Anda di halaman 1dari 26

REFERAT

VERTIGO

M FARCHAN REZIKA WR
(K1A1 15 076)

Pembimbing:
dr. Happy Handaruwati, M.Kes., Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
DEFINISI

Vertigo adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa


Latin, vertere, yang berarti memutar. Secara umum, ve
rtigo dikenal sebagai ilusi bergerak atau halusinasi
gerakan. Vertigo ditemukan dalam bentuk keluhan berup
a rasa berputar – putar atau rasa bergerak dari ling
kungan sekitar (vertigo sirkuler) namun kadang – kad
ang ditemukan juga keluhan berupa rasa didorong atau
ditarik menjauhi bidang vertikal (vertikal linier)
EPIDEMIOLOGI

Sekitar 80% vertigo adalah perifer sedangkan sekitar 20


% berasal dari vertigo sentral. Dari 80% ini, vertigo
posisi paroksismal jinak (BPPV) adalah penyebab verti
go perifer yang paling umum
Selain itu, antara 2,5% dan 4% dari semua kunjungan gaw
at darurat berasal dari keluhan pusing dan vertigo, d
engan insiden hingga 25% pada mereka yang berusia> 65
tahun.
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM KESEIMBANGAN
PATOFISIOLOGI

Disfungsi visual
Disfungsi sensorik dalam
Disfungsi vestibular
KLASIFIKASI

VERTIGO

NON
VESTIBUL
VESTIBUL
ER
ER

VERTIGO VERTIGO
SENTRAL PERIFER
KLASIFIKASI
Vertigo Perifer Vertigo Sentral
BPPV stroke
Labiritnitis multiple sclerosis
meniere’s disease migrain
toksin obat- obatan neuroma akustik
neuritis vestibular epilepsi
pasca trauma Transient iscemic attack
GEJALA KLINIS
Gejala Vestibuler Non vestibuler

Sifat Rasa berputar ( true Melayang, hilang

vertigo) keseimbangan,

flighthead

Serangan Episodik Kontinyu

Mual/muntah + -

Gangguan Pendengaran +/- -

Gerakan pencetus Gerakan Kepala Gerakan objek visual

Situasi Pencetus - Keramaian, macet


Tipe perifer Tipe Sentral

Bangkitan Vertigo Lebih mendadak Lebih lambat

Derajat vertigo Berat Ringan

Pengaruh gerakan kepala + -

Gejala otonom (mual, ++ +

muntah, berkeringat)

Gangguan pendengaran( + -

tinnitus, tuli)

Tanda fokal otak - +


DIAGNOSIS
 Anamnesis
Tanyakan bentuk vertigonya: melayang, goyang, berputar, rasa naik per
ahu dan sebagainya.
Perlu diketahui juga keadaan yang memprovokasi timbulnya vertigo: per
ubahan posisi kepala dan tubuh, keletihan, ketegangan.
Profil waktu : apakah timbulnya akut atau perlahan-lahan, hilang timb
ul, paroksismal, kronik, progresif atau membaik.Beberapa penyakit
tertentu mempunyai profil waktu yang khas.
DIAGNOSIS
 Anamnesis
Apakah juga ada gangguan pendengaran yang biasanya menyertai/ditemuka
n pada lesi alat vestibuler atau n. vestibuler.
Penggunaan obat-obatan seperti streptomisin, kanamisin, salisilat, an
timalaria dan lain-lain yang diketahui ototoksik/vestibulototoksik
dan adanya penyakit sistemik seperti anemi, penyakit jantung, hipe
rtensi, hipotensi, penyakit paru juga perlu ditanyakan. Juga kemun
gkinan trauma akustik.
 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisis dasar dan neurologis sangat penting untuk memb
antu menegakkan diagnosis vertigo.
Pemeriksaan fisis dasar yang terutama adalah menilai perbedaan
besar tekanan darah pada perubahan posisi.
Pemeriksaan neurologis dilakukan untuk menilai fungsi vestibular
, saraf kranial, dan motorik-sensorik.
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Uji Romberg
Uji Romberg dilakukan dengan kedua kaki
dirapatkan, mula-mula dengan kedua mata
terbuka kemudian tertutup.
Biarkan pada posisi demikian selama 20-30
detik. Pada kelainan vestibular, penderita akan
bergoyang saat mata tertutup dan pada kelainan
serebral, badan penderita akan bergoyang baik
pada mata terbuka maupun pada mata tertutup
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

Tamdem Gait

Penderita berjalan dengan tumit kaki


kiri/kanan diletakkan pada ujung jari
kaki kanan/kiri ganti berganti. Pada
kelainan vestibular, perjalanannya akan
menyimpang dan kelainan serebral
penderita cenderung jatuh
Uji Tunjuk Barany
Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan
lurus ke depan penderita diminta mengangkat
lengannya ke atas, kemudian diturunkan
sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa.
Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata
tertutup. Pada kelainan vestibular terlihat
penyimpangan lengan penderita ke arah lesi.
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Uji Unterberger

penderita berdiri dengan kedua lengan lurus horizontal ke


depan dan jalan ditempat dengan mengangkat lutut setinggi
mungkin selama 1 menit.
 kelainan vestibular posisi penderita akan
menyimpang/berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak
ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang
lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase
lambat ke arah lesi
Pemeriksaan Khusus Oto-Neurologi
PEMERIKSAAAN INI TERUTAMA UNTUK MENENTUKAN APAKAH LETAK LESINYA DI SENTRAL ATAU PER
IFER
1. Uji Dix-Hallpike
Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaringkan ke belakang
dengan cepat, sehingga kepalanya menggantung 45° di bawah garis horizontal,
kemudian kepalanya dimiringkan 45 ° ke kanan lalu ke kiri. Perhatikan saat
timbul dan hilangnya vertigo dan nistagmus, kemudian dengan uji ini dapat
dibedakan apakah lesinya perifer atau sentral. [10]
Perifer, vertigo dan nistagmus timbul setelah periode laten 2-10 detik,
hilang dalam waktu kurang dari 1 menit, akan berkurang atau menghilang bila
tes diulang-ulang beberapa kali (fatigue). Sentral, tidak ada periode laten
nistagmus dan vertigo berlangsung lebih dari 1 menit, bila diulang-ulang
reaksinya tetap seperti semula (non-fatigue).
Tes Kalori

Penderita berbaring pada kepala fleksi 30°, sehingga kanalis


semisirkularis lateralis dalam posisi vertikal. Kedua telinga diirigasi
bergantian dengan air dingin (30°) dan air hangat (44°) masing-masing 40
detik dan jarak setiap irigasi sampai hilangnya nistagmus tersebut (normal
90-150 detik).
 Canal paresis adalah jika abnormalitas ditemukan di satu telinga, baik
setelah rangsang air hangat maupun air dingin. Canal paresis
menunjukkan lesi perifer di labirin atau n. VIII
 directional preponderance ialah jika abnormalitas ditemukan pada arah
nistagmus yang sama di masing-masing telinga. Directional
preponderance menunjukan lesi sentral.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

(1)Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan uri


n, dan pemeriksaan lain sesuai indikasi.
(2)Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pada ne
urinoma akustik).
(3)Neurofisiologi Elektroensefalografi (EEG), Elekt
romiografi (EMG), Brainstem Auditory Evoked Potentia
l (BAEP).
(4) Pencitraan CT scan, arteriografi, magnetic resona
nce imaging (MRI)
Diferential Diagnosis

Penyakit Neuritis
Meniere Vestibularis

Vertigo pasca
Labirinitis trauma
kapitis
PENATALAKSANAAN

a. Antikolinergik (Skopolamin 1 mg dan homatropin ).


berperan sebagai supresan vestibuler melalui reseptor muskarinik.
Pemberian antikolinergik per oral memberikan efek rata-rata 4 jam.
b. Antihistamin (difenhidramin 25-50 mg 3x1, siklizin, dimenhidrinat).
Mempunyai potensi dalam mencegah dan memperbaiki “motion sickness”.
Diberikan per oral, dengan lama kerja bervariasi mulai dari 4 jam
c. Histaminergik (betahistin)
Efek vasodilatasi, perbaikan aliran darah pada mikrosirkulasi di sistem vestibuler.
5 atau 10 mg 3x1 tab perhari
d. Antidopaminergik (domperidone 10 mg 3x1 dan metoklopramide 10 mg 3x1)
untuk mengatasi keluhan mual muntah
Lama kerja neuroleptik ini bervariasi mulai dari 4 sampai 12 jam.
e. Benzodiazepin (lorazepam 2 mg, diazepam 2 mg 3x1, klonazepam)
Merupakan modulator GABA, yang akan berikatan di tempat khusus pada reseptor GABA.
Efek sebagai supresan vestibuler diperkirakan terjadi melalui mekanisme sentral.
f. Antagonis kalsium (flunarizine)
bekerja dengan menghambat kanal kalsium di dalam sistem vestibuler, sehingga akan
mengurangi jumlah ion kalsium intrasel.
6, 12 atau 18 mg 2x1 tab per hari
NON-FARMAKOLOGI
 Latihan vestibular metode Brandt daroff

1. pasien duduk tegak di tepi tempat tidur


dengan kedua kaki tergantung dan mata
tertutup
2. kemudian baringkan tubuh ke salah satu
sisi selama 30 detik
3. kemudian duduk kembali seperti posisi
semula selama 30 detik.
4. Selanjutnya baringkan ke sisi lainnya
selama 30 detik.
PROGNOSIS

Prognosis vertigo perifer biasanya cukup baik. Akan t


etapi, dapat menyebabkan beberapa morbiditas namun be
gitu etiologi diidentifikasi dengan benar, gejala bia
sanya dapat ditoleransi jika tidak sepenuhnya berkura
ng dengan penanganan
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai