Anda di halaman 1dari 51

Skenario 4

Batuk Berdarah
Pak kalus, 50 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan batuk berdahak
bercampur darah disertai sesak nafas. Pak Kalus sudah mengalami batuk sejak 3
bulan yang lalu dan dirasakan memberat dalam 1 minggu terakhir. Sejak 1 bulan
yang lalu, Pak Kalus sering mengalami demam yang tidak terlalu tinggi, yang
biasanya dirasakan pada malam hari dan disertai dengan keringat malam,
penurunan berat badan, anoreksia, malaise dan lemah. Dari anamnesis juga
diketahui bahwa pasien hidup bersama dengan istri dan keenam anaknya
disebuah rumah kecil pada pemukiman padat penduduk. Pak Kalus juga
mengeluh adanya benjolan dileheryang tidak nyeri dan makin membesar.
Pada pemeriksaan fisik, terdapat pembesaran kelenjar limfe leher. Pada
pemeriksaan fisik paru kanan didapatkan palpasi stem fremitus meningkat,
perkusi redup, dan auskultasi thorax dijumpai ronkhi basah di apex.
Dari pemeriksaan penunjang diketahui BTA: +/+/-. Pada foto thorax terlihat
adanya infiltrate diapex paru kanan, serta sinus costophrenicus paru kanan
tumpul. Dokter menganjurkan pemeriksaan hispatologi untuk benjolan
dilehernya. Kemudian dokter memberikan OAT dan menunjuk istrinya sebagai
PMO.
Bagaimana anda menjelaskan kemungkinan penyakit yang diderita Pak Kalus
dan bagaimana rencana tindakan anda terhadap keluarganya?
28/02/2016 1
JUMP 1
1. Anoreksia : tidak ada selera makan
disebabkan oleh karena perjalanan
penyakitnya
2. Malaise : perasaan umum yang tidak sehat,
tidak nyaman oleh karena beberapa kondisi
medis seperti infeksi, bakteri, virus
3. Infiltrate : gambaran paru abnormal,
terbentuk bintik-bintik, intesitas sedang dan
berbatas tegas dapat juga berbentuk seperti
awan
28/02/2016 2
JUMP 1
4. OAT (obat anti tuberkulosis) : yang
membunuh MTB dalam jangka waktu 6 bulan
5. Sinus costophrenicus : sudut yang dibentuk
cavum mediastinum yang normalnya
berbentuk lancip, yang dapat dilihat dengan
foto thorax lateral
6. PMO ( pengawas menelan obat) : orang
yang mengawasi langsung menelan obat
dalam jangka pendek dan setiap hari agar
tidak terjadi multi drug resistan
28/02/2016 3
JUMP 2 DAN 3

MENENTUKAN MASALAH DAN


HIPOTESA MASALAH
1. Mengapa pak Kalus mengalami batuk berdahak
+ darah + sesak ?
Jawab :
Batuk : karena iritasi pada bronkus, dapat
kering/produktif.
Darah : pecahnya PD di sekitar bronkus  bercak
bercak darah pada sputum.
Sesak : infiltrasi meliputi ½ bagian paru atau terjadi
pembesaran nodus limfe pada hilus  menekan
bronkus atau terjadi efusi pleura.

28/02/2016 5
2. Mengapa batuk sudah 3 bulan lalu dan
memberat dalam 1 minggu terakhir?
Jawab :
Droplet TB  melayang di udara 2 jam 
terdampar ke dinding sal. Napas  membentuk
fokus infeksi primer  reaksi inflamasi.
Dorman  proses pembentukan pertahanan
imunitas sel lengkap pada minggu 10.

28/02/2016 6
3. Mengapa Pak Kalus mengalami demam, keringat malam,
penurunan BB, anoreksia dan malaise?
Jawab :
Demam : infeksi M. TB  aktivasi makrofag  hasilkan IL
1,6, TNF a  aktivasi jalur PGE 2  melalui arackhidonat 
meningkatkan set point di hipotalamus  demam.
Keringat malam : karna tidak tahan UV  penularannya pada
malam hari  sistem imun bekerja  metabolisme meningkat
+ suhu meningkat  keringat.
Penurunan BB, anoreksia dan malaise : TNF a  menekan
rangsangan nafsu makan di lateral hipotal  anoreksia intake
amkanan sedikit  malaise  penurunan BB.

28/02/2016 7
4. Bagaimana hubungan kondisi tempat tinggal dan keluhan
Pak Kalus?
Jawab :
tampat lembab, gelap dan tidak ada UV menjadi tempat
berkembangbiak nya M. TB.

5. Mengapa Pak Kalus mengeluh ada benjolan dileher yang


tidak nyeri dan makin besar?
Jawab :
M. TB menyebar denagn hematogen dan limfogen.
Bakteri nyebar ke limfe  di limfe ada antibodi  sistem imun
menangkap bakteri  membesar.

28/02/2016 8
6. Apa hasil pemeriksaan fisik Pak Kalus?
Jawab :
Stem fremitus meningkat : ada gangguan hantaran
udara ok konsolidasi paru.
Perkusi redup : infiltrasi paru  paru memadat
Pembesaran kel. Limfe : penyebaran M. TB via
limfogen atau proses infeksi.
Ronki : Infiltrat paru  udara melewati cairan di paru.
Paru kanan : diameter paru kanan lebih besar dan
vertikal dan pendek.
Apeks : M. TB menyukai tekanan parsial O2 yang
tinggi.
28/02/2016 9
7. Apa interpretasi dari pemeriksaan penunjang Pak
Kalus?
Jawab :
BTA +/+/- : SPS pertama dan kedua +. Ketiga –
Sinus costophrenicus : perkembangan perkijauan atau
efusi pleura.
Infiltrat di apeks paru : M.TB membentuk tuberkel
di tempat banyak O2.

8. Apa saja macam macam OAT?


Jawab :
Rifampisin, Isoniazid, Piramid, Etambutol,
Streptomisin 28/02/2016 10
9. Apa DD dan Diagnosis?
Jawab :
DD : Tuberkulosis
Diagnosis : Tuberkulosis Paru kasus baru + efusi pleura +
suspect limfadenitis TB.

10. Apa tatalaksana pada Pak Kalus?


Jawab :
TL : OAT

11. Apa tujuan PMO ?


Jawab :
Mencegah putus obat, mencegah angaka kekambuhan, untuk
atasi efek samping obat. 28/02/2016 11
JUMP 4 Infeksi kronik
paru

Keadaan khusus Paru Tuberkulosis Ekstra paru

Epidemiologi, etiologi,
patofisiologi, patogenesis

Manifestasi
klinis
Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
Diagnosis banding
dan diagnosis

DOTS Tatalaksana Rujuk

Komplikasidan prognosis
28/02/2016 12
JUMP 5

1. TB pada paru
2. TB pada ekstra paru
3. TB keadaan khusus
4. Program pemerintah pada TB

28/02/2016 13
TB PADA PARU
LO 1
15
TUBERKULOSIS
PADA ANAK

28/02/2016
EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI PATOGENESIS MANIFESTASI
KLINIS
• TB Anak di Mycobacterium Pada waktu batuk • Gejala TB pada
dunia tidak tuberculosis atau bersin, anak tidak khas.
diketahui karena penderita • Penurunan berat
kurangnya alat menyebarkan MTB badan, lemah,
diagnostik ke udara dalam letih. Lesu
“child­friendly” bentuk droplet merupakan
dan tidak (percikan dahak) -> gejala utama TB
adekuatnya masuk secara pada anak.
sistem inhalan -> kuman
pencatatan dan TB tersebut
pelaporan kasus menyebar dari paru
TB Anak. kebagian tubuh
• Di Indonesia lainnya, melalui
kasus yang sistem peredaran
diobati 2007 darah, sistem
sampai 2013 saluran limfe,
berkisar pada saluran napas, atau
7,9% sampai penyebaran
12% langsung ke bagian-
bagian tubuh
lainnya.
28/02/2016 16
28/02/2016 17
DIAGNOSIS PEMERIKSAAN TATALAKSANA PROGNOSIS
DAN
KOMPLIKASI
TB pada Anak • Uji Tuberkulin • Pemberian Gizi • Prognosis
menggunakan (hasil Diketahui 48- yang adekuat Baik bila ditangani
Sistem Skoring 72 jam setelah • OAT diberi dengan adekuat
yang disusun penyuntikan . dalam bentuk • Kompikasi
Kementerian Positif bila hasil kombinasi dosis Meningitis TB, TB
Kesehatan bersama >10mm) teeetap (KDT) Milier
dengan IDAI dengan 3 macam
(Ikatan Dokter obat
Anak Indonesia). • KDT ( INH
50mg, R 75mg ,
(skor lihat dibawah) Z 150mg) untuk
fase intensif dan
(INH 50mg , R
75 mg) untuk
fase lanjutan.

28/02/2016 18
SKOR TB ANAK

28/02/2016 19
Penangulanggan Tuberkulosis Terpadu. Kementrian Kesehatan RI.
Diktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Diktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung Sub Tuberkulosis
28/02/2016 20
21
TUBERKULOSIS
PADA DEWASA

28/02/2016
DEFINISI EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI
Penyakit akibat infeksi •Tahun 1993 WHO •Mycobacterium
Mycobacterium mendeklarasikan TB tuberculosis merupakan
tuberkulosis yang bersifat sebagai global helath bakteri pleomorfik, batang,
sistemik. Menyebar melalui emergency. dengan panjang 2-4
inhalasi droplet nuklei. •Kurang lebih sepertiga mikron.
Kemudian bersarang di penduduk dunia terkena TB •Bersifat tahan asam karena
paru atau menyebar ke •Sebagian kasus terjadi di sebagian besar dinding
organ lainnya yang negara berkembang kuman terdiri atas lemak,
memiliki vaskularisasi •75% merupakan usia peptidoglikan, dan
baik. produktif dengan kisaran arabinomannan
umur 20-49 tahun •Tahan hidup pada udara
•65% kasus terjadi di Asia kering dan dingin
•Dalam jaringan bersifat
parasit intraselular
•Kuman aerob
menyenangi jaringan yang
tinggi oksigen
•Tumbuh lambat

ILMU PENYAKIT DALAM, jilid I, halaman 863


FAKTOR RESIKO PATOGENESIS
•Lingkungan hidup yang TUBERKULOSIS PRIMER
sangat padat memudahkan •Batuk dari pasien TB yang mengandung droplet nuclei 
proses penularan menyebar ke udara sekitar  masuk dan menempel di
•Kemiskinan saluran nafas dan jaringan paru  kuman bertemu neutrofil
•Perubahan demografik dan makrofag  kebanyakan kuman akan mati
dan perubahan struktur •Bila kuman menetap di jaringan paru  berkembang biak
usia dalam sitoplasma makrofag membentuk sarang tuberkulosis
•Perlindungan kesehatan pneumonia kecil (disebut sarang primer/fokus Gohn)
yang tidak mencukupi •Dari sarang primer  terjadi peradangan saluran getah
•Meningkatnya kasus HIV bening menuju hilus dan kelenjar getah bening  menjadi
kompleks primer
Penularan terjadi secara TB PASCA PRIMER
inhalasi droplet nuclei dari •TB dormant  muncul bertahun-tahun kemudian
pasien TB paru •Terjadi karena menurunnya imunitas
•Dimulai dari sarang dini yang berlokasi di regio atas paru 
invasi ke daerah parenkim
•Dalam 3-10 minggu  terbentuk tuberkel (yakni granuloma
yang terdiri dari sel-sel histiosit dan sel datia langhans)
dikelilingi oleh sel limfosit dan berbagai jaringan ikat

ILMU PENYAKIT DALAM, jilid I, halaman 863


KLASIFIKASI MANIFESTASI KLINIS
Klasifikasi secara patologis Dapat bermacam-macam:
•Tuberkulosis primer •Demam: subfebris, dapat sembuh
•Tuberkulosis sekunder sebentar kemudian hilang lagi
•Batuk dengan/ tanpa darah dengan/ tanpa
Klasifikasi berdasarkan radiologi sputum: terjadi karena iritasi bronkus,
•Tuberkulosis paru aktif sebagai respon untuk mengeluarkan
•Tuberkulosis non aktif produk radang
•Tuberkulosis bentuk aktif yang mulai •Sesak nafas: akan timbul jika penyakit
menyenbuh sudah lanjut
•Nyeri dada: jarang ditemukan, biasanya
Secara luas lesi sudah sampai ke pleura (pleuritis)
•TB minimal •Malaise
•Moderately advanced tuberkulosis •Anoreksia
•Far advanced tuberkulosis •Tidak nafsu makan
•Berat badan turun
Menurut American Thoracic Society thn •Sakit kepala
1974 •Meriang
•Kategori 0 •Nyeri otot
•Kategori 1 •Keringat malam
•Kategori 2
•Kategori 3

ILMU PENYAKIT DALAM, jilid I, halaman 863


PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN LAB
RADIOLOGI
•Konjungtiva mata dan kulit •Lokasi lesi biasanya di •Sputum  melihat kuman
 pucat apeks paru baik lobus TB, kriteria sputum positif
•Demam subfebris superior/media/inferior bila sekurang-kurangnya 2
•Perkusi: redup •Awalnya: akan tampak dari 3 kali pemeriksaan
•Auskultasi: suara nafas seperti sarang-sarang positif
bronkial, suara nafas pneumonia bercak seperti •Tes tuberkulin 
tambahan, ronki basah, kasar awan yang tidak tegas menyuntikkan 0,1 cc
dan nyaring •Bila lesi sudah diliputi tuberkulin intrakutan,
•Bila diliputi penebalan jaringan akan tampak lebih dasarnya reaksi alergi tipe
pleura: suara vesikuler jelaspada kavitas lambat
melemah bayangannya berupa cincin
•Perkusi: hipersonor karna yang berdinding tipis dan
kavitasi yang cukup besar lama-lama makin menebal
jadi sklerotik
•Gambaran lain yang juga
mnyertai: penebalan
pleura(pleuritis), efusi
pleura, pneumothoraks

ILMU PENYAKIT DALAM, jilid I, halaman 863


TATALAKSANA
PERTIMBANGAN PEMBERIAN BEBERAPA REGIMEN YANG DIANJURKAN
SPESIMEN
•Menghindari resistensi obat maka Alternatif pertama:
lebih baik diberikan secara kombinasi •INH 300 mg
•Dosis tunggal lebih baik dari pada •Rifampisin 600 mg
dosis 2 atau 3 kali sehari •Pirazinamid 25-30 mg/kgBB
•Pengobatan diberikan selama 6 •Berturut-turut selama 2 bulan kemudian
sampai 9 bulan dan dapat dilanjutkan pemberian INH 300 mg dan
diperpanjang atas dasar klinis dan tes rifampisin 600 mg selama 4 bulan
resistensi Alternatif kedua: selama 9 bulan
•Bila sebuah kombinasi gagal dapat •INH 300 mg
diganti dengan kombinasi yang lain •Rifampisin 600 mg
•Perawatan di RS dan bukan Alternatif ketiga:
regimennya sama •INH 900 mg
•Masing-masing obat punya toksistas •Rifampisin 600 mg
yang berbeda-beda •Diberikan selama sebulan dan kemudian
dilanjutkan dengan 2 kali seminggu selama 8
bulan
Alternatif keempat:
Bila terdapat resistensi INH, maka diberika
etambutol dengan dosis 15-25 mg/kg BB

ILMU PENYAKIT PARU Prof. Dr. H. Tabrani Rab, hal 163


27
TB PADA LANSIA

28/02/2016
Jumlah pasien TB pada usia lanjut juga cukup
meningkat, salah satu laporan dari negara bagian
Arkansas USA menyatakan lebih dari 50% kasus baru
TB adalah pasien yang berumur lebih dari 50 tahun.
Meningkatnya pasien TB pada usia lanjut disebabkan
menurunnya status imunitas lansia karena proses
penuaan sendiri ataupun kterdapatnya komorbiditas
pada lansia seperti DM, malnutrisi peny kronik dan
keganasan lainnya.
Timbulnya TB pada lansia lebih banyak karena
reaktivasi infeksi primer yang pernah diderita
sebelumnya yaitu aktifnya kuman TB yang dorman
sejak berpuluh puluh tahun sebelumnya.

28/02/2016 28
PERUBAHAN STRUKTUR DAN
FUNGSI PARU LANSIA
Perubahan yang terjadi pada sistem pernafasan
lansia:
1. Pengaruh ventilasi
2. Pengaruh otot-otot pernafasan dinding dada yang
makin menurun seiring dengan meningkatnya
usia
3. Pengaruh jalan udara pernafasan sering menjadi
kaku, sehingga volume residu meningkat, dan
volume ekspirasi paksa menurun
4. Pengaruh jaringan parenkim paru
28/02/2016 29
TB EXTRA PARU
LO 2
MENINGITIS
31 TUBERCULOSA

28/02/2016
Definisi Manif.klnis Laboratoriu Diagnosis Pengobatan Prognosis
m
Radang Demam,nyeri Likuor Gambaran OAT Tanpa OAT
selaput otak kepala,anorex serebrospinal pungsi lumbal Untuk anak- angka
akbt ia,obstipasi,m berwarna yakni likuor anak mortalitas
komplikasi untah sering kekuningan. CSS. tambahkan meningkat
TB primer ditemukan. Jumlah sel Uji tuberkulin kortikosteroid menjadi
meningkat yang positif berupa 100%.
terutama dan kelainan prednison dgn Dengan OAT
limfosit. radiologis yg dosis 2-3 angka
tampak. mg/kgBB/hari mortalitas
menjadi 10-
50%.
Komplikasi
dari
penyebaran
TB pada paru.

28/02/2016 32
SKROFULODER
33
MA
TB

28/02/2016
Epidemiologi Etiologi Patogenesis Diagnosis
• kemiskinan, gizi • Mycobacterium M. Tuberculosis ini ada 6 Diagnosis
macam yaitu
kurang, tuberculosis • penjalaran langsung ke
tuberkulosis kutis
penggunaan • Mycobacterium kulit dari organ di ini berdasarkan atas
obat-obatan bovis  bawah kullit anamnesa riwayat
secara intravena, • inokulasi langsung TB, pemeriksaan
pada kulit sekitar
dan status orifisium alat dalam klinik umum, dan
imunodefisiensi. (tuberkulosis kutis dermatologi. Untuk
• Bayi dan orifisialis) menegakkan
• penjalaran secara
Dewasa hematogen, misalnya
diagnosis pasti,
34 tuberkulosis kutis
miliaris,
diperlukan
pemeriksaan
• penjalaranlimfogen, penunjang seperti
misalnya lupus
vulgaris, pemeriksaan BTA,
• penjalaran langsung dan kultur.
dari selaput lendir yang
sudah diserang
penyakit tuberkulosis,
misalnya lupus
vulgaris,
• kuman langsung masuk
ke kulit yang resistensi
lokalnya telah menurun
atau jika ada kerusakan
kulit, contohnya
tuberkulosis kutis
verukosa.
28/02/2016
Tatalaksana prognosis
Pengobatan untuk tuberkulosis ini pada sama Prognosis dari penyakit ini baik apabila pasien
dengan pengobatan untuk tuberkulosis paru, bersedia mengikuti terapi dengan bersungguh-
karena kuman penyebabnya adalah  M. sungguh dan selalu menjaga kebersihan badan
Tuberculosis. Pengobatannya terdiri dari : serta lingkungan sekitarnya.
• kombinasi INH, rifampisin, ethambutol,
atau streptomisin.
• Ada 3 alternatif regimen pengobatan jangka
pendek, yaitu INH + rifampisin setiap hari
selama 6 bulan
35 dengan ethambutol dan
• ditambah
pyrazinamid setiap hari pada 2 bulan
pertama, dimana H=INH, 300 mg/hari, 10-
20 mg/ kg BB/ hari, R=rifampi, 600
mg/hari, 10-20 mg/kg BB/hari,
Z=pyrazinamid, 25 mg/kg BB/hari,
E=ethambutol, 15 mg/kg BB/ hari.

Sari Pediatri vol 12 Agustus 2010


Berkala ilmu penyakit kulit &
kelamin airlangga periodical of
dermato-venerology 2006
28/02/2016
TB tulang yaitu :
TB ekstra pulmonal yang mengenai tulangh/sendi.
Insiden 1-7% dari seluruh TB.
Yang sering terkena: -tulang belakang (spondilitis)
-sendi panggul (toksisitis)
-sendi lutut (gonitis)
Gejala spesifik:
-bengkak
-kaku
-kemerahan
-nyeri pada pergerakan
-gibbus penonjolan tulang belakang

28/02/2016 36
 1 Spondilitis

Definisi Etiologi Patofisiologi


Yang mengenai Merupakan infeksi 3 mekanisme TB
tualang belakang, sekunder dari TB di tulang: 1.kompleks
menjalar mulai dari tempat lain tubuh. primer berasal dari
korpus vertebrae 90% oleh M.TB lesi primer, yang
sampai diskus tipik2/3 tipe akan meluas
invertebra sampai human. melalui sal.limfe
mengenai alat dan 5% oleh M. TB 2.Penyebab
jaringan atipik 1/3tipe sekunder:penyebara
didekatnya. bovin. n melalui sirkulasi
Lokasi: v. torakal darah
bawah dan lumbal 3.Lesi tersier:tulang
atas dan sendi adalah
tempat lesi tersier
lesi paru.

28/02/2016 37
Manifestasi Klinis Pemeriksaan Tatalaksana Prognosis
Penunjang
Sama seperti gejala -radiografi -pengobatan segera Memburuk kalau
TB pada umumnya. -foto thoraks mungkin untuk terjadipada TB
Anak:menangis -CT-scan menurunkan milier dan
malam hari “night -MRI progresivitas meningitis TB.
cries”. paraplegia. Mortalitas
TB V.cervical:-nyeri TDD: meningkat kalau
dibelakang kepala .1Konservatif: terjadi pada anak
-gangguan menelan -tirah baring <5tahun.
Gangguan -perbaiki keadaan
pernapasanakibat umum penderita
abses retrofaring. -pemasangan brace
pada penderita
Datang dengan -pemberian OAT:
gejala:-paraparesis a.INH oral
-para plegia 5mg/kgbb/hr max
-keluhan gangguan 300mg
pergerakan tulang Anak:10mg/kgBB/h
belakang akibat r
spasme/gibus b.As.para amino
salisilat
oral 8-
28/02/2016 38
12mg/kgBB
TB Kulit (skrofuloderma)
Manifestasi kulit yang khas pada anak terjadi akibat pnjalaran prkontinuitatum
dari kelenjar yang terkena TB.

Manifes patofisiologi pemeriksaan

Ditemukan Lesi awal berupa Didapatkan


skrofuloderma infiltrat membersar berbagai bentuk
dileher dan wajah lalu padat dan lesi,
serta ekstremitas. kenyalberubah 1.Plak dengan
Berupa nodul menjadi fibrosis padat
subkutan infiltrat cairpecahulkus 2. Sinus yang
yang khas warna jaringan parut mengeluarkan
kebiruan, tidak (membentuk cairan
menimbulkan jembatan diantara 3.Masa yang
keluhan. ulkus) fluktuatif

28/02/2016 39
Diagnosis definitif tatalaksana
Pakai baja ataupun biopsi OAT
hasilnya granuloma dengan Tatalaksana secara topikal
nekrotik dibagian dengan kompres hiegen
tengahnya harus baik

28/02/2016 40
TB PADA KEADAAN
KHUSUS
LO 3
TB KHUSUS
 1. TB - HIV
 Epidemiologi : 12,6% dari seluruh kasus.

 MK : asimptomatik, gejala TB pada umunya.

 Diagnosa : foto toraks, pm.BTA.

 Terapi : INH seumur hidup.

28/02/2016 42
 2. TB - DM
 DM= 2-3x lebih berisiko terkena TB

 MK : gejala umum TB, dahaknya lebih banyak, lebih


sering batuk berdarah dan lebih sering demam.

 Pengobatan : sama dengan terapi pada TB ,namun


hati-hati dengan etambutol--> retinopati dan
tatalaksana DM secara ketat.

28/02/2016 43
PROGRAM
PEMERINTAH
TERHADAP TB
LO 4
Sejalan dengan meningkatnya kasus TB, pada awal tahun 1990-
an WHO dan IUATLD mengembangkan strategi pengendalian TB
yang dikenal sebagai strategi DOTS (Directly Observed Treatment
Short-course). Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen kunci, yaitu:
1) Komitmen politis, dengan peningkatan dan kesinambungan
pendanaan.
2) Penemuan kasus melalui pemeriksaan dahak mikroskopis yang
terjamin mutunya.
3) Pengobatan yang standar, dengan supervisi dan dukungan bagi
pasien.
4) Sistem pengelolaan dan ketersediaan OAT yang efektif.
5) Sistem monitoring, pencatatan dan pelaporan yang mampu
memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan
kinerja program.

28/02/2016 45
Pada tahun 2005 strategi DOTS di atas oleh Global stop TB
partnership strategi DOTS tersebut diperluas menjadi “Strategi Stop
TB”, yaitu:
1. Mencapai, mengoptimalkan dan mempertahankan mutu DOTS
2. Merespon masalah TB-HIV, MDR-TB dan tantangan lainnya
3. Berkontribusi dalam penguatan system kesehatan
4. Melibatkan semua pemberi pelayanan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta.
5. Memberdayakan pasien dan masyarakat
6. Melaksanakan dan mengembangkan penelitian

28/02/2016 46
Strategi tersebut dituangkan dalam 3 pilar strategi utama dan
komponen-komponennya yaitu:
1. Integrasi layanan TB berpusat pada pasien dan upaya pencegahan
TB
a. Diagnosis TB sedini mungkin, termasuk uji kepekaan OAT
bagi semua dan penapisan TB secara sistematis bagi kontak dan
kelompok populasi beresiko tinggi.
b. Pengobatan untuk semua pasien TB, termasuk untuk penderita
resistan obat dengan disertai dukungan yang berpusat pada
kebutuhan pasien (patient-centred support)
c. Kegiatan kolaborasi TB/HIV dan tatalaksana komorbid TB
yang lain.
d. Upaya pemberian pengobatan pencegahan pada kelompok
rentan dan beresiko tinggi serta pemberian vaksinasi untuk
mencegah TB.
28/02/2016 47
2. Kebijakan dan sistem pendukung yang berani dan jelas.
a. Komitmen politis yang diwujudkan dalam pemenuhan
kebutuhan layanan dan pencegahan TB.
b. Keterlibatan aktif masyarakat, organisasi sosial
kemasyarakatan dan pemberi layanan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta.
c. Penerapan layanan kesehatan semesta (universal health
coverage) dan kerangka kebijakan lain yang mendukung
pengendalian TB seperti wajib lapor, registrasi vital, tata kelola
dan penggunaan obat rasional serta pengendalian infeksi.
d. Jaminan sosial, pengentasan kemiskinan dan kegiatan lain
untuk mengurangi dampak determinan sosial terhadap TB.

28/02/2016 48
3. Intensifikasi riset dan inovasi
a. Penemuan, pengembangan dan penerapan secara
cepat alat, metode intervensi dan strategi baru
pengendalian TB.
b. Pengembangan riset untuk optimalisasi
pelaksanaan kegiatan dan merangsang inovasiinovasi
baru untuk mempercepat pengembangan program
pengendalian TB.

28/02/2016 49
Strategi Nasional Pengendalian TB di Indonesia 2010 – 2014 Strategi nasional
program pengendalian TB nasional terdiri dari 7 strategi:
1. Memperluas dan meningkatkan pelayanan DOTS yang bermutu.
2. Menghadapi tantangan TB/HIV, MDR-TB, TB anak dan kebutuhan
masyarakat miskin serta rentan lainnya.
3. Melibatkan seluruh penyedia pelayanan pemerintah, masyarakat (sukarela),
perusahaan dan swasta melalui pendekatan Pelayanan TB Terpadu Pemerintah
dan Swasta (Public Private Mix) dan menjamin kepatuhan terhadap Standar
Internasional Penatalaksanaan TB (International Standards for TB Care).
4. Memberdayakan masyarakat dan pasien TB.
5. Memberikan kontribusi dalam penguatan sistem kesehatan dan manajemen
program pengendalian TB.
6. Mendorong komitmen pemerintah pusat dan daerah terhadap program TB
7. Mendorong penelitian, pengembangan dan pemanfaatan informasi strategis.
Strategi Nasional Program Pengendalian TB Nasional tahun 2015-2019
merupakan pengembangan strategi nasional sebelumnya dengan beberapa
pengembangan strategi baru untuk menghadapi target dan tantangan yang
lebih besar.
28/02/2016 50
51
TERIMA KASIH 

28/02/2016

Anda mungkin juga menyukai