Anda di halaman 1dari 29

ASKAN

INSUFISIENSI
ADRENAL
OLEH YUSTIANA OLFAH
REVIEW
HORMON UTAMA 

• Hormon kortisol
Disebut juga hormon stres karena hormon ini membantu tubuh untuk menghadapi stres.
Produksi hormon kortisol pertama-tama diawali dari hipotalamus (salah satu kelenjar yang
berada di dasar otak) yang mengirim sinyal ke kelenjar pituitari. Kemudian, kelenjar pituitari
akan memproduksi hormon ACTH (Adrenocorticotropic Hormone) yang akan merangsang
kelenjar adrenal untuk memproduksi kortisol. Beberapa fungsi hormon kortisol
adalah:Mengatur kerja jantung sehingga memengaruhi tekanan darah
• Mengatur respon sistem imun sehingga tidak berlebihan
• Mengatur kerja hormon insulin yang memengaruhi kadar gula darah
• Mengatur metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak
• Hormon aldosteron
Aldosteron berfungsi untuk mengatur keseimbangan mineral seperti natrium
dan kalium dalam darah atau dengan kata lain mengatur keseimbangan air
dan garam pada tubuh sehingga tekanan darah tetap stabil. Kedua mineral
tersebut berfungsi juga untuk kesehatan sistem saraf dan otot. Selain itu,
kalium juga penting untuk menjaga irama jantung tetap stabil.
PENGERTIAN

• Insufisiensi adrenal adalah suatu kelainan endokrin atau hormonal, dimana


kelenjar adrenal tidak memproduksi hormon kortisol (terkadang juga
hormon aldosteron) dalam kadar yang cukup. Insufisiensi adrenal dapat
primer, sekunder, atau tersier tergantung dari penyebabnya.
GEJALA

• Gejala yang biasanya terjadi adalah:


• Penurunan nafsu makan
• Penurunan berat badan
• Kelemahan otot
• Kelelahan
• Rasa ingin makan makanan asin
• Mual, muntah, diare
• Sakit perut

• Tekanan darah rendah (hipotensi), terutama saat berdiri sehingga terasa seperti akan pingsan

• Kulit yang menghitam terutama pada bekas luka, lipatan kulit, siku, lutut, buku jari, jari kaki, dan bibir
• Rambut rontok
• Nyeri sendi

• Depresi

• Siklus haid tidak teratur pada wanita


• Disfungsi seksual pada wanita
• Kadar gula darah rendah (hipoglikemia)
• Karena perkembangannya lambat, biasanya gejala tersebut tidak disadari
sampai pada saat dimana penderita mengalami peristiwa stres fisik seperti
sakit atau kecelakaan, baru gejala akan memburuk. Hal ini disebut krisis
Addison, yang ditandai dengan gejala seperti:
• Nyeri pada punggung bagian bawah dan perut
• Diare dan muntah berat
• Dehidrasi
• Tekanan darah sangat rendah
• Kehilangan kesadaran
• Penyebab insufisiensi adrenal

 
• Kegagalan kelenjar adrenal memproduksi hormon kortisol yang cukup dapat
disebabkan oleh berbagai hal, yaitu:
• Kelainan pada kelenjar adrenal: disebut insufisiensi adrenal primer. Istilah
Penyakit Addison biasanya ditujukkan untuk insufisiensi adrenal primer.
• Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan kelenjar adrenal adalah:
• Autoimun: respon imun abnormal dimana sel-sel imun menyerang kelenjar adrenal
sehingga menyebabkan kerusakan kelenjar. Sekitar 70% dari insufisiensi adrenal
disebabkan oleh proses autoimun
• Infeksi berkepanjangan: infeksi jamur, HIV, tuberkulosis
• Penyebaran kanker ke kelenjar adrenal
• Perdarahan kelenjar adrenal
• Amiloidosis (penumpukan protein abnormal dalam organ tubuh)
• Kelainan pada kelenjar pituitari: disebut insufisiensi adrenal sekunder, dimana kelenjar
tersebut gagal untuk memproduksi hormon ACTH yang cukup untuk merangsang
kelenjar adrenal menghasilkan hormon kortisol. Hal ini dapat disebabkan oleh:
• Konsumsi obat yang mengandung hormon glukokortikoid (hormon kortisol termasuk
kelompok hormon glukokortikoid) seperti prednison, dalam jangka panjang dan tiba-tiba
konsumsi obat dihentikan. Obat jenis ini menghambat hipotalamus maupun kelenjar pituitari
untuk memproduksi hormon yang merangsang kelenjar adrenal.
• Tumor atau infeksi pituitari
• Operasi pengangkatan pituitari

• Kelainan pada hipotalamus: disebut insufisiensi adrenal tersier.


• Risiko menderita insufisiensi adrenal meningkat pada:
• Wanita
• Usia 30-50 tahun
• Orang dengan kelainan kelenjar pituitari atau hipotalamus
• Konsumsi obat glukokortikoid seperti prednison jangka panjang lalu tiba-tiba
berhenti
• Menderita penyakit autoimun lain 
PEMERIKSAAN

• Pemeriksaan darah untuk mengecek kadar natrium, kalium, kortisol, dan


ACTH dalam darah. Juga dapat ditemukan antibodi jika penyebabnya adalah
penyakit autoimun
• Uji ACTH: mengukur kadar kortisol darah 30-60 menit setelah penyuntikkan
ACTH. Jika didapatkan kadar kortisol ≥18μg/dl berarti respon kelenjar adrenal
normal. Uji ini dapat mendiagnosis insufisiensi adrenal sekunder yang
disebabkan oleh kurangnya kadar ACTH tubuh sehingga menyebabkan
pengecilan kelenjar adrenal dan penurunan responnya.
• Pemeriksaan hipoglikemia terinduksi insulin: dilakukan jika terdapat
kemungkinan insufisiensi adrenal sekunder karena kelainan pituitari. Kadar
gula darah dan kortisol diukur setelah penyuntikan insulin. Normalnya,
setelah insulin masuk, kadar glukosa darah akan turun dan kortisol akan
naik.
• Pemeriksaan radiologi seperti rontgen, CT Scan, MRI untuk menemukan
penyebab insufisiensi adrenal dengan melihat gambaran kelenjar adrenal
maupun pituitari.
PENANGANAN

• Insufisiensi adrenal diatasi dengan menyuplai kebutuhan hormon kortisol yang kurang
dengan mengonsumsi tablet yang mengandung glukokortikoid sintetik.
• Jika penurunan hormon aldosteron juga terjadi, konsumsi obat fludrokortison asetat dan
menaikkan konsumsi garam.
• Dengan pengobatan yang tepat, kebanyakan orang dengan insufisiensi adrenal dapat
hidup dengan norma
PENCEGAHAN?

• Penyakit Addison tidak dapat dicegah, namun Anda dapat mencegah


terjadinya krisis Addison dengan cara:
• Berkonsultasi dengan dokter jika Anda merasakan gejala-gejala insufisiensi
adrenal yang memburuk
• Bertanya dengan dokter tentang apa yang harus dilakukan jika mengalami
krisis Addison, seperti berapa dosis obat tambahan yang harus diminum.
• Saat Anda merasa sangat sakit seperti sangat lemas, ingin pingsan, muntah
berat, dan tidak mampu minum obat, segera pergi ke unit gawat darurat
terdekat.
ADDISON

• Penyakit Addison adalah kerusakan pada kelenjar adrenal sehingga tidak memproduksi
hormon yang memadai untuk tubuh. Kelenjar adrenal berada di atas ginjal dan terdiri dari
dua bagian, yaitu lapisan luar (korteks) dan lapisan dalam (medula). Korteks
pada kelenjar adrenal berfungsi memproduksi hormon steroid, termasuk kortisol dan
aldosterone, yang memiliki fungsi penting dalam menjaga keseimbangan garam dan
cairan tubuh. Pada penyakit Addison, kelenjar adrenal hanya sedikit
memproduksi hormon kortisol serta hormon aldosteron. Jika kondisi ini dibiarkan tanpa
pengobatan, penyakit Addison dapat membahayakan tubuh.
GEJALA

• Kelelahan dan kurang bersemangat.


• Rasa kantuk.
• Otot menjadi lemah.
• Suasana hati tidak baik atau gampang marah.
• Selera makan hilang atau menurun, sehingga terjadi penurunan berat badan.
• Sering buang air kecil.
• Rasa haus bertambah.
• Keinginan mengonsumsi makanan asin.
GEJALA SETELAH BEBERAPA WAKTU

• Warna kulit menjadi lebih hitam (hiperpigmentasi).


• Kadar gula darah menurun (hipoglikemia).
• Mual, muntah, atau diare.
• Nyeri pada perut.
• Tekanan darah rendah.
• Rambut rontok.
• Depresi.
• Disfungsi seksual pada wanita.
• Siklus menstruasi kacau atau tidak mendapat haid, serta keterlambatan pubertas pada remaja perempuan.
KRISIS ;GAWAT DARURAT

• Ruam kulit.
• Rasa nyeri pada punggung, perut, atau kaki.
• Muntah dan diare parah yang memicu dehidrasi.
• Kadar kalium darah tinggi (hiperkalemia) dengan kadar natrium darah rendah (hiponatremia).
• Tekanan darah yang sangat rendah.
• Berkeringat.
• Detak jantung menjadi lebih cepat.
• Kulit menjadi pucat, dingin, dan basah,
• Kelemahan otot.
• Napas menjadi cepat dan pendek.
• Penurunan kesadaran.
PENYEBAB

• Penyakit Addison terjadi saat korteks pada kelenjar adrenal mengalami kerusakan,
Kondisi ini berdampak pada terganggunya produksi hormon kortisol dan aldosteron yang
dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Korteks menghasilkan hormon steroid yang terdiri dari
glukokortikoid dan mineralokortikoid, serta hormon androgen.
HORMON

• Mineralokortikoid. Salah satunya adalah aldosteron, berfungsi untuk menjaga


keseimbangan kadar natrium dan kalium untuk menjaga tekanan darah agar tetap normal.
• Androgen. Hormon ini diporduksi untuk perkembangan seksual pada pria, serta
memengaruhi perkembangan massa otot, libido, serta kenyamanan pada pria dan wanita.
• Glukokortikoid. Kelompok hormon glukokortikoid, termasuk hormon kortisol,
memengaruhi kemampuan tubuh dalam mengubah makanan menjadi energi, serta
berperan dalam sistem imunitas tubuh untuk merespon peradangan dan stres.
JENIS ADDISON

• Insufiensi atau ketidakcukupan adrenal primerprimer adalah penyakit Addison yang


terjadi akibat rusaknya korteks pada kelenjar adrenal sehingga tidak memproduksi
hormon dalam jumlah yang memadai. Penyebab paling sering dari kondisi ini adalah 
penyakit autoimun, di mana sistem imun tubuh menganggap korteks adrenal sebagai
benda asing dan kemudian dihancurkan.
• Insufiensi adrenal sekunder, merupakan kondisi yang disebabkan oleh gangguan pada
kelenjar pituitari atau hipofisis, biasanya akibat tumor. Kelenjar hipofisis berada di bawah
otak dan berfungsi mengatur produksi hormon kelenjar adrenal. Selain itu, insufiensi
adrenal sekunder juga dapat dipicu oleh penghentian terapi kortikosteroid secara tiba-tiba
pada penderita penyakit kronis, seperti asma atau arthritis.
• ika kondisi-kondisi di atas tidak ditangani dengan cepat, akan memicu terjadinya krisis
Addison atau gagal adrenal akut. Krisis ini juga dapat dipicu oleh cedera,infeksi,
penyakit, atau dehidrasi parah
PEMERIKSAAN

• Tes darah. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kadar gula darah, natrium, kalium, hormon
kortisol, aldosteron, dan adrenokortikotropik (ACTH), yaitu hormon yang dihasilkan kelenjar
hipofisis. Kadar hormon aldosteron dan gula darah yang rendah serta hormon ACTH yang
tinggi dapat menjadi tanda seseorang menderita penyakit Addison. Tes darah juga dilakukan
untuk  mengetahui jumlah antibodi yang bisa menjadi penyebab terjadinya kondisi autoimun
pada penyakit Addison.
• Tes stimulasi ACTH. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kadar hormon kortisol di dalam
darah sebelum dan sesudah ACTH sintetis disuntikkan. Tes ini akan menunjukkan kerusakan
pada kelenjar adrenal jika setelah penyuntikkan ACTH sintetis, kadar hormon kortisol rendah.
• Tes hormon tiroid. Pada penyakit Addison, kerja kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon juga akan
terpengaruh. Kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid, yang berperan penting dalam mengendalikan
perkembangan dan metabolisme tubuh.
• Pencitraan. Pemeriksaan pencitraan, seperti CT scan atau MRI, dilakukan untuk mengetahui ukuran
kelenjar adrenal yang tidak normal, juga kelainan pada kelenjar pituitari atau hipofisis, guna mengetahui
penyebab dari insufisiensi adrenal.
• Tes hipoglikemia induksi insulin. Tes ini biasanya dikerjakan bila dicurigai adanya insufisiensi adrenal
sekunder yang disebabkan oleh gangguan kelenjar hipofisis. Tes hipoglikemia induksi insulin dilakukan
dengan cara memeriksa kadar gula darah dan hormon kortisol setelah insulin disuntikkan. Orang yang sehat
seharusnya memiliki kadar gula darah yang rendah dan kortisol yang meningkat setelah diberikan insulin.
PENANGANAN

• Kortikosteroid tablet. Obat yang digunakan untuk menggantikan kortisol adalah 


prednison atau hydrocortisone. Sedangkan fludrocortisone digunakan untuk
menggantikan aldosteron.
• Kortikosteroid suntik. Biasanya diberikan pada penderita penyakit Addison yang
mengalami gejala muntah, dan tidak bisa meminum kortikosteroid tablet.
TUGAS

• Dampak terhadap asuhan anastesi


• Askan sesuai SDKI
• terimakasih

Anda mungkin juga menyukai