Anda di halaman 1dari 27

LARINGITI

S KRONIS
Dewi Suji Harti Silondae
ID Nama : Tn . A
Umur : 21 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat : Jl. Kram
at Pulo dlm II
Pekerjaan : Pe
ngamen
ANAMNESIS
Pasien datang ke poliklinik THT RS Muh. Ridwan Meuraksa dengan
keluhan suara serak sejak 3 bulan lalu. Keluhan disertai dengan adanya batuk
dan pilek. Pasien juga mengeluh tenggorokannya sakit dan terasa kering sejak
2 bulan yang lalu. Pasien mengaku sering berdehem dan jika batuk tidak
disertai dengan sekret. Sebelumnya pasien pernah merasakan hal yang sama
(nyeri tenggorokan), tetapi hilang dengan sendirinya. Pasien menyangkal
adanya riwayat pengobatan intensive selama 6 bulan. Pasien juga menderita
maag, sering kambuh ± 1kali seminggu dan merasakan cairan naik dari perut ke
tenggorokan dan terasa asam.
Pasien memiliki kebiasaan merokok dari sejak kelas 1 SMP 1-2 bks/hari.
Pasien mengaku tidak pernah berobat sebelumnya. Saat ini pasien datang
dengan keadaan sudah tidak demam, tetapi suara serak dan tenggorokan sakit
masih dirasakan.
Penyakit dahulu : Sebelumnya pasien pernah merasakan hal yang
sama (nyeri tenggorokan), tetapi hilang dengan sendirinya. Riwayat
asma, DM dan HT disangkal.
Riwayat penyakit keluarga : Di keluarga tidak ada yang mengalami
gejala serupa

Riwayat kebiasaan: Pasien memiliki kebiasaan merokok dari sejak kls 1


SMP, 1-2 bks/hari
Riwayat sosial ekonomi:
• Pasien memiliki pekerjaan sebagai pengamen
• Status pasien belum menikah dan tinggal hanya sendirian
• Pasien berobat menggunakan BPJS
PEMERIKSAAN FISIK

Compos Mentis 82x/menit

KESADARA Nadi
N

01 02 03 04 P: 20x/menit
KEADAAN
UMUM TD S: 36,7°C
Baik 110/70 mmHg
Status Generalis

Kepala : Normocephali
Mata : Konjunctiva anemis -/-, ik-/-, isokor +/+
Leher : KGB dan tiroid tidak teraba membesar
Thorax : Jantung dan Paru dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Akral teraba hangat, edema (-)
Status Lokalis Telinga
Pemeriksaan Kanan Kiri
Aurikula Deformitas (-), hiperemis (-), Deformitas (-), hiperemis (-),
edema (-) edema (-)

Daerah Preaurikula Hiperemis (-), edema (-), Hiperemis (-), edema (-),
fistula (-), abses (-), nyeri fistula (-), abses (-), nyeri
tekan tragus (-) tekan tragus (-)
Daerah retroaurikula Hiperemis (-), edema (-), Hiperemis (-), edema (-),
fistula (-), abses (-), nyeri fistula (-), abses (-), nyeri
tekan (-) tekan (-)
Meatus akustikus Serumen (-), edema (-), Serumen (-), edema (-),
hiperemis (-), furunkel (-), hiperemis (-), furunkel (-),
otorea (-), corpus alienum (-) otorea (-), corpus alienum (-)
Membran timpani Intak Intak
Hidung dan Paranasal
Pemeriksaan Kanan Kiri
Hidung Luar Bentuk (N), Inflamasi (-), nyeri tekan (-), Bentuk (N), Inflamasi (-), nyeri tekan
deformitas (-) (-), deformitas (-)
Vestibulum N N
Kavum nasi Lapang Lapang
Septum Deviasi (-)
Discharge (-) (-)
Mukosa N N
Tumor (-) (-)
Konka Eutrofi Eutrofi
Daerah Sinus Frontalis Tidak ada kelainan, nyeri tekan (-) Tidak ada kelainan, nyeri tekan (-)
Daerah Sinus Maksilaris Tidak ada kelainan, nyeri tekan (-) Tidak ada kelainan, nyeri tekan (-)
Cavum Oris dan Faring
BAGIAN KETERANGAN

Mukosa Lembab

Lidah Normal

Gigi geligi Normal

Uvula Tenang, ditengah

Pilar Simetris +/+

Halitosis (-)
Tonsil:
Mukosa Hiperemis (-/-)
Ukuran T1-T1
Kripta Tidak melebar
Detritus -/-
Perlengketan -/-
FARING:
Mukosa Hiperemis
Granula (-)
Post nasal drip (-)
LARING:
Epiglotis Bentuk normal, hiperemis
Kartilago arytenoid hiperemis, edema (+)
Plika vestibularis (-)
Plika vokalis (-)
Plika aryepiglotika Putih, massa (-), hiperemis (+)
Rima glotis Massa (-)
Trakea Normal
DIAGNOSIS

Diagnosis
Diagnosis Kerja Banding
Laringitis Kronik Laringitis Tuberkulosis
Karsinoma laring
RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG

● Foto rontgen leher AP: agar tampak pembengkakan


jaringan subglotis (Steeple sign)
● Pemeriksaan Laboratorium: jika disertai infeksi
sekunder, leukosit dapat meningkat
PENATALAKSANAAN

NON
MEDIKAMENTOSA
MEDIKAMENTOSA

Istrahat yang cukup ● Ab: Amoxicilin 3x500 mg tab


Makan makanan yang
lunak, bergizi, hindari ● Ambroxol 3x30 mg tab
Vocal Rest makanan yang
berminyak misal
Menghentikan gorengan
kebiasaan merokok
PROGNOSIS

Ad Bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFENISI

● Laringitis merupakan peradangan yang terjadi pada pita suara


(laring) yang dapat menyebabkan suara parau. Pada peradangan ini
seluruh mukosa laring hiperemis dan menebal, kadang-kadang pada
pemeriksaan patologik terdapat metaplasi skuamosa.
AKUT KRONIK

Radang akut laring :Merupakan Laringitis kronis didefinisikan


Kelanjutan Rhinofaringitis (Common sebagai proses inflamasi dengan
cold) .Durasi gejala berbeda-beda durasi minimal 3 minggu yang
dalam setiap literatur. Dalam mencakup berbagai kondisi
sebuah studi kasus mengatakan 80 peradangan ,infeksi , dan autoimun
Orang dewasa dengan common yang mengakibatkan perubahan
cold, suara serak didapatkan rata fonasi, pernapasan dan menelan
rata timbul dalam 3 hari
VIRAL LARINGITIS BACTERIAL
LARINGITIS

Edema plica vokalis, dan Lesi yang mirip nanah dan


pembengkakan sub glottal dapat perubahan inflamasi yang luas
menyebabkan penyempitan bagian pada daerah glottis, eritematosa
atas saluran napas dan dinamika supraglotis, terdapat karektiristik
pernapasan yang sulit. jaringan yang tidak beraturan
LARINGITIS
FUNGAL

pembentukan plak putih endolaring dan


perilaring, jaringan granulasi, ulserasi,
dan eritema dan edema
MECHANICAL ALLERGIC LARINGITIS
LARINGITIS

• patologinya paling sering terjadi


ketika terjadi gesekan yang kuat Laringoskopi bisa terlihat ringan
pada plica vokalis selama untuk jumlah sedang dari sekresi
produksi suara berlebihan. lendir endolaring yang tebal, plika
• Perawatan awal untuk patologi vokalis edema dan eritema, dan
vokal ini biasanya melibatkan inkompetensi glotis episodik selama
istirahat suara untuk jangka waktu fonasi
tidak kurang dari 10 hari.
Infeksi: infeksi virus dari Gastroesofageal refluks Enviromental insults
sal napas atas disease (polusi)

Vocal trauma Konsumsi alkohol Alergi


berlebihan

Penggunaan suara Iritasi bahan kimia atau


berlebihan bahan lainnya
GEJALA KLINIS

• Akut :Onset biasanya 3-4 hari dengan gejala suara serak, suara pecah,
atau episode aphonia
• Kronis : suara serak dan disfoni lebih dari 3 minggu
• sakit tenggorokan, batuk, hidung tersumbat, dan rhinorrhea.
• Biasanya dikaitkan dengan infeksi saluran pernapasan atas virus.
• Laring dengan eritema difus, edema, dan pembengkakan pembuluh darah
dari pita suara, dan adakalanya ulserasi mukosa.
• Pada anak-anak kecil subglotis sering terkena, menghasilkan penyempitan
jalan nafas yang ditandai suara serak, inspirasi stridor, dispnea, dan
gelisah.
• Gangguan pernapasan jarang terjadi pada orang dewasa.
DIAGNOSIS

01 02 03
PEMERIKSAAN
ANAMNESIS FISIS PENUNJANG
Suara serak, coryza, faring
meradang, Mukosa laring yang
• Laringoskop indirek
hiperemis, membengkak • Foto rontgen leher
terutama di bagian atas dan
bawah pita suara dan Tanda
AP
radang akut di hidung atau • Laboratorium
sinus paranasal atau paru.
Obstruksi jalan napas
DIAGNOSIS

Penampilan laring bervariasi dengan tingkat keparahan penyakit. Pada tahap awal ada eritema dan edema dari
epiglotis, lipatan aryepiglottic, arytenoid, dan pita ventrikel, tetapi pita suara, sebaliknya, normal dan putih. Seiring
perkembangan penyakit, pita suara juga berubah merah dan edematous.
TATALAKSANA

Farmakologi
• Antibiotik sebaiknya hanya digunakan jika ada infeksi patogen
• Agen antibiotic yang umum digunakan adalah golongan makrolida; klaritromisin
500 mg/ oral selama 5 hingga 7 hari, atau azitromisin 500 mg diikuti oleh 250 mg
sehari sekali selama 4 sampai 5 hari jika penyebab laringitis ditemukan
Mycoplasma pneumoniae atau Chlamydophila pneumoniae.
• Hindari dekongestan karena memberikan efek kering pada tenggorokan.
• Guaifenesin mungkin merupakan tambahan yang berguna sebagai agen mukolitik.

• Kortikosteroid diberikan untuk mengatasi edema laring


• Pada laringitis terkait GERD, gunakan terapi asam supresif (H2 blocker, proton
inhibitor pompa) dan antireflux nokturnal
TATALAKSANA

Non farmakologi
• istirahat berbicara dan bersuara selama 2-3 hari
• Menghirup udara yang lembab meningkatkan kelembapan saluran udara bagian atas dan
membantu menghilangkan sekresi dan eksudat. Menghirup uap hangat dan dapat ditetesi
minyak atsiri /minyak mint bila ada muncul sumbatan dihidung atau penggunaan larutan
garam fisiologis (saline 0,9%) yang dikemas dalam bentuk semprotan hidung atau nasal
spray
• Menghindari iritasi: Merokok dan alkohol harus dihindari. Merokok menunda resolusi cepat
dari proses penyakit
• Modifikasi diet: pembatasan diet direkomendasikan untuk pasien dengan penyakit refluks
gastroesofageal. Ini termasuk menghindari minuman berkafein, makanan pedas, makanan
berlemak, cokelat, peppermint. Modifikasi gaya hidup penting lainnya adalah menghindari
makan terlambat. Pasien harus makan setidaknya 3 jam sebelum tidur. Pasien harus
minum banyak air.
• Jika pasien sesak dapat diberikan O 2 2L per menit
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai