Anda di halaman 1dari 21

Referat Nervus Trigeminus

Pembimbing: dr. M Iman Indrasyah, Sp.S

Oleh: Putri Santri, S.Ked


PENDAHULUAN

• Nervus trigeminus merupakan nervus


cranial terbesar, sensorik pada leher
dan kepala serta merupakan nervus
motorik pada otot-otot pengunyahan.
Nervus ini terdiri atas tiga cabang, yaitu
: n.ophtalmicus, n.maxillaris, dan
n.mandibularis.
Latar Belakang
• Nervus ini berasal dari batang otak
khususnya dari plakoda ektoderm dan
sel sel crista neuralis.
POST ANESTHESIA CARE
UNIT
Pendahuluan

PACU Meminimalkan kematian


pasien post OP
Design PACU

 Jarak dekat dengan ruang


operasi dan fasilitas
perawatan khusus
 Ruang terbuka

 Ruangan yang besar dan


pencahayaan baik

 1,5 tempat tidur dibanding


kamar operasi

 Terdapat saluran keluar


penghubung elektrik (O2,
Udara, dan suction)
Perlengkapan

Pulse oximetry (SpO2)


Ectrocardiogram (ECG)
Blood pressure (NIBP)
monitors
Selimut penghangat
Kereta dorong
Saluran elektrik : O2, suction
Minor set
Infus set dan syringe pump
DC shock
Staffing
25

Perawat menguasai ACLS


2 pasien 1 perawat atau
pasien elektif 1 perawat
Petugas harus siap 24 jam kapan pun di perlukan
Bangun dari Anestesi

Hati-hati pada
pasien spinal/
Waspada : epidural dapat
Obtruksi jalan menyebabkan
nafas, mengigil, TD menurun
nyeri, mual dan
Perlahan dan
muntah,
bertahan, pasien
mengalami stress hipotermi,
fisiologis agitasi, gelisah.

Bangun yg tertunda, pasien tidak sadar 30-60 menit setelah anestesi umum

•Naloxone 0,04mg dan flumazenil o,2mg atau


•Pisotigmin 1-2mg
Anestesi Regional

Pasien dengan keadaan tersedasi atau hemodinamik


tidak stabil pada regional anestesi harus diberikan
oksigen
Yang harus diperhatikan pada Anestesi regional :
Tingkat sensoris dan motorik secara bertahap
Tekanan darah
Kateter urine
Pemindahan dari Ruang Operasi
Pasien Posisi
Pindah Berika tidak Posisik lateral
ke RR : n O2 stabil berguna
stabil, an
selama harus untuk
jalan dalam pasien
pemind pasien
nafas intubasi dengan dengan
ahan dan
terjaga, baik : resiko
pada dipindah
ventilas posisi muntah
pasien kan
atau
i dengan trendel
adekuat, dgn perdarah
disertai enbrug
oksigen resiko an jalan
monitor atau
dan hipoksi dan nafas
posisi atas
hemodi a persediaa
n obat kepala seperti
namik (SpO2
emergen diatas tonsilekt
stabil <90)
ci omi,
Kriteria pemindahan (PACU)

 Kriteria minimal untuk Yang paling dibutuhkan :


memindahkan pasien : - Mengontrol nyeri
1. Mudah bergerak
postoperatif
2.Sadar penuh
- Mengontol mual dan
3.Dapat mempertahankan jalan
nafas muntah
4.Tanda vital stabil selama 15-30 - Mengembalikan suhu
menit normal
5. Mampu minta tolong bila perlu Untuk anestesi regional
6.Tidak ada komplikasi operasi
diperlukan juga
secara nyata (pendarahan yang
aktif) kembalinya sensoris dan
motorik
Kontrol Nyeri

Nyeri ringan – Oral :


sedang Acetaminopen + codein, hydrocodone, oxycodone
31
Dengan IV :
- Butorphanol 1-2 mg, Nalbupine 5-10 mg (opiod agonis-antagonis)
- Ketorolak tromethamine 30 mg

Nyeri sedang sampai Parenteral atau intraspinal opioid


berat Regional anestesi
Blok saraf
Kateter Epidural

Opioid yang sering digunakan termasuk yang sedang dan yang panjang durasinya :
Meperedine 10-20mg
Hidromorphone 0,25-0,5mg
Morphin 2-4m

Obat yang digunakan dalam epidural :


Fentanyl 50-100µg
Sufentanil 20-30µgMorphin3-5mg dimonitor dalm 12-24 jam
Gelisah

Etiologi Nyeri
Gangguan sistemik (hipoksia, asidosis, hipotensi)
Distensi kantung kemih
Komplikasi operasi (mis. Pendarahan abdominal)
Lainnya : Preoperatif anxietas, efek obat

Terapi -Prostigmin 1-2mg iv (0,05mg/kgBB untuk anak) efektif untuk delirium


akibat atropin dan scopolamin

- Sedasi sedang iv, midazolam 0,5-1mg (0,5mg/kgBB untuk anak) dapat


digunakan untuk kegelisahan yang lama
Mual-Muntah
Etiologi - Obat anestesi (opioid)
- Jenis tindakan operasi ( operasi intraperitoneal, operasi strabismus)
- Faktor pasien ( wanita muda, menstruasi, riwayat merokok )
- Penggunaan propofol dapat menurunkan kejadian mual dan muntah

Terapi - Serotonin rereptor 3 antagonis :


• Ondansetron 4mg (0,1 mg/kgBB dosis anak)
•Granisetron 0,01-0,04mg/kgBB
•Dolasetron 12,5mg (0,035mg dosis anak)
-Metoclopramid 0,15mg/kgBB kurang efektif
-Transdermal scopolamin
-Dexametason 4-10mg (0,10mg dosis anak) + anti muntah untuk kasus
yang berat
-Droperidol 0,625-1,25mg (0,05-0,075mg/kgBB dosis anak)

Lain-lain -Hidrasi yang adekuat (20ml/kgBB) setelah puasa


-Akupuntur di titik P6 dipergelangan tangan
Menggigil dan Hipotermi
Etiologi Hipotermi
Obat anestesi
Setelah melahirkan
Suhu dalam kamar operasi
Luasnya luka operasi
Cairan dingin yang diberikan

Terapi Lampu atau selimut hangat


Meperidipine 10-50mg dosi kecil iv
Obstruksi Jalan Komplikasi Post OP
Napas
Etiologi 1. lidah yang jatuh kebelakang
2. Laringospasme 35
3. odem pita suara
4. Sekret
5. Muntahan
Obtruksi jalan nafas Tanda : pernafasan sonor
partial

Obstruksi Total Tanda : hilangnya suara pernafasan dan tanda-tanda pernafasan paradok
Terapi : 1. Oksigen 100%, 2.Head tilt, jaw trhust, 3. Nasal/oral airway, 4.Suction

Laringospasme Tanda :
• suara pernafasan dengan nada tinggi /tidak ada sama sekali
• spasme pita suara
• adanya darah atau sekret dalam jalan nafas.
Terapi :
Jaw thrust
Succinylcholine 10-20 mg dan tekanan positif ventilasi dengan O2 100%

Edema glottis Terjadi pada bayi atau anak kecil


Terapin :
Dexamethason 0,5mg/kgBB atau epinephrine spay 0,5 ml 2,25% dengan 3 ml
normal saline.
Hipoventilasi Komplikasi Post OP
36
Definisi : PaCO2 > Gejala klinis :
45 mmHg 1. PaCO2 > 60mmHg, Ph < 7,25
2. Somnolene
3. Obstruksi jalan nafas
4. RR turun
5. Takipnea dengan napas dangkal dan susah
6. Takhikardi dan hipertensi ( ringan atau sedang pernafasan asidosis)

Etiologi 1. Opioid : RR turun dengan volume tidal yang besar


2. Overdosis, hypotermi, interaksi obat, berubahnya faktor metabolik
farmakokinetik
3. Nyeri dan kelainan fungsi diafragma
4. Distensi Abdomen-kompartemen sindrom

Terapi 1. Kontrol ventilasi


2. Depresi sirkulasi dan asidosis berat indikasi untuk inkubasi
3. Naloxon (opioid antagonis) – hati-hati akan terjadi renarcotization
4. Cholinesterasi inhibitor (Paralisis otot residual)
5. Kontrol nyeri dengan Analgetik Opioid (iv atau intraspinal) epidural
anestesi atau intercostal nerve blok
Hipoksemia Komplikasi post OP
Ringan Akibat kurang masuknya O2 saat hampir sadar

Ringan-sedang Dicurigai dari: gelisah, takhikardi, tanda lanjut yang terjadi bradikardi,
(PaO2 50-60 hipotensi dan cardiac arrest
mmHg) Penyebabnya:
Hipoventilasi
Terapi :
- 30-60% O2 dengan atau tanpa tekanan positif dapat
mencegah hipoksia dengan hipoventilasi sedang dan
hiperkapnia.

Berat Terapi:
Berikan O2 100% dengan nonbreathing mask atau
ETT,ventilasi dapat digunakan bila perlu
Daftar Pustaka
1. Morgan, G. Edward Jr,. Maged, S. Mikhail, and Murray, Michael
J,. 2006. Clinical Anesthesiology, Fourth Edition. United States of
America: Appleton & Lange.
2. Miller, Ronald D. 2005. Miller’s Anesthesia, 7th edition. United
States of America: Elsevier
3. The Association of Anaesthetists of Great Britain and Ireland.
2007. Recommendations For Standards Of Monitoring During
Anaesthesia And Recovery.
39

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai