Anda di halaman 1dari 19

Kelompok VI (IB)

“KEHILANGAN 1. Chesy Tria Dipa (19020)

IBU JARI DAN 2. Febby Erlysabeth Lahamadi (19040)

TELUJUK,
3. Maharany Ayuningtyas (19062)
4. Nizar Fauzan (19074)
TINA GUGAT 5. Rahma Amelia (19080)

RS BERSALIN 6. Rinanda Safitri (19088)

DI BANDUNG” 7. Sari Puspita


8. Vira Yulianti
(19098)
(19110)
Definisi malpraktik profesi kesehatan adalah
kelalaian dari seseorang dokter atau perawat
untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan
Pengertian ilmu pengetahuan dalam mengobati dan merawat
pasien, yang lazim dipergunakan terhadap pasien
atau orang yang terluka menurut ukuran di
Malpraktek lingkungan yang sama. Sementara itu, Persatuan
perawat Indonesia (PPNI) menegaskan bahwa
secara Umum perawat bisa disebut melakukan malapraktik apa
bila melanggar standar opeasional prosedur
dalam pemberian asuhan keperawatan (Fadli,
2018).
Arti malpraktik secara medis adalah kelalian
Pengertian seseorang dokter menggunakan tingkat
keterampilan dan ilmu pengetahuan berdasarkan
ukuran yang lazim orang lain dalam mengobati
Malpraktek pasien dengan ukuran standar di lingkungan yang
sama. Kelalaian di artikan pula dengan melakukan
secara Medis tindakan kedokteran di bawah standar pelayanan
medis.
Untuk penyelesaian malpraktik di
Indonesia bisa melalui 2 jalur :
1. Jalur litigasi (peradilan), dengan
adanya pengaduan dari pihak yang
dirugikan.
2. Jalur non litigasi (di luar peradilan),
jalur luar pengadilan mempunyai
kebebasan untuk menentukan cara
yang akan di ambil dalam
penyelesaian. (Mudakir Iskandar Syah,
2019)
Malpraktek dalam
Keperawatan
Macam – macam malpraktek dalam
kepeawatan :
1. Malpraktek Etik
2. Malpraktek Yuridis
3. Soetjadmiko membedakan malpraktek
yuridis ini menjadi dua bentuk, yaitu:
a. Malpraktek Perdata (Civil
Malpractice)
b. Malpraktek Pidana (Criminal
Malpractice)
Kajian Hukum tentang Malpraktek

Pasal 83 Setiap orang yang bukan Tenaga


Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 Kesehatan melakukan praktik seolah-olah
tentang Tenaga Kesehatan juga sebagai Tenaga Kesehatan yang telah
membahas tentang ketentuan pidana memiiki izin sebagaimana dimaksud
untuk kasus malpraktek yaitu: dalam pasal 64 dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun.
Pasal 84

Ayat (1) Ayat (2)

“Setiap Tenaga Kesehatan “Jika kelalaian berat sebagaimana


yang melakukan kelalaian dimaksud pada ayat (1)
berat yang mengakibatkan mengakibatkan kematian, setiap
Penerima Pelayan Kesehatan Tenaga Kesehatan dipidana
luka berat dipidana dengan dengan pidana penjara paling lama
pidana penjara paling lama 3 5 (lima) tahun”
(tiga) tahun”
Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 36
Pasal 58 ayat (1) Undang-undang Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
Nomor 36 Tahun 2009 tentang menyatakan pegertian tenaga kesehatan
Kesehatan mengatur tentang hak yaitu: “setiap orang yang mengabdikan
korban yaitu: “ Setiap orang berhak diri dalam bidang kesehatan serta
menuntut ganti rugi terhadap memiliki pengetahuan dan atau
seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
penyelenggara kesehatan yang kesehatan yang untuk jenis tertentu
menimbulkan kerugian akibat memerlukan kewenangan untuk
kesalahan atau kelalaian dalam melakukan upaya kesehatan” (Ginting,
pelayanan kesehtan yang diterimanya” 2017)
Upaya Pencegahan Malpraktek
Senantiasa Ikuti peraturan
Bekerjalah secara
berpedoman pada perundangan yang
professional,
standar pelayanan berlaku, terutama
berdasarkan etikdan
medik dan standar tentang kesehatan dan
moral yang tinggi
prosedur operasional praktik lkedokteran

Jalin komunikasi yang Tingkatkan rasa


Jangan berhenti belajar,
harmonis dengan pasien kebersamaan, keakraban
selalu tingkatkan ilmu dan
dan keluarganya dan dan kekeluargaan sesama
keterampilan dalam
jangan pelit informasi sejawat dan tingkat kerja
bidang yang ditekuni.
baik tentang diagnosis, sama tim medik demi
(Hanafiah J, 2009)
pencegahan dan terapi. kepentingan pasien
Deskripsi Kasus
“Kehilangan Ibu Jari dan Telunjuk, Tina gugat RS Bersalin di Bandung”
Bandung – Tina Retna (37) diduga menjadi korban malpraktik salah
satu rumah sakit berinisial RSBM di Kota Bandung. Dua jarinya yakni
telunjuk dan ibu jari terpaksa harus diamputasi. Atas kejadian tersebut
dia melayangkan gugatan kepada RSBM melalui Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Bandung didampingi Himpunan
Lembaga Konsumen Indonesia (HLKI), Jalan Mastraman, Kota
Bandung, Selasa (4/4/2017).
Namun saat mulai sadar, Tina merasa sakit dibagian tangan sebelah kanan.
Khususnya dibagian sekitar pergelangan tangan bekas lokasi suntikan yang
keempat. “Lama kelamaan makin sakit.” Ujarnya. Tina menanyakan penyebab
sakitnya itu kepada salah satu perawat di rumah sakit. Berdasarkan keterangan yang
dia dapat dari salah satu perawat, sakitnya itu hanya bekas suntikan. Tangannya lalu
dikompres dengan boorwater. “Padahal obat tersebut sudah dilarang sejak 1999 lalu.
Saya juga baru tahu” ucapnya.

Kemudian dia melakukan control untuk memeriksakan rasa sakitnya itu ke RSBM.
Oleh RSBM dirujuk ke Rumah Sakit Immanuel. “Sama dokter di Imannuel
diperiksa dan kaget kenapa (tangannya) dingin banget,” katanya. Seiring
berjalannya waktu, tangan kanannya semakin parah. Hingga pada 7 Februari 2017
jari telunjuk dan ibu jari tangan sebelah kanan diamputasi. “Karena kaya udah
kebakar dan jaringannya sudah mati jadi harus diamputasi,” ucapnya.
Sementara itu, Ketum HLKI Firman Turmantara mengatakan sudah mencoba
membantu Tina menyelesaikan masalah ini. Pada 31 Maret lalu dilakukan
mediasi yang dihadiri pihak rumah sakit dan Tina. Namun tidak menemui
titik temu. Kemudian 1 April pihaknya juga mencoba memediasi agar
masalahnya segera selesai. Namun pihak rumah sakit tidak datang.
“Akhirnya kita lakukan gugatan ke BPSK sekarang ini,” ujarnya.

Dia menambahkan, dari barang bukti dan keterangan korban masalah ini bisa
dipidanakan. Namun pihaknya ingin menyelesaikan dengan baik-baik.
“Kalau di BPSK juga tidak ada kejelasan baru kita akan lakukan langkah
hukum lainnya,” ucap dia.
Pembahasan 
Perawat menggunakan cairan boorwater, boorwater adalah larutan air
dan asam borat yang lazim digunakan sebagai pencuci mata ketika mata
merah, perih, atau bengkak. Namun, penggunaan boorwater berlebih
sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan gangguan mata. Ini
karena mukosa atau selaput mata yang tipis dapat lebih mudah teriritasi
akibat penggunaan boorwater. Semakin tinggi intensitas pemberian
boorwater, akan kian banyak pula asam borat yang masuk ke dalam
tubuh. Asam borat yang terakumulasi dalam tubuh akan mengganggu
fungsi hati dan menimbulkan gangguan susunan saraf pusat dengan
gejala kejang-kejang dan demam tinggi (Sugani, 2010).
Sebagaimana diketahui, boorwater sekarang ini tidak boleh lagi
digunakan dan sudah sejak lama ditarik dari pasaran. Oleh karena itu,
masyarakat diingatkan untuk tidak lagi membeli boorwater Departemen
Kesehatan RI juga tidak mengizinkan produksi boorwater untuk
digunakan sebagai antiseptik atau pembersih kulit. Boorwater yang juga
sudah tidak dibenarkan lagi untuk menuci luka atau mata (atau sebagai
zat pengawet makanan). Penyebabnya kandungan garam borium yang
toksis terhadap saraf (Sugani, 2010).
Kasus ini termasuk kasus malpraktek
karena perawat tidak teliti dalam
melakukan Tindakan. Perawat
menggunakan cairan boorwater yang
berbahaya untuk menyembuhkan luka.
Perawat tersebut tidak terang-terangan
atas obat yang diberikan, membuat ibu
tersebut merasa jarinya sakit dan harus
di amputasi. Cairan boorwater tersebut
membuat lukanya seperti terbakar
karena ada kandungan garam borium.
Pencegahan dalam malpraktek tersebut, kita
sebagai perawat seharusnya bekerja secara
professional, berdasarkan etik dan moral yang
tinggi. Mengikuti peraturan perundangan yang
berlaku. Komunikasi efektif dengan pasien
agar pasien percaya dengan tindakan yang
akan kita lakukan. Tingkatkan rasa
kebersamaan, keakraban dan kekeluargaan
sesama sejawat dan tingkat kerja sama tim
medik demi kepentingan pasien. Jangan
berhenti belajar, selalu tingkatkan ilmu dan
keterampilan dalam bidang yang ditekuni.
Pencegahan dalam malpraktek tersebut, kita
sebagai perawat seharusnya bekerja secara
professional, berdasarkan etik dan moral yang
tinggi. Mengikuti peraturan perundangan yang
berlaku. Komunikasi efektif dengan pasien
agar pasien percaya dengan tindakan yang
akan kita lakukan. Tingkatkan rasa
kebersamaan, keakraban dan kekeluargaan
sesama sejawat dan tingkat kerja sama tim
medik demi kepentingan pasien. Jangan
berhenti belajar, selalu tingkatkan ilmu dan
keterampilan dalam bidang yang ditekuni.
Metode consensum hominum,
metode ini menggunakan
pendekatan yang berdasarkan
persetujuan masyarakat luas atau
sekelompok manusia yang terlibat
dalam kajian suatu masalah.
Sesuatu yang diyakini bijak dan
secara etika dapat diterima,
Dalam penyelesaian masalah ini dimasukan dalam keyakinan.
dapat menggunakan pendekatan
masalah etika yaitu:
Metode argumentasi/metode
sokratik, metode ini menggunakan
pendekatan dengan mengajukan
pertanyaan atau mencari jawaban
dengan alasan yan tepat. Metode ini
digunakan untuk memahami
fenomena etika.

Anda mungkin juga menyukai