Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN MANAJEMEN KEPERAWATAN DI

RUANG KRESNA

KELOMPOK 2
Nama Anggota :
1. Cholifaturrizkiyah
2. Indrie Oktaviani
3. Muhammad Izzudin Safa
4. Siti Nurjanah
5. Tiara Puspita
KASUS
• Ruang Kresna merupakan tuang perawatan Bedah dengan kapasitas tempat tidur 34 Bed. Dalam 3 bulan
terakhir rata rata klien yang dirawat 30 klien dengan tingkat ketergangtungan klien 40% Total 20%
Parsial dan 40% mandiri care. Ruang Kresna di pimpin oleh seorang Karu tamatan Ners 5 tahun yang lalu,
dengan ketenagaan yang dimiliki 6 orang ners dan 10 orang D 3 Keperawatan , Fungsi manajerial yang
dijalankan diruangan tersebut terlihat mulai berjalan, Karu tiapkali mengadakan kegiatan terencana,
menunjuk anak buah untuk seminar dan pelatihan juga terencana. Metode penugasan yang di gunakan
secara tertulis metode TIM, dan Karu membuat 2 tim dengan ketenagaan di dalamnya secara proporsional.
• Namun. Di ruangan sering terjadi konflik karena karu terkesan like and dislike terhadap anak buah.
Perawat KATIM dan PA yang pro ke Karu maka sering mendapatkan reward.
• Supervisi sering dilakukan namun supervisi sepihak ronde keperawatan belum pernah di lakukan. Jika
karu tidak masuk maka otomatis tugas atau pendelegasian di berikan ke katim. Preconfrence di lakukan
jika ada hal hal yang perlu di bicarakan. Case dan post confrence tidak pernah di lakukan
• Ruangan memiliki SAK dan SOP namun tersimpan rapi, pendokumentasian askep dengan CPPT
Pengkajian dan diagnosa klien di dokumentasikan dengan baik, namun masalah yang diangkat hanya
seputar itu itu saja : Nyeri, Infeksi dan risiko cidera.
PENGUMPULAN DATA
Data Umum Ruangan (Analisa SWOT)
No Faktor Kekuatan Kelemahan Kesempatan Peluang
(Strength) (Weakness) (Opportunity) (Threat)
1. Man 1. Ruang Kresna dipimpin oleh karu Jumlah perawat D3 keperawatan Adanya kesempatan melanjutkan RS tidak dapat memenuhi standar
tamatan NERS yang sudah lebih banyak dari pada NERS. pendidikan bagi perawat D3. paripurna.
berpengalaman selama 5 tahun
2. Saat ini dirungan Kresna Tenaga
Keperawatan:
- Ners : 6 orang
- D3 Keperawatan: 10 orang

2. Money 1. Adanya reward yang diberikan Rumah sakit harus memiliki data 1. Karena diberikan reward perawat 1. Dapat terjadi konflik karena karu
kepada perawat. cadangan ketika BPJS selum menjadi semangat bekerja terkesan like and dislike terhadap
2. Karu mengadakan kegiatan dibayar. 2. Perawat menjadi terlatih dan anak buahnya. Perawat KATIM
terencana menunjuk anak buah kompeten dalam memberikan dan PA yang pro ke Karu maka
untuk seminar dan pelatihan. asuhan keperawatan sering mendapatkan reward maka
akan terjadi kecemburuan antar
perawat
2. Tidak dapat memberikan asuhan
keperawatan dengan baik secara
kompeten
 

3. Material - GB set 10 buah Jumlah yang terbatas sehingga jika Jumlah alat dan fasilitas akan Tindakan keperawatan terhambat
- Set infus ada lebih dari satu pasien harus di bertambah beriringan dengan karena jumlah barang yang terbatas
- Standar infus 34 buah lakukan secara bergantian perluasan gedung, dalam peningkatan sehingga harus menunggu penggunaan
- Oksigen 34 buah kualitas dan kuantitas pelayanan di alat secara bergantian.
- Thermometer 5 buah ruangan
- Spigmomanometer 5 buah
- Nasal kanul 10 buah
Lanjutan…
.

4. Methode 1. Metode penugasan yang 1. Kelemahan metode tim: 1. Dapat memberikan asuhan 1. Adanya konflik peran
digunakan adalah metode - Komunikasi antar keperawatan dengan perawat
TIM, karu membagi menjadi anggota tim terbentuk pembagian tugas yang jelas 2. Adanya tuntutan tinggi dari
dua tim yaitu tim 1 dan tim 2 terutama dalam bentuk 2. Dapat memberikan asuhan masyarakat untuk
2. Ruangan memiliki SAK dan konfrensi tim, yang keperawatan sesuai pelayanan yang lebih
SOP biasanya membutuhkan prosedur secara profesional profesional
  waktu dimana sulit untuk
  melaksanakan pada
waktu sibuk
- Perawat yang belum
terampil kurang
berpengalaman
cenderung bergantung
pada perawat yang
mampu
- Jika pembagian tugas
tidak jelas maka perawat
dapat meninggalkan tugas
yang diberikan.
2. Masih banyak perawat
yang belum melakukan
tindakan sesuai dengan SAK
dan SOP
Data Khusus Ruangan (Fungsi Manajemen Keperawatan Diruangan)

Fungsi Perencanaan 3. Standar Prosedur Operasional (SOP): Ruangan memiliki


SOP namun tersimpan dengan rapi.
4. Standar Asuhan Keperawatan (SAK): Ruangan memiliki
SAK namun tersimpan dengan rapi, pendokumentasian askep
dengan CPPT Pengkajian dan diagnosa klien di
1. Visi: “Terwujudnya ruang keperawatan bedah dokumentasikan dengan baik. Namun masalah yang diangkat
yang memberikan perawatan secara holistik hanya seputar itu itu saja : Nyeri, Infeksi dan risiko cidera.
tahun 2020”.
2. Misi
• Memberikan pelayanan perawatan bedah yang
professional, bermutu, dan bersahabat untuk
mewujudkan kepuasan klien.
• Memeberikan perawatan bedah dalam Masalah:
kedudukannya sebagai pusat rujukan daerah. 1. SAK Belum meliputi asuhan keperawatan
• Mendorong dan memfasilitasi tenaga secara keseluruhan, karna diagnose yang
kesehatan untuk mengadakan penelitian diangkat hanya seputar itu itu saja : Nyeri,
perawatan bedah diruang bedah. Infeksi dan risiko cidera.
2. Masih banyak perawat yang belum melakukan
tindakan sesuai dengan SAK dan SOP.
Fungsi Pengorganisasian

1. Struktur
Organisas
2. Uraian Tugas

a. Tugas Dan Tanggung Jawab


b. Tugas Dan Tanggung Jawab KATIM
Kepala Ruang Rawat
• Melakukan preconference jika ada hal c. Tugas Dan Tanggung Jawab
• Karu tiap kali mengadakan
hal yang perlu di bicarakan. Perawat Pelaksana
kegiatan terencana.
• Bersama Karu mengadakan serah • Melakukan asuhan keperawatan
• Karu menunjuk anak buah untuk
terima tugas. sesuai standar.
mengikuti seminar.
• Melakukan ronde keperawatan bersama • Bersama KATIM mengikuti
• Karu mengadakan pelatihan
kepala ruangan. Namun ronde operan dinas.
yang terencana.
keperawatan belum pernah di lakukan • Melaksanakan pembagian tugas
• Melakukan supervisi
di ruang kresna. yang diberikan KATIM.
keperawatan namun tidak jelas.
• Membuat rincian tugas anggota tim • Melaksanajan tugas sesuai sistem
• Karu sering mengadakan reward
dalam pemberian asuhan keperawatan. penugasan yang diberikan oleh
ke KATIM dan PP.
• Mendelegasikan pelaksanaan proses KATIM.
• Menunjuk KATIM.
asuhan keperawatan pada anggota tim. • Melaksanakan asuhan keperawatan
• Mengindentifikasi tingkat
• Melakukan pelaporan dan sesuai rencana keperawatan.
ketergantungan klien.
pendokumentasian. • Melaksanakan timbang terima
• Melakukan pendekumentasian.
• Melakukan pelaporan dan dengan shift berikutnya.
• Memperikan pengarahan kapada
pendokumentasian.
KATIM.
3. Sistem Perhitungan Tenang Keperawatan

 
Berdasarkan hasil perhitungan
dengan metode Douglass didapatkan
hasil kebutuhan tenaga keperawatan
sebanyak 18 orang perawat, saat ini
No. Tingkat Pagi Sore Malam perawat yang ada di ruang Kresna
Ketergant sebanyak 16 orang perawat. Sehingga
ungan jumlah perawat kurang dari
1. Mandiri 2,04 1,68 0,84 kebutuhan.
40%
2. Parsial 1,62 0,9 0,6
20%
3. Total 40% 4,32 3,6 2,4
Total hasil perhitungan tenaga
keperawatan:
Pagi: 2,04 + 1,62 + 4,32 = 7,98
Sore: 1,68 + 0,9 + 3,6 = 6,18
Malam: 0,84 + 0,6 + 2,4 = 3,84 +
18
Fungsi Pengarahan
1. Hand Over: Fungsi Hand Over (operan) berjalan di ruangan
2. Pre dan Post Confrence: Preconfrence di lakukan jika ada hal
hal yang perlu di bicarakan. Case dan post confrence tidak
pernah di lakukan
3. Motivasi Kepada Perawat: Karu tiapkali mengadakan kegiatan
terencana, menunjuk anak buah untuk seminar dan pelatihan
juga terencana. Perawat KATIM dan PA yang pro ke Karu
maka sering mendapatkan reward.
4. Pendelegasian: Jika karu tidak masuk maka otomatis tugas
atau pendelegasian di berikan ke katim.
5. Supervise: Supervisi sering dilakukan namun supervisi
sepihak dan ronde keperawatan belum pernah di lakukan. Masalah:
6. Ronde Keperawatan: Fungsi ronde tidak berjalan di ruangan 1. Preconfrence di lakukan jika ada hal hal yang
perlu di bicarakan. Case dan post confrence
tidak pernah di lakukan
2. Perawat KATIM dan PA yang pro ke Karu
maka sering mendapatkan reward.
3. Supervisi sering dilakukan namun supervisi
sepihak dan ronde keperawatan belum pernah
di lakukan.
4. Fungsi ronde tidak berjalan di ruangan.
Pengendalian
 
1. Indikator
Mutu  

   
2. Keselamatan Pasien (Patient
Safety)

a. Identifikasi pasien
Untuk mengidentifikasi pasien, ruang Kresna
menggunakan prosedur yaitu menggunakan
gelang pasien. Perawat akan memastikan
gelang terpasang dengan baik dan nyaman
untuk pasien. Gelang akan dibedakan b. Komunikasi efektif
berdasarkan jenis kelamin. Gelang warna Perawat melakukan komunikasi efektif baik
merah muda untuk pasien jenis kelamin secara verbal maupun non verbal.
perempuan dan gelang warna biru untuk Komunikasi secara non verbal yang
pasien laki-laki. Di gelang akan tertera nama, dilakukan yaitu melakukan asuhan
tanggal lahir, dan no.registrasi kamar. keperawatan mulai dari pengkajian c. Kewaspadaan obat
keperawatan sampai dengan evaluasi SOAP. Dalam melakukan kewaspadaan obat
Adapun komunikasi efektif yang perawat perawat menggunakan prinsip 6 B yaitu
lakukan secara verbal seperti saat melakukan benar pasien, benar dosis obat yang
handover, ronde keperawatan, supervisi, pre diberikan, benar obat yang diberikan,
conference, conference, dan post conference. benar cara pemberian obat, benar waktu
pemberian obat, dan benar
pendokumentasian obat. Untuk
penggunaan obat high alert pun perlu
adanya aturan ketat.
Lanjutan…
.

d. Benar pasien operasi


Untuk rencana tindakan operasi maka
yang dilakukan adalah memastikan e. Pencegahan infeksi
benar pasien, benar prosedur operasi, Pencegahan infeksi yang dilakukan
dan benar lokasi pembedahan. yaitu melakukan cuci tangan 6 langkah
saat 5 momen, jaga kebersihan
lingkungan rumah sakit, menggunakan
alat sesuai prosedur, menggunakan
peralatan APD sesuai prosedur, dan
menempatkan pasien beresiko di ruang
isolasi. Perawat tidak memberikan f. Identifikasi resiko jatuh
edukasi cuci tangan ke pada keluarga Untuk pasien dengan resiko jatuh maka
pasien. perawat akan menggunakan gantungan
dengan bentuk segitiga berwarna
kuning dan dipasang di dekat ranjang
pasien. Kemudian perawat akan
memasang penghalang tempat tidur,
serta meminta keluarga untuk selalu
menemani pasien.
3. Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Pendokemntasian askep dilakukan dengan


baik, namun masih ada tanda tangan yang
kurang dan karu tidak mengecek kelengkapan
dokumentasi.

Masalah:
1. Perawat tidak memberikan edukasi cuci
tangan ke pada keluarga pasien.
2. Pendokemntasian askep dilakukan dengan
baik, namun masih ada tanda tangan yang
kurang dan karu tidak mengecek
kelengkapan dokumentasi.
ANALISA MASALAH
Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan Di Ruangan Kresna
No. Masalah Mg Se Mn Nc Af Skor Prioritas

1.
Perawat tidak memberikan edukasi cuci tangan ke pada keluarga pasien. 5 5 5 5 4 2.500 1

2.
Supervisi sering dilakukan namun supervisi sepihak dan ronde keperawatan belum 5 5 5 4 4 2.000 2
pernah di lakukan.

3.
Fungsi ronde tidak berjalan di ruangan. 5 5 4 4 4 1.600 3

4.
Preconfrence di lakukan jika ada hal hal yang perlu di bicarakan. Case dan post 5 4 4 4 4 1.280 4
confrence tidak pernah di lakukan

5.
SAK Belum meliputi asuhan keperawatan secara keseluruhan, karna diagnose yang 5 4 5 4 3 1200 5
diangkat hanya seputar itu itu saja : Nyeri, Infeksi dan risiko cidera. Masih
ditemukannya data yang kurang. karu tidak mengecek kelengkapan dokumentasi

6.
Kebutuhan tenaga keperawatan kurang dari kebutuhan ruangan. 4 3 3 4 3 432 6

7.
Masih banyak perawat yang belum melakukan tindakan sesuai dengan SAK. 4 4 3 2 3 288 7

8.
Perawat KATIM dan PA yang pro ke Karu maka sering mendapatkan reward. 4 3 3 2 3 216 8
Alternatif Pemecahan Masalah
No. Masalah Tujuan dan alternatif pemecahan masalah

1. Perawat tidak memberikan edukasi cuci tangan ke pada 1. Berikan edukasi ke pada keluarga pasien tentang cara mencuci
keluarga pasien. tangan 6 langkah yang benar
2. Berikan edukasi bagaimana cara dan pencegahan penularan infeksi

2. Supervisi sering dilakukan namun supervisi sepihak dan 1. Susun jadwal supervisi
ronde keperawatan belum pernah di lakukan. 2. Lakukan role play supervisi
 

3. Fungsi ronde tidak berjalan di ruangan. 1. Lakukan role play ronde keperawatan
2. Melakukan ronde keperawatan seminggu 2 kali

4. Preconfrence di lakukan jika ada hal hal yang perlu di 1. Lakukan role play preconfreance dan postconfrence keperawatan
bicarakan. Case dan post confrence tidak pernah di lakukan 2. Melakukan pre dan post confreance seminggu 1 kali

5. Masih ada tanda tangan yang kurang dan karu tidak 1. Lakukan role play pengecekan kelengkapan dokumentasi yang masih
mengecek kelengkapan dokumentasi. kurang
Seleksi Alternatif Pemecahan Masalah

No. Tujuan dan alternatif pemecahan masalah C A R L Skor

1. Berikan edukasi ke pada keluarga pasien tentang cara mencuci tangan 6 4 4 4 3 192
langkah yang benar

2. Lakukan role play supervisi 4 4 3 3 144

3. Lakukan role play ronde keperawatan 4 3 3 3 108

4. Lakukan role play preconfreance dan postconfrence keperawatan 4 3 3 2 72

5. Lakukan role play pengecekan kelengkapan dokumentasi yang masih kurang 4 2 2 3 48


Plan Of Action (POA)
No. Kegiatan Tujuan Metode Sasaran Waktu & Penanggung
Tempat Jawab

1. Berikan edukasi Agar pasien dan Ceramah dan Klien dan Tanggal: 4 Cholifaturizkiyah
ke pada keluarga keluarga mampu demonstrasi keluarga Agustus
pasien tentang memahami dan klien 2020
cara mencuci mencegah dari infeksi
tangan 6 langkah   lokasi: Di
yang benar kamar
rawat
pasien
2. Lakukan role play Agar perawat mampu Roleplay Seluruh Tanggal : 4 Tiara Puspita
supervisi melakukan tindakan perawat Agustus
keperawatan sesuai ruangan 2020
sop
lokasi: Di
ruang rawat
pasien
Lanjutan…
.

3. Lakukan role play 1. Agar perawat mampu Roleplay Seluruh Tanggal : 5 Indrie Oktaviani
ronde memahami pentingnya perawat Agustus
keperawatan ronde keparawatan ruangan 2020
2. Agar perawat mampu
melakukan ronde Lokasi: Di
keperawatan dengan ruang
baik rawat
pasien
4. Lakukan role play 1. Agar perawat mampu Roleplay Seluruh Tanggal : 6 Siti Nurjanah
preconfreance dan memahami pentingnnya perawat Agustus
postconfrence preconference, ruangan 2020
keperawatan conference, dan post
conference Lokasi: di
2. Agar perawat memahami ruang
cara pelakukan diskusi
Lanjutan…
.

5. Lakukan Agar perawat supervisi Seluruh tanggal: M. Izzudin


pengecekan memahami perawat 7 Safa
kelengkapan pentingnya ruangan Agustus
dokumentasi pendokument 2020
yang masih asian
kurang keperawatan Lokasi:
Di
ruangan
diskusi
BAB 3

Kegiatan yang sudah dilakukan adalah pemberian eduksi hand hygine, supervisi, ronde

keperawatan, pre dan post confrence, audit dokumentasi.


Adapun kegiatan yang pertama yaitu edukasi hand hygine yang dilakukan pada hari
selasa tanggal 4 – agustus – 2020 dengan anggota sebagai berikut:
1. Cholifaturrizkiyah sebagai kepala ruang
2. Siti nurjanah sebagai perawat pelaksana
3. Tiara puspita sebagai perawat pelaksana
4. Indrie oktafi sebagai perawat pelaksana
5. M . Izzudin saffa sebagai perawat pelaksana
kegiatan hand hygine menurut jurnal
Berdasarkan hasil jurnal menurut : Ria Risti Komala Dewi dalam JKMK., Jurnal
Kesehatan Masyarakat Khatulistiwa Vol.4, No.3, Agustus 2017 diketahui bahwa kepatuhan
perawat dalam melakukan praktik cuci tangan yakni motivasi dengan p value 0,007,
ketersediaan fasilitas, dan supervisi kepala ruang.

Dalam kasus ini perawat tidak mengajarkan cuci tangan kepada klien dan keluarga,
sedangkan Rumah sakit merupakan lokasi rantai penularan infeksi nosokomial. Menurut
Soeroso (2012) di negara berkembang termasuk Indonesia, rata-rata prevalensi infeksi
nosokomial adalah sekitar 9,1% dengan variasi 6,1%-16,0%. Di Indonesia kejadian infeksi
nosokomial pada jenis atau tipe rumah sakit sangat beragam. pencegahan penularan infeksi
nosokomial adalah dengan cara cuci tangan yang benar. sehingga bila dikait kan dengan
jurnal Astuti (2017) sangat penting untuk di lakukan pemberian edukasi cuci tangan
kepada keluarga dan pasien untuk pencegahan penularan infeksi nosokomial.
Kegiatan supervisi menurut jurnal

• Berdasarkan hasil jurnal menurut: Havija Sihotang (2016) dengan judul “Hubungan
Fungsi Supervisi Kepala Ruangan Dengan Produktivitas Kerja Perawat Pelaksana Di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan” diketahui Hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara fungsi supervisi kepala ruangan
dengan produktivitas kerja perawat pelaksana (p value=0.000, r=0.698). Diharapkan
bidang keperawatan dapat menetapkan kebijakan dalam pelaksanaan supervisi
sehingga kepala ruangan dapat meningkatkan fungsi supervisi dan melakukan
penilaian terhadap produktivitas kerja perawat pelaksanaan.
Lanjutan……
• Dalam kasus ini, kepala ruangan hanya melakukan supervisi secara sepihak, yang
berarti bahwa supervisi masih tidak jelas dalam pelaksanaannya.Tanpa adanya
supervisi yang jelas maka akan menghambat perawat dalam memberikan pelayanan
kesehatan secara profesional kepada klien. Bila dikaitkan dengan jurnal peneliti
Havija Sihotang (2016) dengan judul “Hubungan Fungsi Supervisi Kepala Ruangan
Dengan Produktivitas Kerja Perawat Pelaksana Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pirngadi Medan”. Maka supervisi akan sangat membantu dalam meningkatkan
potensi serta kemampuan perawat baik dalam melakukan asuhan keperawatan kepada
pasien.
Kegiatan ronde menurut jurnal
• Berdasarkan jurnal menurut : Juwita Verawati Siahaan (2018) dengan judul
“Pengaruh Pelatihan Ronde Keperawatan Terhadap Kinerja Perawat Dalam Asuhan
Keperawatan Di RS Royal Prima Medan” diketahui hasil uji Independent T-Test
bahwa kinerja perawat setelah mendapatkan pelatihan ronde keperawatan pada
kelompok kontrol didapat rata-rata nilai mean 94,91 sedangkan pada kelompok
intervensi ratarata nilai mean 122,47 sehingga didapat perbedaan nilai mean -27,56
dan nilai signifikansi p value = 0,00 (p< 0,05) maka Ha diterima yaitu ada perbedaan
yang signifikan antara kinerja perawat sesudah pelatihan ronde keperawatan pada
kelompok kontrol dengan kelompok intervensi yang artinya terdapat pengaruh
pelatihan ronde keperawatan terhadap kinerja perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan di Rumah Sakit Royal Prima Medan.
Lanjut guys…..
• Dalam kasus ini, kepala ruangan tidak melakukan ronde keperawatan. Bila dikaitkan
dengan jurnal peneliti Juwita Verawati Siahaan (2018) dengan judul “Pengaruh
pelatihan ronde keperawatan Terhadap kinerja perawat dalam Asuhan Keperawatan
Di Rs Royal Prima Medan”, maka bila tidak melakukan ronde keperawatan akan
menghambat perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara optimal kepada
pasien karena kurangnya pemahaman mengenai proses penyakit dan efek perawatan
terhadap pasien, sehingga penting untuk dilakukan ronde keperawatan. Dengan
adanya ronde keperawatan akan meningkatkan potensi perawat dalam berpikir kritis
ketika memberikan oelayanan asuhan keperawatan kepada pasien.
Kegiatan pre dan post confreance

• Berdasarkan hasil jurnal menurut : Rezkiki, F., Febrina., W. & Anggraini, D. (2019).
RNJ. 2(1) : 21-28 diketahui Berdasarkan uji normalitas menggunakan uji Kolmogrov-
smirnov diperoleh nilai sig>0.05, maka hal ini dikatakan data terdistribusi normal.
Selanjutnya uji T berpasangan, didapatkan nilai t hitung sebesar 8,257 dan t tabel
1,895 dimana nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel, dengan p-value sebesar
0,000. Terlihat bahwa p-value 0,000 < 0,05 ini menunjukkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan antara nilai rata-rat sebelum dan sesudah dilakukan pre dan post
conference pada dokumentasi Asuhan keperawatan.
Lanjut lageeee….
• Dalam pelaksanaannya seluruh hasil diskuisi yang telah dilakukan akan di dokumentasikan
dalam laporan dan di kabarkan kepada seluruh perawat ruang sebagai sebuah proses asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien, seehingga dapat meberikan pelayanan kepada
pasien secara optimal.
• Dalam kasus ini, kepala ruangan hanya melakukan pre conference bila ada hal yang perlu
dibicarakan sedangkan conference dan post conference tidak pernah dilakukan. Sehingga hal
ini akan mengakibatkan salah satunya adalah kurang lengkapnya pendokumentasian asuhan
keperawatan. Jika dikaitkan dengan jurnal Fitrianola Rizkiki (2019) maka diharapkan adanya
kegiatan preconference, conference, dan post-conference dapat membantu perawat dalam
penyampaian informasi secara efektif antar sesama perawat sehingga perawat dapat
menjalankan tugas secara jelas dan benar dalam melayani pasien. Perawat menjadi mampu
dalam meberikan pelayan optimal, dan pendokumentasian menjadi lengkap sesuai dengan
standar asuhan keperawatan.
Kegiatan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Berdasarkan hasil jurnal menurut : Arif Puji Atmanto dkk, Jurnal Keperawatan dan
Kesehatan Masyarakat Vol. 9, No.1 Maret 2020. Diketahui Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mutu dokumentasi diagnosa dan intervensi keperawatan sebelum
intervensi pada kelompok intervensi dengan ratarata 1,31 ± 0,471 dan pada kelompok
kontrol dengan rata-rata 1,46 ± 0,505 dengan nilai p 0,223 (p- nilai> 0,05) yang berarti
ada perbedaan mutu dokumentasi antara kedua kelompok sebelum intervensi.
Sedangkan setelah intervensi pada kelompok intervensi, nilai rata-rata adalah 1,97 ±
0,169 dan kelompok kontrol adalah 1,11 ± 0,323 dengan nilai p-value=0,000 (nilai p
0,05) yang berarti bahwa terdapat perbedaan mutu dokumentasi. antara 2 kelompok
setelah intervensi.
Lanjutan…..
• Dalam kasus ini, kepala ruangan kresna tidak melakukan pengecekan kkelengkapan
dokumentasi keperawatan. selain itu masih banyak di jumpai diagnosa keperawatan
yang hanya itu saja yang selalu di tegakan. Jika dikaitkan dengan jurnal berjudul
"Efektifitas Pedoman Pendokumentasian Diagnosa Dan Intervensi Keperawatan
Berbasis Android Terhadap Peningkatan Mutu Dokumentasi Keperawatan Di Ruang
Rawat Inap” jika dengan buku diperlukan waktu yang cukup lama untuk mencari
diagnosa keperawatan yang tepat, maka dengan adanya aplikasi android diharapkan
mampu mempermudah perawat dalam mencari, menganalisa, dan menegakan
diagnosa keperawatan. sehingga diagnosa keperawatan yang ditegakan adalah tepst
sesuai dengan kondisi pasien.
•  
KETERBATASAN PELAKSANAAN

• Keterbatasan yang dirasakan kelompok dalam merealisaikan setiap POA yang telah
direncakan yakni kurangnya lahan praktek secara langsung di dalam rumah sakit
dikarenakan dampak pandemik COVID-19 yang melonjak naik. Mengenai POA
untuk supervisi keperawatan sendiri sangat tidak memungkinkan dilakukan didalam
rumah sakit dikarenakan pandemik COVID-19 ini, dan hanya bisa dilakukan dengan
menggunakan media literature review menggunakan journal maupun artikel yang
memang cocok dengan kasus yang telah diangkat untuk kelompok dan kelompok
tetap melaksankan POA yang telah dibuat dengan menggunakan media aplikasi Zoom
via daring dan memaksimalkan sedemikian mungkin agar proses POA yang telah
dibuat dapat berjalan dengan mana mestinya. Serta untuk mengatasi hal ini maka
kelompok mengatasinya dengan melakukan roleplay di rumah bersama dengan
teman-teman satu kelompok.
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)
No. Rencana Tindak Lanjut
1. Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan yaitu menjadwalkan edukasi hand hygiene kepada pasien dan keluarga pasien. Dan menempelkan poster langkah langkah cuci tangan yang benar
di setiap wastafel di ruangan.

2. Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan pada supervisi keperawatan akan melakukan susunan jadwal, serta memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan
mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan.

3. Rencana tindakan lanjut yang akan dilakukan pada ronde Keperawatan diruang rawat inap bedah ruangan Kresna setiap sebulan sekali.

4. Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan pada pre conference dan post conference rutin setiap hari, dan melakukan conference setiap ada masalah yang perlu untuk di diskusikan.

5. Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan yaitu memberikan arahan pada petugas kesehatan dalam pelaksanaan tugasnya agar memahami dan mengerti terhadap peran masing-masin, dan
fungsi sebagai staf dan pelaksana dalam asuhan keperawatan. Kemudian melakukan perbaikan dan peningkatan serta kelengkapan dokumentasi agar sesuai dengan standar asuhan
keperawatan (SAK)
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
• Kesimpulan
• Edukasi adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi, dengan
tujuan untuk mengingat fakta atau kondisi nyata, dengan cara memberi dorongan terhadap pengarahan diri (self direction),
aktif memberikan informasi-informasi atau ide baru (Craven dan Hirnle, 1996 dalam Suliha, 2002). Edukasi merupakan
serangkaian upaya yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain, mulai dari individu, kelompok, keluarga dan
masyarakat agar terlaksananya perilaku hidup sehat (Setiawati, 2008).
• Supervisi keperawatan adalah suatu kegiatan profesional dalam pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh kepala ruangan
kepada perawat pelaksana yang meliputi fungsi formatif, restorative dan normative. Supervisi keperawatan bertujuan untuk
meningkatkan produktivitas kerja perawat pelaksana (NHS, 2012). Keefektifan dari pelaksanaan fungsi supervisi dapat di
evaluai melalui penilaian persepsi orang yang menerima supervisi tentang supervisi yang dilakukan oleh supervisor (Lynch,
2008).
• Disimpulkan bahwa ada pengaruh pelatihan ronde keperawatan terhadap kinerja perawat dalam asuhan keperawatan Hal
ini menunjukkan bahwa pelatihan ronde keperawatan telah memberi implikasi terhadap peningkatan kemampuan perawat
baik dari aspek pengetahuan maupun keterampilan perawat dalam pemberian asuhan keperawatan sehingga kinerja perawat
dalam pemberian asuhan keperawatan semakin optimal.
• Pre conference adalah diskusi tentang aspek klinik setelah operan dan sebelum melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien. Sedangkan post conference adalah diskusi tentang aspek klinik sebelum operand an sesuadah melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien. Dalam pelaksanaannya dipimpin dengan ketua tim hal ini selaras dengan pelaksanaan
preconference yang di pimpin oleh kepala ruangan atau kepala tim di ruangan.
• Penelitian ini membuktikan bahwa pedoman dokumentasi diagnosa dan intervensi keperawatan berbasis android efektif
dalam meningkatkan mutu dokumentasi diagnosa dan intervensi keperawatan.
• Saran
• Perlu dilakukannya Edukasi kepada pasien dan keluarga pasien agar keluarga pasien tau pentingnya cuci tangan
dengan langkah langkah yang benar. Dan Bagi rumah sakit diharapkan adanya reward bagi perawat yang
melaksanakan kepatuhan praktik cuci tangan dengan baik dan punishment bagi yang tidak melakukan praktik
cuci tangan dengan baik. Bagi kepala ruang diharapkan dapat lebih meningkatkan pengawasan kepada perawat.
• Agar dijadikan referensi untuk supervisi, sehingga karu, katim, dan perawat pelaksana dapat menekankan
supervisi dalam manajemen keperawatan. Dan memahami manfaat, tujuan, prinsip supervisi dalam manajemen
keperawatan
• Diharapkan Rumah Sakit untuk menjadikan ronde keperawatan sebagai salah satu aspek monitoring evaluasi
dalam upaya peningkatan kinerja perawat. Pihak Rumah Sakit Royal Prima Medan agar melakukan berbagai
pelatihan-pelatihan untuk peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia khususnya perawat.
• Perlu dilakukannya preconference, conference, dan post conference secara rutin oleh perawat di rumah sakit
agar pendokumentasian asuhan keperawatan menjadi lengkap sehingga sapat memberikan pelayanan secara
optimal kepada pasien.
• Perlu adanya peningkatan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan sebagai bentuk legal atas tugas dan
tanggung jawab yang telah dilakukan perawat sesuai dengan standar asuhan keperswatan SAK.
 
DAFTAR PUSTAKA

 
• Andriani Astuti, Putu wira kusuma, A.A Kopiang Ngurah Darmawan. (2017). Effect Of Health Education
Using Leaflet Media On Washing Hand Habit Of Visitors At Bali Royal Hospital. Bali. Caring Volume 1 No.2
• Lynch, L., & Happel, B. (2008). Implementing clinical supervision: part 1; laying the ground work .
International Journal of Mental Health Nursing 17, 57-64.
• Nursalam (2015) manajemen keperwatan : aplikasi dalam praktek keperawatan, edisi-3. Professional. Jakarta
: salemba medika
• Rezkiki Fetrianola. (2019). Pengaruh pelaksanaan Pre dan Post Conference terhadap pendokumentasian
Asuhan Keperawatan. Bukit Tinggi. Real in nursing Journal (RNJ) Vol.2 No.1.
• Sitorus (2012), Model praktik keperawatan professional di Rumah sakit. Jakarta : EGC.
• Suyanto. (2008). Mengenal kepemimpinan dan manajemenkeperawatan di rumah sakit. Jogjakarta: Mitra
Cendikia.
• Swanburg, R.C. (2010). Pengantar kepemimpinan & manajemen keperawatan untuk perawat klinis. Jakarta:
EGC.
•  
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Wassalamualaikum
WAROHMATULLAHI
WABARAKAATUH

Anda mungkin juga menyukai