Anda di halaman 1dari 53

Retinopati Diabetikum O

culi Dextra Sinistra

Disusun oleh: Annisa Robiyanti

Pembimbing: dr. Freddy W. Arsyad, Sp.M

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN YARSI
RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO
PERIODE 20 JULI – 8 AGUSTUS 2020
I. IDENTITAS

Nama : Tn. W
Umur : 47 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Supir
Alamat : Jl. Cipinang Muara II, Jatinegara,
Jakarta Timur
Tanggal anamnesa : Senin, 27 Juli 2020
ANAMNESIS
Dilakukan Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 27
Juli 2020 di ruang poliklinik mata.

Keluhan Utama:
Penglihatan pada kedua mata buram secara perlahan
tanpa disertai mata merah sejak ± 1 bulan yang lalu.
Name Here
Programmer

Name Here
ANAMNESIS
 Pasien datang ke RSPAD Gatot Subroto dengan
keluhan penglihatan kedua mata buram tanpa
disertai mata merah sejak ± 1 bulan yang lalu dan
semakin lama semakin parah.
 Buram dirasakan bila melihat jauh dan dekat.
Mata kanan lebih parah dari pada mata kiri.
 Pasien mengaku tidak memiliki keluhan melihat
seperti ada benda yang berterbangan yang
mengikuti arah gerak mata. Pasien menyangkal
mempunyai keluhan sering menabrak saat
berjalan.
ANAMNESIS
 Riwayat nyeri hebat pada mata yang disertai
dengan mual – muntah disangkal.
 Pasien mempunyai riwayat diabetes terkontrol
sejak ± 1 tahun yang lalu dan menggunakan obat
antidiabetes metformin sebagai pengobatan
diabetes melitusnya.
 Pasien mengatakan gula darah terakhirnya 246
mg/dl. Pasien mempunyai kebiasaan minum kopi
dan merokok satu hari ± 1-2 bungkus, kebiasaan
minum alkohol disangkal pasien.
 Pasien menyangkal mempunyai riwayat
pemakaian obat tetes mata atau konsumsi obat
dalam waktu lama.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan belum pernah mengalami
keluhan seperti ini sebelumnya. Pasien
mempunyai riwayat DM sejak ± 1 tahun yang lalu
terkontrol, riwayat hipertensi dan riwayat trauma
disangkal oleh pasien

Riwayat Penyakit Dalam Keluarga


Tidak ada anggota keluarga yang mengalami
keluhan seperti pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : Afebris
‐Kepala : Normocephale
‐Mata : Status Oftalmologi
‐THT : Tidak ada keluhan
‐Mulut : Tidak ada keluhan
‐Leher : Tidak ada keluhan
‐Thoraks : Tidak ada keluhan
Abdomen : Tidak ada keluhan
Status oftalmologi
KETERANGAN OD OS
Tajam penglihatan 0.05 (Ph -) 0.05
Koreksi   S + 1.00 C-1.00 x 100° → 0,7
Addisi S + 1.75 S + 1.75
Distansia Pupil 57 mm
Kacamata lama Tidak ada Tidak ada

Kedudukan bola mata

KETERANGAN OD OS
Eksoftamus Tidak ada Tidak ada
Endoftalmus Tidak ada Tidak ada
Deviasi Tidak ada Tidak ada
Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
Status oftalmologi
Palpebra Superior dan Inferior

KETERANGAN OD OS
Edema Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Ektropion Tidak ada Tidak ada
Entropion Tidak ada Tidak ada
Blefarospasme Tidak ada Tidak ada
Trikiasis Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Fissura palpebra 10 mm 10 mm
Ptosis Tidak ada Tidak ada
Hordeolum Tidak ada Tidak ada
Kalazion Tidak ada Tidak ada
Pseudoptosis Tidak ada Tidak ada
Status oftalmologi
KETERANGAN OD OS
Hiperemis Tidak ada Tidak ada
Konjungtiva
Folikel Tidak ada Tidak ada
Tarsalis
Papil Tidak Ada Tidak Ada
Superior
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Anemia Tidak ada Tidak ada
Kemosis Tidak ada Tidak ada

KETERANGAN OD OS
Konjungtiva Hiperemis Tidak ada Tidak ada
Tarsalis Folikel Tidak ada Tidak ada
Inferior Papil Tidak Ada Tidak Ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Anemia Tidak ada Tidak ada
Kemosis Tidak ada Tidak ada
Status oftalmologi
Konjungtiva bulbi
KETERANGAN OD OS
Injeksi konjungtiva Tidak ada Tidak Ada

Injeksi Siliar Tidak ada Tidak ada

Perdarahan
Tidak ada Tidak ada
subkonjungtiva

Pterigium Tidak ada Tidak ada

Pinguekula Tidak ada Tidak ada

Nevus Pigmentosus Tidak ada Tidak ada

Kista dermoid Tidak ada Tidak ada

Kemosis Tidak ada Tidak ada


Status oftalmologi
KETERANGAN OD OS
Sistem lakrimalis Punctum Lacrimal Terbuka Terbuka
Epifora Tidak ada Tidak ada
Tes anel Tidak diperiksa Tidak diperiksa

KETERANGAN OD OS
 Sklera Warna Putih Putih
Ikterik Tidak ada Tidak ada
Status oftalmologi

KETERANGAN OD OS
Kejernihan Jernih Jernih
Permukaan Rata Rata
Ukuran 11 mm 11 mm
Kornea Sensibilitas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Infiltrat dan Dendrit Tidak ada Tidak ada
Ulkus Tidak ada Tidak ada
Perforasi Tidak ada Tidak ada
Arkus senilis Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Tes Placido Lingkaran konsentris (+) Lingkaran konsentris (+)
Status oftalmologi

KETERANGAN OD OS
Kedalaman Dalam Dalam
Bilik Mata Kejernihan Jernih Jernih
Hifema Tidak ada Tidak ada
Depan Hipopion Tidak ada Tidak ada
Efek Tyndall Tidak dilakukan Tidak dilakukan

KETERANGAN OD OS
Warna Cokelat Cokelat
Iris Kriptae Jelas Jelas
Bentuk Bulat Bulat
Sinekia Tidak ada Tidak ada
Koloboma Tidak ada Tidak ada
Status oftalmologi
KETERANGAN OD OS
Letak Di tengah Di tengah
Pupil Bentuk Bulat Bulat
Ukuran ± 3 mm ± 3 mm
Refleks cahaya langsung Positif Positif
Refleks cahaya tidak Positif Positif
langsung

KETERANGAN OD OS
Kejernihan Jernih Jernih
Lensa
Letak Di tengah Di tengah
Shadow Test Negatif Negatif
Status oftalmologi
KETERANGAN OD OS
Badan kaca
Kejernihan Jernih Jernih

KETERANGAN OD OS
Reflex Fundus Positif Positif
Papil    
- Bentuk Sulit dinilai Bulat
- Warna Kuning Jingga

Fundus okuli - Batas Tidak Tegas Tegas


- CD Ratio Sulit dinilai Sulit dinilai
Arteri Vena Sulit dinilai Sulit dinilai
Retina    
- Perdarahan Sulit dinilai Sulit dinilai
- Exudat Sulit dinilai Sulit dinilai
- Sikatrik Sulit dinilai Sulit dinilai
Makula Lutea    
- Reflex Fovea Positif Positif
- Edema Sulit dinilai Sulit dinilai
Status oftalmologi
KETERANGAN OD OS
Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada
Palpasi Massa Tumor Tidak ada Tidak ada
Tensi Okuli Per palpasi normal Per palpasi normal
Tonometri non contact 7.6 mmHg 9 mmHg
Tonometer Schiotz Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Lapang
KETERANGAN OD OS
Pandang Tes Konfrontasi Sama dengan pemeriksa Sama dengan pemeriksa
Status oftalmologi

Pemeriksaan foto fundus

OD OS
III. ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Angiografi fluoresens
IV. RESUME

Tn. W, usia 47 tahun datang ke RSPAD Gatot Subroto dengan keluhan penglihatan kedua mata
buram tanpa disertai mata merah sejak ± 1 bulan yang lalu. bulan yang lalu dan semakin lama
semakin parah. Buram dirasakan bila melihat jauh dan dekat. Mata kanan lebih parah dari
pada mata kiri. Pasien menyangkal mempunyai keluhan sering menabrak saat berjalan.
Pasien mengaku tidak memiliki keluhan melihat seperti ada kabut atau pelangi pada
matanya. Pasien mempunyai riwayat DM terkontrol sejak ± 1 tahun yang lalu. Pasien mempunyai
kebiasaan merokok satu hari ± 1-2 bungkus.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tajam penglihatan OD 0.05 Ph – OS 0.05 S+1.00 C-


1.00 x 100 ° 0.7, pupil OD mid dilatasi dengan ukuran ±5mm, RCL dan RCTL OD (-).
Fundus okuli warna papil OD kuning,Batas papil OD, CD ratio OD/OS, arteri vena OD/OS,
perdarahan retina OD/OS, Exudat OD/OS, Sikatrik OD/OS, Edema OD/OS sulit dinilai.
Diagnosis

V. DIAGNOSIS KERJA
Retinopati Diabetikum Oculi Dextra et Sinistra
 
VI. DIAGNOSIS BANDING
Retinopati Hipertensi
Glaukoma
Penatalaksanaan
a. Non Medikamentosa
 Menjelaskan kepada pasien bahwa visusnya berkurang.
 Menjelaskan kepada pasien agar terus mengontrol kadar gula darahnya
 Menganjurkan kepada pasien untuk mengonsumsi lebih banyak sayur dan diet rendah lemak dan makanan manis,
 olah raga yang teratur.
 Menganjurkan untuk konsultasi ke dokter ahli gizi
 Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini dapat berkembang ke stadium lanjut dan dapat mengakibatkan
 kebutaan.
 
b. Medikamentosa
i. Mengontrol kadar gula darah
ii. Fotokoagulasi panretina laser argon, untuk mengurangi penurunan visus yang berat serta menurunkan
resiko kebutaan.
Prognosis

OD OS

1. Ad vitam Dubia ad malam Dubia ad bonam

2. Ad fungsionam Dubia ad malam Dubia ad bonam

3. Ad sanationam Dubia ad malam Dubia ad bonam


TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
Retina
• Merupakan membrane selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan, dan
multilapis yang melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata
dan tebalnya kira-kira 1 mm
• Di tengah retina posterior terdapat macula  daerah pigmentasi kekuningan yang
disebabkan oleh pigmen luteal
• Di tengah makula, sekitar 3,5 mm disebelah lateral diskus optikus, terdapat fovea
yang secara klinis merupakan suatu cekungan yang merupakan pantulan khusus
bila dilihat dengan opthlasmoskop.
• Fovea merupakan jaringan zona avaskular diretina pada angiografi flourosensi.
Secara histologis, fovea ditandai dengan menipisya lapisan inti luar dan tidak ada
nya lapisan parenkim karena akson - akson sel fotoreseptor (lapisan
serat henle).
• Foveola adalah bagian paling tengah pada fovea, fotoreseptornya adalah sel
kerucut, dan bagian retina yang paling tipis
Vaskularisasi Retina:
• arteri retina sentralis (cabang dari arteri
oftalmika dan khoriokapilaris)
memperdarahi dua pertiga sebelah
dalam dari lapisan retina (membran
limitans interna sampai lapisan inti
dalam),
• sepertiga bagian luar dari lapisan retina
(lapisan plexiform luar sampai epitel
pigmen retina) mendapat nutrisi dari
pembuluh darah di koroid.
• Fovea sentralis merupakan daerah
avaskuler dan sepenuhnya tergantung
pada difusi sirkulasi koroid untuk
nutrisinya.
Retinopati Diabetikum

• Retinopati diabetik adalah kelainan retina (retinopati) yang


ditemukan pada penderita Diabetes Mellitus.
• Retinopati ini berupa aneurisma, melebarnya vena,
perdarahan, dan eksudat lemak.
• Kelainan patologik yang paling dini dapat dideteksi adalah
penebalan membran basal endotel kapiler dan penurunan
jumlah perisit
Faktor Resiko

• Durasi diagnosis DM.


• Kontrol glukosa darah yang buruk.
• Tipe DM.
• Kehamilan.
• Hipertensi yang tidak terkontrol.
• Nefropati.
• Faktor risiko lain meliputi merokok, obesitas, anemia, dan
hiperlipidemia.
Etiologi dan Patogenesis Retinopati Diabetik

• Kerusakan selular akibat akumulasi sorbitol intraseluler,


stress oksidatif, akumulasi dari hasil akhir glikasi tahap
lanjut, aktivasi berlebih dari isoform protein kinase C,
dan gangguan kanal ion.
• Kapilaropati, abnormalitas eritrosit, leukosit, trombosit,
dan viskositas plasma.
• Neovaskularisasi disebabkan oleh kapiler non-perfusi
yang menyebabkan hipoksia retina.
Gejala Klinis Subyektif

• Kesulitan membaca
• Penglihatan kabur disebabkan karena edema makula
• Penglihatan ganda
• Penglihatan tiba-tiba menurun pada satu mata
• Melihat lingkaran-lingkaran cahaya jika telah terjadi
perdarahan vitreus
• Melihat bintik gelap & cahaya kelap-kelip
Gejala Obyektif

• Mikroaneurisma.
• Pelebaran pembuluh darah.
• Perdarahan retina.
• Eksudat (hard dan soft).
• Edema retina (makula dan CSME).
Mikroaneurisma

Pelebaran pembuluh darah


Hard Exudates
Mikroaneurisma dan dilatasi Vena
hemorrhages pada
backround diabetic
retinopathy
NVD severe dan NVE severe

Cotton Wool Spots pada


oftalmologi dan FA
Perdarahan retina

Hard exudate dan cotton wool spot


Gambaran retina penderita DM
Klasifikasi Retinopati Diabetik
Retinopati Diabetik Non-Proliferatif

1. Retinopati nonproliferatif minimal : terdapat ≥ 1  tanda berupa dilatasi vena,


mikroaneurisma, perdarahan intraretina yang kecil atau eksudat keras.

2. Retinopati nonproliferatif ringan sampai sedang : terdapat ≥  1 tanda berupa


dilatasi vena derajat ringan, perdarahan, eksudar keras, eksudat lunak atau IRMA.

3. Retinopati nonproliferatif berat : terdapat ≥ 1 tanda berupa perdarahan dan


mikroaneurisma pada 4 kuadran retina, dilatasi vena pada 2 kuadran, atau IRMA
pada 1 kuadran.
4. Retinopati nonproliferatif sangat berat : ditemukan ≥ 2 tanda pada retinopati non
proliferative berat.
Retinopati Diabetik Proliferatif
1. Retinopati proliferatif ringan (tanpa risiko tinggi) : bila ditemukan minimal adanya neovaskular
pada diskus (NVD) yang mencakup <1/4 dari daerah diskus tanpa disertai perdarahan preretina
atau vitreus, atau neovaskular dimana saja di retina (NVE) tanpa disertai perdarahan preretina
atau vitreus.

2. Retinopati proliferatif risiko tinggi :  apabila ditemukan 3 atau 4 dari faktor resiko sebagai
berikut, a) ditemukan pembuluh darah baru dimana saja di retina, b) ditemukan pembuluh darah
baru pada atau dekat diskus optikus, c) pembuluh darah baru yang tergolong sedang atau berat
yang mencakup > ¼ daerah diskus, d) perdarahan vitreus. Adanya pembuluh darah baru yang
jelas pada diskus optikus atau setiap adanya pembuluh darah baru yang disertai perdarahn,
merupakan dua gambaran yang paling sering ditemukan pada retinopati proliferatif dengan risiko
tinggi.

•Mitchell P.Guidelines for the Management of Diabetic Retinopathy : Diabetic Retinopathy. Australia : National Health and Medical
Research Council. 2008; 26-31,44-47,96-104.
Perbandingan Funduskopi NPDR dan PDR
NPDR PDR
Mikroaneurisma (+) Mikroaneurisma (+)
Perdarahan intraretina (+) Perdarahan intraretina (+)
Hard eksudat (+)              Hard eksudat (+)
Oedem retina(+) Oedem retina (+)
Cotton Wool Spots (+) Cotton Wool Spots (+)
IRMA (+) IRMA (+)
Neovaskularisasi (-) Neovaskularisasi (+)
Perdarahan Vitreous (-) Perdarahan Vitreous (+)
Pelepasan retina secara traksi (-) Pelepasan retina secara traksi (+)
Diagnosis

Retinopati diabetik dan berbagai


stadiumnya didiagnosis berdasarkan
pemeriksaan stereoskopik fundus
dengan dilatasi pupil. Oftalmoskopi
dan foto funduskopi merupakan gold
standard bagi penyakit ini.Angiografi
Fluoresens(FA) digunakan untuk
menentukan jika pengobatan laser di
indikasikan.
Tatalaksana

• Laser fotokoagulasi
• Viterektomi
• Anti VEFG
Scleral Buckle
Vitrektomi
Endolaser
Komplikasi

• Rubeosis iridis progresif


• Glaukoma neovaskuler
• Perdarahan vitreus rekurens
• Ablasio retina
Prognosis
Kontrol optimum glukosa darah (HbA1c < 7%) dapat mempertahankan
atau menunda retinopati.Hipertensi arterial tambahan juga harus diobati
(dengan tekanan darah disesuaikan <140/85 mmHg).Tanpa pengobatan,
Detachment retinal tractional dan edema macula dapat menyebabkan
kegagalan visual yang berat atau kebutaan. Bagaimanapun juga,retinopati
diabetic dapat terjadi walaupun diberi terapi optimum.
ANALISA KASUS
Landasan Diagnosis

Ditegakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik


Identifikasi keluhan, faktor resiko dan kualitas hidup pasien menggunakan
Oftalmoskopi dan foto funduskopi merupakan gold standard pemeriksaan.

Keluhan penglihatan buram secara perlahan


Pasien mempunyai riwayat DM sejak 1 tahun yang lalu. Diagnosis Retinopati
diabetikum ditegakan setelah dilakukan pemeriksaan visus,koreksi, dan adisi dan
pemeriksaan foto fundus.

Termasuk kedalam kelompok mata tenang visus turun perlahan


Diagnosis banding seperti retinopati hipertensi, glukoma, dan ablasio retian perlu
dipertimbangkan
Rencana pengelolaan pasien

Rencana pemeriksaan
Untuk mengetahui etiologi dari timbulnya keluhan pada pasien,
menyingkirkan diagnosis banding dan untuk mengevaluasi terjadinya
komplikasi pada pasien.

Tatalaksana
Prinsip utama penatalaksanaan dari retinopati diabetik adalah
pencegahan.

Intervensi gaya hidup


Ditunjukan untuk mengurangi keluhan serta meningkatkan kualitas hidup
DAFTAR PUSTAKA
1.Downie et al. 2013. Hypertensive Retinopathy: Comparing the Keith-Wagener-Barker to a Simplified Classification. Journal of Hyp
ertension. Vol 31, No. 5.
2.Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran UI; 2009.
3. Vaughan D. 2000. Oftalmologiumum: Retina dan tumor intraocular. Edisi 14. Jakarta :WidyaMedika; p. 13-4, 211-17.
4.RS Islam Sultan Agung. Diabetes Melitus 2009 Jan 01 (Citied 2011 Des 22). Available at: http://rsisultanagung.co.id/
diabetik-retinopati-komplikasi-pandangan-mata
5.Ryder B. Combined Modalities Seem To Provide The Best Opinion. Screening for Diabetic Retinopathy 1995 Jul 22 (Citied 2011 D
es 22). Available from: http://www.bmj.com/content/311/6999/207.extract
6..Watkins PJ. Retinopathy. ABC of Diabetes 2003 Apr 26 (Citied 2011 Des 22). Available from:
http://www.bmj.com/content/326/7395/924.full
7. Pandelaki, K. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Univer
sitas Indonesia. pp : 1911-1915
8.JDRF Diabetic Retinopathy Center Group. Journal of American Diabetes Association. Pennsylvania; 2006.
9..Sudiana N . Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Trisakti Press; 1990.
10. Weiss J. 2008. Retina and Vitreous : Retinal Vascular Disease. Section 12 Chapter 5.Singapore: American Academy of Ophtalm
ology. p 107-128
11. Wong TY, Mitchell P, editors. Current concept hypertensive retinopathy. The New England Journal of Medicine 2004 351:2310-7
[Online]. 2004 Nov 25 [cited 2011August 27]: [8 screens]. Available
12.http://4.bp.blogspot.com/9A2HgLyXZg0/Tt9uTQYPY7I/AAAAAAAADHE/zsAaZmQlBzc/s1600/New+Picture+%2822%29.png
 
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai