Anda di halaman 1dari 21

BAB

8 BETAPA GIATNYA AKU BEKERJA

MAN INSAN CENDEKIA BANGKA TENGAH

@2017
ETOS KERJA ?

SIKAP DAN CARA PANDANG SESEORANG DALAM BEKERJA

KERJA ?
SETIAP USAHA YANG DILAKUKAN OLEH MANUSIA UNTUK MEMENUHI
SEMUA KEBUTUHAN DALAM HIDUPNYA

KEBUTUHAN HIDUP YANG DIBUTUHKAN DAN HARUS DIPENUHI :

PRIMER SEKUNDER

YANG BERSIFAT YANG BERSIFAT


JASMANI DAN ROHANI ? JASMANI DAN ROHANI ? @2017
KERJA bisa meliputi Hal-Hal yang bersifat Dunia, Akh
erat, Jasmani dan Rohani !
• Bekerja yang bersifat primer untuk keperluan jasmani di dunia.
Contoh: memenuhi sandang , pangan dan papan

• Bekerja yang bersifat sekunder untuk keperluan jasmani di dunia.


Contoh : kepemilikan barang2 selain sandang pangan dan papan

• Bekerja yang bersifat rohani di dunia.


Contoh mencari ilmu pengetahuan, orang mengungkapkan sebuah perasaan kadang
harus diawali dengan pekerjaan yang melelahkan dan perlu keberanian yang tinggi

• Bekerja yang bersifat rohani untuk keperluan di akhirat nanti. Seseorang yang selalu
tekun beribadah dengan baik, dll.

@2017
MENGAPA ORANG HARUS BEKERJA ?

• Manusia punya kebutuhan yang harus dipenuhi.


• Manusia tidak bisa selamanya hanya menggantungkan hidupnya kepada orang lain.
• Allah telah menyiapkan semua kebutuhan manusia di bumi, maka manusia harus
mencari sendiri.
– Kita akan merasakan nikmatnya makanan, kepuasan dan bahagianya hati jika
diperoleh dari hasil kerja kita sendiri.
– Tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini jika ingin sesuatu, pasti ia akan bekerja
untuk memenuhinya.
» Bekerja adalah salah satu cara untuk meningkatkan harga diri seseorang.
• Bekerja bisa menjadi media untuk beribadah kepada Allah, dll
@2017
JIKA KITA MENDENGAR PERNYATAAN SESEORANG :
WAH… ORANG ITU ETOS KERJANYA SANGAT BAGUS !
APA YANG TERBAYANG DALAM PIKIRAN KITA MENGENAI
PERNYATAAN TERSEBUT ?

ORANG TERSEBUT MEMPUNYAI CIRI-CIRI :


PEKERJA KERAS, BERTANGGUNG JAWAB, AMANAH,
JUJUR, LOYALITASNYA TINGGI, CEKATAN / GESIT, DAPAT
DIANDALKAN dsb
BEKERJA dalam Islam dikenal dengan istilah “ AMILA” dan sering
diiringi dengan kata “ AMANU “ seperti contoh : Innalladhiina
aamanuu wa‘amilus shoolahaati… ( seseugguhnya orang yang
beriman dan beramal sholeh itu… )

Hal itu menunjukkan bahwa seseorang dalam setiap melakukan


perkerjaan hendanya dilandasi dengan sebuah keimanan, sehingga
dalam bekerja orang tersebut selalu terjaga dari hal-hal yang
mengarap pada sifat-sifat negatif.

@2017
Sebuah gambaran dari Hadis Nabi mengenai cara kerja yang baik :

 Bekerjalah untuk duniamu seolah–olah engkau akan hidup selamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu
seolah-olah engkau mati besok.

 Barang siapa yang harinya sama dengan hari sebelumnya maka ia adalah orang yang rugi. Siapa yang
hari ini lebih baik dari hari kemarin maka ia adalah orang yang beruntung. Barang siapa yang harinya
lebih jelek dari hari sebelumya maka ia adalah orang yang celaka.

@2017
Kerja seperti apa yang anda inginkan ?
Apakah tetap berpedoman pada norma Allah atau tidak ?

Etos Kerja Islami :

1.Selalu mencari kerja yang halal apapun kondisinya.


2. Selalu diawali doa sebelum bekerja (membaca basmalah).
3. Berusaha mencintai pekerjaan ikhlas dalam menjalankannya.
4.Selalu menerapkan nilai-nilai islami dalam bekerja seperti : jujur, amanah,
tanggung jawab, kerja keras dll
5. Selalu ada perimbangan antara kerja dengan ibadah.
6. Ikhlas menerima hasil dan berani menanggung resiko pekerjaan yang
dilakukanya.
7. Siap menerima kritikan, masukan dari orang lain.
8. Siap memperbaiki kesalahan yang dilakukan. @2017
Q.S Al-Jumu’ah [62] ayat 9-11

@2017
@2017
Terjemah
Q.S Al-Jumu’ah [62] ayat 9-11

@2017
Penjelasan
Q.S Al-Jumu’ah [62] ayat 9-11

QS. al-Jumu’ah ayat 9 menjelaskan tentang seruan Allah SWT kepada orang-orang beriman agar mendirikan
salat Jum’at.

Pendapat tentang jarak kewajiban menunaikan salat Jum’at:


 ‘Abdullāh bin ‘Umar, Anas bin Mālik dan Abū Hurairah ra : batas 6 mil wajib salat Jum’at.
 Rabi‘ah : batas 4 mil wajib salat Jum’at.
 Imām Mālik dan Laiṡ : 3 mil
 Imām Syāfi‘i ukurannya muażżin yang amat lantang suaranya, keadaan angin tenang dan muazin berdiri di
atas dinding kota.

Menurut hadis ṣaḥiḥ riwayat al-Bukhārı̄ yang berasal dari ‘Α isyah, bahwa penduduk ‘awali di Madinah datang
pergi salat Jum’at dari kampung mereka dari luar kota Madinah yang jauh sekitar 3 mil.

@2017
Penjelasan
Q.S Al-Jumu’ah [62] ayat 9-11
Salat Jum’at bukan hanya sekedar seruan dari mu’adzin tapi seruan Allah SWT seperi dalam ayat tadi.
Sahabat Nabi selalu datang ke masjid untuk salat Jum’at jauh sebelum datangnya waktu Jum’at tiba, bahkan
ada yang datang pagi-pagi.
Dalam hadis mutawattir Nabi bersabda, yang artinya:

“Dari Abū Hurairah ia berkata : Bersabda Rasūlullāh, barang siapa mandi Jum’at menyerupai mandi jinabat,
kemudian pergi salat Jum’at, sama halnya berkurban seekor unta. Barangsiapa yang pergi pada saat kedua,
sama halnya dengan berkorban seekor sapi. Barangsiapa yang pergi pada saat ketiga, sama dengan berkorban
seekor domba. Barangsiapa pergi pada saat keempat, sama halnya berkorban seekor induk ayam. Barangsiapa
yang pergi pada saat kelima, maka sama halnya berkorban sebutir telur. Maka apabila Imām telah keluar,
hadirlah malaikat-malaikat turun mendengarkan dzikir.
(HR. al-Bukhārı̄ , muslim, Imām Mālik, Abū Dāwud, at-Tirmiżı̄ dan an-Nasā’ı̄ ).
@2017
Penjelasan
Q.S Al-Jumu’ah [62] ayat 9-11

 Kalimat “fas‘au ilā żikrillāh ” yaitu mengingat Allah SWT dari sejak azan, khutbatain, iqāmah dan
salat Jum’at.
 “Dan tinggalkan jual-beli”, jika sudah waktunya salat Jum’at hendaklah segala kesibukan (jual-
beli, perniagaan dll) segera ditinggalkan. Ini menunjukkan kerasnya perintah shalat Jum’at bagi
orang-orang beriman.
 Salat Jum’at dapat menimbulkan kesatuan dan persatuan antara umat Islam dan memperkuat
ukuwah Islamiyah.
 Pada ayat 10, Allah SWT menyeru apabila telah melaksanakan salat segeralah mencari
karunia Allah dan kembali bertebaran di muka bumi dan mencari rezeki yang baik dan halal.
 Di akhir ayat 10 Allah SWT menganjurkan banyak żikir kepada-Nya supaya manusia
memperoleh keberuntungan.

@2017
Penjelasan
Q.S Al-Jumu’ah [62] ayat 9-11
Ayat 11 isinya diawali dengan pernyataan Allah tentang sikap sebagian orang-orang mukmin yang masih silau
dengan perniagaan, dengan duniawi padahal mereka sedang mendengarkan khutbah Nabi Muhammad Saw.

Diceritakan pada waktu Nabi sedang khutbah Jum’at datang kafilah dagang dan diadakan penyambutan besar,
termasuk orang-orang mukmin yang sedang mendengarkan khutbah Nabi. Mereka keluar dari masjid untuk
menyambut rombongan Dihyah al-Kalby membawa dagangannya.Wanita-wanita juga ikut menyambut dengan
menabuh gendang, supaya orang-orang datang membeli dagangan yang dibawa.

Di awal ayat ini Allah memaparkan sikap manusia yang sering silau oleh duniawi dan gemerlapnya harta benda.
Sehingga saat mendengar khutbah pun keluar dari masjid untuk menyambut kafilah yang datang. Sikap
mementingkan hal-hal yang bersifat duniawi telah ada sejak zaman Rasulullah. Kemudian Allah mengingatkan
bahwa apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik daripada permainan dan perdagangan. Keridhaan dari pahala
Allah jauh lebih baik dari pada yang diusahakan manusia.

@2017
Q.S Al-Qasas [28] ayat 77

@2017
Terjemah
Q.S Al-Qasas [28] ayat 77

@2017
Penjelasan
Q.S Al-Qasas [28] ayat 77
 Allah SWT memerintahkan orang-orang beriman dapat menyeimbangkan antara usaha
memperoleh keperluan duniawi dan ukhrawi.
 Manusia terdiri dari jasmani dan rohani. Penting untuk menyeimbangkan antara kepentingan
jasmani dan rohani itu.
 Selanjutnya ayat ini juga memerintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada Allah
SWT dan sesama.

@2017
Penjelasan
Q.S Al-Qasas [28] ayat 77
Kewajiban berbuat baik sebagai perwujudan sifat-sifat Allah yang Maha Raḥmān dan Raḥīm kepada seluruh makhlukNya.
Bentuk perbuatan baik dapat dikategorikan menjadi 4 hal, yaitu:

1. Berbuat baik pada nikmat Allah SWT berupa harta. Kemewahan dan harta berlimpah tidak boleh membuat dirinya lupa
terhadap kehidupan akhirat. Bentuk perbuatannya : menyantuni anak yatim, maupun untuk biaya pendidikan keluarga.
2. Berbuat baik kepada diri dengan memelihara kehidupan dirinya di dunia, tidak boleh bertentangan dengan ajaran Islam.
Bentuk perbuatan : makan, minum, berpakaian, beragama, berkeluarga, bekerja dan bermasyarakat.
3. Berbuat baik sebagaimana diajarkan Allah SWT sebagai wujud pelaksanaan kewajiban muslim, yaitu selalu menaati
perintah Allah melalui ibadah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
4. Berbuat baik dengan tidak berbuat kerusakan di bumi. Manusia sebagai khalifah dimuka bumi ternyata telah banyak
menyia-nyiakan amanah Allah. Dalam QS. ar-Rūm: 41 dijelaskan bahwa kerusakan di darat dan di laut adalah akibat ulah
manusia. Allah telah banyak mengingatkan manusia dalam al-Qur’an agar tdiak melakukan kerusakan dimuka bumi.

@2017
TELADAN
Q.S Al-Jumu’ah [62] ayat 9-11

Sikap dan perilaku sebagai pengamalan QS. al-Jumu‘ah [62]: 9-11 adalah :

1. Segera menunaikan salat Jum’at saat mendengar ażan di hari Jum’at dan meninggalkan segala
aktivitas keseharian sejenak.
2. Memperhatikan khatib Jum’at dan melupakan sementara aktivitas kerjanya untuk mengingat Allah
SWT.
3. Ketika salat Jum’at telah usai dilaksanakan segera melanjutkan aktivitas semula.

@2017
TELADAN
Q.S Al-Qasas [28] ayat 77

Sikap dan perilaku sebagai pengamalan QS. al-Qaṣaṣ [28]: 77 adalah :

1. Menyeimbangkan kegiatan yang menyangkut urusan dunia dan akhirat.


2. Mengerjakan ibadah dengan bersungguh-sungguh dan khusyu’. Dan saat bekerja, serius,
giat dan penuh tanggung jawab.
3. Senantiasa berbuat baik kepada sesama dan tidak membuat kerusakan.

@2017
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai