Anda di halaman 1dari 25

WATER TREATMENT

dr. David Henry S


Narasumber :
Prof. Dr. dr. Parlindungan Siregar, Sp.PD-KGH
Pelatihan Hemodialisa RSCM
6 Januari-31 Maret 2020
TUJUAN
Sistem pemurnian air untuk Hemodialisis (HD)
merupakan fasilitas penting pada unit HD.
Dengan kualitas air yang terstandar dapat
mengurangi resiko terjadi komplikasi akut dan
kronik pada pasien HD
PENDAHULUAN
Setiap pasien HD akan terpapar cairan dialisat
(dialysis solution) sebanyak 150-200 L dalam satu kali
proses dialisis.
Kontaminan dengan berat molekul rendah yang
terdapat dalam cairan dialisat akan masuk dalam
darah fungsi eksresi ginjal menurun
tertimbun didalam tubuh.
Sumber Air
Sumber air
Air Permukaan (danau, sungai, kolam, waduk)
Biasanya lebih banyak terkontaminasi dengan
organisme, mikroba, limbah industri dan rumah tangga,
pupuk, dll
Air Dalam (sumur, mata air)
Biasanya lebih banyak terkontaminasi dengan ion
inorganik, besi, calcium, magnesium, sulfate, dll
Sumber Air
Kandungan yang terdapat dalam sumber air (air PAM) tidak
berbahaya bagi orang sehat, namun menimbulkan penyakit
pada pasien gagal ginjal bila digunakan untuk proses dialisis.
Kandungan air:
Alumunium: untuk menyaring non-filterable suspended particles
Chloramine : mencegah pertumbuhan bakteri
Fluoride : mencegah lubang pada gigi
Copper dan Zinc : berasal dari pipa metal
Bacteria and endotoxin
Toxin dari blue-green algae
Sumber air tersebut harus melalui proses pemurnian
Kontaminan yang sering didapatkan antara lain :
Standarisasi kandungan Bakteri dan Endotoxin
1. Menurut AAMI
 < 200 koloni unit (cfu)/ml bakteri
 < 2.0 endotoxin unit (eu) / ml
2. Menurut European Pharmacopoeia
 < 100 koloni unit (cfu)/ml bakteri
 < 0.25 endotoxin unit (eu) / ml
Proses water treatment ini dapat dibagi menjadi 3
bagian yaitu :
1. Pre treatment meliputi :
 Filtrasi terdiri dari depth filter dan mikro filter
 Softener
 Carbon absorbtion
2. Primary Purification meliputi :
 Reserve Osmosis
 Deionization
3. Distribusi air ke mesin dialisis
PRE TREATMENT
Filtrasi

Terdiri dari dua macam proses yaitu depth filter berfungsi


untuk menyaring partikel-partikel besar (500 mikron-5
mikron) pada awal jalannya purifikasi, catride filter
melindungi membran RO dari partikel kecil yang tidak
tersaring oleh carbon absorption.

Sedangkan mikro filter berfungsi untuk menyaring


kontaminan dan mikrobakteriologi (5 mikron-1 mikron)
 Shoftener
Bagian ini berfungsi terutama menghilangkan kandungan
ion Calcium dan Magnesium oleh pertukaran ion Na.
Ini diletakkan sebelum RO karena dapat mencegah
kerusakan membran RO oleh CalCium dan Magnesium

Carbon absorption
Bekerja dengan menggunakan karbon aktif untuk
mengeliminasi zat chlorine dan chloramine dari air,
karena kedua macam zat ini dapat merusak membran RO.
Selain itu carbon adsorption juga dapat mengeluarkan
bahan organik kontaminan dari air meski cara kerjanya
tidak spesifik.
PRIMARY PURIFICATION
a. Reverse Osmosis
Bagian utama dari proses penyaringan air.
Menggunakan tekanan yang tinggi dipompakan ke
membran RO yang bersifat semipermiabel mempunyai
diameter ukuran pori yang sangat kecil, hanya air yang
dapat melewatinya.
Mampu menyaring 90-99% kontaminan ion, dan >95%
kontaminan non-ion dengan berat molekul >150
mikron. Menyaring bakteri, virus, dan endotoksin.
b. Deionization
Bekerja dengan menggunakan pergantian ion :
1. Resin kation mengandung sulfur berfungsi menukar hidrogen
dengan kation lain seperti sodium, calcium, alumunium.
2. Resin anion mengandung amonium berfungsi menukar
hidroxyl dengan anion lain seperti chloride,phosphat dan
flouride.
Air yang dihasilkan mengandung sedikit sekali residu.
DISTRIBUSI AIR
Distribusi Air ke Mesin Dialisis
Setelah proses filtrasi secara keseluruhan selesai, air
ditampung kemudian dialirkan ke mesin dialisis.
Sistem distribusi air dikonfigurasikan dalam satu
lingkaran tanpa banyak cabang atau jalan buntu, dan
dirancang untuk memudahkan desinfeksi
Penyimpanan air dan sistem distribusi didesinfeksi
pada jadwal reguler untuk mencegah kolonisasi
bakteri
MONITORING WATER TREATMENT
Untuk menjaga kualitas air perlu diakukan
monitoring secara teratur oleh Unit HD
Monitoring kualitas air
a) Air Baku
b) Prefiltrasi
c) Air RO
d) Air distribusi
KUALITAS AIR BAKU
Analisis bahan kimia/chemical analysis dan Silt
Density Index (SDI)
Diambil dari kran sumber air baku
Sesuai dengan standar kualitas air minum Kemenkes
atau WHO
Frekuensi setiap tahun atau terdapat perubahan
sumber air baku
KUALITAS AIR PREFILTER
Tes Chlorine dan Water Hardness/Chloramine
Diambil dari sampel air pada kran setelah karbon aktif
I atau pada karbon aktif II apabila hasil karbon aktif I
positif
Nilai Chlorine < 0,5 ppm dan water hardness < 17,24
ppm tidak normal teknisi HD back
wash
 Dilakukan setiap pagi hari sebelum tindakan HD
KUALITAS AIR RO
Tes analisis kimia, mikrobioloogi dan bakteriologi
Sampel air setelah membran RO
Sesuai standar AAMI
Setahun sekali atau ada pergantian membran
Tes bakteriologi (CFU culture dan Endotoksin test)
dilakukan setiap bulan
KUALITAS AIR DISTRIBUSI
Tes bakteriologi (CFU culture dan Endotoksin)
Sampel air dari titik akhir sebelum air kembali ke
sirkulasi RO
Sesuai AAMI
Dilakukan setiap bulan
Terima kasih….

Anda mungkin juga menyukai