Anda di halaman 1dari 40

Laporas Kasus

DIARE AKUT
Pembimbing : dr. Dian Rahma Ekowati, Sp.A M.Sc

Oleh : Muchamad M. Nur (2012730065)


Identitas Pasien

Nama : By. G
Tanggal Lahir : 22 Oktober 2018
Usia : 1 bulan
JK : laki-laki
Alamat : Parung Kuda, RT 02/01
Masuk RS : 22-10-2018
No. Rekam Medis : 5892xx
Anamnesis
Alloanamnesis, 22 Oktober 2018

Keluhan Utama
BAB cair sejak 2 hari SMRS.

Keluhan Tambahan
Demam, Sesak, Lemas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan BAB cair > 10x dalam
sehari sejak 2 hari SMRS. BAB disertai sedikit ampas,
berlendir, tidak ada darah, dan berbau busuk, sebanyak
¼ gelas. Pasien mengalami demam yang naik turun. Ibu
pasien mengatakan pasien sesak dan merintih tetapi
tidak menangis dengan kuat. Pasien terlihat lemas
mulai dari 2 hari SMRS semenjak mengalami BAB yang
cair. Pasien susah untuk minum ASI. Hari pasien datang
ke Rumah sakit, pasien tidak menangis dan terlihat
sangat sesak, serta BAK menurun. Keluhan batuk dan
pilek disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini. Riwayat
kejang demam, asma, dan TB disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


Di keluarga pasien tidak ada yang mengeluh sama seperti ini.

Riwayat Pengobatan
Saat SMRS pasien diberikan obat penurun panas. Demam turun, tetapi naik
lagi. Orang tua pasien menyangkal pasien sedang mengkonsumsi obat jangka
panjang.
Riwayat Alergi
Ibu pasien mengatakan pasien tidak ada alergi makanan, cuaca, dan obat.

RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


Anak ke 1
ANC rutin ke bidan setempat
Pasien lahir cukup bulan di tolong bidan
BB lahir 2900 gram
PB lahir 48 cm
Kesan : kehamilan dan kelahiran baik
Riwayat Kehamilan Ibu
Merupakan kehamilan dan kelahiran pertama dengan usia melahirkan 25
tahun. Selama hamil ibu tidak pernah dirawat di rumah sakit karena penyakit
tertentu. Riwayat kecelakaan, demam tinggi, bengkak di kaki, tangan, atau
wajah disertai sakit kepala atau kejang, batuk lama, keputihan, dan ruam pada
kulit semua disangkal. Konsumsi obat-obatan dan jamu, merokok,
mengonsumsi alkohol selama kehamilan disangkal. Ibu pasien tidak memiliki
riwayat diabetes melitus dan hipertensi. Rutin melakukan pemeriksaan
kehamilan di dokter.
Kesan : tidak terdapat penyulit selama kehamilan dan ibu rutin melakukan
pemeriksaan kehamilan.
RIWAYAT MAKAN
ASI : setelah lahir sampai usia 1 bulan

RIWAYAT IMUNISASI
Imunisasi dasar sudah lengkap
Kesan : imunisasi dasar lengkap
DIAGNOSA BERDASARKAN ANAMNESIS

Diare akut dengan dehidrasi berat


Pemeriksaan Fisik
Status Present

• Keadaan umum : Tampak lemas, gerak kurang aktif, Letargis

• Nadi : 145 x/menit, reguler, isi cukup

• Respirasi : 56 x/menit

• Suhu : 39.3 ºC
Kelainan Mukosa Kulit/Subkutan yang Menyeluruh

Pucat : (-)

Sianosis : (-)

Ikterus : (-)

Perdarahan : (-)

Oedem umum : (-)

Turgor : Menurun
Kepala

• Bentuk : Bulat, simetris, normocephal

• UUB : cekung (+)

• Rambut : Hitam kecoklatan, lurus, tidak mudah dicabut

• Kulit : Tidak ada kelainan

• Mata : Kelopak mata cekung (+), konjungtiva anemis, sklera


tidak ikterik, kornea jernih, refleks cahaya (+/+), air mata (-)

• Telinga : Bentuk normal (normotia), simetris, serumen (-/-)

• Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), pernafasan cuping


hidung (-), sekret (-)

• Mulut : Mukosa bibir kering (+), sianosis (-), faring tidak hiperemis
Leher

Bentuk : Simetris

KGB : Tidak membesar

Kaku kuduk : (-)

Thoraks

- Inspeksi : Bentuk simetris, retraksi sela iga (+)


Paru

  ANTERIOR POSTERIOR

  KIRI KANAN KIRI KANAN


Retraksi dinding
dada (+)
Inspeksi Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan
pernafasan pernafasan pernafasan pernafasan
simetris simetris simetris simetris

Palpasi Vocal fremitus Vocal fremitus Vocal fremitus Vocal fremitus


teraba teraba teraba teraba

Perkusi Sonor Sonor Sonor Sonor


Auskultasi Suara nafas Suara nafas Suara nafas Suara nafas
vesikuler vesikuler vesikuler vesikuler
Ronkhi (+) Ronkhi (+) Ronkhi (+) Ronkhi (+)
Wheezing (-) Wheezing (-) Wheezing (-) Wheezing (-)
Jantung

• Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

• Palpasi : Iktus kordis tidak teraba

• Perkusi : Tidak dilakukan

• Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

• Inspeksi : Cembung (buncit, pot belly), simetris

• Palpasi : Turgor kembali lambat (+)

• Perkusi : Timpani.

• Auskultasi : Bising usus (+) meningkat.


Inguinal dan Perianal

• Anus : Tidak ada cacat bawaan.

• Pembesaran KGB inguinal : -/-

Ekstremitas

• Superior : Akral hangat, Oedem (-/-), Sianosis (-)

• Inferior : Akral hangat, Oedem (-/-), Sianosis (-)


DIAGNOSA BERDASARKAN ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK

1. Diare akut dengan dehidrasi berat


2. pneumoniae
Pemeriksaan Penunjang
◦ HITUNG JENIS
DPL
Eosinofil: 0 % (2-4)
Tgl 22-10-2018 Basofil: 0 % (0-1)

HEMATOLOGI N. Batang: 0 % (3-5)


N. Segmen: 47% (50-70)
Hb: 11,7 g/dL (13-16)
Limfosit: 53 % (25-40)
Leukosit: 15.200 /uL (7000-17.000)
Monosit: 0 % (2-6)
Ht: 33% (41-53) KIMIA KLINIK

Trombosit: 649.000 (150.000-400.000) Natrium (Na): 133 mmol/L (135-155)


Kalium (K): 5.0 mmol/L (3.6-5.5)
DIAGNOSA BERDASARKAN ANAMNESIS, PEMERIKSAAN FISIK, LABORATORIUM

1. Diare akut dengan dehidrasi berat


2. Pneumoniae
3. Susp KEP
RESUME
I. Anamnesis

Pasien datang dengan keluhan BAB cair > 10x dalam sehari sejak 2 hari SMRS.
BAB disertai sedikit ampas, berlendir, tidak ada darah, dan berbau busuk,
sebanyak ¼ gelas. Pasien mengalami demam yang naik turun. Ibu pasien
mengatakan pasien sesak dan merintih tetapi tidak menangis dengan kuat.
Pasien terlihat lemas mulai dari 2 hari SMRS semenjak mengalami BAB yang
cair. Pasien susah untuk minum ASI. Hari pasien datang ke Rumah sakit,
pasien tidak menangis dan terlihat sangat sesak, serta BAK menurun.
Keluhan batuk dan pilek disangkal.
II. Pemeriksaan Fisik
KU: Tampak lemas, gerak kurang aktif, letargis
TTV
Suhu : 39,3oC Frekuensi pernapasan : 56 x/m
Nadi : 145 x/m
 
Kepala dan leher: Ubun-ubun terlihat cekung (+)
Mata : Mata terlihat cekung (+)
Paru: Retraksi dinding dada (+), Ronkhi (+)
Abdomen : Turgor kulit kembali lambat (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
◦ DPL

Tgl 22-20-2018
HEMATOLOGI
Hb: 11,7 g/dL (13-16)
Ht: 33% (41-53)
Trombosit: 649.000 (150.000-400.000)
HITUNG JENIS
Eosinofil: 0 % (2-4)
N. Batang: 0 % (3-5)
N. Segmen: 47% (50-70)
Limfosit: 53 % (25-40)
Monosit: 0 % (2-6)
KIMIA KLINIK
Natrium (Na): 133 mmol/L (135-155)
Kalium (K): 5.0 mmol/L (3.6-5.5)
VI. Rencana Terapi
O2 2 lpm
RL 60 cc/1 jam
Pasang DC, OGT
Nebulizer Combivent 1 amp + Nacl 3cc/ 8 jam
Zinc 1x10 mg
Cefotaxime 1x 150mg iv
Paracetamol 30mg iv/6 jam
Susu LLM 10cc/3 jam

Nutrisi

Berikan susu yang biasa diberikan saat sehat/mengganti dengan produk susu yang
mengandung rendah lactosa atau free lactose, atau bisa diganti dengan susu dari
protein nabati seperti susu soya dan jaga kebersihan (sanitasi dan higienitas).
VII. Prognosa

Quo ad Vitam : Dubia ad bonam

Quo ad Functionam : Dubia ad bonam

Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam


Tinjauan Pustaka
DIARE AKUT
Definisi
Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan
konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu.

Epidemiologi
Riskesdas (2007)  penyebab kematian pada 42% bayi dan 25.2% pada
anak usia 1-4 tahun
Etiologi
Faktor Faktor Faktor Faktor
Alergi
infeksi malabsorpsi makanan psikologis
Basi,
beracun,
Bakteri Karbohidrat
tidak
hygienis

Virus Lemak

Parasit Protein
Berdasarkan patomekanismenya,
diare akut dibagi menjadi 3 :
DIARE SEKRETORIK

Diare sekretorik disebabkan karena sekresi air dan elektrolit ke dalam usus
halus.

DIARE INVASIF

Diare invasif adalah diare yang terjadi akibat invasi mikroorganisme ke dalam
mukosa usus sehingga terjadi kerusakan mukosa usus.

DIARE OSMOTIK

Diare osmotik adalah diare yang disebabkan oleh tekanan osmotik yang tinggi di
dalam lumen usus.
Patomekanisme
Bakteri  traktus digestivus  berkembang biak di dalam traktus
digestivus  mengeluarkan toksin  merangsang epitel usus 
peningkatan aktivitas enzim adenil siklase atau enzim guanil 
peningkatan cAMP atau cGMP  merangsang sekresi klorida, natrium,
dan air dari dalam sel ke lumen usus serta menghambat absorbsi
natrium, klorida, dan air dari lumen usus ke dalam sel  peninggian
tekanan osmotik di dalam lumen usus (hiperosmoler)  hiperperistaltik
usus  diare
Virus  traktus digestivus  berkembang biak di dalam usus halus 
masuk ke dalam epitel usus halus  kerusakan bagian apikal vili usus
halus  diganti oleh sel dari bagian kripta yang belum matang  sel-sel
epitel ini tidak dapat berfungsi untuk menyerap air dan makanan 
diare.
Diagnosis
ANAMNESIS
• Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan
konsentrasi tinja, lendir dan/darah dalam tinja.
• Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang
air kecil terakhir, demam, sesak, kejang, kembung
• Jumlah cairan yang masuk selama diare
• Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare,
mengonsusmsi makanan yang tidak biasa
• Penderita diare disekitarnya dan sumber air minum
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital
• Tanda utama : keadaan umum gelisah/cengeng atau
lemah/letargi/koma, rasa haus, turgor kulit abdomen menurun
• Tanda tambahan : ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata, mukosa
bibir, mulut, dan lidah
• Berat badan
• Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
Penilaian Derajat Dehidrasi
Tanpa Dehidrasi Dehidrasi Ringan Sedang Dehidrasi Berat
Tidak ditemukan tanda 2 tanda utama + 2/lebih 2 tanda utama + 2/lebih
utama dan tanda tanda tambahan tanda tambahan
tambahan
Keadaan umum baik, Keadaan umum gelisah Keadaan umum lemah,
sadar atau cengeng letargi, atau koma
Ubun-ubun besar tidak Ubun-ubun besar sedikit Ubun-ubun sangat
cekung, mata tidak cekung, mata sedikit cekung, mata sangat
cekung, air mata ada, cekung, air mata kurang, cekung, air mata tidak
mukosa mulut dan bibir mukosa mulut dan bibir ada, mukosa mulut dan
basah sedikit kering bibir sangat kering
Turgor abdomen baik, Turgor kurang, akral Turgor sangat kurang dan
akral hangat hangat akral dingin
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut, kecuali
apabila ada tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis

• Biakan dan uji sensitivitas tidak dilakukan pada diare akut

• Analisa gas darah dan elektrolit bila secara klinis dicurigai adanya
gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
Tatalaksana
• Lintas diare : cairan, seng, nutrisi, antibiotik yang tepat, edukasi

Tanpa dehidrasi
• Cairan rehidrasi oralit menggunakan NEW ORALIT 5-10ml/kgBB
setiap diare cair
• Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi
lain
Dehidrasi Ringan Sedang
• Cairan rehidrasi oral (CRO) hipoosmolar 75 mL/kgBB dalam 3 jam
untuk mengganti kehilangan cairan yang telah terjadi dan sebanyak
5-10 mL/kgBB setiap diare cair
• Bila anak muntah setiap diberi minum  rehidrasi parenteral, cairan
yang digunakan : ringer laktat atau KaEN 3B atau NaCl
• Berat badan 3-10 kg : 200 mL/kgBB/hari
• Berat badan 10-15 kg : 175 mL/kgBB/hari
• Berat badan >15 kg : 135 mL/kgBB/hari
• Pasien dipantau di puskesmas/rumah sakit
Dehidrasi Berat
Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan ringer laktat atau ringer
asetat 100 mL/kgBB dengan cara pemberian :
Umur Pemberian I Pemberian II
30 ml/kgBB dalam 70 ml/kgBB dalam
Bayi < 1 tahun 1 jam 5 jam
Anak > 1 tahun ½ jam 2.5 jam

Bila anak sudah mau minum, rehidrasi oral 5 ml/kgBB/jam


Koreksi gangguan
keseimbangan asam basa
• Hipernatremia (Na >155 mEq/L)
• Hiponatremia (Na <130 mEq/L)
• Hiperkalemia (K >5 mEq/L)
• Hipokalemia (K <3.5mEq/L)
• Seng
• Umur <6 bulan : 10 mg per hari
• Umur >6 bulan : 20 mg per hari
• Nutrisi
Makanan diberikan sedikit tapi sering
Medikamentosa
• Tidak boleh diberikan obat antidiare
• Antibiotik
diberikan bila ada indikasi
• Antiparasit
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai