DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
AIRWAY & Obstruksi Tidak terlampir Pada bayi BBLR biasanya ditemukan cairan yang mengandung meconium yang lengket
APPEARANCE
masuk kedalam paru janin karena inhalasi. Karena pada saat lahir bayi akan mengalami
gangguan pernapasan, meliputi retensi cairan pada paru, infeksi, imaturitas, aspirasi,
kelainan kongenital, pneumothorak, dan lainnya.
(Sumber : Macleod, 2014)
Status mental/ Tidak terlampir GCS Bayi masuk dalam kategori cedera otak ringan (GCS 13)
LANJUTA
N
Denyut Jantung
tidak ada <100 kali atau menit >100 kali atau menit Pulse
tidak ada meringis atau meringis atau
Respon respons menangis bersin atau batuk
Grimace
Reflek terhadap lemah ketika saat stimulasi
stimulasi distimulasi saluran napas
Tonus Otot lemah atau tidak ada sedikit gerakan bergerak aktif Activity
Pernafasan tidak ada lemah atau tidak teratur menangis kuat,
pernapasan baik dan Respiration
teratur
Total Skor : 8
(Normal)
LANJUTA
N
INTERPRETASI
Jumlah Skor SKOR
Interpretasi Catatan
7-10 Normal
4-6
Memerlukan tindakan medis segera seperti
penyedotan lendir yang menyumbat jalan
Asfiksia Ringan
napas, atau pemberian oksigen untuk
membantu bernapas
0-3
Asfiksia Berat Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif
A (Alergic) Tidak terdata dalam Respon alergi tergantung pada masing-masing pasien, karena itu perlu ditanyakan langsung kepada pasien ataupun keluarga dan
kasus sebelum memberikan terapi obat perlu dilakukan skin test untuk mengetahui apakah pasien alergi terhadap obat yang akan diberikan.
M (Medikamentosa) Vitamin K 1 mg Pada neonatus, vitamin K diberikan untuk membantu proses pembekuan darah sehingga mencegah perdarahan pada bayi.
ampisulbac 2 x 80 Ampisulbac merupakan gabungan dari ampicilin dengan sulbactam, ampicilin berguna untuk mencegah/mengobati infeksi oleh
mg gentamicin 1 x 8 bakteri,
mg Sedangkan sulbactam menghambat enzim betalaktamase yang diproduksi oleh bakteri sehingga sulbactam meningkatkan potensi
San B plek 1x0,3 cc ampicilin.
kafein oral 1x4mg Gentamicin berguna untuk membunuh dan mencegah pertumbuhan bakteri, serta sebagai antijamur.
San B plex berguna untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin pada neonatus. Kafein pada bayi digunakan untuk mengatur
pernapasan dengan menekan bagian otak yang membantu paru mereka mengembang
P (Pass medical Thermoregulasi Tindakan thermoregulasi pada bayi berguna untuk mengendalikan lingkungan bayi agar terjaga suhunya sehingga dapat
history) foto terapi meminimalkan pengeluaran energi. Suhu bayi merupakan faktor menentukan dampak indikator kualis resusitasi pelayanan
kesehatan. Temperatur suhu pada bayi baru lahir yang tidak mengalami asfiksia dipertahankan antara 35,5-37,5 derajat celsius saat
lahir hingga saat stabilisasi.
(Sumber : Roeslani. R .2015. Fakultas kedekteran universitas indonesia ilmu kesehatan anak)
Foto terapi digunakan pada bayi dengan hiperbilirubin untuk mengurangi kadar bilirubin pada bayi. Foto terapi biasanya digunakan
sebagai terapi pengobatan pada bayi baru lahir mengalami hiperbilirubin, karena dinilai aman dan efektif untuk menurunkan
bilirubin dalam darah.
LANJUTAN
L (Last meal / oral intake) ASI/PASI 10x 15-20cc Pemberian nutrisi yang adekuat pada bayi BBLR
E (Events/Environtment leading Bayi lahir prematur. Kondisi bayi yang lahir prematur disertai dengan asupan nutrisi ibu yang kurang selama
up to illness or injury) Selama mengandung ibu kehamilan, mengakibatkan BBLR, NKB serta hiperbilirubin.
muntah-muntah, makan
sedikit sampai usia
kehamilan 36 minggu
PENGKAJIAN
KELUHAN UTAMA Bayi lahir kembar dan prematur (rujukan RB Esta Aji Sukoharjo)
Diagnosa medis: BBLR, KB, SMK, Spontan, hiperbilirubin indirect
Tindakan operasi: Tidak ada
Reflek menghisap klien kurang, klien mendapatkan terapi nutrisi per oral
dengan ASI/PASI 10 x 15-20 cc.
RIWAYAT PENYAKIT
Kebutuhan cairan klien 160 cc/kgBB/hr.
SEKARANG
Klien kencing sehari 4-6 kali dengan jumlah cukup.
Klien minum ± 200-250 cc/hari
Klien lebih banyak diam dan tidur di inkubator, klien menangis jika ada sesuatu
yang menganggu kenyamanan, kedinginan dan merasa lapar/haus
LANJUTAN
RIWAYAT
PENYAKIT Tidak ada
DAHULU
Kenaikan BB selama hamil Kenaikan berat badan normal pada ibu hamil yaitu 12-18kg selama masa kehamilan jika gizi kurang selama masa kehamilan dapat berpengaruh
8 kg terhadap pertumbuhan janin dan dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat bdan rendah.
(Sumber : Dr. densa simblon et all. 2018. Pencegahan dan Penanggulangan Kurang Energi Kronik dan Anemia Pada Ibu Hamil)
Komplikasi kehamilan Setiap trimester atau tahap kehamilan berlangsung antara 12-14 minggu. Ibu hamil akan merasakan gejala dan perubahan fisik yang mungkin
Muntah-muntah, makan sedikit berbeda di setiap trimesternya.
sampai usia kehamilan 36 • Trimester pertama
minggu Payudara terasa nyeri dan terlihat bengkak, tubuh terasa mudah lelah, mual dipagi hari (morning sickness) namun mual ini bisa saja muncul di saing
sore atau malam hari, emosi cenderung berubah-ubah.
• Trimester kedua
Pada tahap kehamilan ini, perubahan fisik mulai terlihat dan bentuk tubuh akan banyak berubah. Perut dan payudara bertambah besar, serta muncul
garis hitam pada perut. Stretch mart pun mulai muncul dibeberapa bagian tubuh, seperti payudara, bokong, paha, dan perut.
• Trimester ketiga
Gejala lain yang dapat muncul diantaranya : tubuh terasa cepat lelah, susah tidur, kram kaki terjadi lebih sering dari sebelumnya, payudara
mengeluarkan cairan, kulit kering dan gatal terutama pada bagian perut, varises, wasir, mengalami kontraksi palsu lebih sering.
(Mayo clinic. 2018. Third Trimester)
PENGKAJIA
N
INTRANATA
L
PADA KASUS KRITISI KELOMPOK
Awal persalinan Kala 1 12 jam Berbagai komplikasi pada saat persalinan yang
umum terjadi diantaranya : persalinan tidak maju
Lama persalinan Kala II 25 menit, Kala III 5 menit (failure to progress), bayi sungsang, prolaps tali
Komplikasi Tidak ada pusat, tali pusat melilit tubuh bayi, plasenta previa,
persalinan asfiksia perinatal, distosia bahu, rahim robek, berat
badan lahir rendah (BBLR), dan perdarahan berat.
(regnancy Birth & Baby. 2016. Lobour
Terapi yang Tidak ada Complications. Available at:)
diberikan
Cara melahirkan Spontan pervaginam
Tempat RSB
melahirkan
PENGKAJIAN
POSTNATAL PADA KASUS KRITISI KELOMPOK
Usaha napas Tanpa bantuan
Kebutuhan resusitasi Tidak ada Pada umumnya Resusitasi sering dilakukan pada bayi yang baru lahir,
Jenis dan lamanya dari 1 dan 5 menit : Suction terutama ketika melihat tanda-tanda bayi sulit bernapas setelah tali
Skor apgar : 7/8 pusatnya dipotong. Bila hal itu terjadi, maka tim medis akan langsung
melakukan resusitasi sampai bayi bisa bernapas dengan baik. Selain
membantu pernapasan, resusitasi bayi dapat mencegah kematian dan
gangguan kesehatan pada bayi, termasuk cedera otak, jantung, dan
ginjal.
(Medicine Net .2016. Medical Definition of Resuscitation)
Obat-obatan yang diberikan Vitamin K 1 mg Vitamin K sangat penting untuk membantu pembekuan darah, vitamin
pada neonatus K untuk bayi baru lahir pun direkomendasikan untuk diberikan. Pada
bayi baru lahir, vitamin K dapat mencegah kelainan perdarahan, yang
juga berakibat fatal pada bayi.
(Pregnancybirthbaby.org.au.kidshealth.org.nz)
Interaksi orang tua-bayi Kualitas : Berdasarkan observasi, ibu klien mengunjungi klien sehari minimal
4-5x untuk menyusui bayinya
Lamanya : Berdasarkan observasi, untuk lamanya sekitar 1-2 jam setiap kali
kunjungan.
Trauma lahir Tidak ada Trauma lahir ini biasanya terjadi akibat bayi yang dilahirkan dalam
persalinan normal mengalami cedera akibat tekanan saat melewati
jalan lahir. Namun dalam beberapa kasus, trauma ini bisa juga
disebabkan tindakan orang yang menolong persalinan tidak tepat.
Narkosis Tidak ada
Kardiovaskuler Inspeksi : tidak terdata Pada bayi, normalnya pengisian CRT berlangsung selama < 2 detik.
Palpasi : CRT 2 detik, Nadi 122 x/mnt Bunyi S1 menandakan katup menutup selama awal sistol, untuk mencegah aliran
Perkusi : tidak terdata balik darah dan menimbulkan suara jantung pertama.
Auskultasi : S1 tunggal S2 split tidak konstan Bunyi S2 menadakan katup menutup pada akhir sistol mencegah aliran balik
darah dan menimbulkan bunyi jantung kedua.
(Sumber : Macleod, 2014)
Pernapasan Inspeksi : bernapas spontan, RR: 34 x/mnt, Diperlukannya penggunaan alat bantu napas pada bayi. Pada saat dilakukan
pergerakan dinding dada simetris auskultasi pada pasien BBLR biasanya terdengar suara ronkhi yang diakibatkan
Palpasi : tidak terdata gangguan pernafasan yang ditemukan terutama pada bayi premature akibat
Perkusi : tidak terdata kurangnya surfaktan sehingga mengakibatkan kolabs alveoli. Biasanya terdengar
Auskultasi : tidak ada suara napas tambahan suara stridor merupakan suara napas besar dan umumnya terdengar pada waktu
inspirasi. Stridor dan retraksi pada BBLR mungkin disebabkan oleh
laringomalasia (kelemahan laring). Penyebab sesak napas meliputi retensi cairan
pada paru, infeksi, imaturitas, aspirasi, kelainan kongenital, pneumothoraks, gagal
jantung, dan asidosis metabolik
(Sumber : Macleod, 2014)
Gastrointestinal Inspeksi : terpasang OGT, klien menangis jika Untuk nutrisi yang optimal, rekomendasi pemberian nutrisi pada bayi prematur
merasa lapar/haus, umbilikus normal, anus paten, harus berdasarkan berat lahir dan tahap perkembangan.
Klien minum ± 200-250 cc/hari Dengan memberikan ASI atau susu formula dapat memabntu menginkatkan berat
Palpasi : tidak terdata badan badn pada bayi dan nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi seperti protein
Perkusi : tidak terdata sederhana, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral dibutuhkan untuk
Auskultasi : tidak terdata pertumbuhan sel.
(Sumber : Elsevier. 2020. Keperawatan Anak)
LANJUTAN
Urinari Inspeksi : Kebutuhan cairan 160 cc/kgBB/hr. Klien Perlu dilakukan monitoring terhadap kondisi urin bayi
BAK sehari 4-6 kali dengan jumlah cukup. seperti warna dan frekuensi BAK. Hal ini diesebakan
Palpasi : tidak terdata karena ginjal belum matang BAK 24 jam pertama :
20x sehari pada usai 2 minggu.
(Sumber : Elsevier. 2020
Integumen Inspeksi : warna kulit pink, pasien menggunakan Seharusnya temuan warna kulit adalah jaundice
incubator karena bayi mengalami hiperibilirubin
Palpasi : suhu 34,60C
Muskuloskeletal Inspeksi : semua ekstremitas bergerak dengan baik, Belum banyak pengkajian yang dapat dilakukan
ekstremitas simetris, Palpasi : tidak terdata terhadap musculoskeletal pada bayi karena belum
berkembang secara utuh
Neurosensori Reflek: moro (+), menggenggam (+), menghisap Permasalahan medis bayi prematur yang dapat
lemah ditemukan yaitu inkoordinasi refleks menghisap dan
bernapas
Penginderaan Mata bersih, telinga normal, hidung bilateral, palatum Belum banyak pengkajian yang dapatdilakukan
normal terhadap penginderaan pada bayi karena belum
berkembang secara utuh
DATA
TAMBAHAN
PADA KASUS KRITISI KELOMPOK
Status nutrisi BBLR, Reflek menghisap klien kurang, Klien mendapatkan terapi Status Nutrisi
nutrisi peroral denganASI/PASI 10x 15-20cc Reflek menelan pada bayi yang mengalami BBLR umumnya ditemukan belum
sempurna atau lamban oleh sebab itu diperlukan pemberian nutrisi yang cermat
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.Rukiyah & Yulianti (2012)
Status cairan kebutuhan cairan klien 160 cc/kgBB/hr.klien kencing sehari 4-6 kali Status cairan
dengan jumlah cukup klien minum kurang lebih 200-250 cc/hari Pemberian cairan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tubuh agar berat badan
bayi kembali normal , pemberian cairan daoat berupa ASI,PASI dan dapat melalui
parenteral sesuai dengan kebutuhan yang di perlukan.
Pengkajian laktasi Klien diberikan terapi nutrisi peroral ,reflex menghisap klien Pengkajian Laktasi
kurang, berdasarkan observasi ibu klien mengunjungi klien 4-5 kali sehari untuk Pada bayi BBLR umunya ditemukan Refleks yang lemah atau tidak adekuat dalam
menyusui bayinya menyusui sehingga pemenuhan laktasi sering tidak terpenuhi.
LANJUTAN
Pemeriksaan tingkat perkembangan Pada kasus terlampir: Pemeriksaan perkembangan Diperkirakan sebanyak 10-15% bayi prematur atau
Menangis bila tidak nyama dengan berat lahir rendah mengalami gangguan perkembangan, serta bayi yang
Membuat suara tenggorokan yang pelan lahir dengan berat lahir sangat rendah berisiko 3-4 kali lebih besar untuk
Memandang wajag dengan sungguh-sungguh(-) mengalamai gangguan perkembangan. Bayi dengan berat lahir rendah memiliki
Mengeluarkan suara kelainan otak yang dapat diamati melalui MRI serta berisiko lebih besar
Berespon secara berbeda terhadao objek yang berbeda(-) mengalami kelainan sinyal dengan jumlah yang lebihbesar. Selain itu bayi dengan
Dapat tersenyum berat lahir rendah, prematur, dan berat lahir sangat rendah memiliki kadar serum
Menggerakan kedua lengan dan tungkai sama mudahnya ketika terlentang CRP yang lebih tinggi. CRP adalah protein plasma yang terlibat dalam respon
Memberikan reaksi dengan melihat kearah sumber cahaya (misal lampu senter inflamasi dan diproduksi saat terjadi kematian atau cedera sel. Artinya kematian
digerakanke kiri dan kanan sel otak, cedera sel otak, atau inflamasi pada sel otak pada bayi prematur, BBLR,
Mengoceh dan memberikan reaksi terhadap suara(-) BBLSR lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang lahir normal. Kelainan ini
Membalas senyuman (-) dapat menetap dan berdampak sampai bayi berusia remaja. Pengkajian yang
umumnya digunakan dalam pemeriksaan perkembangan ialah Denver II(Denver
Devlopmental Screening Test II)yang dapat digunakan untuk usia 6 tahun
kebawah.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG Kritisi Pemeriksaan Laboratorium Kasus dari Kelompok
Dari hasil kritisi kelompok untuk kasus pasien hanya terlampir hasil pemeriksaan laboratorium :
Glukosa menurun yaitu 36 mg/dL Nilai normalnya BBL (>1hari) yaitu 50-90 mg/Dl jumlah glukosa menurun menandakan pasien mengalami (hipoglikemia).
Leukosit normal yaitu 9,0 X103/Ul Nilai normalnya 4,8-10,8 X103/Ul
Eritrosit normal yaitu 6,10 X103/Ul Nilai normalnya 4,7-5,4 X103/Ul
Trombosit nenurun yaitu 78 X103/Ul Nilai normalnya 150-450 X103/Ul jumlah trombosit menurun menandakan pasien mengalami perdarahan spontan dalam jangka waktu yang lama,
peningkatan waktu perdarahan petekia/ekimosis.
Hematokrit meningkat yaitu 58,4% Nilai normalnya 37-47% jumlah hematokrit meningkat kemungkinan menandakan pasien mengalami eritrositosis atau polisitemia.
MCH normal yaitu 27,9 Nilai normalnya 27-31 pg
MCHC normal yaitu 35,8 g/dl Nilai normalnya 33-37 g/dl
Natrium normal yaitu 141,7mmol/L Nilai normalnya 136-145mmol/L
Kalium meningkat yaitu 6,85mmol/L Nilai normalnya 3,1-5mmol/L jumlah kalium meningkat menandakan pasien mengalami Pada kondisi hyperkalemia (yang menunjukkan kelebihan
kalium dari jumlah normal), terdapat faktor yang mempengaruhi penurunan ekskresi kalium yaitu: gagal ginjal, kerusakan sel (luka bakar, operasi), asidosis, penyakit Addison, diabetes yang tidak
terkontrol dan transfusi sel darah merah.
Hemoglobin meningkat yaitu 20,9 g/dL Nilai normalnya 12-16g/dL Nilai >20g/dL menandakan pasien mengalami kapiler clogging sebagai akibat hemokonsenstras dan ketidaknormalan
sel darah merah yang tinggi (contoh: eritrositosis, polisitemia).
Chloride Normal yaitu 100,8mmol/L Nilai normalnya 97-110 mEq/L
Calsium menurun yaitu 1,94mmo;/L Nilai normalnya bayi 4-7hari 9,0-10,2mg/dL Hipokalsemia dapat diakibatkan oleh hiperfosfatemia, alkalosis, osteomalasia, penggantian kalsium yang
tidak mencukupi, penggunaan laksatif, furosemide, dan pemberian kalsitonin. Pseudohipokalsemia kadang-kadang ditemukan bila konsentrasi albumin rendah karena adanya gabungan kalsium
dengan albumin.
Seharusnya pada kasus melampirkan pemeriksaan darah secara lengkap meliputi (hematologi, kimia klinik, analisa gas darah, elektrolit), selain itu yang harus dilampirkan yaitu pemeriksaan darah rutin,
bilirubin, kadar elektrolit, untuk memudahkan tenaga medis dalam mendeteksi penyakit, menentukan resiko, memantau perkembangan penyakit dan memantau sejauh mana perkembangan
LANJUTAN
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARI KELOMPOK
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL PENJELASAN
TES DARAH RUTIN
Kalsium (Ca) 1,94mmol/L Janin: 5,0-6,0mg/dL Batas nilai yang membahayakan : <2,2 atau > 7mg/dl.
BBL : Untuk mengetahui fungsi fungsi paratiroid,
3-24 jam= 4,3-5,1 mg/dL metabolisme kalsium, memonitor pasien dengan gagal
24-48 jam = 4,0-4,7 mg/dL ginjal, transplantasi ginjal, memonitor kadar Ca setelah
Setelah 48 jam = 4,8-4,92 transfusi darah dalam jumlah besar
mg/dL
Klorida (CI) 100,8 mmol/L Janin : 96-104mEq/L Batas yang membahayakan : <80-115 mEq/L.
BBL : 97-110 mEq/L Dilakukan pemeriksaan dengan elektrolit lain untuk
lebih mengetahui kesinambungan asam basa
Kolesterol total Tidak terlampir pada kasus 170-199 mg/dl
Dibawah nilai normal : <170mg/dl
Tinggi : >200 mg/dl
Digunakan sebagai bagian dari panel lipid untuk
mengidentifikasi pasien yang berisiko memiliki
penyakit arteriosklerosis pada jantung.
Laju Endapan Darah (LED) Tidak terlampir pada kasus Metode westergren Digunakan untuk memonitor berbagai penyakit,
BBL : 0-2mm/jam respons dari terapi, dapat juga digunakan untuk
Anak : 0-10mm/jam perbedaan berbagai penyakit.
Metode Wintrobe
Anak : 0-13mm/jam
LANJUTAN
Glukosa 36 mg/dL
Janin : 45-96mg/dl Batas nilai yang membahayakan
BBL 1hari : 40-60mg/dl BBL : <30 dan >300mgdl
BBL >1 hari : 50-90mg/dl Bayi : <40mg/dl
Digunakan untuk memonitor hiper/hipoglikemia, risiko
diabetes, respons terhadap kerja insulin.
Hormon pertumbuhan (GH,
Tidak terlampir pada kasus 1 hari : 5-53 ng/dl Digunakan untuk mengetahui hormon pertumbuhan pada
Somatotroponin)
1 minggu : 5-27ng/ml remaja dengan pertumbuhan yang lambat, keterlambatan
1-12 bulan : 2-10ng/ml kematangan seksualitas, juga untuk menentukan kelebihan
hormon pada pasien dengan akromegali
Hemotokrit (HCT) 58,4% 1 hari : 0,48-0,69 volume fraction Batas nilai yang membahayakan : <0,15 atau >0,60
2 hari : 0,48-0,75 volume fraction Dievaluasi sebagai darah lengkap;digunakan untuk
3 hari : 0,44-0,72 volume fraction mengevaluasi kondisi dari ketidaknormalan sel darah merah
2 bulan : 0,28-0,42 volume fraction yang rendah (contoh, anemia) atau ketidaknormalan sel darah
6-12 tahun : 0,35-0,45 volume fraction merah yang tinggi (contoh : eritrositosis, polisitemia).
12-18 tahun :
Laki-laki 0,39-0,49 volume fraction
Perempuan 0,36-0,45 volume fraction
Hemoglobin (Hb) 20,9 mg/dL 1-3hari: 14,5-22,5 g/dl Batas nilai yang membahayakan <5 g/dl - >20 g/dl
2 bulan : 9,0-14,0 g/dl Dievaluasi sebagai bagian dari darah lengkap; digunakan
6-12 tahun : 11,5-15,5 untuk mengavaluasi kondisi dari ketidaknormalan sel darah
12-18 tahun : merah yang rendah (contoh:anemia) atau ketidaknormalan sel
Laki-laki = 13,0-16,0 g/dL darah merah yang tinggi (contoh: eritrositosis, polisitemia).
Perempuan : 12,0-16.0 g/dL
LANJUTAN
MCH 27,9 pg Indeks MCH adalah nilai yang mengindikasikan berat Hb rata-rata di dalam sel darah
27-31pg
merah, dan oleh karenanya menentukan kuantitas warna (normokromik, hipokromik,
hiperkromik) sel darah merah. MCH dapat digunakan untuk mendiagnosa anemia.
Peningkatan MCH mengindikasikan anemia makrositik Penurunan MCH
mengindikasikan anemia mikrositik.
MCHC 33-37 g/dL Indeks MCHC mengukur konsentrasi Hb rata-rata dalam sel darah merah; semakin
35,8 g/dl
kecil sel, semakin tinggi konsentrasinya. Perhitungan MCHC tergantung pada Hb
dan Hct. Indeks ini adalah indeks Hb darah yang lebih baik, karena ukuran sel akan
mempengaruhi nilai MCHC, hal ini tidak berlaku pada MCH. Implikasi Klinik:
MCHC menurun pada pasien kekurangan besi, anemia mikrositik, anemia karena
piridoksin, talasemia dan anemia hipokromik.
MCHC meningkat pada sferositosis, bukan anemia pernisiosa.
LANJUTAN
Immunoglobun A (IgA) Tidak terlampir pada kasus Janin : 1,4-3,6 mg/dL Digunakan untuk mengevaluasi rheumatoid, gangguan
1-3 bulan : 1,3-53 mg/dL autoimun, luka bakar, anak dengan asma, penyakit hati
4-6 bulan : 4,4-8,4 mg/dL kronis.
7-12 bulan : 11-106 mg/dL
2-5 tahun : 14-159 mg/dL
6-10 tahun : 33-236 mg/dL
Dewasa : 70-312 mg/dL
Immunoglobin D (IgD) Tidak terlampir pada kasus BBL : Tidak terdeteksi Digunakan untuk mengetahui infeksi kronik, penyakit
Setelah usia bayi baru lahir : 0- jaringan ikat, AIDS.
8mg/dL
Immunoglobin E (IgE) Tidak terlampir pada kasus Laki-laki : 0-230 IU/mL Digunakan untuk mengevaluasi reaksi alergi
Perempuan : 0-170 IU/mL
Immunoglobin G (IgG) Tidak terlampir pada kasus Janin : 636-1606 mg/dL Digunakan untuk mengetahui kronik, infeksi berulang,
1 bulan : 251-906 mg/dL penyakit hati, limpoma, TBC, rematoid atritis, LUPUS,
2-4 bulan : 176-601 mg/dL AIDS, anemia apiastik, penyakit autoimun.
5-12 bulan : 172-1.069 mg/dL
1-5 tahun : 345-1.236 mg/dL
6-10 tahun : 608-1.572 mg/dL
Dewasa : 639-1.249 mg/dL
LANJUTAN
Immunoglobin M (IgM) Tidak terlampir pada kasus Janin : 6,3-25mg/L Digunakan untuk mendeteksi infeksi bawaan; mendiagnosa,
1-4 bulan : 17-105 mg/dL evaluasi dan memonitor infeksi.
5-9 bulan : 33-126mg/dL
10-12 bulan : 41-173 mg/dL
2-8 tahun : 43-207 mg/dL
9-10 tahun : 52-242 mg/gL
Zet Besi (Fe) Tidak terlampir pada kasus BBL : 100-250 mcg/dL Keracunan pada anak : 280-2.550 mcgdL
Bayi : 40-100 mcg/dL Digunakan untuk mengetahui penyimpanan zat besi.
Anak : 50-120 mcg/dL
Timbal (Pb) Tidak terlampir pada kasus Anak : <10 mcg/dL Batas nilai yang membahayakan
Anak-anak : >70 mcg/dL
Dewasa : >70mcg/dL
Digunakan untuk mengetahui keracunan oleh timbal.
Magnesium (Mg) Tidak terlampir pada kasus BBL : 1,2-2,0 mmol/L Batas nilai yang membahayakan : <0,5 atau >3 mEq/L
1-4 : 1,4-1,7mmol/L
Saturasi Oksigen (SaO2) Tidak terlampir pada kasus BBL : 85-90% Batas nilai yang membahayakan : <75%
Digunakan untuk monitor status oksigen pasien.
LANJUTAN
Phenilalanine Tidak terlampir pada kasus Prematur : 2,0-7,5 mg/dL Digunakan untuk mengetahui Phenil keton uria (PKU) pada
BBL : 1,2-3,4 mg/dL bayi baru lahir.
Trombosit 78 x103/mm3 <1minggu : 84-478 x103/mm3 Batas nilai digunakan yang membahayakan : <50 x x103/mm3
Setelah usia 1 minggu : 150-400 Digunakan untuk mengevaluasikan trombositopenia;
x103/mm3 trombositosis, polisitemia
Potasium (K) Tidak terlampir pada kasus BBL : 3,0-6.0 mmol/L Batas nilai yang membahayakan
BBL : <2,5 atau >8 mEq/L
Digunakan untuk menilai keadaan hiper/hipokalemia.
Eritrosit 6,10 x103/mm3 Janin : 3,9-5,5 juta/mm3 Fungsi utama eritrosit adalah untuk mengangkut oksigen dari
1-3 hari : 4.0-6,6 juta/mm3 paru-paru ke jaringan tubuh dan mengangkut CO2 dari
1 minggu 3,9-6,3 juta/mm3 jaringan tubuh ke paru-paru oleh Hb.
2 ming
Jumlah sel darah merah menurun pada pasien anemia
leukemia, penurunan fungsi ginjal, talasemin, hemolisis
dan lupus eritematosus sistemik. Dapat juga terjadi
karena obat (drug induced anemia). Misalnya:
sitostatika, antiretroviral.
Sel darah merah meningkat pada polisitemia vera,
polisitemia sekunder, diare/dehidrasi, olahraga berat,
luka bakar, orang yang tinggal di dataran tinggi.
Natrium 141,7 mmol/L Bayi baru lahir: 134 sampai 146 mEq/L Batas nilai yang membahayakan <120 atau >160
atau 134 sampai 146 mmol/L mEq/L
Bayi: 139 sampai 146 mEq/L atau 139
sampai 146 mmol/L Digunakan untuk menentukan hiper/hipo
Anak: 138 sampai 145 mEq/L atau 138 natremia
sampai 145 mmol/L
Setelah usia anak 136 sampai 146 mEq/L
atau 136 sampai 146 mmol/L
Teofilin Tidak terlampir pada kasus Brokodilator 10 sampai 20 mcg/mL atau Digunakan untuk memonitor konsentrasi
56 sampai 110 umol/L terapetik dari theopilin dalam tubuh
Apnea premature 5-10 mcg/mL atau 28
sampai 56 umol/L
Konsentrasi toksik > 20 mcg / mL atau >
110 umol/L
Trigliserida Tidak terlampir pada kasus Janin Batas nilai yang membahayakan >400 mg/dL
Laki-laki: 10 sampai 98 mg/dL atau 0,10
sampai 0,98 g/L Pemeriksaan menunjukan bagian dari profil
Perempuan: 10 sampai 98 mg/dL atau lipid: digunakan untuk menilai resiko penyakit
0,10 sampai 0,98 g/L koronaria dan vaskuler
0 sampai 5 tahun
Laki-laki: 30 sampai 86 mg/dL atau 0,30
sampai 0,86 g/L
Perempuan: 32 sampai 99 mg/dL atau
0,32 sampai 0,99 g/L
LANJUTAN
Leukosit 9,0 x103/mm3 Janin: 9,0 sampai 3,0 x 1000 sel/ Batas nilai yang membahayakan <2,5 atau >30 x 1000
mm³ sel/mm³
24 jam : 9,4 sampai 34,0 x 1000
sel/mm³ Digunakan untuk memonitor infeksi, inflamasi, kerusakan
1 bulan: 5,0 sampai 19,5 x 1000 sumsum tulang
sel/mm³
Hitung jenis leukosit Tidak terlampir pada kasus Mielosit: 0% dari Digunakan untuk menentukan bakteri penyebab infeksi yang
keseluruhan darah atau 0 sedang berkembang, infeksi akut yang disebabkanoleh virus,
sel/mm³ reaksi alergi
Neutrophil
Bands: 3% sampai 5%dari
keseluruhan darah
Segs: 54% sampai 64 %dari
keseluruhan darah
Limfosit 25% sampai 33%
dari keseluruhan darah
Monosit 3% sampai 7% dari
keseluruhan darah
Eosinofil : 1% sampai 3 %
dari keseluruhan darah
Basophil : 0%sampai 0,75%
dari keseluruhan
LANJUTAN
TES HEMOSTASIS
Waktu Pembekuan Tidak terlampir pada kasus Tabung kaca: 5 sampai 8 Digunakan untuk mengukur efek antikoagulan dari thrombin
menit inhibitor; defisiensi faktor pembekuan
Suhu ruangan: 5 sampai 15
menit
Tabung silicon: 30 menit
Level Fibrinogen Tidak terlampir pada kasus Tingkat plasma normal Batas nilai yang membahayakan <100 mg/dL
Bayi baru lahir: 125 sampai
300 mg/dL atau 1,25 sampai Digunakan untuk mengevaluasi penyakit liver, malnutrisi,
3,00 g/L karsinoma tingkat lanjut, penyakit jantung coroner, reaksi
Setelah usia bayi baru lahir; peradangan
200 to 400 mg/dL or 2,00 to
4,00 g/L
Partial Thromboplastin (PTT) Tidak terlampir pada kasus Tidak teraktivasi: 60 sampai Batas nilai yang membahayakan > 100 detik
85 detik
Teraktivitasi : 25 to sampai Digunakan untuk mengevaluasi defisiensi faktor pembekuan,
35 detik defisiensi vitamin K, koagulasi intravascular desiminata.
Partialrombin Time (PT) Tidak terlampir pada kasus Satu tahap Digunakan untuk mengevaluasi defisiensi faktor pembekuan
Secara umum 11 sampai 15
detik
Bayi baru lahir: memanjang
antara 2 sampai 3 detik
Dua tahap yang dimodifikasi:
LANJUTAN
Thrombin Time Tidak terlampir pada kasus Waktu control ±2 detik saat control Digunakan untuk skrining tes cepat defisiensi fibrinogen
adalah detik ke 9 sampai 13
Anion Gap (AG) Tidak terlampir pada kasus Jika potassium digunakan dalam Jika potassium tidak digunakan dalam perhitungan 12± 4
perhitungan: 16 ± 4 mEq/L mEq/L
Anion gap (AG) digunakan untuk mengidentifikasi asidosis
metabolik
Base Excess (Sel Darah dan Plasma) Tidak terlampir pada kasus Bayi baru lahir: - 10 sampai Base Excess (Sel darah dan plasma) digunakan untuk
(BE) -2 mEq/L atau -10 sampai -2 menentukan asidosis metabolic atau alkalosis
mmol/L
Bayi: -7 sampai -1 mEq/L
atau -7 sampai -1 mmol/L
Anak: -4 sampai +2 mEq/L
atau -4 sampai +2 mmol/L
Remaja dan dewasa: -3
sampai +3 mEq/L atau -4
sampai +2 mmol/L
Bikarbonat (HCO3) Tidak terlampir pada kasus Arteri : 21 sampai 28 mEq/L Batas nilai yang membahayakan: <15 atau >40 mEq/L
atau 21 sampai 28 mmol/L
Vena : 22 sampai 29 mEq/L HCO3 digunakan untuk menentukan asidosis metabolic atau
atau 22 sampai 29 mmol/L alkalosis
LANJUTAN
PCO2 (Karbon dioksida, Tekanan Tidak terlampir pada kasus Nilai normal arteri sel darah dan plasma/ Batas nilai yang membahayakan : < 20 atau >60 mm
parsial) whole blood Hg
Bayi baru lahir 27 sampai 40 mm Hg atau
3,6 sampai 5,3 kPa (kilopascals) Pco2 digunakan untuk menentukan asidosis atau
Bayi : 27 sampai 41 mm Hg atau 3,6 alkalosis primer pada pernapasan
sampai 5,5 kPa
Usia setelah bayi
Laki-laki: 35 sampai 48 mm Hg atau 4,7
sampai 6.4 kPa
Perempuan : 32 sampai 45 mm Hg atau
4,3 sampai 6,0 kPa
PO2 (Oksigen, Tekanan parsial) Tidak terlampir pada kasus Lahir : 8 sampai 24 mm Hg atau 1,1 to 3,2 Batas nilai yang membahayakan : <40 mm Hg setelah
kPa (kilopascals) 1 jam
5 sampai 10 menit : 33 sampai 75 mm Hg
atau 4,4 sampai 10,0 kPa Secara tidak langsung mengukur kandungan O2 dalam
30 menit: 31 sampai 85 mm Hg atau 4,1 darah arteri
sampai 11,3 kPa
>1 jam : 55 sampai 80 mm Hg atau 7,3
sampai 10,6 kPa
1 hari: 54 to 95 mm Hg or 7,2 to 12,6 kPa
Usia setelah satu hari (berkurang seiring
usia): 83 to 108 mm Hg or 11 to 14,4 kPa
LANJUTAN
pH Tidak terlampir pada kasus Premature (48 jam ) : 7,35 sampai 7,50 Batas nilai yang membahayakan : <7,25 or >7,55
pH atau H+konsentrasi dari 31 sampai 44
nmol/L Digunakan untuk mengukur keasaman atau kadar
Lahir, cukup umur : 7,11 sampai 7,36 pH alkalin darah
atau H+konsentrasi dari 43 sampai 77
nmol/L
5 sampai 10 menit: 7,09 sampai 7,30 pH
atau H+ konsentrasi dari 50 sampai
81nmol/L
30 menit : 7,21 sampai 7,38 pH or H+
konsentrasi 41 sampai 61 nmol/L
> 1 jam : 7,26 sampai 7,49 pH atau H+
konsentrasi 32 sampai 54 nmol.L
1 hari: 7,29 sampai 7,45 pH atau H+
konsentrasi dari 35 sampai 51 nmol/L
Usia setelah satu hari: 7,35 sampai 7,45
pH atau H+ konsentrasi dari 35 sampai 44
nmol/L
LANJUTAN
TES URINE
Tes Kimia Tidak terlampir di kasus pH : 4,6 sampai 8,0 (rata-rata 6,0) Tes kimia bertujuan untuk mendeteksi
Protein: penyakit, mengetahui fungsi organ,
0 sampai 8 mg/dL atau 0 sampai 80 mg/L mendeteksi racun, obat, atau zat
Saat istirahat : 50 sampai 80 mg/d tertentu dan memeriksa kondisi
Setelah aktivitas berat: <250 mg/d kesehatan secara keseluruhan
Glukosa
Kuantitatif : <0,5 mg/d atau <2,8 mmol/d
Kualitatif: negative
Keton negative
Leukosit esterate : negative
Nitrat negatif
Tes Fisik Tidak terlampir pada kasus Volume Untuk melihat kelainan pada urin
Penampilan : jernih
Warna : kuning
Bau: aroma khas
Nilai normal 24 jam
Bayi baru lahir : 50 sampai 300 mL/d atau 0,05 sampai 0,3 L/d
Bayi: 350 sampai 550 mL/d atau 0,35 sampai 0,5 L/d
Anak: 500 sampai 1000 mL/d atau 0,7 sampai 1,4 L/d
Remaja : 700 sampai 1400 mL/d atau 0,7 sampai 1,4 L/d
Usia setelah remaja
Laki-laki: 800 sampai 1800 mL/d atau 0,8 to 1,8 L/d
Perempuan: 600 sampai 1600 mL/d atau 0,6 sampai 1,6 L/d
Usia setelah remaja
Laki-laki : 800 sampai 1800 mL/d atau 0,8 to 1,8 L/d
Perempuan: 600 sampai 1600 mL/d atau 0,6 sampai 1,6 L/d
Gaya berat spesifik
Secara acak
Bayi baru lahir : 1.001 sampai 1.020
Dewasa 1.002 sampai 1.030
24 jam
1.015 sampai 1.025
12-jam setelah pembatasan cairan
>1.025
Osmolalitas
Secara acak: 50 sampai 1400 mOsm/kg H₂O, tergantung pada pemasukan cairan
12 jam setelah pembatasan cairan > 850 mOm / kg H₂O
24 jam: 300 smapai 900 mOsm / kg H₂O
LANJUTAN
Tes Mikroskopik Tidak terlampir pada kasus Jenis sel darah putih: 0 sampai 4 per-lapang Pemeriksaan mikroskopik diperlukan untuk mengamati sel
pandang kecil/LPK dan benda berbentuk partikel lainnya
Jumlah sel darah merah: ≤2 per- lapang
pandang kecil/L PK
Cast sel darah merah: negative
Bakteri: negative
Cast: negative
Kristal: negative
Kultur urin dan sensitivitas (C&S)
Penemuan normal
Negative: < 10,000 bakteri/ mL urine
Positif: > 100,000 bakteri/mL urine
TES FUNGSI GINJAL
Nitrogen urea Tidak terlampir pada kasus Nilai normal serum Batas nilai yang membahayakan : > 100 mg/dL indikasi
Janin: 21 sampai 40 mg/dL kerusakan ginjal yang serius
Bayi baru lahir: 3 sampai 12 mg/dL
Bayi: 5 sampai 18 mg/dL Digunakan untuk mengukur fungsi ginjal dan fungsi hati
Anak : 5 sampai 18 mg/Dl
Dewasa: 10 sampai 20 mg/dL
LANJUTAN
Kreatinin kinase (CK, CKP) Tidak terlampir pada kasus Janin: 70 sampai 380 U/L Digunakan untuk menentukan luas kerusakan otot
5 sampai 8jam : 214 sampai 1175 U/L miokardial
24 sampai 33 jam: 130 sampai 1200 U/L
72 sampai 100 jam: 87 sampai 725 U/L
Dewasa : 5 sampai 130 U/L
Kreatinin Tidak terlampir pada kasus Bayi baru lahir: 0,3 sampai 1,2 mg/dL Batas nilai yang membahayakan > 4 mg/dL indikasi
Bayi 0,2 sampai 0,4 mg/dL kerusakan serius pada fungsi ginjal
Anak: 0,3 sampai 0,7 mg/dL
Remaja: 0,5 sampai 1,0 mg/dL Digunakan untuk memperkirakan laju filtrasi glomelurus
Dewasa:
Laki-laki: 0,6 sampai 1,2 mg/dL
Perempuan : 0,5 sampai 1,1 mg/dL
Creatinine clearance (endogen) Tidak terlampir pada kasus Bayi baru lahir: 40 smapao 65 mL/min Digunakan untuk mengetahui sindrom output yang
<40 tahun tinggi pada jantung, kerusakan fungsi ginjal, kondisi
Laki-laki: 107 sampai 139mL/min yang disebabkan menurunnya laju filtrasi
Perempuan : 87 sampai 107 mL/min
Asam urat Tidak terlampir pada kasus Bayi baru lahir : 2,0 sampai 6,2 mg/dL Batas nilai yang membahayakan >12 mg/dL
Anak : 2,5 sampai 5,5 mg/dL
Dewasa: Digunakan untuk menilai produksi berlebih dari asam
Laki-laki: 4,0 sampai 8,5 mg/dL urat atau penurunan ekskresi asam urat (contoh gagal
Perempuan : 2,7 sampai 7,3 mg/dL ginjal)
Nilai normal urine
250 sampai 750 mg/24 jam (A40)
BILIRUBIN
Bilirubin total Tidak terlampir pada kasus <12 mg/dL Cek bilirubin total adalah pemeriksaan untuk
mengukur jumlah total bilirubin dalam darah.
Bertujuan untuk mengevaluasi fungsi hati atau
membantu mendiagnosis anemia yang disebabkan oleh
kerusakan sel darah merah (anemia hemolitik).
Bilirubin direct Tidak terlampir pada kasus 0,0- -8 mg/dL Cek bilirubin direk bertujuan untuk mengukur jumlah
bilirubin direk di dalam darah. Dari hasil pemeriksaan
ini, akan diketahui kemungkinan lokasi terjadinya
gangguan. Dalam kondisi normal alias tidak ada
kelainan, bilirubin direk sebenarnya hampir tidak
pernah ditemukan dalam darah. Hal itu terjadi karena
proses pembuangan yang terjadi cepat
Bilirubin indirect Tidak terlampir pada kasus 0,0- -0,8 mg/dL Bilirubin indirek artinya bilirubin yang harus berikatan
dengan protein (albumin) agar dari darah bisa masuk
ke dalam hari.
KIMIA KLINIK
Albumin Tidak terlampir pada kasus 3,5-5,5 mg/dL Albumin di sintesa oleh hati dan mempertahankan
keseimbangan distribusi air dalam tubuh (tekanan onkotik
koloid). Albumin membantu transport beberapa komponen
darah, seperti: ion, bilirubin, hormon, enzim, obat.
Nilai albumin meningkat dari ambang batas normal
dapat terjadi pada keadaan dehidrasi.
Nilai albumin menurun dari ambang batas dapat
terjadi pada keadaan: malnutrisi, sindroma absorpsi,
hipertiroid, kehamilan, gangguan fungsi hati, infeksi
kronik, luka bakar, edema, asites, sirosis, nefrotik
ANALISA GAS
DARAH
RESPON
DISORDER pH PRIMER
KOMPENSASI
ASIDOSIS
METABOLIK HCO3- pCO2
ALKALOSIS
METABOLIK HCO3- pCO2
ASIDOSIS
RESPIRATORI pCO2 HCO3-
ALKALOSIS
RESPIRATORI pCO2 HCO3-
Sumber :
Kementrian RI. (2011). Pedoman Interpretasi Data Klinis. Jakarta.
AIPNI & AIPVIKI. (2019). Tinjauan Elsevier Keperawatan Anak Edisi 1. Singapore
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. Pemeriksaan Skor Ballard Seharusnya pada kasus BBLR (Byi berat lahir rendah) dan NKB (Neonatus kurang bulan) dilakukan
• Postur pemeriksaan penunjang yaitu :
Pemeriksaan Skor Ballard merupakan pemeriksaan dengan penilaian maturitas neuromuskuler dan
maturitas fisik.
Penilaian Maturitas Neuromuskular
Postur, Tonus otot tubuh tercermin dalam postur tubuh bayi saat istirahat dan adanya tahanan saat
otot diregangkan.
Square window, Fleksibilitas pergelangan tangan dan atau tahanan terhadap peregangan ekstensor
memberikan hasil sudut fleksi pada pergelangan tangan. Pemeriksa meluruskan jarijari bayi dan
menekan punggung tangan dekat dengan jari-jari dengan lembut.
Arm recoil, Manuver ini berfokus pada fleksor pasif dari tonus otot biseps dengan mengukur sudut
• Square window mundur singkat setelah sendi siku difleksi dan ekstensikan. Arm recoil dilakukan dengan cara
evaluasi saat bayi terlentang. Pegang kedua tangan bayi, fleksikan lengan bagian bawah sejauh
mungkin dalam 5 detik, lalu rentangkan kedua
Skorlengan dantetap
0: tangan lepaskan.Amati reaksi bayi saat lengan
terentang / gerakan
dilepaskan.
acak,
Skor 1: fleksi parsial 140-180 °
Skor 2: fleksi parsial 110- 140 °
Skor 3: fleksi parsial 90-100 °
Skor 4: kembali ke fleksi penuh.
LANJUTAN
• Poplitea angle Poplite angle,lutut dengan menguji resistensi ekstremitas bawah terhadap ekstensi. Dengan bayi
berbaring telentang, dan tanpa popok, paha ditempatkan lembut di perut bayi dengan lutut tertekuk
penuh. Setelah bayi rileks dalam posisi ini, pemeriksa memegang kaki satu sisi dengan lembut dengan
satu tangan sementara mendukung sisi paha dengan tangan yang lain. Jangan memberikan tekanan
pada paha belakang, karena hal ini dapat mengganggu interpretasi.
Scarf sing, Manuver ini menguji tonus pasif fleksor gelang bahu. Dengan bayi berbaring telentang,
pemeriksa mengarahkan kepala bayi ke garis tengah tubuh dan mendorong tangan bayi melalui dada
bagian atas dengan satu tangan dan ibu jari dari tangan sisi lain pemeriksa diletakkan pada siku bayi.
Heel to ear, Manuver ini menilai tonus pasif otot fleksor pada gelang panggul dengan memberikan
• Scarf sing
fleksi pasif atau tahanan terhadap otot-otot posterior fleksor pinggul.
Penguji mencatat lokasi dimana resistensi signifikan
dirasakan. Hasil dicatat sebagai resistensi tumit ketika
berada pada atau dekat:
telinga (-1)
hidung (0)
dagu (1)
puting baris (2)
daerah pusar (3)
lipatan femoralis (4)
LANJUTAN
Sumber :
Mariza.I.(2013).Pengukuran Kinerja Dengan Balanced Scorecard. Staf Pengajar Universitas Pelita
Harapan & Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Ubinus. Journal The Winners, Vol. 4 No. 2, September
2003: 127-137. Jakarta.
LANJUTAN
Sumber :
Dr. F.Mardiana W,Sp.Rad(K) Bagian Radiologi FK UNDIP/RS.dr. Kariadi.
Harding, M. Patient (2015). Radionuclide Scan
3 Shake Test (Uji Kocok) Pada bayi prematur penting sekali untuk melakukan sgake test (uji kocok) yang merupakan suatu uji diagnostik
yang menggunakan cairan lambung bayi baru lahir bersama etanol 96% dengan pengenceran tertentu untuk
mengetahui kematangan dan kemampuan fungsi paru.
Cara melakukan tes ini yakni dengan mengambil sebanyak 0,5 cc cairan lambung 20 menit setelah bayi lahir,
kemudian cairan lambung dicampurkan ke dalam 0,5 cc cairan normal salin selama 15 detik, dan 1 cc etanol 95%,
campuran ketiga cairan tersebut akan teragitasi selama 15 detik. Setelah 15 menit, amati apakah muncul gelembung.
Jika ada gelembung, maka tes dinyatakan positif (kadar surfaktan dalam paru bayi cukup). Namun, jika tidak ada
gelembung maka hasil tes menjadi negatif (kadar surfaktan paru sangat minimal). Kadar surfaktan yang kurang
pada bayi berkaitan dengan penyakit Hyaline Membrane Disease (HMD).
Hasil :
Positif: bila timbul gelembung udara yang membentuk cincin didalam tabung reaksi artinya surfactant
terdapat pada paru, dalam jumlah yang cukup.
Negative : bila tidak terdapat gelembung artinya tidak terdapat surfactant dan kemungkinan akan terjadi HMD
besar
Ragu : bila terdapat gelembung tetapi tidak membentuk cincin artinya waspada terhadap kemugkinan HMD
LANJUTAN
4 USG (Ultra Sonografi) Kepala Pemeriksaan USG kepala dilakukan terutama pada bayi prematur untuk mendeteksi adanya perdarahan
intrakranial.
ultrasonografi atau yang sering disebut dengan USG adalah salah satu teknologi pencitraan yang
memanfaatkan gelombang suara dengan frekuensi tinggi untuk dapat memberikan gambaran dari bagian
tubuh yang dikenai. Jika tidak menemukan sesuatu yang aneh terjadi pada bagian kepala bayi setelah
dilakukan pemeriksaan USG kepala, hal itu berarti bayi menunjukkan hasil yang normal.
Hasil yang abnormal dapat menunjukkan beberapa hal sebagai berikut:
Adanya kemungkinan pendarahan di otak. Menandakan pendarahan intraventrikuler. Tes akan
dilakukan kembali atau diulang untuk menemukan pendarahan dan penyebabnya.
Adanya daerah yang mencurigakan atau lesi di sekitar ventrikel otak. Kemungkinan merupakan
tanda periventricular leukomalacia (PVL).
Otak dan ventrikel membesar karena penumpukan cairan serebrospinal. Ini merupakan penanda
hidrosefalus
Sumber : Hardiono.D. (2013). Deteksi Dini Kelainan Neurologis pada Bayi Bermasalah. Pendidikan
Kedokteran Berkelanjutan Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM LXV
TERAPI YANG
DIBERIKAN
NO TERAPI YANG ADA PADA KASUS KRITISI DARI KELOMPOK
1 Ampisulbac 2 X 80 Mg Pasien mendapatkan terapi obat Ampicilin Sulbactan
karena pada pasien dengan berat badan lahir rendah
rentan mengalami resiko terjadinya permasalahan seperti
infeksi saluran napas, saluran pencernaan, jantung. Pada
pasien diberikan ampisilin sulbactan karena bayi lahir
kurang bulan sehingga paru-paru bayi belum matang.
Resiko terjadinya infeksi saluran napas sangat tinggi
pada bayi dengan berat badan lahir rendah dan kurang
bulan pada saat lahir.
Ampicillin Sulbactan berguna untuk pengobatan infeksi
yang disebabkan oleh bakteri, salah satunya adalah
infeksi saluran pernapasan.
2 Gentamicin 1 x 8 mg Pasien mendapatkan terapi obat Gentamicin karena pada
pasien dengan berat badan lahir rendah rentan mengalami
resiko infeksi terhadap bakteri. Gentamicin digunakan
untuk mencegah dan mengobati infeksi bakteri (Hidayat
Felix, 2019).
3 San B plek 1x0,3 cc Pasien mendapatkan terapi obat San B plek karena pada
pasien reflek menghisapnya masih rendah sehingga pasien
membutuhkan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
asupan vitamin.
San B plek berguna untuk memenuhi kebutuhan asupan
LANJUTAN
kafein oral 1x4mg Pasien mendapatkan terapi obat Kafein Oral karena bayi yang
lahir premature biasanya memiliki paru-paru yang belum
berkembang secara optimal sehingga rentan terhadap berbagai
komplikasi salah satunya adalah apnea. Obat Kafein
digunakan untuk mencegah atau mengurangi episode apnea
pada bayi premature (Susprawita Sari, Guslihan Dasa Tjipta,
Dachrul Ady, 2004).
Injeksi Vitamin K Pasien mendapatkan terapi injeksi vitamin K karena pada bayi
baru lahir relative kekurangan vitamin K yang disebabkan
oleh berbagai alasan antara lain karena simpanan vitamin K
yang rendah pada saat bayi baru lahir, sedikitnya transfer
vitamin K melalui plasenta, rendahnya kadar vitamin K pada
ASI dan sterilitas saluran cerna. Vitamin K berguna untuk
mencegah perdarahan diberbagai organ tubuh seperti otak,
lambung dan usus. (Kementerian Kesehatan RI, 2011)
PASI/ASI 10 x 15-20 cc lewat oral dan 10 x 30-40 cc lewat Pada pasien BBLR menggunakan selang OGT karena pasien
OGT memiliki reflek rooting dan isap yang lemah sehingga
membutuhkan selang OGT untuk pemberian nutrisi.
LANJUTAN
4 Foto terapi Pada bayi yang memiliki hiperbilirubin, dan atau bayi kuning/ aundice memerlukan
perawatan fototerapi menggunakan bantuan sinar ultraviolet untuk mengurangi kadar
bilirubin pada bayi.
Fototerapi merupakan salah satu terapi untuk hiperbilirubinemia neonatus. Fototerapi
ini biasanya akan dihentikan selama 30 menit setiap 3-4 jam sekali.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam fototerapi
seluruh pakaian bayi perlu ditanggalkan, agar kulit bayi terkena sinar ultraviolet
buatan sebanyak mungkin.
mata bayi harus tertutup guna melindungi lapisan saraf mata (retina) dari
paparan sinar.
kadar bilirubin diperiksa paling sedikit sekali dalam sehari. Setidaknya setiap 4-
6 jam setelah proses fototerapi dimulai. Begitu kadar bilirubin sudah menurun,
maka bayi anda akan diperiksa setiap 6-12 jam sekali.
bayi anda tetap diberikan asi atau susu selama terapi ini berlangsung.
Selama perawatan, suhu bayi anda akan dipantau untuk memastikan tidak
terlalu panas dan akan diperiksa tanda-tanda dehidrasi. Penanganan
menggunakan fototerapi akan dihentikan setelah kadar bilirubin turun ke
tingkat yang aman, dan biasanya fototerapi ini memakan waktu 1-2 hari.
Adapun efek samping fototerapi dehidrasi, diare, dan timbulnya ruam kulit
yang akan hilang begitu terapi atau perawatan dihentikan
Sumber:
HS Choices UK (2015). Newborn jaundice. Medline Plus (2017). National Institutes
of Health, U.S National Library of Medicine. Newborn jaundice – discharge. Case-
LANJUTAN
5. Thermogulasi Pada BBLR membutuhkan bantuan dan waktu untuk menyesuaikan kehidupan di luar rahim, membutuhkan bantuan agar tetap
hangat dan mendapatkan ASI yang cukup untuk tumbuh. Satu cara untuk menolong bayi mendapatkan kebutuhan ini adalah
menjaga tubuh bayi tetap kontak dengan kulit ibunya. BBLR dirawat didalam incubator dilengkapi dengan alat pengaturan suhu
tubuh yang normal
Termoregulasi adalah keseimbangan antara kehilangan panas dan produksi panas. Tujuan adalah mengendalikan lingkungan BBL
agar terjaga seuhunya sehingga bisa meminimalkan pengeluaran energy.
Hipotermia Hipotermia suhu tubuh di bawah 36,5 ºC
Hipetermia suhu tubuh di atas 37.5 ºC Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan alternatif pengganti incubator dalam
perawatan BBLR, dengan beberapa kelebihan antara lain: merupakan cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang
paling mendasar yaitu adanya kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh ibu akan menjadi thermoregulator bagi bayinya,
sehingga bayi mendapatkan kehangatan (menghindari bayi dari hipotermia), salah satu metode agar suhu tubuh pada BBLR tetap
normal yaitu dengan cara metode kanguru.
LANJUTAN
PMK terdiri dari 3 komponen, yaitu: kontak kulit ke kulit (skin-to-skin contact), pemberian ASI atau breastfeeding,
dan dukungan terhadap ibu (support). Literatur terbaru menambahkan satu komponen lagi sehingga menjadi terdiri
dari 4 komponen, yaitu: kangaroo position, kangaroo nutrition, kangaroo support and kangaroo discharge.
• Perawatan Metode Kanguru dapat dilakukan dengan dua cara: PMK intermiten: Bayi dengan penyakit atau kondisi
yang berat membutuhkan perawatan intensif dan khusus di ruang rawat neonatologi, bahkan mungkin memerlukan
bantuan alat. Bayi dengan kondisi ini, PMK tidak diberikan sepanjang waktu tetapi hanya dilakukan jika ibu
mengunjungi bayinya yang masih berada dalam perawatan di inkubator. PMK dilakukan dengan durasi minimal
satu jam, secara terus-menerus per hari. Setelah bayi lebih stabil, bayi dengan PMK intermiten dapat dipindahkan
ke ruang rawat untuk menjalani PMK kontinu.
• PMK kontinu: Pada PMK kontinu, kondisi bayi harus dalam keadaan stabil, dan bayi harus dapat bernapas secara
alami tanpa bantuan oksigen. Kemampuan untuk minum (seperti menghisap dan menelan) bukan merupakan
persyaratan utama, karena PMK sudah dapat dimulai meskipun pemberian minumnya dengan menggunakan pipa
lambung. Dengan melakukan PMK, pemberian ASI dapat lebih mudah prosesnya sehingga meningkatkan asupan
ASI.
Reverensi: IDAI Bernie Endyarni
LANJUTAN
DS:-
DO:
KU : sedang
TIDAK ADEKUAT SYSTEM
WBC: 9,08 ; Hb: 20,9; Hct: 58,4 Risiko infeksi
Klien minum susu formula/perasan ASI ± 200- IMUN
250 cc/hari
BBLR
DS :-
DO: Risiko ketidakseimbangan suhu
Terpapar lingkungan yang dingin,
Klien BBLR, BB: 1558 gram, tubuh
usia neonatus
Klien berada dalam inkubator,
Suhu kulit 34,60C
DS:-
DO:
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
BB : 1558 gr, klien lahir dengan BBLR Faktor biologis
dari kebutuhan tubuh
(1550gr),
intake nutrisi peroral/ogt 10x@15-20 cc
DS:-
DO:
Anak dirawat di NICU karena BBLR,
ibu berkunjung 3-4 x/hari untuk menyusui, Menyusui terputus Prematuritas
ASI sedikit,
bayi kadang di beri susu formula
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
5 Risiko aspirasi b.d OGT Setelah tindakan keperawatan selama Aspiration precaution
3x24 jam klien dapat mencapai kontrol • Monitor tingkat kesadaran, reflek
aspirasi dengan kriteria hasil: batuk dan kemampuan menelan
• Mengidentifikasi faktor risiko • Monitor status paru
• Memposisikan kepala lebih tinggi • Pelihara jalan nafas
saat makan dan minum • Lakukan suction jika diperlukan
• Cek nasogastrik sebelum makan
• Hindari makan kalau residu masih
banyak
• Potong makanan kecil kecil
• Haluskan obat sebelumpemberian
• Naikkan kepala 30-45 derajat setelah
makan
ANALISIS KRITISI KELOMPOK
DATA
No. Analisa Data Etiologi Masalah Keperawatan
1 Data Subjektif :
Tidak Terkaji
Data Objektif :
a. kadar glukosa dalam darah rendah ( 36 Gangguan metabolik bawaan (gangguan penyimpanan
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
mg/dL) dengan nilai normal bayi >50-90 glikogen)
mg/dL
b. Pasien lebih banyak tidur diinkubator