Anda di halaman 1dari 10

REFARAT PATOLOGI KLINIK

ASPEK DASAR LABORATORIUM FILARIASIS


Anidya Ghina, Isa Anshariy, Reinaldo Mukti, A.Tazkiyah Batari Uleng

RESIDEN PEMBIMBING :
dr. A. Putri Hidayasyah
July 16TH, 2019
SUPERVISOR PEMBIMBING : Patologi Klinik Fakultas Kedokteran
dr. Irda Handayani, M.Kes, Sp.PK Universitas Hasanuddin
FILARIASIS
Definisi Epidemiologi

35.9 % kadar kolesterol abnormal

Filariasis atau penyakit kaki gajah (elephantiasis) Penyakit ini diperkirakan seperlima penduduk dunia
atau 1.1 milyar penduduk beresiko terinfeksi,
adalah penyakit menular menahun yang terutama di daerah tropis dan beberapa daerah
disebabkan oleh cacing filaria dituiarkan oleh subtropis.
nyamuk Mansonia, Anopheles, Culex, Armigeres Sejak tahun 2000 hingga 2009 di Iaporkan kasus kronis
filariasis sebanyak 11.914 kasus yang tersebar di 401
yang menyerang saluran dan kelenjar getah kabupaten/ kota
bening..
ETIOLOGI

HOSPES
Hospes definitif : Manusia, anjing, kucing, kera
Hospes perantara/vektor : Nyamuk (Anopheles, Aedes, Mansonia)

Agent
Filariasis limfatik disebabkan oleh tiga spesies cacing filaria, yaitu Wuchereria
bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Ada dua bentuk morfologi filaria, yaitu
cacing dewasa dan larva atau mikrofilaria.
DAUR HIDUP
PATOGENESIS
Patogenesis filariasis dipengaruhi oleh faktor kerentanan individu terhadap parasit, seringnya mendapat
gigitan nyamuk, banyaknya larva infektif yang masuk ke dalam tubuh dan adanya infeksi sekunder oleh
bakteri. Manifestasi klinis filariasis limfatik terjadi akibat kerusakan limfatik yang disebabkan oleh
cacing dewasa, bukan mikrofilaria.

Infiltrasi sel plasma, eosinofil dan


Cacing dewasa menetap makrofag di pembuluh limfe yang
Dilatasi limfatik serta
pada pembuluh limfe mengalami infeksi disertai proliferasi
penebalan dinding
aferen atau sinus endotel dan jaringan konektif
pembuluh limfe
limfonodus menyebabkan pembuluh limfe
berkelok-kelok dan rusak.

Edema akan meningkatkan Menurunnya kemampuan untuk


kerentanan kulit terhadap infeksi mengalirkan cairan limfe dari
bakteri dan jamur yang masuk kulit dan jaringan ke kelenjar
melalui luka. limfe sehingga dapat terjadi
limfedema
DIAGNOSIS

 Keluhan Utama
ANAMNESIS  Riwayat penyakit sekarang
 Riwayat penyakit sebelumnya

PEMERIKSAAN  Edema pitting


FISIK  Pembesaran kelenjar getah bening
 Hidrokel

PEMERIKSAAN  Pemeriksaan Laboratorium


PENUNJANG  Pemeriksaan Radiologi
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Pemeriksaan
Hematologi Rutin
Deteksi mikrofilaria dalam darah tepi, yang diambil pada
Hasil hematologi rutin ditemukan peningkatan eosinofil (eosinofilia)
malam hari. Dilakukan pemeriksaan apusan darah tebal
yang dapat
danmendukung diagnosis
tipis dari sampel infeksi
darah kapiler parasit,
dengan yaitu filariasis limfatik.
pewarnaan
Giemsa. Tampilan mikrofilaria dengan pewarnaan Giemsa
yaitu inti berwarna biru sampai ungu dan sheath jernih
Deteksi Parasit
atau mungkin tidak terwarna.
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Tes Serologi
Deteksi antibodi IgG4 berperan dalam diagnosis infeksi W.bancrofti dan
Brugia spp. Dengan menggunakan teknik enzyme-linked immunosorbent
assay (ELISA) dan immunochromatographic test (ICT)

Tes Molekuler
PCR untuk DNA W.bancrofti dan B.malayi memiliki
sensitivitas tinggi dibandingkan metode parasitologi.
TATALAKSANA
 Pencegahan
Mengurangi kontak antara manusia dengan vektor nyamuk melalui kontrol vector, kontrol vektor
meliputi penggunaan kelambu, insektisida maupun krim/losion/spray anti-nyamuk.
 Terapi Medikamentosa
Diethylcarbamazine (DEC) 6 mg/kgBB/hari
Ivermektin 150–400 μg/kgBB
Albendazole 400 mg dua kali sehari selama 21 hari
Doxycycline 200 mg setiap hari selama 8 minggu
 Penatalaksaan Suportif
 Konseling Penderita
Thank you

Anda mungkin juga menyukai