.
122x/menit
LANJUTA
N APGAR SKOR
  Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Akronim
Warna Kulit Seluruh warna kulit warna kulit
badan tubuh normal tubuh, tangan,
biru atau merah muda, dan kaki Appearance
 
pucst tetapi tangan normal merah  
dan kaki muda, tidak  

kebiruan ada sianosis

Denyut Jantung        
tidak ada <100 kali atau menit >100 kali atau menit Pulse
  tidak ada meringis atau meringis atau
Respon respons menangis bersin atau batuk
Grimace
Reflek terhadap lemah ketika saat stimulasi
stimulasi distimulasi saluran napas

Tonus Otot lemah atau tidak ada sedikit gerakan bergerak aktif Activity
Pernafasan tidak ada lemah atau tidak teratur menangis kuat,
pernapasan baik dan Respiration
teratur

Total Skor : 8
(Normal)
LANJUTA
N
INTERPRETASI
Jumlah Skor SKOR
Interpretasi Catatan

7-10 Normal  

4-6
Memerlukan tindakan medis segera seperti
penyedotan lendir yang menyumbat jalan
Asfiksia Ringan
napas, atau pemberian oksigen untuk
membantu bernapas

0-3
Asfiksia Berat Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif

Sumber : Aris et all. 2017. Buku saku Praktik Klinik


Keperawatan
LANJUTA
N
PENILAIAN GCS PADA
NEONATUS
(Mata) Skor
Membuka secara spontan 4
Hanya terbuka dengan rangsangan teriakan/suara 3
Hanya terbuka dengan nyeri 2
Tidak ada respon 1
Verbal Skor Skor GCS keterangan
Menangis 5 ≥ 13 ringan
Menangis iritabel 4 9 – 12 sedang
Menangis terhadap nyeri 3 3-8 berat
Mengerang terhadap nyeri 2
Tidak ada respon 1
Motorik Skor
Referensi : CCSO (Critical Care Services Ontario. 2016. Guidelines
Melokalisasi nyeri 5
for Basic Paediatric
Fleksi - penarikan 4
Neurological Observation. Vol 1.0 : page 15
Fleksi terhadap nyeri (dekortikasi) 3
Ekstensi abnormal (deserebrasi) 2
Tidak ada respon 1
PENGKAJIAN SEKUNDER
Komponen Pada Kasus Kritisi Kelompok

A (Alergic) Tidak terdata dalam Respon alergi tergantung pada masing-masing pasien, karena itu perlu ditanyakan langsung kepada pasien ataupun keluarga dan
kasus sebelum memberikan terapi obat perlu dilakukan skin test untuk mengetahui apakah pasien alergi terhadap obat yang akan diberikan.

M (Medikamentosa)  Vitamin K 1 mg Pada neonatus, vitamin K diberikan untuk membantu proses pembekuan darah sehingga mencegah perdarahan pada bayi.
 ampisulbac 2 x 80 Ampisulbac merupakan gabungan dari ampicilin dengan sulbactam, ampicilin berguna untuk mencegah/mengobati infeksi oleh
mg gentamicin 1 x 8 bakteri,
mg Sedangkan sulbactam menghambat enzim betalaktamase yang diproduksi oleh bakteri sehingga sulbactam meningkatkan potensi
 San B plek 1x0,3 cc ampicilin.
 kafein oral 1x4mg Gentamicin berguna untuk membunuh dan mencegah pertumbuhan bakteri, serta sebagai antijamur.
San B plex berguna untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin pada neonatus. Kafein pada bayi digunakan untuk mengatur
pernapasan dengan menekan bagian otak yang membantu paru mereka mengembang

P (Pass medical Thermoregulasi Tindakan thermoregulasi pada bayi berguna untuk mengendalikan lingkungan bayi agar terjaga suhunya sehingga dapat
history) foto terapi meminimalkan pengeluaran energi. Suhu bayi merupakan faktor menentukan dampak indikator kualis resusitasi pelayanan
kesehatan. Temperatur suhu pada bayi baru lahir yang tidak mengalami asfiksia dipertahankan antara 35,5-37,5 derajat celsius saat
lahir hingga saat stabilisasi.
(Sumber : Roeslani. R .2015. Fakultas kedekteran universitas indonesia ilmu kesehatan anak)
Foto terapi digunakan pada bayi dengan hiperbilirubin untuk mengurangi kadar bilirubin pada bayi. Foto terapi biasanya digunakan
sebagai terapi pengobatan pada bayi baru lahir mengalami hiperbilirubin, karena dinilai aman dan efektif untuk menurunkan
bilirubin dalam darah.
LANJUTAN

L (Last meal / oral intake) ASI/PASI 10x 15-20cc Pemberian nutrisi yang adekuat pada bayi BBLR

E (Events/Environtment leading Bayi lahir prematur. Kondisi bayi yang lahir prematur disertai dengan asupan nutrisi ibu yang kurang selama
up to illness or injury) Selama mengandung ibu kehamilan, mengakibatkan BBLR, NKB serta hiperbilirubin.
muntah-muntah, makan
sedikit sampai usia
kehamilan 36 minggu
PENGKAJIAN

KELUHAN UTAMA Bayi lahir kembar dan prematur (rujukan RB Esta Aji Sukoharjo)
 Diagnosa medis: BBLR, KB, SMK, Spontan, hiperbilirubin indirect
 Tindakan operasi: Tidak ada
 Reflek menghisap klien kurang, klien mendapatkan terapi nutrisi per oral
dengan ASI/PASI 10 x 15-20 cc.
RIWAYAT PENYAKIT
 Kebutuhan cairan klien 160 cc/kgBB/hr.
SEKARANG
 Klien kencing sehari 4-6 kali dengan jumlah cukup.
 Klien minum ± 200-250 cc/hari
 Klien lebih banyak diam dan tidur di inkubator, klien menangis jika ada sesuatu
yang menganggu kenyamanan, kedinginan dan merasa lapar/haus
LANJUTAN

RIWAYAT
PENYAKIT Tidak ada
DAHULU

RiIWAYAT Keluarga tidak mempunyai Riwayat penyakit


PENYAKIT keturunan seperti ginjal, DM, Jantung, HT serta
KELUARGA cacat bawaan.
PENGKAJIA
N
PRENATAL Kasus Kritisi kelompok
Jumlah kunjungan Idealnya ibu hamil perlu berkunjung ke dokter kandungan/bidan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 8 kali. Perlu meluangkan waktu
5 kali sebulan sekali untuk memeriksakan diri ke dokter/bidan selama masa 6 bulan pertama kehamilan. Saat memasuki usia usia 7-8 bulan kehamilan,
lakukan pemeriksaan tiap 2 minggu sekali. (Mayo Clinik. 2015. Prenatal care: 1st trimester visits)
Penkes yg didapat Pada saat hamil, tubuh akan mengalami banyak perubahan fisik dan hormone. Pada kondisi ini, mungkin saja nafsu makan akan menurun karena
Nutrisi selama hamil mangalami mual dan muntah setiap hari. Kebutuhan setiap jenis nutrisi dimasa kehamilan berbeda dengan kebutuhan nutrisi saat tidak hamil. Pada
saat kehamilan, ibu memerlukan tambahan 300 kalori dari makanan, terutama di trimester kedua dan trimester ketiga. Kebutuhan vitamin ibu hamil
yang harus dipenuhi antaranya yaitu : vitamin A, vitamin C, vitamin B6, vitamin B12, dan vitamin D.
(Healthline. 2017. Nutritional Needs During Pregnancy)

Kenaikan BB selama hamil Kenaikan berat badan normal pada ibu hamil yaitu 12-18kg selama masa kehamilan jika gizi kurang selama masa kehamilan dapat berpengaruh
8 kg terhadap pertumbuhan janin dan dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat bdan rendah.
(Sumber : Dr. densa simblon et all. 2018. Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Energi Kronik dan Anemia Pada Ibu Hamil)

Komplikasi kehamilan Setiap trimester atau tahap kehamilan berlangsung antara 12-14 minggu. Ibu hamil akan merasakan gejala dan perubahan fisik yang mungkin
Muntah-muntah, makan sedikit berbeda di setiap trimesternya.
sampai usia kehamilan 36 • Trimester pertama
minggu Payudara terasa nyeri dan terlihat bengkak, tubuh terasa mudah lelah, mual dipagi hari (morning sickness) namun mual ini bisa saja muncul di saing
sore atau malam hari, emosi cenderung berubah-ubah.
• Trimester kedua
Pada tahap kehamilan ini, perubahan fisik mulai terlihat dan bentuk tubuh akan banyak berubah. Perut dan payudara bertambah besar, serta muncul
garis hitam pada perut. Stretch mart pun mulai muncul dibeberapa bagian tubuh, seperti payudara, bokong, paha, dan perut.
• Trimester ketiga
Gejala lain yang dapat muncul diantaranya : tubuh terasa cepat lelah, susah tidur, kram kaki terjadi lebih sering dari sebelumnya, payudara
mengeluarkan cairan, kulit kering dan gatal terutama pada bagian perut, varises, wasir, mengalami kontraksi palsu lebih sering.
(Mayo clinic. 2018. Third Trimester)
PENGKAJIA
N
INTRANATA
L
PADA KASUS KRITISI KELOMPOK
Awal persalinan Kala 1 12 jam Berbagai komplikasi pada saat persalinan yang
umum terjadi diantaranya : persalinan tidak maju
Lama persalinan Kala II 25 menit, Kala III 5 menit (failure to progress), bayi sungsang, prolaps tali
Komplikasi Tidak ada pusat, tali pusat melilit tubuh bayi, plasenta previa,
persalinan asfiksia perinatal, distosia bahu, rahim robek, berat
badan lahir rendah (BBLR), dan perdarahan berat.
(regnancy Birth & Baby. 2016. Lobour
Terapi yang Tidak ada Complications. Available at:)
diberikan
Cara melahirkan Spontan pervaginam
Tempat RSB
melahirkan
PENGKAJIAN
POSTNATAL PADA KASUS KRITISI KELOMPOK
Usaha napas Tanpa bantuan
Kebutuhan resusitasi Tidak ada Pada umumnya Resusitasi sering dilakukan pada bayi yang baru lahir,
Jenis dan lamanya dari 1 dan 5 menit : Suction terutama ketika melihat tanda-tanda bayi sulit bernapas setelah tali
Skor apgar : 7/8 pusatnya dipotong. Bila hal itu terjadi, maka tim medis akan langsung
melakukan resusitasi sampai bayi bisa bernapas dengan baik. Selain
membantu pernapasan, resusitasi bayi dapat mencegah kematian dan
gangguan kesehatan pada bayi, termasuk cedera otak, jantung, dan
ginjal.
(Medicine Net .2016. Medical Definition of Resuscitation)
Obat-obatan yang diberikan Vitamin K 1 mg Vitamin K sangat penting untuk membantu pembekuan darah, vitamin
pada neonatus K untuk bayi baru lahir pun direkomendasikan untuk diberikan. Pada
bayi baru lahir, vitamin K dapat mencegah kelainan perdarahan, yang
juga berakibat fatal pada bayi.
(Pregnancybirthbaby.org.au.kidshealth.org.nz)

Interaksi orang tua-bayi Kualitas : Berdasarkan observasi, ibu klien mengunjungi klien sehari minimal
4-5x untuk menyusui bayinya
Lamanya : Berdasarkan observasi, untuk lamanya sekitar 1-2 jam setiap kali
kunjungan.
Trauma lahir Tidak ada Trauma lahir ini biasanya terjadi akibat bayi yang dilahirkan dalam
persalinan normal mengalami cedera akibat tekanan saat melewati
jalan lahir. Namun dalam beberapa kasus, trauma ini bisa juga
disebabkan tindakan orang yang menolong persalinan tidak tepat.
Narkosis Tidak ada

Keluarnya urin/BAB Ada


Respon fisiologis atau Bayi menangis kuat saat merasa lapar/tidak nyaman dan menggenggam saat jari-
perilaku yang bermakna jarinya dipegang.
PEMERIKSAAN
FISIK
Tingkat kesadaran: Compos mentis GCS 14 (E:4 V:4 M:6)
SISTEM PADA KASUS KRITISI KELOMPOK

Kardiovaskuler Inspeksi : tidak terdata Pada bayi, normalnya pengisian CRT berlangsung selama < 2 detik.
Palpasi : CRT 2 detik, Nadi 122 x/mnt Bunyi S1 menandakan katup menutup selama awal sistol, untuk mencegah aliran
Perkusi : tidak terdata balik darah dan menimbulkan suara jantung pertama.
Auskultasi : S1 tunggal S2 split tidak konstan Bunyi S2 menadakan katup menutup pada akhir sistol mencegah aliran balik
darah dan menimbulkan bunyi jantung kedua.
(Sumber : Macleod, 2014)

Pernapasan Inspeksi : bernapas spontan, RR: 34 x/mnt, Diperlukannya penggunaan alat bantu napas pada bayi. Pada saat dilakukan
pergerakan dinding dada simetris auskultasi pada pasien BBLR biasanya terdengar suara ronkhi yang diakibatkan
Palpasi : tidak terdata gangguan pernafasan yang ditemukan terutama pada bayi premature akibat
Perkusi : tidak terdata kurangnya surfaktan sehingga mengakibatkan kolabs alveoli. Biasanya terdengar
Auskultasi : tidak ada suara napas tambahan suara stridor merupakan suara napas besar dan umumnya terdengar pada waktu
inspirasi. Stridor dan retraksi pada BBLR mungkin disebabkan oleh
laringomalasia (kelemahan laring). Penyebab sesak napas meliputi retensi cairan
pada paru, infeksi, imaturitas, aspirasi, kelainan kongenital, pneumothoraks, gagal
jantung, dan asidosis metabolik
(Sumber : Macleod, 2014)

Gastrointestinal Inspeksi : terpasang OGT, klien menangis jika Untuk nutrisi yang optimal, rekomendasi pemberian nutrisi pada bayi prematur
merasa lapar/haus, umbilikus normal, anus paten, harus berdasarkan berat lahir dan tahap perkembangan.
Klien minum ± 200-250 cc/hari Dengan memberikan ASI atau susu formula dapat memabntu menginkatkan berat
Palpasi : tidak terdata badan badn pada bayi dan nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi seperti protein
Perkusi : tidak terdata sederhana, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral dibutuhkan untuk
Auskultasi : tidak terdata pertumbuhan sel.
(Sumber : Elsevier. 2020. Keperawatan Anak)
LANJUTAN
Urinari Inspeksi : Kebutuhan cairan 160 cc/kgBB/hr. Klien Perlu dilakukan monitoring terhadap kondisi urin bayi
BAK sehari 4-6 kali dengan jumlah cukup. seperti warna dan frekuensi BAK. Hal ini diesebakan
Palpasi : tidak terdata karena ginjal belum matang BAK 24 jam pertama :
20x sehari pada usai 2 minggu.
(Sumber : Elsevier. 2020

Integumen Inspeksi : warna kulit pink, pasien menggunakan Seharusnya temuan warna kulit adalah jaundice
incubator karena bayi mengalami hiperibilirubin
Palpasi : suhu 34,60C

Muskuloskeletal Inspeksi : semua ekstremitas bergerak dengan baik, Belum banyak pengkajian yang dapat dilakukan
ekstremitas simetris, Palpasi : tidak terdata terhadap musculoskeletal pada bayi karena belum
berkembang secara utuh

Neurosensori Reflek: moro (+), menggenggam (+), menghisap Permasalahan medis bayi prematur yang dapat
lemah ditemukan yaitu inkoordinasi refleks menghisap dan
bernapas

Penginderaan Mata bersih, telinga normal, hidung bilateral, palatum Belum banyak pengkajian yang dapatdilakukan
normal terhadap penginderaan pada bayi karena belum
berkembang secara utuh
DATA
TAMBAHAN
PADA KASUS KRITISI KELOMPOK

Pola aktivitas dan sosial Pola aktivitas dan social


Pada kasus terlampir hubungan orang tua dengan bayi,lingkungan rumah bayi akan Pada bayi yang mengalami BBLR umumnya bayi terlihat lemah , tangis bayi
tinggal bersama orang tua bayi dan neneknya lingkungan rumah bersih ,sumber air lemah ,bayi tidak aktif dan terdapat tremor pada bayi.
minum ,terdapat jamban dan SPAL.

Status nutrisi BBLR, Reflek menghisap klien kurang, Klien mendapatkan terapi Status Nutrisi
nutrisi peroral denganASI/PASI 10x 15-20cc Reflek menelan pada bayi yang mengalami BBLR umumnya ditemukan belum
sempurna atau lamban oleh sebab itu diperlukan pemberian nutrisi yang cermat
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.Rukiyah & Yulianti (2012)

Status cairan kebutuhan cairan klien 160 cc/kgBB/hr.klien kencing sehari 4-6 kali Status cairan
dengan jumlah cukup klien minum kurang lebih 200-250 cc/hari Pemberian cairan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tubuh agar berat badan
bayi kembali normal , pemberian cairan daoat berupa ASI,PASI dan dapat melalui
parenteral sesuai dengan kebutuhan yang di perlukan.
Pengkajian laktasi Klien diberikan terapi nutrisi peroral ,reflex menghisap klien Pengkajian Laktasi
kurang, berdasarkan observasi ibu klien mengunjungi klien 4-5 kali sehari untuk Pada bayi BBLR umunya ditemukan Refleks yang lemah atau tidak adekuat dalam
menyusui bayinya menyusui sehingga pemenuhan laktasi sering tidak terpenuhi.
LANJUTAN

 Pemeriksaan tingkat perkembangan Pada kasus terlampir: Pemeriksaan perkembangan Diperkirakan sebanyak 10-15% bayi prematur atau
 Menangis bila tidak nyama dengan berat lahir rendah mengalami gangguan perkembangan, serta bayi yang
 Membuat suara tenggorokan yang pelan lahir dengan berat lahir sangat rendah berisiko 3-4 kali lebih besar untuk
 Memandang wajag dengan sungguh-sungguh(-) mengalamai gangguan perkembangan. Bayi dengan berat lahir rendah memiliki
 Mengeluarkan suara kelainan otak yang dapat diamati melalui MRI serta berisiko lebih besar
 Berespon secara berbeda terhadao objek yang berbeda(-) mengalami kelainan sinyal dengan jumlah yang lebihbesar. Selain itu bayi dengan
 Dapat tersenyum berat lahir rendah, prematur, dan berat lahir sangat rendah memiliki kadar serum
 Menggerakan kedua lengan dan tungkai sama mudahnya ketika terlentang CRP yang lebih tinggi. CRP adalah protein plasma yang terlibat dalam respon
 Memberikan reaksi dengan melihat kearah sumber cahaya (misal lampu senter inflamasi dan diproduksi saat terjadi kematian atau cedera sel. Artinya kematian
digerakanke kiri dan kanan sel otak, cedera sel otak, atau inflamasi pada sel otak pada bayi prematur, BBLR,
 Mengoceh dan memberikan reaksi terhadap suara(-) BBLSR lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang lahir normal. Kelainan ini
 Membalas senyuman (-) dapat menetap dan berdampak sampai bayi berusia remaja. Pengkajian yang
umumnya digunakan dalam pemeriksaan perkembangan ialah Denver II(Denver
Devlopmental Screening Test II)yang dapat digunakan untuk usia 6 tahun
kebawah.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG Kritisi Pemeriksaan Laboratorium Kasus dari Kelompok
Dari hasil kritisi kelompok untuk kasus pasien hanya terlampir hasil pemeriksaan laboratorium :

 Glukosa menurun yaitu 36 mg/dL Nilai normalnya BBL (>1hari) yaitu 50-90 mg/Dl jumlah glukosa menurun menandakan pasien mengalami (hipoglikemia).
 Leukosit normal yaitu 9,0 X103/Ul Nilai normalnya 4,8-10,8 X103/Ul
 Eritrosit normal yaitu 6,10 X103/Ul Nilai normalnya 4,7-5,4 X103/Ul
 Trombosit nenurun yaitu 78 X103/Ul Nilai normalnya 150-450 X103/Ul jumlah trombosit menurun menandakan pasien mengalami perdarahan spontan dalam jangka waktu yang lama,
peningkatan waktu perdarahan petekia/ekimosis.
 Hematokrit meningkat yaitu 58,4% Nilai normalnya 37-47% jumlah hematokrit meningkat kemungkinan menandakan pasien mengalami eritrositosis atau polisitemia.
 MCH normal yaitu 27,9 Nilai normalnya 27-31 pg
 MCHC normal yaitu 35,8 g/dl Nilai normalnya 33-37 g/dl
 Natrium normal yaitu 141,7mmol/L Nilai normalnya 136-145mmol/L
 Kalium meningkat yaitu 6,85mmol/L Nilai normalnya 3,1-5mmol/L jumlah kalium meningkat menandakan pasien mengalami Pada kondisi hyperkalemia (yang menunjukkan kelebihan

kalium dari jumlah normal), terdapat faktor yang mempengaruhi penurunan ekskresi kalium yaitu: gagal ginjal, kerusakan sel (luka bakar, operasi), asidosis, penyakit Addison, diabetes yang tidak
terkontrol dan transfusi sel darah merah.
 Hemoglobin meningkat yaitu 20,9 g/dL Nilai normalnya 12-16g/dL Nilai >20g/dL menandakan pasien mengalami kapiler clogging sebagai akibat hemokonsenstras dan ketidaknormalan
sel darah merah yang tinggi (contoh: eritrositosis, polisitemia).
 Chloride Normal yaitu 100,8mmol/L Nilai normalnya 97-110 mEq/L
 Calsium menurun yaitu 1,94mmo;/L Nilai normalnya bayi 4-7hari 9,0-10,2mg/dL Hipokalsemia dapat diakibatkan oleh hiperfosfatemia, alkalosis, osteomalasia, penggantian kalsium yang

tidak mencukupi, penggunaan laksatif, furosemide, dan pemberian kalsitonin. Pseudohipokalsemia kadang-kadang ditemukan bila konsentrasi albumin rendah karena adanya gabungan kalsium
dengan albumin.

Seharusnya pada kasus melampirkan pemeriksaan darah secara lengkap meliputi (hematologi, kimia klinik, analisa gas darah, elektrolit), selain itu yang harus dilampirkan yaitu pemeriksaan darah rutin,
bilirubin, kadar elektrolit, untuk memudahkan tenaga medis dalam mendeteksi penyakit, menentukan resiko, memantau perkembangan penyakit dan memantau sejauh mana perkembangan
LANJUTAN
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARI KELOMPOK
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL PENJELASAN
TES DARAH RUTIN
Kalsium (Ca) 1,94mmol/L Janin: 5,0-6,0mg/dL Batas nilai yang membahayakan : <2,2 atau > 7mg/dl.
BBL : Untuk mengetahui fungsi fungsi paratiroid,
3-24 jam= 4,3-5,1 mg/dL metabolisme kalsium, memonitor pasien dengan gagal
24-48 jam = 4,0-4,7 mg/dL ginjal, transplantasi ginjal, memonitor kadar Ca setelah
Setelah 48 jam = 4,8-4,92 transfusi darah dalam jumlah besar
mg/dL
Klorida (CI) 100,8 mmol/L Janin : 96-104mEq/L Batas yang membahayakan : <80-115 mEq/L.
BBL : 97-110 mEq/L Dilakukan pemeriksaan dengan elektrolit lain untuk
lebih mengetahui kesinambungan asam basa
Kolesterol total Tidak terlampir pada kasus 170-199 mg/dl
Dibawah nilai normal : <170mg/dl
Tinggi : >200 mg/dl
Digunakan sebagai bagian dari panel lipid untuk
mengidentifikasi pasien yang berisiko memiliki
penyakit arteriosklerosis pada jantung.
Laju Endapan Darah (LED) Tidak terlampir pada kasus Metode westergren Digunakan untuk memonitor berbagai penyakit,
BBL : 0-2mm/jam respons dari terapi, dapat juga digunakan untuk
Anak : 0-10mm/jam perbedaan berbagai penyakit.
Metode Wintrobe
Anak : 0-13mm/jam
LANJUTAN
Glukosa 36 mg/dL
Janin : 45-96mg/dl Batas nilai yang membahayakan
BBL 1hari : 40-60mg/dl BBL : <30 dan >300mgdl
BBL >1 hari : 50-90mg/dl Bayi : <40mg/dl
  Digunakan untuk memonitor hiper/hipoglikemia, risiko
diabetes, respons terhadap kerja insulin.
Hormon pertumbuhan (GH,
Tidak terlampir pada kasus 1 hari : 5-53 ng/dl Digunakan untuk mengetahui hormon pertumbuhan pada
Somatotroponin)
1 minggu : 5-27ng/ml remaja dengan pertumbuhan yang lambat, keterlambatan
1-12 bulan : 2-10ng/ml kematangan seksualitas, juga untuk menentukan kelebihan
hormon pada pasien dengan akromegali
Hemotokrit (HCT) 58,4% 1 hari : 0,48-0,69 volume fraction Batas nilai yang membahayakan : <0,15 atau >0,60
2 hari : 0,48-0,75 volume fraction Dievaluasi sebagai darah lengkap;digunakan untuk
3 hari : 0,44-0,72 volume fraction mengevaluasi kondisi dari ketidaknormalan sel darah merah
2 bulan : 0,28-0,42 volume fraction yang rendah (contoh, anemia) atau ketidaknormalan sel darah
6-12 tahun : 0,35-0,45 volume fraction merah yang tinggi (contoh : eritrositosis, polisitemia).
12-18 tahun :
Laki-laki 0,39-0,49 volume fraction
Perempuan 0,36-0,45 volume fraction
Hemoglobin (Hb) 20,9 mg/dL 1-3hari: 14,5-22,5 g/dl Batas nilai yang membahayakan <5 g/dl - >20 g/dl
2 bulan : 9,0-14,0 g/dl Dievaluasi sebagai bagian dari darah lengkap; digunakan
6-12 tahun : 11,5-15,5 untuk mengavaluasi kondisi dari ketidaknormalan sel darah
12-18 tahun : merah yang rendah (contoh:anemia) atau ketidaknormalan sel
Laki-laki = 13,0-16,0 g/dL darah merah yang tinggi (contoh: eritrositosis, polisitemia).
Perempuan : 12,0-16.0 g/dL
LANJUTAN
MCH 27,9 pg Indeks MCH adalah nilai yang mengindikasikan berat Hb rata-rata di dalam sel darah
27-31pg
merah, dan oleh karenanya menentukan kuantitas warna (normokromik, hipokromik,
hiperkromik) sel darah merah. MCH dapat digunakan untuk mendiagnosa anemia.
Peningkatan MCH mengindikasikan anemia makrositik Penurunan MCH
mengindikasikan anemia mikrositik.

MCHC 33-37 g/dL Indeks MCHC mengukur konsentrasi Hb rata-rata dalam sel darah merah; semakin
35,8 g/dl
kecil sel, semakin tinggi konsentrasinya. Perhitungan MCHC tergantung pada Hb
dan Hct. Indeks ini adalah indeks Hb darah yang lebih baik, karena ukuran sel akan
mempengaruhi nilai MCHC, hal ini tidak berlaku pada MCH. Implikasi Klinik:
MCHC menurun pada pasien kekurangan besi, anemia mikrositik, anemia karena
piridoksin, talasemia dan anemia hipokromik.
MCHC meningkat pada sferositosis, bukan anemia pernisiosa.
LANJUTAN
Immunoglobun A (IgA) Tidak terlampir pada kasus Janin : 1,4-3,6 mg/dL Digunakan untuk mengevaluasi rheumatoid, gangguan
1-3 bulan : 1,3-53 mg/dL autoimun, luka bakar, anak dengan asma, penyakit hati
4-6 bulan : 4,4-8,4 mg/dL kronis.
7-12 bulan : 11-106 mg/dL
2-5 tahun : 14-159 mg/dL
6-10 tahun : 33-236 mg/dL
Dewasa : 70-312 mg/dL
Immunoglobin D (IgD) Tidak terlampir pada kasus BBL : Tidak terdeteksi Digunakan untuk mengetahui infeksi kronik, penyakit
Setelah usia bayi baru lahir : 0- jaringan ikat, AIDS.
8mg/dL
Immunoglobin E (IgE) Tidak terlampir pada kasus Laki-laki : 0-230 IU/mL Digunakan untuk mengevaluasi reaksi alergi
Perempuan : 0-170 IU/mL
Immunoglobin G (IgG) Tidak terlampir pada kasus Janin : 636-1606 mg/dL Digunakan untuk mengetahui kronik, infeksi berulang,
1 bulan : 251-906 mg/dL penyakit hati, limpoma, TBC, rematoid atritis, LUPUS,
2-4 bulan : 176-601 mg/dL AIDS, anemia apiastik, penyakit autoimun.
5-12 bulan : 172-1.069 mg/dL
1-5 tahun : 345-1.236 mg/dL
6-10 tahun : 608-1.572 mg/dL
Dewasa : 639-1.249 mg/dL
LANJUTAN
Immunoglobin M (IgM) Tidak terlampir pada kasus Janin : 6,3-25mg/L Digunakan untuk mendeteksi infeksi bawaan; mendiagnosa,
1-4 bulan : 17-105 mg/dL evaluasi dan memonitor infeksi.
5-9 bulan : 33-126mg/dL
10-12 bulan : 41-173 mg/dL
2-8 tahun : 43-207 mg/dL
9-10 tahun : 52-242 mg/gL
Zet Besi (Fe) Tidak terlampir pada kasus BBL : 100-250 mcg/dL Keracunan pada anak : 280-2.550 mcgdL
Bayi : 40-100 mcg/dL Digunakan untuk mengetahui penyimpanan zat besi.
Anak : 50-120 mcg/dL
Timbal (Pb) Tidak terlampir pada kasus Anak : <10 mcg/dL Batas nilai yang membahayakan
  Anak-anak : >70 mcg/dL
Dewasa : >70mcg/dL
Digunakan untuk mengetahui keracunan oleh timbal.
Magnesium (Mg) Tidak terlampir pada kasus BBL : 1,2-2,0 mmol/L Batas nilai yang membahayakan : <0,5 atau >3 mEq/L
1-4 : 1,4-1,7mmol/L
 
Saturasi Oksigen (SaO2) Tidak terlampir pada kasus BBL : 85-90% Batas nilai yang membahayakan : <75%
  Digunakan untuk monitor status oksigen pasien.
LANJUTAN
Phenilalanine Tidak terlampir pada kasus Prematur : 2,0-7,5 mg/dL Digunakan untuk mengetahui Phenil keton uria (PKU) pada
BBL : 1,2-3,4 mg/dL bayi baru lahir.
Trombosit 78 x103/mm3 <1minggu : 84-478 x103/mm3 Batas nilai digunakan yang membahayakan : <50 x x103/mm3
Setelah usia 1 minggu : 150-400 Digunakan untuk mengevaluasikan trombositopenia;
x103/mm3 trombositosis, polisitemia
Potasium (K) Tidak terlampir pada kasus BBL : 3,0-6.0 mmol/L Batas nilai yang membahayakan
  BBL : <2,5 atau >8 mEq/L
Digunakan untuk menilai keadaan hiper/hipokalemia.
Eritrosit 6,10 x103/mm3 Janin : 3,9-5,5 juta/mm3 Fungsi utama eritrosit adalah untuk mengangkut oksigen dari
1-3 hari : 4.0-6,6 juta/mm3 paru-paru ke jaringan tubuh dan mengangkut CO2 dari
1 minggu 3,9-6,3 juta/mm3 jaringan tubuh ke paru-paru oleh Hb.
2 ming
 Jumlah sel darah merah menurun pada pasien anemia
leukemia, penurunan fungsi ginjal, talasemin, hemolisis
dan lupus eritematosus sistemik. Dapat juga terjadi
karena obat (drug induced anemia). Misalnya:
sitostatika, antiretroviral.
 Sel darah merah meningkat pada polisitemia vera,
polisitemia sekunder, diare/dehidrasi, olahraga berat,
luka bakar, orang yang tinggal di dataran tinggi.
Natrium 141,7 mmol/L  Bayi baru lahir: 134 sampai 146 mEq/L Batas nilai yang membahayakan <120 atau >160
atau 134 sampai 146 mmol/L mEq/L
 Bayi: 139 sampai 146 mEq/L atau 139  
sampai 146 mmol/L Digunakan untuk menentukan hiper/hipo
 Anak: 138 sampai 145 mEq/L atau 138 natremia
sampai 145 mmol/L
 Setelah usia anak 136 sampai 146 mEq/L
atau 136 sampai 146 mmol/L
Teofilin Tidak terlampir pada kasus  Brokodilator 10 sampai 20 mcg/mL atau Digunakan untuk memonitor konsentrasi
56 sampai 110 umol/L terapetik dari theopilin dalam tubuh
 Apnea premature 5-10 mcg/mL atau 28
sampai 56 umol/L
 Konsentrasi toksik > 20 mcg / mL atau >
110 umol/L
Trigliserida Tidak terlampir pada kasus  Janin Batas nilai yang membahayakan >400 mg/dL
 Laki-laki: 10 sampai 98 mg/dL atau 0,10  
sampai 0,98 g/L Pemeriksaan menunjukan bagian dari profil
 Perempuan: 10 sampai 98 mg/dL atau lipid: digunakan untuk menilai resiko penyakit
0,10 sampai 0,98 g/L koronaria dan vaskuler
 0 sampai 5 tahun
 Laki-laki: 30 sampai 86 mg/dL atau 0,30
sampai 0,86 g/L
 Perempuan: 32 sampai 99 mg/dL atau
0,32 sampai 0,99 g/L
LANJUTAN
Leukosit 9,0 x103/mm3 Janin: 9,0 sampai 3,0 x 1000 sel/ Batas nilai yang membahayakan <2,5 atau >30 x 1000
mm³ sel/mm³
24 jam : 9,4 sampai 34,0 x 1000  
sel/mm³ Digunakan untuk memonitor infeksi, inflamasi, kerusakan
1 bulan: 5,0 sampai 19,5 x 1000 sumsum tulang
sel/mm³
Hitung jenis leukosit Tidak terlampir pada kasus  Mielosit: 0% dari Digunakan untuk menentukan bakteri penyebab infeksi yang
keseluruhan darah atau 0 sedang berkembang, infeksi akut yang disebabkanoleh virus,
sel/mm³ reaksi alergi
 Neutrophil
 Bands: 3% sampai 5%dari
keseluruhan darah
 Segs: 54% sampai 64 %dari
keseluruhan darah
 Limfosit 25% sampai 33%
dari keseluruhan darah
 Monosit 3% sampai 7% dari
keseluruhan darah
 Eosinofil : 1% sampai 3 %
dari keseluruhan darah
 Basophil : 0%sampai 0,75%
dari keseluruhan
LANJUTAN
TES HEMOSTASIS
Waktu Pembekuan Tidak terlampir pada kasus  Tabung kaca: 5 sampai 8 Digunakan untuk mengukur efek antikoagulan dari thrombin
menit inhibitor; defisiensi faktor pembekuan
 Suhu ruangan: 5 sampai 15
menit
 Tabung silicon: 30 menit
Level Fibrinogen Tidak terlampir pada kasus Tingkat plasma normal Batas nilai yang membahayakan <100 mg/dL
 Bayi baru lahir: 125 sampai  
300 mg/dL atau 1,25 sampai Digunakan untuk mengevaluasi penyakit liver, malnutrisi,
3,00 g/L karsinoma tingkat lanjut, penyakit jantung coroner, reaksi
 Setelah usia bayi baru lahir; peradangan
200 to 400 mg/dL or 2,00 to
4,00 g/L
Partial Thromboplastin (PTT) Tidak terlampir pada kasus  Tidak teraktivasi: 60 sampai Batas nilai yang membahayakan > 100 detik
85 detik  
 Teraktivitasi : 25 to sampai Digunakan untuk mengevaluasi defisiensi faktor pembekuan,
35 detik defisiensi vitamin K, koagulasi intravascular desiminata.
Partialrombin Time (PT) Tidak terlampir pada kasus  Satu tahap Digunakan untuk mengevaluasi defisiensi faktor pembekuan
 Secara umum 11 sampai 15
detik
 Bayi baru lahir: memanjang
antara 2 sampai 3 detik
 Dua tahap yang dimodifikasi:
LANJUTAN
Thrombin Time Tidak terlampir pada kasus Waktu control ±2 detik saat control Digunakan untuk skrining tes cepat defisiensi fibrinogen
adalah detik ke 9 sampai 13

TES ASAM - BASA

Anion Gap (AG) Tidak terlampir pada kasus Jika potassium digunakan dalam Jika potassium tidak digunakan dalam perhitungan 12± 4
perhitungan: 16 ± 4 mEq/L mEq/L
Anion gap (AG) digunakan untuk mengidentifikasi asidosis
metabolik
Base Excess (Sel Darah dan Plasma) Tidak terlampir pada kasus  Bayi baru lahir: - 10 sampai Base Excess (Sel darah dan plasma) digunakan untuk
(BE) -2 mEq/L atau -10 sampai -2 menentukan asidosis metabolic atau alkalosis
mmol/L
 Bayi: -7 sampai -1 mEq/L
atau -7 sampai -1 mmol/L
 Anak: -4 sampai +2 mEq/L
atau -4 sampai +2 mmol/L
 Remaja dan dewasa: -3
sampai +3 mEq/L atau -4
sampai +2 mmol/L
Bikarbonat (HCO3) Tidak terlampir pada kasus  Arteri : 21 sampai 28 mEq/L Batas nilai yang membahayakan: <15 atau >40 mEq/L
atau 21 sampai 28 mmol/L  
 Vena : 22 sampai 29 mEq/L HCO3 digunakan untuk menentukan asidosis metabolic atau
atau 22 sampai 29 mmol/L alkalosis
LANJUTAN
PCO2 (Karbon dioksida, Tekanan Tidak terlampir pada kasus  Nilai normal arteri sel darah dan plasma/ Batas nilai yang membahayakan : < 20 atau >60 mm
parsial) whole blood Hg
 Bayi baru lahir 27 sampai 40 mm Hg atau  
3,6 sampai 5,3 kPa (kilopascals) Pco2 digunakan untuk menentukan asidosis atau
 Bayi : 27 sampai 41 mm Hg atau 3,6 alkalosis primer pada pernapasan
sampai 5,5 kPa
 Usia setelah bayi
 Laki-laki: 35 sampai 48 mm Hg atau 4,7
sampai 6.4 kPa
 Perempuan : 32 sampai 45 mm Hg atau
4,3 sampai 6,0 kPa
PO2 (Oksigen, Tekanan parsial) Tidak terlampir pada kasus  Lahir : 8 sampai 24 mm Hg atau 1,1 to 3,2 Batas nilai yang membahayakan : <40 mm Hg setelah
kPa (kilopascals) 1 jam
 5 sampai 10 menit : 33 sampai 75 mm Hg  
atau 4,4 sampai 10,0 kPa Secara tidak langsung mengukur kandungan O2 dalam
 30 menit: 31 sampai 85 mm Hg atau 4,1 darah arteri
sampai 11,3 kPa
 >1 jam : 55 sampai 80 mm Hg atau 7,3
sampai 10,6 kPa
 1 hari: 54 to 95 mm Hg or 7,2 to 12,6 kPa
 Usia setelah satu hari (berkurang seiring
usia): 83 to 108 mm Hg or 11 to 14,4 kPa
LANJUTAN
pH Tidak terlampir pada kasus  Premature (48 jam ) : 7,35 sampai 7,50 Batas nilai yang membahayakan : <7,25 or >7,55
pH atau H+konsentrasi dari 31 sampai 44  
nmol/L Digunakan untuk mengukur keasaman atau kadar
 Lahir, cukup umur : 7,11 sampai 7,36 pH alkalin darah
atau H+konsentrasi dari 43 sampai 77
nmol/L
 5 sampai 10 menit: 7,09 sampai 7,30 pH
atau H+ konsentrasi dari 50 sampai
81nmol/L
 30 menit : 7,21 sampai 7,38 pH or H+
konsentrasi 41 sampai 61 nmol/L
 > 1 jam : 7,26 sampai 7,49 pH atau H+
konsentrasi 32 sampai 54 nmol.L
 1 hari: 7,29 sampai 7,45 pH atau H+
konsentrasi dari 35 sampai 51 nmol/L
 Usia setelah satu hari: 7,35 sampai 7,45
pH atau H+ konsentrasi dari 35 sampai 44
nmol/L
LANJUTAN

TES URINE
Tes Kimia Tidak terlampir di kasus  pH : 4,6 sampai 8,0 (rata-rata 6,0) Tes kimia bertujuan untuk mendeteksi
 Protein: penyakit, mengetahui fungsi organ,
 0 sampai 8 mg/dL atau 0 sampai 80 mg/L mendeteksi racun, obat, atau zat
 Saat istirahat : 50 sampai 80 mg/d tertentu dan memeriksa kondisi
 Setelah aktivitas berat: <250 mg/d kesehatan secara keseluruhan
 Glukosa
 Kuantitatif : <0,5 mg/d atau <2,8 mmol/d
 Kualitatif: negative
 Keton negative
 Leukosit esterate : negative
 Nitrat negatif
Tes Fisik Tidak terlampir pada kasus  Volume Untuk melihat kelainan pada urin
 Penampilan : jernih
 Warna : kuning
 Bau: aroma khas
 Nilai normal 24 jam
 Bayi baru lahir : 50 sampai 300 mL/d atau 0,05 sampai 0,3 L/d
 Bayi: 350 sampai 550 mL/d atau 0,35 sampai 0,5 L/d
 Anak: 500 sampai 1000 mL/d atau 0,7 sampai 1,4 L/d
 Remaja : 700 sampai 1400 mL/d atau 0,7 sampai 1,4 L/d
 Usia setelah remaja
 Laki-laki: 800 sampai 1800 mL/d atau 0,8 to 1,8 L/d
 Perempuan: 600 sampai 1600 mL/d atau 0,6 sampai 1,6 L/d
 Usia setelah remaja
 Laki-laki : 800 sampai 1800 mL/d atau 0,8 to 1,8 L/d
 Perempuan: 600 sampai 1600 mL/d atau 0,6 sampai 1,6 L/d
 Gaya berat spesifik
 Secara acak
 Bayi baru lahir : 1.001 sampai 1.020
 Dewasa 1.002 sampai 1.030
 24 jam
 1.015 sampai 1.025
 12-jam setelah pembatasan cairan
 >1.025
 Osmolalitas
 Secara acak: 50 sampai 1400 mOsm/kg H₂O, tergantung pada pemasukan cairan
 12 jam setelah pembatasan cairan > 850 mOm / kg H₂O
 24 jam: 300 smapai 900 mOsm / kg H₂O
LANJUTAN
Tes Mikroskopik Tidak terlampir pada kasus  Jenis sel darah putih: 0 sampai 4 per-lapang Pemeriksaan mikroskopik diperlukan untuk mengamati sel
pandang kecil/LPK dan benda berbentuk partikel lainnya
 Jumlah sel darah merah: ≤2 per- lapang
pandang kecil/L PK
 Cast sel darah merah: negative
 Bakteri: negative
 Cast: negative
 Kristal: negative
 Kultur urin dan sensitivitas (C&S)
 Penemuan normal
 Negative: < 10,000 bakteri/ mL urine
 Positif: > 100,000 bakteri/mL urine
TES FUNGSI GINJAL
Nitrogen urea Tidak terlampir pada kasus  Nilai normal serum Batas nilai yang membahayakan : > 100 mg/dL indikasi
 Janin: 21 sampai 40 mg/dL kerusakan ginjal yang serius
 Bayi baru lahir: 3 sampai 12 mg/dL  
 Bayi: 5 sampai 18 mg/dL Digunakan untuk mengukur fungsi ginjal dan fungsi hati
 Anak : 5 sampai 18 mg/Dl
 Dewasa: 10 sampai 20 mg/dL
LANJUTAN
Kreatinin kinase (CK, CKP) Tidak terlampir pada kasus  Janin: 70 sampai 380 U/L Digunakan untuk menentukan luas kerusakan otot
 5 sampai 8jam : 214 sampai 1175 U/L miokardial
 24 sampai 33 jam: 130 sampai 1200 U/L
 72 sampai 100 jam: 87 sampai 725 U/L
 Dewasa : 5 sampai 130 U/L
Kreatinin Tidak terlampir pada kasus  Bayi baru lahir: 0,3 sampai 1,2 mg/dL Batas nilai yang membahayakan > 4 mg/dL indikasi
 Bayi 0,2 sampai 0,4 mg/dL kerusakan serius pada fungsi ginjal
 Anak: 0,3 sampai 0,7 mg/dL  
 Remaja: 0,5 sampai 1,0 mg/dL Digunakan untuk memperkirakan laju filtrasi glomelurus
 Dewasa:
 Laki-laki: 0,6 sampai 1,2 mg/dL
 Perempuan : 0,5 sampai 1,1 mg/dL
Creatinine clearance (endogen) Tidak terlampir pada kasus  Bayi baru lahir: 40 smapao 65 mL/min Digunakan untuk mengetahui sindrom output yang
 <40 tahun tinggi pada jantung, kerusakan fungsi ginjal, kondisi
 Laki-laki: 107 sampai 139mL/min yang disebabkan menurunnya laju filtrasi
 Perempuan : 87 sampai 107 mL/min
Asam urat Tidak terlampir pada kasus  Bayi baru lahir : 2,0 sampai 6,2 mg/dL Batas nilai yang membahayakan >12 mg/dL
 Anak : 2,5 sampai 5,5 mg/dL  
 Dewasa: Digunakan untuk menilai produksi berlebih dari asam
 Laki-laki: 4,0 sampai 8,5 mg/dL urat atau penurunan ekskresi asam urat (contoh gagal
 Perempuan : 2,7 sampai 7,3 mg/dL ginjal)
 Nilai normal urine
250 sampai 750 mg/24 jam (A40)
BILIRUBIN
Bilirubin total Tidak terlampir pada kasus <12 mg/dL Cek bilirubin total adalah pemeriksaan untuk
mengukur jumlah total bilirubin dalam darah.
Bertujuan untuk mengevaluasi fungsi hati atau
membantu mendiagnosis anemia yang disebabkan oleh
kerusakan sel darah merah (anemia hemolitik).
Bilirubin direct Tidak terlampir pada kasus 0,0- -8 mg/dL Cek bilirubin direk bertujuan untuk mengukur jumlah
bilirubin direk di dalam darah. Dari hasil pemeriksaan
ini, akan diketahui kemungkinan lokasi terjadinya
gangguan. Dalam kondisi normal alias tidak ada
kelainan, bilirubin direk sebenarnya hampir tidak
pernah ditemukan dalam darah. Hal itu terjadi karena
proses pembuangan yang terjadi cepat
Bilirubin indirect Tidak terlampir pada kasus 0,0- -0,8 mg/dL Bilirubin indirek artinya bilirubin yang harus berikatan
dengan protein (albumin) agar dari darah bisa masuk
ke dalam hari.
KIMIA KLINIK
Albumin Tidak terlampir pada kasus 3,5-5,5 mg/dL Albumin di sintesa oleh hati dan mempertahankan
keseimbangan distribusi air dalam tubuh (tekanan onkotik
koloid). Albumin membantu transport beberapa komponen
darah, seperti: ion, bilirubin, hormon, enzim, obat.
 Nilai albumin meningkat dari ambang batas normal
dapat terjadi pada keadaan dehidrasi.
 Nilai albumin menurun dari ambang batas dapat
terjadi pada keadaan: malnutrisi, sindroma absorpsi,
hipertiroid, kehamilan, gangguan fungsi hati, infeksi
kronik, luka bakar, edema, asites, sirosis, nefrotik
ANALISA GAS
DARAH
RESPON
DISORDER pH PRIMER
KOMPENSASI

ASIDOSIS
METABOLIK  HCO3-  pCO2 

ALKALOSIS
METABOLIK  HCO3-  pCO2 

ASIDOSIS
RESPIRATORI  pCO2  HCO3- 

ALKALOSIS
RESPIRATORI  pCO2  HCO3- 

Sumber :
Kementrian RI. (2011). Pedoman Interpretasi Data Klinis. Jakarta.
AIPNI & AIPVIKI. (2019). Tinjauan Elsevier Keperawatan Anak Edisi 1. Singapore
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

KRITISI PEMERIKSAAN PENUNJANG KASUS DARI KELOMPOK


Dari hasil kritisi kelompok dilihat dari kasus Ny.S.I dengan diagnosa medis BBLR, NKB,
SMK dan hiperbilirubin indirect tidak melampirkan pemeriksaan penunjang seperti Foto
rontgen, USG (ultrasonografi) kepala, Skor Ballard, Tes kocok (shake test) seharusnya pada
kasus melampirkan pemeriksaan penunjang agar memudahkan tenaga medis memberi
kejelasan dan kepastian terkait penyakit yang diderita pasien, dan untuk memudahkan dokter
dalam mendiagnosis pasien.
LANJUTAN
PEMERIKSAAN PENUNJANG TAMBAHAN DARI KELOMPOK
NO PEMERIKSAAN KRITISI DARI KELOMPOK

1. Pemeriksaan Skor Ballard Seharusnya pada kasus BBLR (Byi berat lahir rendah) dan NKB (Neonatus kurang bulan) dilakukan
• Postur pemeriksaan penunjang yaitu :
Pemeriksaan Skor Ballard merupakan pemeriksaan dengan penilaian maturitas neuromuskuler dan
maturitas fisik.
Penilaian Maturitas Neuromuskular
 Postur, Tonus otot tubuh tercermin dalam postur tubuh bayi saat istirahat dan adanya tahanan saat
otot diregangkan.
 Square window, Fleksibilitas pergelangan tangan dan atau tahanan terhadap peregangan ekstensor
memberikan hasil sudut fleksi pada pergelangan tangan. Pemeriksa meluruskan jarijari bayi dan
menekan punggung tangan dekat dengan jari-jari dengan lembut.
 Arm recoil, Manuver ini berfokus pada fleksor pasif dari tonus otot biseps dengan mengukur sudut
• Square window mundur singkat setelah sendi siku difleksi dan ekstensikan. Arm recoil dilakukan dengan cara
evaluasi saat bayi terlentang. Pegang kedua tangan bayi, fleksikan lengan bagian bawah sejauh
mungkin dalam 5 detik, lalu rentangkan kedua
Skorlengan dantetap
0: tangan lepaskan.Amati reaksi bayi saat lengan
terentang / gerakan
dilepaskan.
acak,
Skor 1: fleksi parsial 140-180 °
Skor 2: fleksi parsial 110- 140 °
Skor 3: fleksi parsial 90-100 °
Skor 4: kembali ke fleksi penuh.
LANJUTAN

• Poplitea angle  Poplite angle,lutut dengan menguji resistensi ekstremitas bawah terhadap ekstensi. Dengan bayi
berbaring telentang, dan tanpa popok, paha ditempatkan lembut di perut bayi dengan lutut tertekuk
penuh. Setelah bayi rileks dalam posisi ini, pemeriksa memegang kaki satu sisi dengan lembut dengan
satu tangan sementara mendukung sisi paha dengan tangan yang lain. Jangan memberikan tekanan
pada paha belakang, karena hal ini dapat mengganggu interpretasi.
 Scarf sing, Manuver ini menguji tonus pasif fleksor gelang bahu. Dengan bayi berbaring telentang,
pemeriksa mengarahkan kepala bayi ke garis tengah tubuh dan mendorong tangan bayi melalui dada
bagian atas dengan satu tangan dan ibu jari dari tangan sisi lain pemeriksa diletakkan pada siku bayi.
 Heel to ear, Manuver ini menilai tonus pasif otot fleksor pada gelang panggul dengan memberikan
• Scarf sing
fleksi pasif atau tahanan terhadap otot-otot posterior fleksor pinggul.
Penguji mencatat lokasi dimana resistensi signifikan
dirasakan. Hasil dicatat sebagai resistensi tumit ketika
berada pada atau dekat:
telinga (-1)
hidung (0)
dagu (1)
puting baris (2)
daerah pusar (3)
lipatan femoralis (4)
LANJUTAN

Penilaian Maturitas Fisik


• Kulit
• Lanugo
• Permukaan plantar
• Payudara
• Telinga dan mata
• Genetalia

TABEL THE NEW BALLARD SCORE

Sumber :
Mariza.I.(2013).Pengukuran Kinerja Dengan Balanced Scorecard. Staf Pengajar Universitas Pelita
Harapan & Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Ubinus. Journal The Winners, Vol. 4 No. 2, September
2003: 127-137. Jakarta.
LANJUTAN

2 Foto rontgen Seharusnya pada pasien NKB (Neonatus kurang bulan)


penting dilakukanya foto thaorax karna untuk melihat ganguuan pernapasan pada neonatus, gangguan
pernafasan yng bisa terjadi yaitu:
• Transient Tachypnea of The NewBorn ( TTN )
• Meconium Aspiration Syndrome ( MAS )
• Neonatal Pneumonia
• Respiratory Distress Syndrome ( RDS )
• Persisten Pulmonary Hypertension of The Newborn (PPHN.
Foto rontgen adalah prosedur pemeriksaan medis yang menggunakan radiasi gelombang elektromagnetik
untuk mendapatkan gambaran bagian dalam tubuh. Foto thorax pada neonatus paling sering dilakukan
karena untuk melihat posisi PA dan lateral, Proyeksi frontal diambil secara AP dengan posisi supine,
Ini salah satu contoh gambar neonatal pneumonia lateral supine/horizontal beam.
Neonatus dalam incubator pemotretan dilakukan
dengan bayi tetap dalam incubator.

Sumber :
Dr. F.Mardiana W,Sp.Rad(K) Bagian Radiologi FK UNDIP/RS.dr. Kariadi.
Harding, M. Patient (2015). Radionuclide Scan

Ini salah satu contoh respiratory distress


syndrome
LANJUTAN

3 Shake Test (Uji Kocok) Pada bayi prematur penting sekali untuk melakukan sgake test (uji kocok) yang merupakan suatu uji diagnostik
yang menggunakan cairan lambung bayi baru lahir bersama etanol 96% dengan pengenceran tertentu untuk
mengetahui kematangan dan kemampuan fungsi paru.
Cara melakukan tes ini yakni dengan mengambil sebanyak 0,5 cc cairan lambung 20 menit setelah bayi lahir,
kemudian cairan lambung dicampurkan ke dalam 0,5 cc cairan normal salin selama 15 detik, dan 1 cc etanol 95%,
campuran ketiga cairan tersebut akan teragitasi selama 15 detik. Setelah 15 menit, amati apakah muncul gelembung.
Jika ada gelembung, maka tes dinyatakan positif (kadar surfaktan dalam paru bayi cukup). Namun, jika tidak ada
gelembung maka hasil tes menjadi negatif (kadar surfaktan paru sangat minimal). Kadar surfaktan yang kurang
pada bayi berkaitan dengan penyakit Hyaline Membrane Disease (HMD).
 
Hasil :
 Positif: bila timbul gelembung udara yang membentuk cincin didalam tabung reaksi artinya surfactant
terdapat pada paru, dalam jumlah yang cukup.
 Negative : bila tidak terdapat gelembung artinya tidak terdapat surfactant dan kemungkinan akan terjadi HMD
besar
 Ragu : bila terdapat gelembung tetapi tidak membentuk cincin artinya waspada terhadap kemugkinan HMD
 
LANJUTAN

4 USG (Ultra Sonografi) Kepala Pemeriksaan USG kepala dilakukan terutama pada bayi prematur untuk mendeteksi adanya perdarahan
intrakranial.
ultrasonografi atau yang sering disebut dengan USG adalah salah satu teknologi pencitraan yang
memanfaatkan gelombang suara dengan frekuensi tinggi untuk dapat memberikan gambaran dari bagian
tubuh yang dikenai. Jika tidak menemukan sesuatu yang aneh terjadi pada bagian kepala bayi setelah
dilakukan pemeriksaan USG kepala, hal itu berarti bayi menunjukkan hasil yang normal.
Hasil yang abnormal dapat menunjukkan beberapa hal sebagai berikut:
 Adanya kemungkinan pendarahan di otak. Menandakan pendarahan intraventrikuler. Tes akan
dilakukan kembali atau diulang untuk menemukan pendarahan dan penyebabnya.
 Adanya daerah yang mencurigakan atau lesi di sekitar ventrikel otak. Kemungkinan merupakan
tanda periventricular leukomalacia (PVL).
 Otak dan ventrikel membesar karena penumpukan cairan serebrospinal. Ini merupakan penanda
hidrosefalus
Sumber : Hardiono.D. (2013). Deteksi Dini Kelainan Neurologis pada Bayi Bermasalah. Pendidikan
Kedokteran Berkelanjutan Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM LXV
TERAPI YANG
DIBERIKAN
NO TERAPI YANG ADA PADA KASUS KRITISI DARI KELOMPOK
1 Ampisulbac 2 X 80 Mg Pasien mendapatkan terapi obat Ampicilin Sulbactan
karena pada pasien dengan berat badan lahir rendah
rentan mengalami resiko terjadinya permasalahan seperti
infeksi saluran napas, saluran pencernaan, jantung. Pada
pasien diberikan ampisilin sulbactan karena bayi lahir
kurang bulan sehingga paru-paru bayi belum matang.
Resiko terjadinya infeksi saluran napas sangat tinggi
pada bayi dengan berat badan lahir rendah dan kurang
bulan pada saat lahir.
Ampicillin Sulbactan berguna untuk pengobatan infeksi
yang disebabkan oleh bakteri, salah satunya adalah
infeksi saluran pernapasan.
2 Gentamicin 1 x 8 mg Pasien mendapatkan terapi obat Gentamicin karena pada
pasien dengan berat badan lahir rendah rentan mengalami
resiko infeksi terhadap bakteri. Gentamicin digunakan
untuk mencegah dan mengobati infeksi bakteri (Hidayat
Felix, 2019).
3 San B plek 1x0,3 cc Pasien mendapatkan terapi obat San B plek karena pada
pasien reflek menghisapnya masih rendah sehingga pasien
membutuhkan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
asupan vitamin.
San B plek berguna untuk memenuhi kebutuhan asupan
LANJUTAN
kafein oral 1x4mg Pasien mendapatkan terapi obat Kafein Oral karena bayi yang
lahir premature biasanya memiliki paru-paru yang belum
berkembang secara optimal sehingga rentan terhadap berbagai
komplikasi salah satunya adalah apnea. Obat Kafein
digunakan untuk mencegah atau mengurangi episode apnea
pada bayi premature (Susprawita Sari, Guslihan Dasa Tjipta,
Dachrul Ady, 2004).
Injeksi Vitamin K Pasien mendapatkan terapi injeksi vitamin K karena pada bayi
baru lahir relative kekurangan vitamin K yang disebabkan
oleh berbagai alasan antara lain karena simpanan vitamin K
yang rendah pada saat bayi baru lahir, sedikitnya transfer
vitamin K melalui plasenta, rendahnya kadar vitamin K pada
ASI dan sterilitas saluran cerna. Vitamin K berguna untuk
mencegah perdarahan diberbagai organ tubuh seperti otak,
lambung dan usus. (Kementerian Kesehatan RI, 2011)
PASI/ASI 10 x 15-20 cc lewat oral dan 10 x 30-40 cc lewat Pada pasien BBLR menggunakan selang OGT karena pasien
OGT memiliki reflek rooting dan isap yang lemah sehingga
membutuhkan selang OGT untuk pemberian nutrisi.
LANJUTAN
4 Foto terapi Pada bayi yang memiliki hiperbilirubin, dan atau bayi kuning/ aundice memerlukan
perawatan fototerapi menggunakan bantuan sinar ultraviolet untuk mengurangi kadar
bilirubin pada bayi.
Fototerapi merupakan salah satu terapi untuk hiperbilirubinemia neonatus. Fototerapi
ini biasanya akan dihentikan selama 30 menit setiap 3-4 jam sekali.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam fototerapi
 seluruh pakaian bayi perlu ditanggalkan, agar kulit bayi terkena sinar ultraviolet
buatan sebanyak mungkin.
 mata bayi harus tertutup guna melindungi lapisan saraf mata (retina) dari
paparan sinar.
 kadar bilirubin diperiksa paling sedikit sekali dalam sehari. Setidaknya setiap 4-
6 jam setelah proses fototerapi dimulai. Begitu kadar bilirubin sudah menurun,
maka bayi anda akan diperiksa setiap 6-12 jam sekali.
 bayi anda tetap diberikan asi atau susu selama terapi ini berlangsung.
Selama perawatan, suhu bayi anda akan dipantau untuk memastikan tidak
terlalu panas dan akan diperiksa tanda-tanda dehidrasi. Penanganan
menggunakan fototerapi akan dihentikan setelah kadar bilirubin turun ke
tingkat yang aman, dan biasanya fototerapi ini memakan waktu 1-2 hari.
Adapun efek samping fototerapi dehidrasi, diare, dan timbulnya ruam kulit
yang akan hilang begitu terapi atau perawatan dihentikan
 
Sumber:
HS Choices UK (2015). Newborn jaundice. Medline Plus (2017). National Institutes
of Health, U.S National Library of Medicine. Newborn jaundice – discharge. Case-
LANJUTAN
5. Thermogulasi Pada BBLR membutuhkan bantuan dan waktu untuk menyesuaikan kehidupan di luar rahim, membutuhkan bantuan agar tetap
hangat dan mendapatkan ASI yang cukup untuk tumbuh. Satu cara untuk menolong bayi mendapatkan kebutuhan ini adalah
menjaga tubuh bayi tetap kontak dengan kulit ibunya. BBLR dirawat didalam incubator dilengkapi dengan alat pengaturan suhu
tubuh yang normal

Termoregulasi adalah keseimbangan antara kehilangan panas dan produksi panas. Tujuan adalah mengendalikan lingkungan BBL
agar terjaga seuhunya sehingga bisa meminimalkan pengeluaran energy.
Hipotermia Hipotermia suhu tubuh di bawah 36,5 ºC

Hipetermia suhu tubuh di atas 37.5 ºC Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan alternatif pengganti incubator dalam
perawatan BBLR, dengan beberapa kelebihan antara lain: merupakan cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang
paling mendasar yaitu adanya kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh ibu akan menjadi thermoregulator bagi bayinya,
sehingga bayi mendapatkan kehangatan (menghindari bayi dari hipotermia), salah satu metode agar suhu tubuh pada BBLR tetap
normal yaitu dengan cara metode kanguru.
LANJUTAN
PMK terdiri dari 3 komponen, yaitu: kontak kulit ke kulit (skin-to-skin contact), pemberian ASI atau breastfeeding,
dan dukungan terhadap ibu (support). Literatur terbaru menambahkan satu komponen lagi sehingga menjadi terdiri
dari 4 komponen, yaitu: kangaroo position, kangaroo nutrition, kangaroo support and kangaroo discharge.
• Perawatan Metode Kanguru dapat dilakukan dengan dua cara: PMK intermiten: Bayi dengan penyakit atau kondisi
yang berat membutuhkan perawatan intensif dan khusus di ruang rawat neonatologi, bahkan mungkin memerlukan
bantuan alat. Bayi dengan kondisi ini, PMK tidak diberikan sepanjang waktu tetapi hanya dilakukan jika ibu
mengunjungi bayinya yang masih berada dalam perawatan di inkubator. PMK dilakukan dengan durasi minimal
satu jam, secara terus-menerus per hari. Setelah bayi lebih stabil, bayi dengan PMK intermiten dapat dipindahkan
ke ruang rawat untuk menjalani PMK kontinu.
• PMK kontinu: Pada PMK kontinu, kondisi bayi harus dalam keadaan stabil, dan bayi harus dapat bernapas secara
alami tanpa bantuan oksigen. Kemampuan untuk minum (seperti menghisap dan menelan) bukan merupakan
persyaratan utama, karena PMK sudah dapat dimulai meskipun pemberian minumnya dengan menggunakan pipa
lambung. Dengan melakukan PMK, pemberian ASI dapat lebih mudah prosesnya sehingga meningkatkan asupan
ASI.
Reverensi: IDAI Bernie Endyarni
LANJUTAN

TERAPI TAMBAHAN DARI KELOMPOK


IVFD (Intravenous Fluid Drops) WIDA D10 Pada kasus tidak terlampir cairan infus yang terpasang pada
pasien, untuk memudahkan dalam pembuatan askep seharusnya
melampirkan cairan yang terpasang pada pasien. Menurut
kelompok seharusnya pasien dengan BBLR + Hiperbilirubin
Indirect diberikan IVFD Wida D10 karna kadar glukosa pasien
menurun yaitu 36mg/dL. Wida D10 infus merupakan obat yang
mengandung Glukosa Monohidrat. lWida D10 digunakan pada
pasien yang memiliki riwayat sirosis hati, gagal ginjal, kadar
natrium yang rendah, kadar magnesium yang rendah, tes
toleransi glukosa, kadar kalium rendah, tingkat kalsium yang
rendah, dan kehilangan cairan dan kondisi lainnya.
ANALISA
PADA KASUS
DATA
DATA MASALAH PENYEBAB

DO: Os terpasang OGT H2 Risiko Aspirasi  OGT 

DS:-
DO:
 KU : sedang
TIDAK ADEKUAT SYSTEM
 WBC: 9,08 ; Hb: 20,9; Hct: 58,4 Risiko infeksi 
 Klien minum susu formula/perasan ASI ± 200- IMUN
250 cc/hari
 BBLR
DS :-
DO: Risiko ketidakseimbangan suhu
Terpapar lingkungan yang dingin,
 Klien BBLR, BB: 1558 gram, tubuh
usia neonatus
 Klien berada dalam inkubator,  
 Suhu kulit 34,60C
DS:-
DO:
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
 BB : 1558 gr, klien lahir dengan BBLR Faktor biologis
dari kebutuhan tubuh
(1550gr),
 intake nutrisi peroral/ogt 10x@15-20 cc
DS:-
DO:
 Anak dirawat di NICU karena BBLR,
 ibu berkunjung 3-4 x/hari untuk menyusui, Menyusui terputus Prematuritas
 ASI sedikit,
 bayi kadang di beri susu formula
DIAGNOSA
KEPERAWATAN

1. Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan terpapar lingkungan yang


dingin, usia neonatus
2. Menyusui terputus berhubungan dengan prematuritas
3. Risiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuat sistem imun
4. Risiko Aspirasi berhubungan dengan OGT
INTERVENSI
DX
NO KEPERAWATAN/MASALAH TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
KOLABORASI
1 Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan asuhan keperawatan NIC :
kurang dari kebutuhan tubuh selama 7x24 jam, klien menujukan status Nutrition Management
b.d Faktor biologis nutrisi: intake makanan dan cairan, dengan  Kaji adanya alergi makanan
  kritreria hasil:  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
 intake makanan oral/ogt terpenuhi menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien.
 Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
kalori
 Berikan informasi pada orang tua tentang
kebutuhan nutrisi
 
Nutrition Monitoring
 BB pasien dalam batas normal
 Monitor adanya penurunan berat badan
 Monitor interaksi anak atau orangtua
selama makan
 Monitor lingkungan selama makan
 Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
 Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan, rambut kusam, dan
mudah patah
 Monitor mual dan muntah
 Monitor kadar albumin, total protein, Hb,
dan kadar Ht
 Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
 Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
 Monitor kalori dan intake nuntrisi
INTERVENSI
 2 Risiko ketidak seimbangan suhu Setelah dilakuakn tindakan keperawatan selama
Temperatur Regulation
  tubuh b.d Terpapar lingkungan 6x24 jam klien menunjukan status imun dengan Monitor suhu minimal tiap 2 jam
  yang dingin, usia neonatus kriteria hasil:  Monitor nadi, RR dan TD
   Status gastrointestinal dan genitourinari
 Monitor warna, suhu kilit
dalam rentang yang diharapakan  Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
 BB dalam rentang yang diharapakan .  Tingkatkan intake cairam dan nutrisi
>2500 gram  Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
 Suhu tubuh dalam rentang 36,5 C-37,5 C kehangatan tubuh
 Integritas kulit  Berikan antipiretik jika perlu
 Integritas mukosa Vital sign monitoring
 Monitor TD, suhu, RR, nadi
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan irama pernafasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernafasan abnormal
 Monitor suhu, warna kulit dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
3 Menyusui terputus b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Lactation Consuling
  Prematuritas 6x24 jam, kleinm menunjukan breastfeeding  Tentukan motivasi dan keinginan ibu untuk
    maintanance, dengan kriteria hasil: menyusui
   Keluarga mengetahui pentingnya menyusui  Tentukan frekuensi makan dalam hubungannya
   Ibu terbebas dari payudara bengkak dengan kebutuhan bayi
   Ibu mempuanyai kemampuan dalam  Evalusia pemahaman ibu dari kebutuhan
  mengumpulakan dan menyimapan ASI makanan bayi
 Berikan informasi keuntungan dan kerugian
menyusui
 Beri dukuangn terhadap keputusan ibu
 Benarkan tentang miskonsepsi, misinformasi dan
ketepatan dalam menyusui
 Instruksikan tentang pola BAB dan BAK bayi
INTERVENSI
4 Risiko infeksi b.d tidak adekuat sistem Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6x24 Infection Control (Kontrol infeksi)
imun jam, klien, keluarga dan nakes menunujakn kontrol risiko  Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
  dengan kriteria hasil:  Pertahankan teknik isolasi
• Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi  Batasi pengunjung bila perlu
• Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya  Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat
infeksi berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
• Jumlah leukosit dalam batas normal  Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
• Menunjukkan perilaku hidup sehat  Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
kperawtan
 Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
 Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
 Tingktkan intake nutrisi
 Berikan terapi antibiotik bila perlu
 
Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
 Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
 Monitor hitung granulosit, WBC
 Monitor kerentanan terhadap infeksi
 Batasi pengunjung
 Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko
 Pertahankan teknik isolasi k/p
 Berikan perawatan kuliat pada area epidema
 Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
 Dorong masukkan nutrisi yang cukup dan masukan
cairan
 Dorong istirahat
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi
 Laporkan kultur positif
INTERVENSI

5 Risiko aspirasi b.d OGT Setelah tindakan keperawatan selama Aspiration precaution
  3x24 jam klien dapat mencapai kontrol • Monitor tingkat kesadaran, reflek
aspirasi dengan kriteria hasil: batuk dan kemampuan menelan
• Mengidentifikasi faktor risiko • Monitor status paru
• Memposisikan kepala lebih tinggi • Pelihara jalan nafas
saat makan dan minum • Lakukan suction jika diperlukan
• Cek nasogastrik sebelum makan
• Hindari makan kalau residu masih
banyak
• Potong makanan kecil kecil
• Haluskan obat sebelumpemberian
• Naikkan kepala 30-45 derajat setelah
makan
 
ANALISIS KRITISI KELOMPOK
DATA
No. Analisa Data Etiologi Masalah Keperawatan
1 Data Subjektif :
Tidak Terkaji
 
Data Objektif :  
  
a. kadar glukosa dalam darah rendah ( 36 Gangguan metabolik bawaan (gangguan penyimpanan
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
mg/dL) dengan nilai normal bayi >50-90 glikogen)
mg/dL
b. Pasien lebih banyak tidur diinkubator

2. Data Subjektif: Tidak terkaji    


     
Data Objektif: (Oral Gastric Tube) OGT Risiko Aspirasi
a. Pasien terpasang OGT
b. Refleks menghisap kurang
4. Data Subjektif: Tidak terkaji     
      
Data Objektif: Kekurangan Lemak Subkutan Hipotermia
a. Pasien lahir dengan BBLR (1550 gr)
b. Suhu kulit 34,60C
c. Pasien berada dalam incubator
4. Data Subjektif: Tidak terkaji    
       
Data Objektif: Prematuritas (<37 Minggu) Resiko Ikterik Neonatus
a. Bayi lahir prematur (usia kehamilan 36
minggu)
b. BBLR (1550 gr)
DIAGNOSA
KEPERAWATA
N
1. Ketidakseimbangan Kadar Glukosa Darah Berhubungan Dengan Gangguan
Metabolik Bawaan (Gangguan Penyimpanan Glikogen)
2. Risiko Aspirasi Berhubungan Dengan (Oral Gastric Tube) OGT
3. Hipotermia Berhubungan Dengan Kekurangan Lemak Subkutan
4. Resiko Ikterik Neonatus Berhubungan Dengan Prematuritas (<37 Minggu)
INTERVENSI
Diagnosa
Tujuan & kriteria Hasil Intervensi
No. Keperawatan
(SLKI) (SIKI)
(SDKI)
1. Ketidakstabilan kadar Kestabilan kadar glukosa Manajemen Hipoglikemia
glukosa darah darah (I.03155)
Domain: (D.0027) (L.03022)  
Kategori : (Fisiologis)   Intervensi yang dilakukan:
Sub kategori: (Nutrisi Setelah dilakukan tindakan a. Identifikasi tanda dan
dan cairan) keperawatan diharapkan gejala hipoglikemia
  kestabilan kadar glukosa b. Pertahankan akses IV
Definisi : darah dapat teratasi dengan c. Monitor kadar glukosa
Variasi kadar glukosa kriteria hasil: darah
darah naik/turun dari a. Kadar glukosa dalam d. Kolaborasi pemberian
rentang normal darah ( 5: membaik ) dekstrose
   
Keterangan :  
1: Memburuk
2: Cukup memburuk
3: Sedang
4: Cukup Membaik
5: Membaik
INTERVENSI

2. Risiko Aspirasi Status Menelan Pencegahan Aspirasi


Domain: (D.0006) (L.06052) (I.01018)
Kategori: (fisiologis)    
Subkategori: (respirasi) Setelah dilakukan tindakan Intervensi yang dilakukan:
  keperawatan diharapkan risiko  Monitor kemampuan
Definisi: aspirasi dapat teratasi dengan menelan
Berisiko mengalami kriteria hasil:  Periksa residu gaster
masuknya sekresi  Reflek menelan sebelum memberi
gastrointestinal, sekresi (5: meningkat) asupan oral
orofaring, benda cair atau    Periksa kepatenan
padat ke dalam saluran Keterangan: selang OGT sebelum
trakeobronkhial akibat 1: Menurun memberi asupan oral
disfungsi mekanisme 2: Cukup menurun  Posisikan semi fowler
protektif saluran napas. 3: Sedang (30-45 derajat) sebelum
4: Cukup meningkat memberi asupan oral
5: Meningkat
INTERVENSI
3. Hipotermia Termoregulasi Neonatus Manajemen Hipotermi
Domain: (0131) (L.14135) (I.14507)
Kategori: (lingkungan)    
Subkategori: (keamanan dan Setelah dilakukan tindakan Intervensi yang dilakukan:
proteksi) keperawatan diharapkan a. Observasi suhu tubuh
  hipotermia dapat teratasi dengan b. Identifikasi penyebab
Definisi: kriteria hasil: hipotermi (misal. Terpapar
Suhu tubuh berada dibawah  Suhu tubuh suhu lingkungan rendah,
rentang normal tubuh. (2: cukup meningkat) kekurangan lemak subkutan)
  c. Sediakan lingkungan yang
Keterangan: hangat (misal. Suhu ruangan,
1: Meningkat inkubator)
2: Cukup meningkat d. Ganti pakaian dan atau linen
3: Sedang yang basah
4: Cukup menurun e. Lakukan penghangatan pasif
5: Menurun (misal. Selimut, menutup
kepala, pakaian tebal)
f. Lakukan penghangatan aktif
(misal. Perawatan metode
kangguru)
INTERVENSI
4. Resiko Ikterik Neonatus Adaptasi Neonatus Fototerapi Neonatus
Domain: (D.0035) (L.10098) (I.03091)
Kategori: (fisiologis)    
Subkategori: (nutrisi dan Setelah dilakukan tindakan Intervensi yang
cairan) keperawatan diharapkan resiko dilakukan:
  ikterik neonatus dapat teratasi a. Monitor ikterik pada
Definisi: dengan kriteria hasil: sklera dan kulit bayi
Berisiko mengalami kulit dan  Membran mukosa kuning b. Monitor suhu dan
membran mukosa neonatus (5: menurun) tanda vital setiap 4
menguning setelah 24 jam  Kulit kuning jam sekali
kelahiran akibat bilirubin tak (5: menurun) c. Monitor efek
terkonjugasi masuk ke dalam  Sklera kuning samping fototerapi
sirkulasi. (5: menurun)  d. Kolaborasi
Keterangan: pemeriksaan darah
1: Meningkat vena bilirubin direk
2: Cukup meningkat dan indirek
3: Sedang
4: Cukup menurun
5: Menurun
SEKIAN dan TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai