Anda di halaman 1dari 33

BAB 2

DASAR-DASAR TEKNIK
PEMINDAHAN TANAH
IR. LAURENSIUS LULU, MM

1
Sub Pokok Bahasan
2.1 Pendahuluan
2.2 Tahanan Gelinding
2.3 Pengaruh Kemiringan Pada Tarikan
2.4 Tahanan Total
2.5 Koefisien Traksi
2.6 Pengaruh Ketinggian dan Temperatur
2.7 Drawbar Pull
2.8 Rimpull
2.9 Akselerasi
2.10 Latihan 2
2.1 Pendahuluan
Perilaku alat dalam bekerja mirip dengan manusia
Kinerja alat dalam berproduksi dipengaruhi oleh faktor eksternal
dan internal
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi produksi adalah
 Hambatan permukaan jalan pada saat alat akan bergerak (traksi) dan
pada saat berlalu lintas
 Tanjakan dan turunan
 Ketinggian lokasi kerja diatas permukaan laut
 Temperatur
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi produksi adalah
 Drawbar pull
 Rimpull
 Faktor-faktor ini mempengaruhi kemampuan mesin untuk
menghasilkan tenaga untuk memindahkan material
 Tenaga mesin  Kecepatan  Waktu siklus  Produksi
3
2.2 Tahanan Gelinding
Pengertian
 Tahanan Gelinding atau Rolling Resistance (RR) adalah tahanan atau
hambatan yang dialami peralatan pada saat bergerak sepanjang jalan.
 Hambatan terjadi karena adanya kontak antara permukaan roda dan ban
 Bayangkan jika manusia berjalan dipermukaan jalan yang lunak dan keras
 Apa yang terjadi pada saat berjalan?
 Berapa banyak tenaga yang harus dikeluarkan?
 Mengapa demikian?
 Bagaimana supaya tidak lelah?
Faktor-faktor yang mempengaruhi tahanan gelinding
 Permukaan Jalan
 Kekasaran permukaan jalan
 Kepadatan permukaan jalan
 Jenis permukaan jalan

4
 Roda
 Bentuk dan telapak ban
 Ukuran ban
 Tekanan angin
 Roda rantai
 Menentukan Tahanan Gelinding
 Tidak mudah untuk menentukan tahanan gelinding suatu ruas jalan,
karena selalu terjadi perubahan permukaan pada setiap segmen jalan
 Tahanan Gelinding dinyatakan dalam pound atau kilogram gaya traksi
yang dibutuhkan untuk memindahkan setiap ton berat kotor peralatan,
melalui permukaan datar, dengan jenis dan kondisi tertentu, pada
kecepatan yang seragam
 Percobaan praktis untuk menentukan tahanan gelinding
Menarik truk atau peralatan lain yang berat kotornya diketahui, pada
sepanjang bagian datar jalan dengan kecepatan seragam. Baca
besarnya gaya tarik pada kabel penarik yang telah dilengkapi alat
pengukur

5
Faktor tahanan gelinding (RRF) diperoleh dengan membagi
besarnya tarikan (P) dengan berat kotor peralatan (W)
RRF = P / W ….. 2.1
Tarikan yang terbaca pada kabel penarik sesungguhnya adalah
tahanan gelinding (RR)
RR = RRF x W ……2.2
Tabel 2.1 Faktor tahanan gelinding (RRF), kg/ton
Ban Tekanan Ban Tekanan
No. Jenis Permukaan Jalan Roda Rantai
Tinggi Rendah
1 Beton halus 27 18 23
2 Aspal halus 30 – 35 20 – 33 25 – 30
3 Tanah dipadatkan dan dipelihara 30 – 40 20 – 35 25 – 35
4 Tanah kurang dipelihara 40 – 55 50 – 70 35 – 50
5 Tanah lumpur tanpa pemeliharaan 70 – 90 90 – 110 75 – 100
6 Pasir dan kelikir lepas 80 – 100 130 – 145 110 – 130
7 Tanah sangat berlumpur dan lembek 100 – 120 150 – 200 140 – 170

Sumber: Perencanaan, Pelaksanaan dan Metoda Konstruksi, R.L. Peurifoy


6
Contoh:
Truk dengan ban bertekanan tinggi, mempunyai berat kotor 12 ton, berjalan
dipermukaan tanah kurang dipelihara. Berapa RR?
Tabel 2.1 RRF = 60 kg/ton
RR = 60 x 12 = 720 kg
Dampak bagi alat:
 Tahanan sebesar 720 kg ini harus diatasi alat sebelum menarik muatan
 Tenaga yang dihasilkan gigi transmisi > RR, agar alat dapat bergerak
 Gigi transmisi  kecepatan  Rimpull  muatan  produksi
Pendekatan RRF
 Peralatan akan mengalami RR sebesar minimal 20 kg/ton atau 2% dari
berat total alat, pada saat bergerak sepanjang bidang datar jalan dengan
kecepatan seragam
 Jika roda alat terpenetrasi, ada tambahan tahanan gelinding sebesar 15
kg/ton untuk setiap 1” (2,5 cm) penetrasi atau 1,5% dari berat total alat
untuk setiap 1” penetrasi

7
Formula RR
RRF = 20 kg/ton + 15 kg/ton/2,5cm ……2.3
RR = (20 x W) + (15 x W x a/2,5) ……2.4
RR = (2% x W) + (1,5% x W x a/2,5) ……2.5
W = berat kotor alat
a = penetrasi

a
Ban tekanan tinggi Ban terpenetrasi

8
2.3 Pengaruh Kemiringan Pada Tarikan
Pada saat melawati tanjakan, peralatan akan mengalami
perlambatan, karena sebagian tenaga digunakan untuk
mengatasi tanjakan
Pada saat melewati turunan, peralatan akan mengalami
percepatan, karena terjadi surplus tenaga alat
Jika peralatan melewati tanjakan, maka gaya traksi total (dari
gigi transmisi) yang diperlukan untuk mempertahankan agar
peralatan tetap bergerak dengan kecepatan konstan, akan
meningkat kurang lebih sebanding dengan kemiringan jalan
Jika peralatan melewati turunan, maka gaya traksi total (dari
gigi transmisi) yang diperlukan untuk mempertahankan agar
peralatan tetap bergerak dengan kecepatan konstan, akan
menurun kurang lebih sebanding dengan kemiringan jalan
Tahanan yang dialami pada saat melewati tanjakan dan
turunan disebut Grade Resistance (GR)
9
Menentukan GR
 Kemiringan jalan dinyatakan dalam % jarak vertikal kemiringan terhadap
jarak horisontalnya.
 Kemiringan untuk tanjakan diberi tanda + dan turunan -

2m

1m
100 m 100 m
a. Tanjakan 1% (Grade 1%) b. Turunan 2% (Grade -2%)

Berapa % tanjakan? 6m

300 m
10
C Data:
BC = 1 M
W AB = 100 M
Grade = 1/100 = 1%
D W = DF = 1 TON
P W diuraikan menjadi gaya P dan DE
P adalah gaya yang menghambat
A B untuk mendaki
E
P adalah GRF
F
Gambar 2.2 Menentukan GRF
Segitiga ABC dan DEF adalah sama dan sebangun
EF : DF = BC : AC
EF = P dan DF = W = 1 ton = 1000 kg
BC = 1 m
AC = √(1002 + 12) ≈ 100 m
P : W = 1 : 100 100P= W  P = 1000/100 = 10 kg
Artinya:
Untuk setiap ton berat kotor alat akan mengalami GRF sebesar 10 kg untuk
Tiap % kemiringan

11
Formula GR
GRF = 10 kg/ton/% kemiringan ……2.5
GR = GRF x W x g ……2.6
g = % kemiringan
Jika alat menuruni ruas CA, maka gaya P akan mendorong alat
menuruni jalan tsb, sehingga alat mengalami surplus tenaga
Tanda negatif (-) pada jalan menurun menunjukan adanya
pengurangan hambatan kemiringan
GRF beberapa % kemiringan  tabel 2.2
Contoh:
Kemiringan jalan 4%. Berat kosong truk 3 ton. Muatan adalah pasir
sebanyak 5 m3 dengan BV 1.300 kg/m3. Berapa GR saat bermuatan?
GR dalam keadaan kosong = 10 x 3 x 4 = 120 kg
Berat muatan = 5 x 1,3 = 6,5 ton
Berat kotor = 3 + 6,5 = 9,5 ton
GR dalam keadaan bermuatan = 10 x 9,5 x 4 = 380 kg 12
2.4 Tahanan Total
Tahanan total atau total resistance (TR) adalah tahanan yang
dialami alat saat bergerak sepanjang jalan yang mempunyai
kemiringan
Merupakan penjumlahan RR dan GR
Formula
TR = RR + GR ……2.7
Contoh
Truk dengan berat kosong 3,5 ton, mempunyai muatan 8 m3 pasir dengan
BV 1.400 kg/m3. Truk berjalan diatas permukaan dengan RRF 30 kg/ton
dan penetrasi roda 1,5 cm. Lintasan yang dilewati mempunyai tanjakan
4,25%. Berapa TR?
Berat muatan = 8 x 1,4 = 11,2 ton
Berat total = 3,5 + 11,2 = 14,7 ton
RR = (30 x 14,7) + (15 x 14,7 x 1,5/2,5) = 573,3 kg
GR = 10 x 14,7 x 4,25 = 624,75 kg
TR = 573,3 + 624,75 = 1.198,05 kg 13
2.5 Koefisien Traksi
Pengertian
 Gerakan awal alat sangat tergantung pada kontak antara permukaan
roda penggerak dan permukaan jalan.
 Jika kontak tidak cukup, maka alat tidak akan bergerak, walaupun
tenaga dari mesin digunakan penuh
 Penggunaan tenaga dari mesin secara penuh saat roda tidak bergerak
akan menyebabkan gelincir atau slip
 Energi dari mesin untuk menarik beban, dapat diubah menjadi gaya
traksi hanya jika terdapat cukup traksi yang dihasilkan oleh permukaan
roda penggerak dan permukaan jalan
 Koefisien traksi adalah faktor yang harus dikalikan dengan muatan total
pada roda penggerak untuk menentukan traksi maksimum yang
mungkin terjadi antara permukaan roda penggerak dan permukaan jalan
 Koefisisien traksi menghasilkan gaya maksimum (traksi) yang boleh
terjadi sebelum roda penggerak tergelincir
 Peralatan dengan penggerak 4 roda mempunyai kemampuan operasi
lebih tinggi pada jalan dengan koefisien traksi rendah.
14
Menentukan Koefisien Traksi
Ditentukan dengan cara membandingkan gaya traksi yang
dibutuhkan untuk menarik alat tepat sebelum alat tergelincir
dengan berat pada roda penggeraknya
Contoh 1
Alat roda rantai dengan berat total 8.000 kg. Hasil pengamatan saat alat
bekerja pada kondisi permukaan jalan tertentu bahwa roda akan mengalami
slip pada saat diberikan gaya sebesar 4.800 kg.
Koefisien traksi = 4800 / 8000 = 0,6
Contoh 2
Loader dengan berat total 10.000 kg. 60% beratnya dilimpahkan pada roda
penggeraknya. Hasil pengamatan, roda akan slip pada permukaan tertentu
jika diberi tenaga sebesar 4.000 kg.
Berat pada roda penggerak = 0,6 x 10000 = 6.000 kg
Koefisien traksi = 4000/6000 = 0,67

15
Koefisien traksi dipengaruhi oleh:
 Roda karet
Bentuk permukaan ban (bunga masih baik/licin)
Kembang/bunga ban (kasar/halus)
Ukuran ban
Tekanan angin
 Roda rantai
Kekasaran gigi roda rantai
 Permukaan jalan
 Tingkat kepadatan, sangat berpengaruhi pada roda karet atau rantai
Tabel 2.3 Koefisien Traksi
No. Jenis Permukaan Jalan Roda Karet Roda Rantai
1 Beton kasar dan kering 0,80 – 1,00 0,45
2 Tanah lempung kering 0,50 – 0,70 0,90
3 Tanah lempung basah 0,40 – 0,50 0,70
4 Pasir dan kelikir basah 0,30 – 0,40 0,35
5 Pasir kering dan lepas 0,20 – 0,30 0,30
6 Salju kering 0,2 0,15 – 0,35
7 Es 0,1 0,10 – 0,25
Sumber: Perencanaan, Pelaksanaan dan Metoda Konstruksi, R.L. Peurifoy
16
Contoh 3
Traktor roda karet mempunyai bobot 9.000 kg pada roda penggerak.
Rimpull gigi 1 menghasilkan tenaga sebesar 4.500 kg
 Jika traktor bergerak diatas permukaan pasir basah (koef. traksi 0,3),
maka gaya traksi adalah: 0,3 x 9000 = 2.700 kg
Gaya kritis yang dapat diberikan antara permukaan roda dan jalan
adalah 2.700 kg. Jadi jika traktor belum bergerak saat diberikan tenaga
2.700 kg, maka tambahan tenaga sesuai kemampuan gigi 1 hanya akan
menyebabkan traktor tergelincir
 Jika traktor bergerak diatas permukaan lempung kering (koef. traksi 0,6),
maka gaya traksi adalah: 0,6 x 9000 = 5.400 kg
Gaya kritis yang dapat diberikan antara permukaan roda dan jalan
adalah 5.400 kg. Gaya ini lebih besar dari kemampuan gigi 1, sehingga
traktor tidak akan tergelincir

17
a. Roda tidak tergelincir
b. Roda tergelincir

18
2.6 Pengaruh Ketinggian dan Temperatur
Pengertian
 Ketinggian adalah lokasi atau tempat yang lebih tinggi dari atas
permukaan laut
 Tempat yang tinggi  kerapatan udara berkurang  kandungan
oksigen berkurang  oksigen yang masuk ke sistem pembakaran
berkurang  komposisi campuran bahan bakar dan oksigen tidak
optimal  pembakaran mesin tidak sempurna  tenaga mesin
berkurang  kemampuan alat berkurang  produksi berkurang
 Tenaga mesin yang optimal dapat diperoleh melalui pembakaran yang
sempurna oleh komposisi oksigen dan bahan bakar yang konstan
Menentukan pengaruh ketinggian terhadap tenaga alat
 Perkiraan secara praktis penurunan tenaga mesin, jika kerapatan udara
menurun secara seragam diatas ketinggian tertentu:
 Mesin disel dan bensin 4 langkah, akan terjadi penurunan tenaga
sebesar 3% dari tenaga dipermukaan laut untuk setiap 1000 ft,
diatas 1000 ft pertama
 Mesin 2 langkah, akan terjadi penurunan tenaga sebesar 1% dari
tenaga dipermukaan laut untuk setiap 1000 ft, diatas 1000 ft
pertama
19
3000 ft

2000 ft

1000 ft
0 ft

Contoh 1
Alat dengan mesin 4 langkah mempunyai tenaga di permukaan laut sebesar
120 Hp. Berapa sisa tenaga jika alat tsb bekerja di ketinggian 8.500 ft?
Tenaga di permukaan laut = 120 Hp
Penurunan = 0,03 x 120 x {(8500 – 1000)/1000} = 27 Hp
Sisa tenaga alat = 93 Hp
Contoh 2
Alat dengan mesin 2 langkah mempunyai tenaga di permukaan laut sebesar
80 Hp. Berapa sisa tenaga jika alat tsb bekerja di ketinggian 8.500 ft?
Tenaga di permukaan laut = 80 Hp
Penurunan = 0,01 x 80 x {(8500 – 1000)/1000} = 6 Hp
Sisa tenaga alat = 74 Hp 20
Pengaruh Temperatur
 Jika suhu udara naik, maka udara akan mengembang dan selanjutnya
akan mengurangi kandungan oksigen per-satuan volume udara,
sehingga mengurangi konsumsi oksigen bagi mesin dan pada akhirnya
mempengaruhi prestasi mesin
 Pada daerah yang perbedaan suhu udara sepanjang hari tidak terlalu
besar, maka pengaruh ini dapat diabaikan.

21
2.7 Drawbar Pull
Drawbar Pull adalah tarikan yang tersedia, yang dapat
digunakan oleh Crawler Tractor (traktor roda rantai) untuk
menarik beban, dan dinyatakan dalam pound atau kg.
Sisa tenaga alat setelah digunakan untuk mengatasi hambatan
total (RR, Penetrasi dan GR), disebut Drawbar Pull. Tenaga ini
yang dapat digunakan untuk menarik muatan.
Pengujian Nebraska, digunakan oleh pabrik pembuat alat untuk
mengetahui drawbar pull maksimum pada setiap kecepatan
yang mungkin.
RRF yang diperhitungkan dalam pengujian Nebraska adalah
110 lb/ton (55kg/ton).
Jika RRF jalan angkut > 110 lb/ton, maka drawbar pull akan
berkurang sebesar selisih RRF dikalikan dengan berat kotor
alat.
22
Pada tanjakan, alat
roda rantai akan
mengalami
pengurangan tenaga
sebesar 10 kg (20 lb)
untuk setiap ton
beratnya, untuk
setiap % tanjakan,
sedangkan pada jalan
menurun, drawbar
pull akan meningkat
sebesar 10kg/ton/%
turunan

23
Contoh
Traktor roda rantai berbobot 16 ton, mempunyai drawbar pull sebesar 2.850
kg, jika beroperasi pada jalan dengan RRF 55 kg/ton. Jika RRF meningkat
menjadi 90 kg/ton, berapa drawbar pull efektifnya?
Penambahan RRF = 90 – 55 = 35 kg/ton
Pengurangan drawbar pull = 35 x 16 = 560 kg
Drawbar Pull efektif = 2850 – 560 = 2.290 kg
Drawbar Pull akan berubah-ubah, tergantung dari kecepatan
pada setiap roda giginya.
Gigi rendah  kecepatan rendah  drawbar pull besar
Tabel 2.4 Drawbar Pull Traktor Roda Rantai
Gigi ke… Kecepatan (mph) Drawbar Pull (Lb)
1 1,72 28.019
2 2,18 22.699
3 2,76 17.265
4 3,50 13.769
5 4,36 10.074
6 7,00 5.579

Sumber: Perencanaan, Pelaksanaan dan Metoda Konstruksi, R.L. Peurifoy 24


2.8 Rimpull
Rimpull adalah gaya traksi antara roda karet penggerak dan
permukaan jalan yang ditransfer oleh tenaga dari mesin melalui
gigi-gigi transmisi
Jika koefisien traksi cukup tinggi untuk meniadakan gelinciran
ban, maka rimpull maksimum merupakan fungsi tenaga mesin,
dan rasio roda gigi antara mesin (gigi transmisi) dan roda
penggerak
Jika roda penggerak tergelincir, maka rimpull efektif maksimum
akan sama dengan koefisien traksi dikalikan dengan berat pada
roda penggerak
Formula:
Rimpull = 375 x HP x E /V ……2.8
Hp = tenaga mesin alat
E = efisiensi mesin (80% - 85%)
V = kecepatan (mph)
Formula 2.8 mempunyai satuan lb
1 lb = 0,454 kg dibulatkan 0,5 kg 25
26
Contoh 1
Alat roda karet dengan berat 12,4 ton, mempunyai rimpull gigi 1 sebesar 13.730 lb.
Berapakah rimpull efektif, jika alat berjalan pada permukaan dengan RRF 100 lb/ton
dan tanjakan 2%
RR = 12,4 x 100 = 1.240 lb
GR = 12,4 x 20 x 2 = 496 lb
TR = 1.736 lb
Rimpull efektif = 13.730 – 1.736 = 11.994 lb
Contoh 2
Alat beroda karet mempunyai tenaga 120 Hp dan efisiensi 85%, berjalan pada
kecepatan 15 mph. Berapakah rimpullnya?
Rimpull = 375 x 120 x 0,85/15 = 2.550 lb

Jika alat tsb berjalan pada permukaan dengan RRF 115 lb/ton dan tanjakan 4%,
serta berat 15 ton, sanggupkah alat tsb mempertahankan kecepatan?
RR = 15 x 115 = 1.725 lb
GR = 15 x 20 x 4 = 1.200lb
TR = 2.925 lb
Rimpull yang ada (2.550 lb), tidak dapat mempertahankan kecepatan (TR = 2.925 lb)
Kecepatan dikurangi menjadi: 2925 = 375 x 120 x 0,85 / V  V = 13,08 mph

27
2.9 Akselerasi
Akselerasi adalah peningkatan kecepatan dengan
menggunakan surplus tenaga dari mesin
Kelebihan drawbar pull atau rimpull pada dasarnya dapat
digunakan untuk menambah kecepatan
Surplus tenaga adalah sisa drawbar pull atau rimpull, yang
tidak digunakan untuk mempertahankan pergerakan alat pada
kecepatan seragam sepanjang lintasannya
Hukum Newton
F = (W/g) a
a = (F/W) g
F = gaya yang diberikan untuk meningkatkan kecepatan (lb, kg)
W = berat alat (lb, kg)
g = gravitasi (32,2 ft/sec2) atau 9,8 m/det2)
a = peningkatan kecepatan atau akselerasi (ft/sec2 atau m/det2)

28
Contoh
Sebuah alat dengan berat 1 ton (2000lb), berjalan dengan kecepatan
seragam sepanjang ruas jalan datar, diberikan gaya sebsar 10 lb. Berapa
akselerasinya?
a = (10/2000) x 32,2 = 0,161 ft/sec2
Artinya: tiap detik, gaya sebesar 10 lb yang diberikan kepada alat dengan
berat 1 ton, akan menambah kecepatan sebesar 0,161 ft/sec (0,11 mph)
Jika gaya tsb diberikan selama 1 menit, maka kecepatan akan meningkat
sebesar: 60 x 0,11 = 6,6 mph

Catatan:
1 mile = 1,609 km
1 mile = 5.280 ft
1 km/jam = 0,6214 mph

29
30
Terima
Kasih

31
TUGAS 1 (19 Maret 2018)
SOAL 1
DT dengan mesin 4 langkah bekerja di tempat dengan ketinggian 5200 ft
diatas permukaan laut. Tenaga alat dipermukaan laut 135 HP dengan
efisiensi mesin 82%. Berapakah rimpulnya jika
a. Pada gigi 1 alat berjalan dengan kecepatan rata-rata 7 km/jam.
b. Pada gigi 2 alat berjalan dengan kecepatan rata-rata 14 km/jam.
c. Pada gigi 3 alat berjalan dengan kecepatan rata-rata 25 km/jam.
d. Pada gigi 4 alat berjalan dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam.
SOAL 2
Berat kosong DT = 3,4 ton, Jumlah muatan 6 m3 dengan BV = 1,25 T/m3
a. Hitung TR, yang dialami DT pada masing-masing ruas jalan
b. Pada gigi berapa DT berjalan pada masing-masing ruas jalan tsb?
3,0%
3,6% D
A 1,75%
RRF = 70kg/T C RRF = 50kg/T
B RRF = 85kg/T A = 1,8 cm
A = 1,7 cm
A = 2,2 cm
32
SOAL 3
Jika permukaan jalan pada soal 2 diperbaiki, sehingga RRF berkurang
25% dan a berkurang 30%,
a. Berapakah TR pada masing-masing ruas jalan pada soal 2?
b. Pada gigi berapa DT dapat berjalan pada masing-masing ruas jalan?
SOAL 4
DT yang berat total 16 Ton, menditribusikan beban pada roda
penggeraknya sebesar 65 %, akan bergerak diatas
permukaan yang mempunyai koefisien traksi 0,5. Rimpull
pada gigi 1 adalah 4.500 kg
a. Apakah alat dapat tergelincir pada saat akan bergerak?
b. Jika ternyata DT tidak dapat bergerak, walaupun tenaga maksimum gigi 1
telah digunakan. Apa penyebabnya? Bagaimana mengatasinya?
c. Seandainya Rimpull pada gigi 1 adalah 6.500 Kg, apakah alat dapat tergelincir
pada saat akan bergerak?, Bagaimana mengatasinya?

33

Anda mungkin juga menyukai