Anda di halaman 1dari 17

LARANGAN BUNGA DALAM ISLAM SERTA

PERBEDAAN BUNGA & BAGI HASIL


Oleh Kelompok 4 :
Mazraaten Thoyyibah (A1A017083)
Maharani (A1A017080)
Lutfi Arrasyid (A1A017073)
Indriati (A1A017054)
Muhammad Habibussaniyil haq (A1A017091)
POKOK BAHASAN :
1. Pengertian Bunga
2. Pandangan Ulama mengenai Bunga
3. Bagi Hasil
4. Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
5. Peran Bank Syariah teradap Perekonomian Negara
PENGERTIAN BUNGA

 Tingkat Bunga adalah harga dari penggunaan uang atau bisa juga
dipandang sebagai sewa atas penggunaan uang untuk jangka waktu
tertentu ( dalam buku : ekonomi moneter ; Boediono ). Bunga bank
dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang
berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau
menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang
harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang
harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh
pinjaman).
DUA MACAM BUNGA
 Bunga simpanan, yaitu bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau
balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga
simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada
nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan, dan bunga
deposito.
 Bunga pinjaman, adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam
atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank.
Sebagai contoh adalah bunga kredit.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUKU
BUNGA

1. Kebutuhan dana
2. Persaingan
3. Kebijaksanaan pemerintah
4. Target laba yang diinginkan
5. Jangka waktu
6. Kualitas jaminan
7. Reputasi perusahaan
8. Produk yang kompetitif
9. Hubungan baik
10. Jaminan pihak ketiga
PANDANGAN PARA ULAMA TENTANG BUNGA

Hukum Bunga Bank Menurut Ibnu Qayyim


Ibnu Qayyim sebagaimana dikutip oleh Abdurrahman Isa menerangkan bahwa riba ada dua
macam, yaitu :
a. Riba Nasiah
Riba yang terjadi karena adanya penundaan pembayaran hutang. Riba ini hukumnya
haram.
b. Riba Fadhl
Riba yang terjadi karena adanya tambahan pada jual beli benda sejenis. Maka dapat
dikatakan bahwa bunga bank adalah riba Fadhl dan hukumnya haram. Karena bunga bank
terjadi karena adanya penundaan pembayaran hutang dan adanya nilai waktu dalam uang
(time value). Riba adalah tambahan pembayaran atas uang pokok pinjaman. Misalnya, si A
memberikan pinjaman kepada si B dengan syarat si B mengembalikan uang si A beserta
tambahannya (bunga) setelah jangka waktu tertentu.
 Menurut Maulana Muhammad Ali pada hakikatnya riba itu
memberatkan bagi peminjam. Semua agama sama melarang praktek
riba, karena dapat menimbulkan dampak bagi masyarakat pada
umumnya dan bagi mereka yang terlibat riba pada khususnya.
 Adapun dampak akibat praktek riba itu, antara lain :
 1. Menyebabkan eksploitasi (pemerasan) oleh si kaya terhadap si
miskin.
 2. Uang modal besar yang dikuasai tidak disalurkan ke dalam usaha-
usaha yang produktif yang sangat bermanfaat bagi masyarakat, tetapi
justru disalurkan dalam pengkreditan berbunga yang belum produktif.
 3. Bisa menyebabkan kebangkrutan usaha dan pada gilirannya bisa
menyebakan keretakan rumah tangga, jika si peminjam tidak mampu
mengembalikan pinjaman beserta bunga-bunganya.
BAGI HASIL

Pengertian Bagi Hasil


 Bagi hasil merupakan bentuk dari perjanjian kerja sama antara pemodal
(investor) dan pengelola modal (Entrepreneur) dengan menjalankan
kegiatan usaha ekonomi, dimana diantara keduanya akan terikat kontrak
bahwa di dalam usaha tersebut jika mendapat keuntungan akan dibagi
kedua belah pihak sesuai dengan nisbah kesepakatan di awal perjanjian
dan begitu pula bila usaha mengalami kerugian akan ditanggung
bersama sesuai porsi masing-masing.
MEKANISME PERHITUNGAN TINGKAT BAGI HASIL

Mekanisme perhitungan tingkat bagi hasil yang diterapkan pada bank


syariah terdiri dari dua sistem, yaitu:
 Profit Sharing adalah bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah
dikurangi biaya pengelolaan dana.
 Revenue Sharing adalah bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan
pengelolaan dana.
KARAKTERISTIK BAGI HASIL
Nisbah bagi hasil merupakan persentase keuntungan yang akan diperoleh pemodal (shahibul
mal) dan pengelola (mudharib) yang ditentukan berdasarkan kesepakatan di antara keduanya.
Karakteristik nisbah bagi hasil adalah sebagai berikut:
 Persentase. Nisbah bagi hasil harus dinyatakan dalam persentase (%), bukan dalam
nominal uang tertentu.
 Bagi Untung dan Bagi Rugi. Pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah
disepakati, sedangkan pembagian kerugian berdasarkan porsi modal masing-masing pihak.
 Jaminan. Jaminan yang akan diminta terkait dengan Character risk yang dimiliki oleh
mudharib karena jika kerugian diakibatkan oleh keburukan karakter mudharib, maka yang
menanggung adalah mudharib. Akan tetapi jika kerugian diakibatkan oleh business risk,
maka shahibul mal tidak diperbolehkan untuk meminta jaminan pada mudharib.
 Besaran Nisbah. Angka besaran nisbah bagi hasil muncul sebagai hasil tawar-menawar
yang dilandasi oleh kata sepakat dari pihak shahibul dan mudharib.
 Cara Menyelesaikan Kerugian. Kerugian akan ditanggung dari keuntungan terlebih dahulu
karena keuntungan adalah pelindung modal. Jika kerugian melebihi keuntungan, maka
diambil dari pokok modal.
JENIS KONTRAK BAGI HASIL
 a. Musyarakah (Joint Venture Profit & Loss Sharing)
 b. Mudharabah (Trustee Profit Sharing)
SYARAT DAN RUKUN BAGI HASIL
Sebagai sebuah akad, musyarakah dan mudlarabah mempunyai syarat dan rukun yang
mempengaruhi keabsahannya. Musyarakah akan menjadi akad sah apabila telah
terpenuhi syarat dan rukunnya (Dahlan,1997:195).
a. Rukun Musyarakah
1. Macam harta modal.
2. Nisbah bagi hasil dari modal yang diserikatkan.
3. Kadar pekerjaan masing-masing pihak yang berserikat.
b. Syarat Musyarakah
1. Melafadzkan kata-kata yang menunjukkan izin yang akan mengendalikan harta.
2. Anggota syarikat percaya mempercayai.
3 Mencampurkan harta yang akan disyarikatkan.
a. Rukun Mudharabah
1. Malik atau shahibul maal ialah yang mempunyai modal.
2. Amil atau mudharib ialah yang akan menjalankan modal.
3. Amal, ialah harta pokok atau modal.
4. Shighat atau perintah atau usaha dari yang menyuruh berusaha.
b. Syarat Mudharabah
1. Barang yang diserahkan adalah mata uang. Tidak sah menyerahkan harta
benda atau emas perak yang masih dicampur atau masih berbentuk perhiasan.
2. Melafadzkan ijab dari yang punya modal, dan qobul dari yang
menjalankannya.
3. Diterapkan dengan jelas, bagi hasil bagian pemilik modal dan mudharib.
4. Dibedakan dengan jelas antara modal dan hasil yang akan dibagihasilkan
dengan kesepakatan.
Perbedaan antara Bunga pada Bank Konvensional dan Bagi Hasil
pada Bank Syariah
PERANAN BANK SYARIAH TERHADAP
PEREKONOMIAN NEGARA
 Pembangunan

Memberi andil dalam perkembangan sektor riil.


 Perekonomian negara

Pengumpulan dana. Bank syariah dapat mengumpulkan dana dari nasabah


melalui proses investasi.
 Bisnis

Membantu peminjaman dana untuk usaha mikro.


SEKIAN DAN TERIMAKASIH ATAS
PERHATIANNYA TEMAN TEMANKU
TERCINTA

Anda mungkin juga menyukai