Materi Kemenko Bid Perek
Materi Kemenko Bid Perek
REPUBLIK INDONESIA
Oleh:
Ditta Chandra Putri
Biro Hukum, Persidangan, dan Humas
Kemenko Perekonomian
1
Kebijakan OSS Umum
2
PKE I-XV tidak maksimal karena masih terhambat perizinan
berusaha. Teridentifikasi >500 elemen data pemohon perizinan
3
dalam layanan publik di Indonesia
Seorang Warga/Badan Usaha Satu Lembaga Pemerintah
Kemenperin
harus menuju banyak harus melayani banyak Asosiasi
lembaga Pemerintah warga/badan usaha BKPM
KLH
Kehutanan
Kemendag
Kelurahan
ESDM
Bank
DPU
Bea Cukai
Pajak
PolPP
Loket
PTSP Kecamatan
TAHAP 1
mengawal dan menyelesaikan hambatan perizinan
5
M E N D O RO N G I N V ESTA S I :
ONLINE SINGLE SUBMISSION (OSS)
OSS merupakan sistem yang mengintegrasikan seluruh pelayanan perizinan berusaha yang menjadi
kewenangan Menteri/Pimpinan Lembaga, Gubernur, atau Bupati/Walikota yang dilakukan melalui elektronik.
Prinsip Dasar
Perizinan terstandardisasi Terintegrasi dengan
(nasional dan/atau seluruh K/L/P
internasional)
1 2
Memastikan terpenuhinya aspek Menggunakan IT dan dapat diakses dan
Keselamatan, Kesehatan, Keamanan, dan 6 3 digunakan dengan mudah oleh seluruh
Lingkungan (K3L). masyarakat/pelaku usaha.
5 4
Konsep Perizinan melalui OSS Validasi data identitas pelaku usaha dalam tahap awal dilakukan
melalui konfirmasi ke sistem: Ditjen AHU, Ditjen Dukcapil, dan
Menggunakan satu portal nasional, Ditjen Pajak, Imigrasi.
satu identitas perizinan berusaha
(NIB), dan satu format izin berusaha
(Izin Usaha dan Izin Operasional sistem OSS didukung oleh sistem Ditjen AHU,
Operasional/Komersial); Ditjen Dukcapil, Ditjen Pajak, Ditjen Bea & Cukai, BKPM,
Kemendag, INSW, Kementan, dan Kemen. PUPR.
Perizinan Berusaha diterbitkan
berdasarkan Komitmen yang harus
dipenuhi oleh Pelaku Usaha; Operasional pelayanan berbantuan (OSS Lounge di Kemenko
Pemenuhan komitmen diselesaikan di Perekonomian) didukung oleh SDM BKPM
K/L dan/atau Pemda.
2 Weeks Kemenko Perekonomian secara regular (2x/minggu) melakukan
bimtek kepada pemda, K/L, pelaku usaha, notaris dan law firm.
Peran Notaris 8
BPJS
Imigrasi Kesehatan
BPJS
Ketenagakerjan
Peran Notaris :
SPIPISE Sebagai supporting atau
BKPM fasilitator pelaku usaha
Pelaku Usaha untuk meregistrasi
Dir. Dukcapil pendataan perusahaan ke
NIK dalam sistem OSS
INSW
Dir. Pajak
NPWP
AHU
ONLINE
SYNC
Notaris 8
Perubahan Bisnis Proses Perizinan Berusaha
9
PERIZINAN BERUSAHA PADA DAERAH YANG MEMILIKI RDTR ATAU KAWASAN (KEK, KI, FTZ)
• Pengesahan • Izin Lingkungan (UKL- • Izin Usaha • SNI Wajib (14 hari) • Izin Edar
Badan Usaha UPL) - (12 hari) Sektoral • SNI Sukarela (14 hari) (Pendaftaran):
• Pemenuhan Standar IMB (otomatis) • CPOB (35 hari)
• Nomor Induk Pangan
Berusaha (NIB)** (Standar Komposit atau • SIUP (otomatis) • CPOTB (35 hari) Obat
• NPWP per Bagian (SNI)) - (30 • CPAKB (5 hari) Suplemen
• BPJS hari) Kosmetika
• Izin Lokasi • Pemenuhan Standar SLF
Obat Tradisional
• Fasilitas Fiskal* (3 hari) Alat Kesehatan
• RPTKA* • Sertifikasi/ Lisensi
12
Pelaksanaan Reformasi peraturan Perizinan Berusaha (Pasal 84-89) (2)
13
Pelaksanaan Reformasi Peraturan dan Perizinan Berusaha pada:
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20
1
Pemohon Perizinan Berusaha (Pasal 6)
16
1
Penerbit Perizinan Berusaha (Pasal 18 & 19)
17
1
Pelaksanaan Perizinan (Pasal 20):
18
1
Pendaftaran
20
Pelaksanaan Pendaftaran pada Sistem OSS (Pasal 21 – 30): Syarat Pendaftaran
1. Perorangan
a. Nama dan NIK
b. Alamat tempat tinggal
PENDAFTARAN c. Bidang usaha
d. Lokasi penanaman modal
e. Besaran rencana penanaman modal
f. Rencana penggunaan tenaga kerja
g. Nomor kontak usaha dan/atau kegiatan
h. Rencana permintaan faisilitas perpajakan, kepabeanan, dan/atau
fasilitas lainnya
i. NPWP pelaku usaha
2. Non Perorangan
a. Nama dan/atau nomor pengesahan akta pendirian atau nomor
pendaftaran badan usaha
b. Bidang usaha
c. Jenis penanaman modal
d. Besaran rencana penanaman modal
e. Rencana penggunaan tenaga kerja
f. Nomor kontak badan usaha
g. Rencana permintaan fasilitas perpajakan, kepabeanan, dan/atau
fasilitas lainnya
h. NPWP badan usaha
i. NIK penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
2
Penerbitan Izin Usaha (1)
21
2
Penerbitan Izin Usaha (2)
22
2
Penerbitan Izin Komersial atau Operasional
23
Lembaga OSS menerbitkan Izin Lembaga OSS membatalkan Izin Komersial atau Operasional
Komersial atau Operasional Izin Usaha dan/atau Izin BERLAKU efektif setelah Pelaku
berdasarkan Komitmen untuk: Komersial atau Operasional Usaha menyelesaikan
a) standar, sertifikat, dan/atau yang sudah diterbitkan dalam Komitmen dan melakukan
lisensi; dan/atau hal Pelaku Usaha tidak pembayaran biaya Perizinan
b) pendaftaran barang/jasa,sesuai menyelesaikan pemenuhan Berusaha sesuai dengan
dengan jenis produk dan/atau Komitmen. ketentuan peraturan
jasa yang dikomersialkan oleh perundang-undangan
Pelaku Usaha melalui sistem
OSS.
2
Pembayaran Biaya Perizinan Berusaha (Pasal 77)
24
Pemenuhan Komitmen
Pemenuhan standar, sertifikasi, lisensi dan/atau pendaftaran, usaha dan/atau kegiatan
Dalam hal hasil pengawasan ditemukan ketidaksesuaian atau penyimpangan, kementerian, lembaga, dan/atau Pemerintah
Daerah mengambil tindakan berupa:
a. peringatan;
b. penghentian sementara kegiatan berusaha;
c. pengenaan denda administratif; dan/atau
d. pencabutan Perizinan Berusaha,
2
Pelaksanaan Reformasi peraturan Perizinan Berusaha (Pasal 84-89)
(1) 27
2
Lanjutan …
28
3
Penyelesaian Permasalahan
31
(Pasal 98-99)
1. Menteri, pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/wali kota wajib menyelesaikan hambatan dan permasalahan
dibidangnya dalam pelaksanaan Perizinan Berusaha melalui sistem OSS sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Dalam hal peraturan perundang-undangan belum mengatur atau tidak jelas mengatur kewenangan untuk penyelesaian
hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan sistem OSS, menteri, pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/wali
kota berwenang untuk menetapkan keputusan dan/atau melakukan tindakan yang diperlukan dalam rangka
penyelesaian hambatan dan permasalahan dimaksud sepanjang sesuai dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang
Baik.
3. Dalam hal terdapat laporan dan/atau pengaduan dari masyarakat kepada menteri, pimpinan lembaga, gubernur, atau
bupati/wali kota sebagai pelaksana sistem OSS atau kepada Kejaksaan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia
mengenai penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang dalam pelaksanaan sistem OSS, penyelesaian dilakukan
dengan mendahulukan proses administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
administrasi pemerintahan.
4. Dalam hal laporan dan/atau pengaduan dari masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada
Kejaksaan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kejaksaan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia
meneruskan/menyampaikan laporan masyarakat tersebut kepada menteri, pimpinan lembaga, gubernur, atau
bupati/wali kota untuk dilakukan pemeriksaan 3
32
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
Pengenaan Sanksi (Pasal 100-101)
33
1. Gubernur dan bupati/wali kota yang tidak
memberikan pelayanan dan/atau menerbitkan
Izin Komersial atau Operasional sesuai OSS 1. Dalam hal gubernur dan bupati/wali kota
kepada Pelaku Usaha yang telah memenuhi tidak memberikan pelayanan dan/atau
persyaratan berdasarkan ketentuan Peraturan menerbitkan Izin Komersial atau Operasional
Pemerintah ini dan peraturan perundang- dan teguran tertulis telah disampaikan 2 kali
undangan terkait dikenai sanksi, berupa:teguran berturut-turut:
tertulis kepada:
a. Menteri Dalam Negeri mengambil alih
a. gubernur oleh menteri yang pemberian Izin Komersial atau Operasional
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan gubernur dan
dalam negeri; dan melimpahkannya kepada Lembaga OSS;
b. bupati/wali kota oleh gubernur sebagai wakil atau
Pemerintah Pusat. b. gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat
mengambil alih pemberian Izin Komersial
2. Teguran tertulis diberikan sebanyak 2 kali atau Operasional yang menjadi
dengan jangka waktu masing-masing paling kewenangan bupati/wali kota dan
lama 2 Hari. melimpahkannya kepada Lembaga OSS.
3
Pemenuhan Komitmen Izin (3)
36
3
Pemenuhan Komitmen Izin (4)
37
c. Dokumen Amdal
1) Pelaku Usaha wajib melengkapi dokumen Amdal.
2) Penyusunan dokumen Amdal harus dimulai dilakukan paling lama 30 Hari sejak Lembaga OSS menerbitkan Izin
Lingkungan.
3) Dokumen Amdal dilakukan melalui kegiatan:
a) penyusunan Andal dan RKL-RPL;
b) penilaian Amdal dan RKL-RPL; dan
c) keputusan kelayakan
4) Penyusunan Andal dan RKL-RPL berdasarkan formulir kerangka acuan.
5) Jangka waktu, penyampaian rekomendasi hasil penilaian Andal dan RKL-RPL, penilaian akhir serta penyampaian
hasil penilaian akhir, dan penetapan keputusan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup diatur dalam
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Kembali
3
Pemenuhan Komitmen Izin (5)
38
d. Penyusunan dokumen Amdal atau UKL-UPL sekaligus dilakukan dengan penyusunan Andal Lalin
Pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang akan menimbulkan gangguan keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan.
e. Izin di bidang pengelolaan lingkungan hidup tersebut diintegrasikan ke dalam Izin Lingkungan
Pelaku Usaha dalam memerlukan izin di bidang pengelolaan lingkungan hidup untuk kegiatan:
1) menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, memanfaatkan, membuang, mengolah, dan/atau
menimbun bahan berbahaya dan beracun, penyusunan dokumen Amdal dilakukan termasuk pengelolaan limbah
bahan berbahaya dan beracun;
2) pembuangan air limbah ke laut;
3) pembuangan air limbah ke sumber air; dan/atau
4) memanfaatkan air limbah untuk aplikasi ke tanah,
3
Pemenuhan Komitmen Izin (6)
39
3
PENYELESAIAN: Ketidaksesuaian KBLI Pada Sistem OSS dan Sistem SABH Ditjen AHU