• Usaha budi daya sapi potong harus terletak di lokasi yang tidak terdapat
gejala klinis atau bukti lain tentang penyakit radang limpa (Anthrax);
• Dalam hal budi daya sapi potong dilakukan di lokasi yang terdapat penyakit
hewan menular strategis perlu dilakukan tindakan sesuai peraturan
perundang-undangan.
PENCEGAHAN PENYAKIT HEWAN
a. Tindakan Pengebalan
• Pengebalan dilaksanakan melalui vaksinasi, pemberian antisera, dan peningkatan
status gizi hewan.
• Vaksinasi, pemberian antisera, dan peningkatan status gizi hewan dilakukan oleh
perusahaan peternakan, peternak, dan orang perseorangan yang memelihara hewan.
• Pelaksanaan vaksinasi dan pemberian antisera hewan dilakukan oleh dokter hewan
dan/atau di bawah penyeliaan dokter hewan.
PENCEGAHAN PENYAKIT HEWAN
• Vaksin adalah bibit penyakit yang sudah dilemahkan atau sudah dimatikan
dengan prosedur tertentu, digunakan untuk merangsang pembentukan
kekebalan tubuh, sehingga tubuh dapat menahan serangan penyakit.
• Vaksinasi adalah usaha pengebalan hewan dengan menggunakan vaksin yang
merupakan pertahanan ke dua setelah tubuh itu sendiri, dalam upaya
mengendalikan dan memberantas wabah penyakit.
APA TUJUANNYA?
• Penyakit IBR yang disebabkan oleh virus BHV-1 (bovine herpes virus) dapat
dicegah. Penyakit BVD yang disebabkan oleh virus dapat dicegah dengan
menggunakan vaksin hidup
• Penyakit Jembrana, diberikan vaksin massal untuk semua populasi sapi yang
beresiko terkena penyakit pada daerah endemis Jembrana dengan vaksin
hidup atau vaksin inaktif BHV-1.
PENCEGAHAN PENYAKIT HEWAN
c. Biosecurity
1) menyediakan fasilitas desinfeksi untuk staf/karyawan dan kendaraan di
pintu masuk peternakan;
2) menjaga agar tidak setiap orang dapat bebas masuk dan keluar kandang
yang memungkinkan terjadinya penularan penyakit;
3) lokasi usaha peternakan tidak mudah dimasuki binatang liar dan hewan
peliharaan lainnya yang dapat menularkan penyakit;
PENCEGAHAN PENYAKIT HEWAN
c. Biosecurity lnjtn
4) melakukan desinfektan kandang dan peralatan, penyemprotan terhadap
serangga, lalat dan pembasmian terhadap hama lainnya dengan
menggunakan desinfektan yang ramah lingkungan atau teregistrasi;
5) sapi yang menderita penyakit menular dipisahkan dan dimasukkan ke
kandang isolasi untuk segera diobati atau dipotong dan sapi serta bahan
yang berasal dari kandang yang bersangkutan tidak diperbolehkan
dibawa keluar komplek peternakan;
PENCEGAHAN PENYAKIT HEWAN
c. Biosecurity lnjtn
6) melakukan pembersihan kandang sesudah kandang dikosongkan dan
dibiarkan selama 2 minggu sebelum dimasukkan sapi baru ke dalam
kandang;
7) setiap sapi baru yang masuk ke areal peternakan harus ditempatkan di
kandang karantina/isolasi selama 1 (satu) minggu, selama sapi di
kandang karantina/isolasi harus dilakukan pengamatan terhadap
kemungkinan adanya penyakit; dan
PENCEGAHAN PENYAKIT HEWAN
c. Biosecurity lnjtn
8) segera mengeluarkan sapi yang mati dari kandang untuk dikubur atau
dimusnahkan
PRINSIP BIOSECURITY DAN BIOSAFETY
• BIOSECURITY
Yakni kondisi dan upaya untuk memutuskan rantai masuknya agen penyakit ke
induk semang dan/atau untuk menjaga agen penyakit yang disimpan dan diisolasi
dalam suatu laboratorium tidak mengontaminasi atau tidak disalahgunakan.
Pada industri hewan istilah biosecurity berhubungan dengan perlindungan
terhadap hewan dari kontaminasi mikroba.
Di beberapa negara istilah biosecurity digunakan untuk menggantikan biosafety.
PRINSIP BIOSAFETY DAN BIOSECURITY
• BIOSAFETY
Adalah kondisi dan upaya untuk melindungi personel atau operator serta
lingkungan laboratorium dan sekitarnya dari agen penyakit hewan dengan
cara menyusun protokol khusus, menggunakan peralatan pendukung, dan
menyusun desain fasilitas pendukung.
PRINSIP BIOSAFETY DAN BIOSECURITY
• Recording adalah suatu usaha yang dikerjakan oleh peternak/ pelaku usaha
untuk “mencatat” gagal atau berhasilnya suatu usaha peternakan.
• Dalam usaha peternakan banyak sekali komponen recording yang harusnya
mendapat perhatian, salah satunya riwayat kesehatan ternak (medical record).
• Pada rekording riwayat kesehatan ternak berisi mengenai identitas ternak,
program vaksinasi yang dilakukan, pengobatan yang dilakukan dilengkapi
gejala klinis dan diagnosa penyakit.
BEBERAPA PENYAKIT YANG UMUM PADA
SAPI POTONG
• BOVlNE EPHEMERAL FEVER (BEF)
• KONSTIPASI
• KEMBUNG
• DIARE
• HELMINTIASIS
• CASCADO
• MYASIS
• SCABIES
BOVLNE EPHEMERAL FEVER (BEF)
Pencegahan
• Vaksinasi
• Pengendalian dan pemberantasan serangga pengisap darah
KONSTIPASI (SEMBELIT)
• Keadaan dimana rumen mengembang atau membesar akibat kelebihan gas yang tidak bisa cepat keluar
• Kembung terjadi sebagai akibat terlalu tingginya produksi gas NH3 (amonia) yang terakumulasi tidak
bisa dimanfaatkan oleh mikroba rumen, sehingga menumpuk di dalam rumen.
Penyebab
• Makanan yang difermentasi atau hijuan segar yang banyak mengandung air dan berprotein tinggi
• Pemberian hijauan leguminosa segar yang berlebihan
• Pemberiaan makanan konsentrat berlebih (terutama yg mulai busuk)
• Rumput basah atau berembun
KEMBUNG (BLOAT)
Gejala Klinis
• Ternak gelisah; Sulit bernapas; Perut sebelah kiri membesar,
bunyi drum; Masih ada gerak rumen; Mulut dan mata kebiruan,
kurang oksigen; Kematian
Penanganan
• Pemberian obat (antibloat)
• Broom stick therapy (Trokar)
PENCEGAHAN YANG DAPAT DILAKUKAN
ANTARA LAIN :
• Pemberian komposis pakan antara rumput dan leguminosa sesuai porsinya yang benar
• Melayukan hijauan yang akan diberikan terlebih dahulu
• Beri hijauan kering selama musim hujan sebelum dilepas di padang pengembalaan
• Jangan menggebalakan ternak terlalu pagi karena rumput masih basah
• Hindari memberi ternak dengan rumput atau daun-daunan muda dan tanaman leguminosa
(kacang-kacangan) saja
• Jangan membiarkan ternak terlalu lapar
• Jangan memberikan makanan yang sudah rusak/busuk/berjamur
• Hindari pemberian rumput/ hijauan yang terlalu banyak, lebih baik memberikan sedikit demi
sedikit tetapi sering kali.
DIARE
Penyebab:
• Faktor fisiologis: Perubahan pakan, lingkungan, iklim
• Faktor Infeksi Penyakit: Bakteri (salmonella, clostridium, E coli), virus (rota/corona, BVD,
parvo virus), Protozoa, Parasit.
Terapi:
• Disesuaikan dengan penyebabnya
• Penggantian cairan tubuh
• Pemberian antibiotik (bakteri/virus)
• Pemberian vitamin (supportif)
Pencegahan:
• Pisahkan sapi sakit dengan yang sehat
• Jaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar kandang
Cacingan (Helmintiasis)
Penyebab: cacing gilig, cacing pita & cacing pipih.
Gejala klinis: lemah, kurus, bulu kusam, diare (campur
darah), kelemahan, pertumbuhan lambat, kematian.
Terapi: Pemberian obat cacing dan ulangannya
(Albendazole, Piperazine).
Pencegahan
• Sanitasi & kebersihan (pakan, minum, kandang &
lingkungannya).
• Minimalisir siput
Siklus Hidup Cacing Nematode
Gangguan Kulit
Stephanofilariasis/ Cascado
• Disebabkan oleh infeksi cacing stephanofilaria sp
• Penyakit ini sering disalah artikan dengan luka karena
trauma mekanis seperti terkena tali, tembok, kayu dan
lain sebagainya
• Vektor perantaranya yaitu lalat haematobia irritans
Gejala Klinis:
• Dermatitis pada kulit dengan ulser yang jelas (biasanya di sudut
mata)
• Sapi gelisah (gatal)
• Intake pakan & minum turun
Terapi:
• Salep asuntol
• Ivermectin (injeksi/salf),
• gusanex
• Pemberantasan lalat (insektisida/sanitasi & kebersihan kandang)
Pencegahan:
• Pengendalian lalat
• Pemisahan hewan sakit dan sehat
• Sanitasi lingkungan dan perkandangan
Myasis/Borok
Penyebab: Chrysomya bezziana
Gejala klinis:
luka dengan infestasi belatung, jar. mengalami kematian
(nekrosis), peradangan/abses di sekitar luka.
Terapi:
Bersihkan luka dengan antiseptik (PK)
Salf (vaselin, antibiotik, gusanex)
Injeksi antibiotik sistemik.
Pencegahan:
• Pengendalian lalat
• Pemisahan hewan sakit dan sehat
• Sanitasi lingkungan dan perkandangan
Scabies/Acariasis/Kudis
Penyebab: Tungau Sarcoptes sp
Gejala: Lesi & keropeng di kulit, gatal, kulit menebal, bulu rontok &
hewan gelisah
Terapi:
Ivermectin
2-3% lime sulfur, belerang atau minyak pelumas bekas yang dioles
Sanitasi & desinfeksi kandang
Dimandikan/dibersihkan dg sabun colek
Pencegahan:
• Pemisahan hewan sakit dan sehat
• Sanitasi lingkungan dan perkandangan
TERIMA KASIH