Anda di halaman 1dari 12

DUGAAN MALPRAKTIK

OKNUM PERAWAT DIKOTA


BUMI, AKHIRNYA
DIPRAPERADILKAN
ADELYA CHRISTANTI (19002)
AGENG AGATRI (19003)
EGA NURHALIZA (19030)
HERU SILITONGA (19042)
IKA ADRIANA LOVERA (19044)
INAYAH (19046)
REFARAZ NADIRA SALSABILA (19084)
SHIFA FARIDATUL HIDAYAH (19102)
ZAHIRA AULIA RAHMA(19116)
Dugaan malpraktik oknum perawat di Kota Bumi, akhirnya
KASUS
di praperadilkan ”

• RumpunMedia.Com, KOTABUMI. Dugaan malpraktik yang dilakukan oleh seorang perawat di


Kota Bumi, Lampung Utara, akhirnya di praperadilkan di Pengadilan Negri (PN) Kota Bumi, pada
kamis 18 juli. Oknum perawat itu disangkakan oleh penyidik polres Lampung Utara, mengobati
bisul seorang pasien tanpa izin praktek dan meyebabkan sang pasien meninggal dunia. 
• Dalam sidang yang disaksikan puluhan perawat pada kamis, (18/7/2019) tersebut, hakim faizal
zuhry mengatakan, polres lampung utara dalam mencari bukti atas jumraini sudah memenuhi
KUHP, ia mempersilakan petugas penyidik melanjutkan perkara dugaan penyebab alex, seorang
pasien meninggal.
LANJUTAN……
“Ya, hakim telah memutuskan bahwa penetapan tersangka, penggeledahan, penyitaan, terhadap diri
pemohon dianggap ‘sah’ menurut hukum. Sehingga dari permohonan si pemohonan jumraini tersebut
ditolak. Dasarnya ya, dari bukti-bukti termohon bahwa termohon telah melakukan prosedur sesuai KUHP. Ya
mulai dari surat tugas, dari petugas penyelidikan, tingkat penyelidikan, gelar perkara, semua sudah menurut
pendapat hakim dan sudah melalui proses sesuai prosedural. Setelah ini berarti proses penyelidikan terhadap
yang bersangkutan, mungkin perkara pokoknya akan terus berjalan,”kata hakim faisal zuhry dikutip dari
berita lampung televisi.com
 
Sementara itu, kasatreskim polres lampung utara AKP M. Hendri aprilianto mengatakan, pihaknya menduga
perawat yang bertempat tinggal di abung timur, lampung utara, itu melakukan malpraktek karena dokter
menyebutkan pasien meninggal akibat infeksi dari luka.
 
LANJUTAN…..
•proses ini nantinya akan berlanjut. Kami akan memenuhi petunjuk dari kejaksaan untuk menuju ke tahap 1 atau tahap 2. Untuk kemungkinana
penahanannya nanti akan dibicarakan kembali. Yang terpenting adalah jika melakukan suatu tindakan, dia sudah memenuhi unsur pasal pertama,
tidak memiliki izin praktik dan kedua karena kesalahannya sehingga menyebabkan orang meninggal,” ujarnya.
•Hafiezd juga menyampaikan kronologis singkat perkara jumraini tersebut, bermula dari adanya seorang warga desa peraduan waras, kecamatan
abung timur, kabupaten lampung utara yang berobat dengan jumraini karena ada bisul atau luka yang membengkak pada kakinya.
•Setelah diberikan obat oleh jumraini, kata hafiezd, kesehatan korban yang bernama alex tidak kunjung membaik, bisul atau lukanya itu makin
membengak. Setelah itu, jumraini mengambil tindakan yakni membuka bisul dan luka yang ada pada tubuh korban guna mengeluarkan kotoran
didalamnya. Kemudian, alex kembali diberikan obat oleh jumraini dan dirujuk kerumah sakit. Setelah mendapatkan penanganan dari salah satu
dokter, alex disarankan kembali ke jumraini. Alasanya, dokter sudah tidak sanggup menangani karena sudah timbul infeksi pada luka dan bisul
alex. Beberapa hari alex meninggal dunia
•Atas kejadian itu, keluarga alex melaporkan jumraini atas dugaan malpraktek ke polisi. Setelah itu dilakukan penyelidikan oleh jajaran polres
lampung utara dan dilimpahkan ke kejaksaan negeri lampung utara, kemudian kasus ini dilimpahkan kembali ke pengadilan negeri kotabumi
untuk proses persidangan.
• 
HAL-HAL YANG MENJADI MASALAH DALAM MALPRAKTEK DIATAS

a. Mengobati pasien tanpa izin praktek.


b. Melakukan malpraktek sehingga menyebabkan pasien meninggal dunia. 
1. Dengan masalah-masalah malpraktek diatas dapat dilihat dari sudut pandang:
a. Asas kejujuran (veracity)

yang intinya memberikan informasi kepada klien tentang keadaan yang sedang dialaminya. Pada kasus Alex datang ke jumraini untuk meminta
bantuan untuk mengobati bisul dikakinya. Namun tenyata kesehatan korban yang bernama alex tidak kunjung membaik, bisul atau lukanya itu
makin membengak.

b. Asas manfaat (benefience)

Semua tindakan dan pengobatan harus bermanfaat untuk menolong klien. Untuk itu, dokter atau perawat harus menyadari bahwa tindakan atau
pengobatan yang akan dilakukan benar-benar bermanfaat bagi kesehatan dan kesembuhan klien. Pada kasus Jumraini mengambil tindakan yakni
membuka bisul dan luka yang ada pada tubuh korban guna mengeluarkan kotoran didalamnya, perawat jumraini merujuk alex untuk
memeriksakannya ke rumah sakit.
TIPE-TIPE ETIKA KEPRAWATAN
• Bioetik

• Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik, menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetik
difokuskan pada pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi, pengobatan, politik, hukum, dan theologi. Pada
lingkup yang lebih sempit,bioetik merupakan evaluasi etik pada moralitas treatment atau inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada
manusia. Pada lingkup yang lebih luas, bioetik mengevaluasi pada semua tindakan moral yang mungkin membantu atau bahkan membahayakan
kemampuan organisme terhadap pengobatandan biologi. Isu dalam bioetik antara lain: peningkatan mutu genetik, etika lingkungan, pemberiaan pelayanan
kesehatan. Dapat disimpulkan bahwa bioetik lebih berfokus pada dilema yang menyangkut perawatan kesehatan, kesehatan modern, aplikasi teori etik dan
prinsip etik terhadap masalah-masalah pelayanan kesehatan.

• Clinical Ethics/ Etik Klinik

• Etik klinik merupakan bagian dari biotik yang lebih memperhatikan pada masalah etik selama pemberian pelayanan pada klien.

• Contoh clinical ethics: adanya persetujuan atau penolakan dan bagaimana seseorang sebaiknya merespons permintaan medis yang kurang bermanfaat
(sia-sia).

• Nursing Ethics/ Etik Keperawatan

• Bagaian dari biotik yang merupakan studi formal tentang isu etik dan dikembangkan dalam tindakan serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik.
UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KHUP)
Sesorang pelaku malapraktik, apabila mengakibatkan:
Meninggalnya orang lain, sebagaimana disebutkan dalam pasal 359 KUHP; Barang siapa karena salahnya menyebabkan matinya orang
dihukum penjara selama-lamanya lima tahun atau kurungan selama-lamanya satu tahun (KUHP Pasal 156-2e, 187 s193-205, 335);
Luka berat, sebagaimana disebutkan dalam pasal 360:
Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang lain luka berat dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya lima tahun atau
hukuman kurungan selama-lamanya satu tahun.
Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang lain luka sedemikian rupa sehingga orang itu menjadi sakit sementara atau tidak dapat
menjalankan jabatannya atau pekerjaannya sementara, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan bulan atau hukuman
kurungan selama-lamanya enam bulan atau hukum denda setinggi-tingginya Rp 4.500 (Syah, 2019).
Pasal 55 kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) menyebutkan:
Dihukum sebagi orang yang melakukan peristiwa pidana:
1e. Orang yang melakukan, menyuruh melakukan atau turut melakukan perbuatan itu dan
2e. Orang yang dengan pemberian, perjanjian, salah memakai kekuasaan, atau pengaruh; kekerasan, ancaman atau tipu daya, atau dengan
memberi kesempatan; daya upaya atau keterangan; sengaja membujuk untuk melakukan sesuatu perbuatan.
Tentang orang-orang yang tersebut dalam sub 2e itu yang boleh dipertanggungjawabkan kepadanya hanyalah perbuatan yang dengan sengaja
dibujuk oleh mereka itu, serta dengan akibatnya.
TANGGUNG JAWAB MALPRAKTIK
1. TANGGUNG JAWAB INDIVIDU
2. TANGGUNG JAWAB SECARA KELOMPOK
3. TANGGUNG JAWAB INSTITUSI
4. TANGGUNG JAWAB GABUNGAN
UPAYA PENCEGAHAN MALAPRAKTIK DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
1. TIDAK MENJANJIKAN ATAU MEMBERI GARANSI AKAN
KEBERHASILAN UPAYANNYA, KARENA PERJANJIAN BERBENTUK
DAYA UPAYA (INSPANING VERBINTENIS) BUKAN PERJANJIAN AKAN
BERHASIL (RESULTAAT VERBINTENIS).
2.SEBELUM MELAKUKAN INTERVENSI AGAR SELALU DILAKUKAM
IMFORMED CONSET
3. MENCATAT SEMUA TIDAKAN YANG DILAKUKAN DALAM REKAM
MEDIS
4. APABILA TERJADO KERAGU-RAGUAN, KONSULTASIKAN KEPADA
SENIOR ATAU DOKTER
5. MEMPERLAKUKAN PASIEN SECARA MANUSIAWI DENGAN
MEMPERHATIKAN SEGALA KEBUTUHANYA
6. MENJALIN KOMUNIKASI YANG BAIK DENGAN PASIEN, KELUARGA
DAN MASYARAKAT SEKITARNYA
ASAS ETIK PROFESI
ENAM ASAS ETIK YANG TIDAK AKAN BERUBAH DALAM ETIK PROFESI KEDOKTERAN ATAU
KEPERAWATAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
ASAS MENGHORMATI EKONOMI KLIEN (AUTONOMY)
SETELAH MENDAPATKAN INFORMASI YANG MEMADAI KLIEN BEBAS DAN BERHAK MEMUTUSKAN
APA YANG AKAN DILAKUKAN TERHADAPNYA. KLIEN BERHAK UNTUK DIHORMATI DAN
DIDENGARKAN PENDAPATNYA UNTUK ITU PERLU ADANYA PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
(INFORMED CONSENT). DOKTER DAN PERAWAT TIDAK BOLEH MEMAKSAKAN SUATU TINDAKAN
ATAU PENGOBATAN.
 
ASAS MANFAAT (BENEFIENCE)
SEMUA TINDAKAN DAN PENGOBATAN HARUS BERMANFAAT UNTUK MENOLONG KLIEN. UNTUK
ITU, DOKTER ATAU PERAWAT HARUS MENYADARI BAHWA TINDAKAN ATAU PENGOBATAN YANG
AKAN DILAKUKAN BENAR-BENAR BERMANFAAT BAGI KESEHATAN DAN KESEMBUHAN KLIEN.
KESEHATAN KLIEN SENANTIASA HARUS DIUTAMAKAN OLEH PERAWAT. RISIKO YANG MUNGKIN
TIMBUL DIKURANGI SAMPAI SEMINIMAL MUNGKIN DAN MEMAKSIMALKAN MANFAAT BAGI KLIEN.
 
ASAS TIDAK MERUGIKAN (NON-MALEFIENCE)
TINDAKAN DAN PENGOBATAN HARUS BERPEDOMAN PADA PRINSIP PRIMUM NON NOCERE (YANG
PALING UTAMA, JANGAN MERUGIKAN). RISIKO FISIK, PSIKOLOGIS, MAUPUN SOSIAL AKIBAT
TINDAKAN DAN PENGOBATAN YANG AKAN DILAKUKAN HENDAKNYA SEMINIMAL MUNGKIN.
 
ASAS KEJUJURAN (VERACITY)
DOKTER DAN PERAWAT HENDAKNYA MENGATAKAN SECARA JUJUR DAN JELAS APA YANG AKAN
DILAKUKAN SERTA AKIBAT YANG DAPAT TERJADI. INFORMASI YANG DIBERIKAN HENDAKNYA
SESUAI DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN KLIEN.
 
ASAS KERAHASIAAN (CONFIDENTIALITY)
DOKTER DAN PERAWAT HARUS MENGHORMATI PRIVASI (PRIVACY) DAN KERAHASIAAN KLIEN,
MESKIPUN KLIEN TELAH MENINGGAL.
 
ASAS KEADILAN (JUSTICE)
DOKTER DAN PERAWAT HARUS BERLAKU ADIL DAN TIDAK BERAT SEBELAH.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA
DALAM PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
1.MENDAPATKAN PERSETUJUAN DALAM MELAKUKAN TINDAKAN DAN PASIEN ATAU KELUARGA PASIEN MENOLAK TINDAKAN DENGAN MENANDATANGAN PERNYATAAN PENOLAKAN TINDAKA
2.MELAKUKAN TINDAKAN UNTUK KEBAIKAN, MENGHINDARI HAL YANG MEMBAHAYAKAN
3.AGAMA MENGAJARKAN BERBUAT BAIK
4.TIDAK MEMBEDA-BEDAKAN PASIEN DEN MENDAHULUKAN TINDAKAN SESUAI PRIORITAS MASALAH
5.MEMBERIKAN INFORMASI DAN MEMPERTAHAKAN KERAHASIAAN
6.MENGHARGAI PASIEN ATAU KELUARGA YANG MENGGUNAKAN CARA-CARA TRADISIONAL.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai