Anda di halaman 1dari 167

KURANG ENERGI PROTEIN

KEP = KKP = PEM = MEP


Merupakan mslh gizi utama di Indonesia
Mudah terkena :

Gol. Rawan biologis

Gol. Tk. Ekonomi 


Penyebab KEP
 F. yg brpengaruh scr langsung :
 Tk.Konsumsi
 Ad/tdk peny. infeksi

 F. yg brpengaruh scr tdk langsung :


 Daya beli keluarga
 Pengetahuan gizi keluarga

 Ada/tidak suplementasi mak.

 Pelayanan kes.

 Fenomena sosial & lingkungan


PENYEBAB KEP :
Interaksi faktor2 yang menentukan
keadaan gizi anak

Kepercayaan/adat istiadat
Tk. Konsumsi
Jumlah anggota keluarga -Absorpsi
--Utilisasi
Suplementasi makanan

Daya beli keluarga


Keadaan GZ anak/KEP
Pengetahuan keluarga

Pelayanan kesehatan
Penyakit infeksi
Pengaruh sosial & lingk.
KEP RINGAN & SEDANG
(GIZI KURANG)
 Dpt dideteksi dg melihat BB menurut umur
(indeks BB/U)
 Terjd  BB, shg BB/U relatif rendah
60-80% standar HARVARD
60-79,9% standar WHO-NCHS
 Tanda2 klinis blm tmpk
 Scr biokimia  thd plasma albumin >
menunjukkan ke(-)an protein
 Bila berlanjut  mjd KEP berat
MARASMUS
(BHS GREEK & MEMBUAT KURUS)

 KEP Berat (<60% stdr Harvard / WHO NCHS)


 Prev. Bayi 6-12 bln
 Penyebab:
-Energi kurang (---) krn tk. Konsumsi KH sgt 
-Protein kurang
-Infeksi berulang
-Gangguan saluran cerna
 Tanda2 klinis :
 Sangt kurus  tinggal tulang
terbungkus kulit
 Wajah spt org tua

 Kulit keriput, kering, dingin

 Tanda2 / gejala yg menyertai :


 Pucat krn anemia
 Berak encer

 Dehidrasi

 Gejala (-) vit. A


KWASHIORKOR
(DR. GHANA : PENY. KARENA MENDAPAT ADIK BARU)

 KEP Berat < 80 % standar harvard


walau ada odem
 Prevalensi ank usia 1-3 th

 Penyebab : protein kurang (---)

-Protein kurang (---)


-Infeksi berulang
-Gangguan saluran cerna
 Tanda2 klinis :
 Bengkak  kaki & tangan
/ anggt tubuh yg lain
 BB/U kurang

 Wajah sembab, wajah apatis

 Otot kendor

 Tanda2 / gejala yg menyertai :


 Rambut tipis, kulit kusam
 Pucat krn anemia, berak encer

 Pembesaran hati

 Ulcus diberbagai t4

 Kulit pecah mengelupas

 Gejala (-) vit.A


MARASMIK KWASHIORKOR
 KEP Berat  dg tanda2 / gejala klinis
seperti marasmus maupun kwashiorkor
(< 60 % standar harvard / WHO-NCHS)
 Penyebab :
 Energi kurang (---). KH, Lemak sgt 

 Protein kurang (---)


 Tk. Konsumsi mak. 
 Gangguan saluran verna
 Pada org dewasa :
 HO/Busung lapar
PROSES TERJADINYA MARASMUS & KWASHIORKOR
Kemiskinan, makan pantangan
Lahir Masa menyusui
5-12 bln
-Pengaruh urbanisasi
-Jrk kelahiran yg dekat

Penyapihan terlalu dini Penyapihan terlalu lambat

-Pengenceran Formula
/PASI/mak. Bayi yg salah
-Kebersihan (-) Kurang protein dlm mknan

Infeksi brulang trutma


sal. cerna (diare)
Infeksi akut

kelaparan

Marasmus Kwashiorkor
(6-12 bln) Marasmik-Kwashiorkor (1-3 th)
PERBEDAAN GEJALA/TANDA2 KLINIS
MARASMUS & KWASHIORKOR
GEJALA MARASMUS KWASHIORKOR
BB  Ada Ada
Odem Ada Ada
Wajah Spt org tua Spt bulan
Rambut Hitam, lebat, Merah, jarang,
  Tdk mudah dicabut Mudah dicabut
Mental Cengeng Apatis
Jar. Lemak Sedikit / (-) Msh ada
Kulit Keriput Tdk keriput
Nafsu mak. Baik Kurang
Anemia Ada/tdk Parah
Btk perut Cekung Kembung/biasa
PATOGENESIS

Penderita penyakit KEP biasanya terserang pula oleh


penyakit infeksi yang berupa penyakit penyerta.
Berupa penyakit pada :
1) Sistem Pernapasan
2) Penyakit sal. Pencernaan dgn gejala2 mencret
3) Pankreas
4) Hati
5) Ginjal
6) Sistem hematologik
TERAPI
1. DIRAWAT 2. OBAT
PEM Berat dg gejala : Medika Mentosa lebih
 Dehidrasi ringan/berat penting dr dietetika
dlm hal u/ mengatasi :
 Infeksi
 Dehidrasi
 Anoreksia berat  Anemia berat
 Kelainan kulit & selaput  Infeksi akut/berat

lendir
 Hipotermia (kdinginan)

& hipoglikimia (klaparn)


 Anemia berat

 Tnd2 kkurangan vit.A


MANAJEMEN DIET
a. Tujuan Diet
 Memberikan makanan untuk mencukupi kebutuhan
tubuh sesuai dengan fase transisi.
 Meningkatkan berat badan hingga mencapai normal
berdasarkan berat badan per umur (BB/U).
b. Prinsip Diet
 Energi tinggi
 Protein tinggi
 Karbohidrat cukup
 Lemak cukup
 Cairan cukup
 Porsi kecil dan sering
 Mudah cerna dan tidak merangsang. (Norhidayah,
2006)
SYARAT DIET
Makanan diberikan bertahap sesuai dengan
badan dan umur serta keadaan klinis pasien
1. Energi : tinggi, diberikan scr bertahap
- Tahap I : 1/3 = 50 kal/kg BB/hr
- Tahap II : 2/3 = 100 kal/kg BB/hr
- Tahap III : 3/3 = 150 kal/kg BB/hr
 BB yg digunakan ad BB saat itu (BB

sebenarnya), bukan BBI


 Pemberian makan tiap tahap ad 5-7 hr /

tergantung dari toleransi tiap px


SYARAT DIET (Lanjutan)
2. Protein : tinggi (3-5 g/kg BB/hr)
 Diberikan secara bertahap

 Diutamakan protein bernilai biologi tinggi (protein hewani)

3. Lemak : cukup
4. HA : cukup
5. Mineral & vitamin : cukup
Bila perlu diberikan tambahan vitamin dan mineral, seperti
vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin C, dan zat besi.
6. Mudah dicerna, tdk merangsang, porsi kecil dibrkn sering
7. Cairan : banyak 150 cc/kg BB/hr

PENTING BAGI TUBUH

Diperhatikan umur & BB :


BB < 7 kg  diberikan mak.bayi
BB > 7 kg  diberikan mak.anak
INDIKASI PEMBERIAN

Ada tiga tahap pemberian makanan, yaitu tahap penyesuaian,


tahap penyembuhan, dan tahap lanjutan (Persagi, 1995).
I. TAHAP PENYESUAIAN
Tujuannya adalah menyesuaikan kemampuan pasien
menerima makanan hingga ia mampu menerima diet TETP.
berlangsung singkat, yaitu selama 1-2 minggu atau lebih lama,
tergantung pada kemampuan pasien.
Jika berat badan pasien kurang dari 7 kg, makanan yang
diberikan berupa makanan bayi. Jika berat badan pasien 7 kg
atau lebih, makanan diberikan seperti makanan untuk anak di
atas 1 tahun dan bertahap.
II. TAHAP PENYEMBUHAN
Bila nafsu makan dan toleransi terhadap makanan bertambah
baik, secara berangsur, tiap 1-2 hari, pemberian makanan
ditingkatkan hingga konsumsimencapai 150-200 kkal/kg berat
badan sehari dan 2-5 gram protein/kg BB sehari.
III. TAHAP LANJUTAN
-Sebelum pasien dipulangkan, hendaknya ia
sudah dibiasakan memperoleh makanan
makanan biasa yang bukan merupakan diit
TETP.
-Kpd pasien bila perlu diberikan suplemen-
suplemen
-Kepada orang tua hendaknya diberikan
penyuluhan kesehatan dan gizi.
BHN MKNAN YG DIANJURKAN DAN YG TDK
DIANJURKN
Bhn Mknan Dianjurkan Tdk Dianjurkn

Sumber KH Nasi, roti, mi, tepung2an, -


& KH sederhana

Dging sapi, ayam, ikan, Dimasak dgn byk


telur, susu, dan hsil minyak /
Sumber Protein
olahnnya yg disaring & kelapa/santan kntal
diblender
Dimasak dgn byk
Semua jenis kacang2an minyak /
Sumber Protein nabati dan hasil olahannya yg kelapa/santan kental
disaring & diblender

Sayuran Semua jenis sayuran Dimasak dgn byk


terutama jenis B. yg minyak /
dihaluskan / diblender kelapa/santan kental
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan

Buah2an Semua jenis buah2an -


segar yg dihaluskan /
diblender

Lemak dan jenis minyak M. goreng, mentega, Santan Kental


santan encer yg disaring

Madu, sirup, teh, dll


Minuman

Bumbu tdk yg tajam


Bumbu Bumbu yg tajam, spt
cabe dan merica
PEDOMAN PEMBERIAN FORMULA PADA ANAK GIZI BURUK
Jumlah makanan formula yang harus diberikan sesuai BB anak dalam sehari
Karakteristik
BB< 7 kg BB= 7 – 8 kg BB 9 – 10 kg BB11 – 13 kg
A. Jenis makanan :
1. Formula tempe 1 ½ resep 2 resep 2 ½ resep 3 resep
2. Formula ikan 1 resep 1 ½ resep 1 ½ resep 2 resep
3. Formula kacang hijau 1 ½ resep 2 resep 2 ½ resep 3 resep
4. formula kacang hijau
1 ½ resep 2 resep 2 resep 2 ½ resep
dan kuning telur
5. Formula kacang hijau
1 ½ resep 2 resep 2 ½ resep 3 resep
dan susu
6. Formula tahu ayam 1 ½ resep 1 ½ resep 2 resep 2 ½ resep
7. Formula kentang 1 ½ resep 2 resep 2 ½ resep 3 resep
8. Formula tempe wortel 1 ½ resep 2 resep 2 ½ resep 2 ½ resep
9. Formula tim hati
3 resep 3 ½ resep 4 resep 5 resep
ayam
10. Formula jagung pipil
2 ½ resep 3 resep 4 resep 4 ½ resep
dan ikan
11. Formula jagung
3 ½ resep 4 resep 5 resep 6 resep
segar dan ikan
B. Bentuk makan Cair Saring Lunak Padat
C. Frekuensi pemberian
8 kali 6 kali 5 kali 5 kali
Makanan dalam sehari
 Catatan :
 Makanan formula yang dipilih dapat dibuat 1
kali untuk kebutuhan sehari dengan 1 Kali
menghangatkan
 Simpan dalam wadah bersih dan tertutup
 Gunakan sendok bersih setiap kali mengmbil
makanan
 Jika anak masih mau makan, ibu dapat
membuat lagi
RESEP MAKANAN FORMULA
1. MAKANAN FORMULA TEMPE
 Bahan :
 Tempe 100 gram tempe (4 potong sedang)
 Terigu/tepung beras 40 gram (4 sendok
makan penuh)
 Gula 25 gram (3 sendok makan rata)
 Minyak goreng 5 gram ( ½ sendok makan)
 Garam beryodium dan air secukupnya.
 Cara membuat :
 Siapkan masing-masing bahan sesuai dengan
jumlahnya.
 Tempe dipotong-potong, kemudian direbus 10
menit lalu dihaluskan.
 Semua bahan dicampur, tambahkan satu
gelas belimbing air, aduk menjadi satu
 Kemudian masak di atas api kecil sambil
diaduk-aduk selama kira-kira 10 – 15 menit.
2. MAKANAN FORMULA
Bahan : IKAN
 Tepung beras 45 gram (7 sendok makan rata)
atau
 Beras 6 sendok makan,
 Daging ikan 60 gram (130 gram ikan segar),
 Gula 20 gram (2 sendok makan rata),
 Minyak goreng 20 gram (2 sendok makan),
 Pisang ambon 100 gram (1 buah sedang),
 Garam beryodium dan air secukupnya
 Cara membuat :
 Siapkan masing-masing sesuai jumlahnya.
 Ikan dibersihkan dan dilumuri jeruk nipis+kunyit atau
menggunakan daun kunyit, untuk menghilangkan bau
amis. Kemudian ikan direbus dengan satu gelas
belimbing air hingga matang, lalu ambil bagian daging
putihnya dan hancurkan (pisahkan dari duri/tulang
ikan).
 Pisang direbus/dikukus/dibakar agar getahnya hilang,
lalu ambil bagian putihnya (bagian tengahnya dibuang).
Campurkan tepung beras dan pisang. Kemudian aduk
sambil ditekan pakai punggung sendok makan sampai
membentuk adonan. Campurkan ikan dan kaldunya ke
dalam adonan, lalu tambah gula, minyak dan garam.
 Lanjutkan pemaskan sambil diaduk-aduk di atas api
kecil hingga masak (5 menit)
3. MAKANAN FORMULA KACANG
HIJAU
 Bahan :
 Tepung beras 25 gram ( 4 sendok makan
rata ) atau
 Beras 3 sendok makan,
 Kacang hijau/Kacang nasi/ kac. Merah, 60
gram ( 6 sendok makan rata),
 Gula 15 gram (1 ½ sendok makan rata ),
 Minyak goreng 10 gram ( 1 sendok makan),
 Garam beryodium dan air secukupnya.
 Cara pembuatan :
 Siapkan masing-masing bahan sesuai dengan
jumlahnya.
 Kacang hijau direbus dengan empat gelas air hingga
matang (30 menit).
 Hancurkan dengan saringan kawat.
 Campurkan tepung beras, gula, minyak, garam dan
air dingin sebanyak 50 cc ( ¼ gelas),
 Masukkan kedalam rebusan kacang hijau yang sudah
dihancurkan,
 Kemudian aduk menjadi satu dan lakukan
pengadukan berulang-ulang di atas api kecil hingga
masak (5 menit)
4. MAKANAN FORMULA KACANG HIJAU
DAN KUNING TELUR
 Bahan :
 Tepung beras 35 gram ( 5 sendok makan rata) atau,
 Beras 4 sendok makan
 Kacang hija/kac. Nasi/Kac. Merah 50 gram
 Susu 10 gram (1 sendok makan penuh)
 Gula 10 gram (1 sendok makan rata)
 Minyak goreng 5 gram ( ½ sendok makan)
 Dauan bawang seledri (daun sup) secukupnya,
 Garam beryodium dan air secukupnya.
 Cara pembuatan :
 Siapkan masing-masing bahan sesuai jumlahnya.
 Kacang hijau direbus dengan air 800 cc (4 gelas)
hingga matang (30 menit). Hancurkan dengan
saringan kawat.
 Campurkan tepung beras, kuning telur, gula, minyak,
garam, dan air dingin 50 cc ( ¼ gelas), lalu
masukkan ke dalam rebusan kacang hijau yang sudah
dihancurkan,
 Kemudian aduk menjadi satu dan lakukan
pengadukan berulang-ulang dia atas api kecil hingga
matang (5 menit). Taburkan daun sup yang sudah
diiris halus sebelum diangkat.
5. MAKANAN FORMULA KACANG HIJAU
DAN SUSU

 Bahan :
 Tepung beras 35 gram ( 5 sendok makan rata) atau,
 Beras 4 sendok makan,
 Kacang hijau/kac. nasi/ Kac. Merah 50 gram (5
sendok makan rata)
 Susu 10 gram (1 sendok makan penuh)
 Gula 10 gram (1 sendok makan rata)
 Minyak goreng 5 gram ( ½ sendok makan)
 Garam beryodium dan air secukupnya.
 Cara membuat :
 Siapkan masing-msing bahan sesuai
jumlahnya.
 Kacang hijau direbus dengan air 800 cc (4
gelas) hingga matang 30 menit.
 Hancurkan dengan saringan kawat.
 Campurkan tepung beras, susu, gula, minyak,
garam dan air dingin 50 cc ( ¼ gelas),
 Masukkan ke dalam rebusan kacang hijau
yang sudah dihancurkan,
 Kamudian aduk menjadi satu dan lakukan
pengadukan berulang-ulang di atas api kecil
hingga matang (5 menit).
6. MAKANAN FORMULA TAHU DAN
AYAM

 Bahan :
 Tepung beras 40 gram (6 sendok makan rata)
atau
 Beras 5 sendok makan,
 Tahu 55 gram (1 buah sedang)
 Daging ayam 70 gram
 Minyak goreng15 gram ( 1 ½ sendok makan)
 Gula 20 gram (2 sendok makan)
 Garam beryodium dan air secukupnya.
 Cara pembuatan :
 Siapkan masing-masing bahan sesuai
jumlahnya.
 Ayam dan tahu direbus dengan air 500 cc (2
½ gelas) hingga matang (10 menit).
 Hancurkan dengan saringan kawat (kalu tidak
ada saringan kawat, diulek,
ditumbuk/dilembutkan)
 Masukkan tepung beras, gula, minyak, dan
garam,
 Lanjutkan pemasakan sambil diaduk-aduk di
atas api ecil hingga masak (5 menit)
7. MAKANAN FORMULA KENTANG
 Bahan :
 Kentang / beras 250 gram (2 buah besar),
 Gula 10 gram (1 sendok makan rata)
 Susu 20 gram (2 sendok makan penuh)
 Wortel 50 gram (2 ½ jari telunjuk)
 Minyak goreng 10 gram (1 sendok makan)
 Garam beryodium dan air secukupnya.
 Cara pembuatan :
 Siapkan masing-masing bahan sesuai dengan
jumlahnya.
 Kentang dan wortel dipotong-potong lalu
direbus dengan 400 cc (2 gelas) airhingga
matang
 Haluskan dengan saringan kawat, masukkan
susu, garam, gula dan minyak
 Lanjutkan pemasakan sambil diaduk-aduk di
atas api kecil hingga masak (5 menit).
8. MAKANAN FORMULA TEMPE WORTEL

 Bahan :
 Tempe 56 gram tempe (2 ½ kotakkorek api),
 Tepung beras 40 gram (6 sendok makan rata) atau
 Beras 5 sendok makan
 Gula 16 gram (2 sendok makan peres),
 Susu 17 ½ gram (2 ½ sendok makan penuh)
 Minyak goreng 8 gram (1 sendok makan),
 Wortel 10 gram (½ jari telunjuk)
 Garam beryodium dan air secukupnya.
 Cara pembuatan :
 Siapkan masing-masing bahan sesuai dengan
jumlahnya.
 Tempe dipotong-potong, kemudian di rebus
10 menit, lalu dihaluskan.
 Wortel diparut. Semua bahan dicampur,
tambahkan air 300 cc (1 ½ gelas) aduk
menjadi satu, kemudian dimasak di atas api
kecil sambl diaduk-aduk selama Kira-kira 5 –
10 menit.
9. MODISCO

Def :Modisco adalah singkatan dari :


 Modifed Dried Skimmed Milk and Cotton –
Seed Oil.
 Modifed Disco 150 → digunakan
 (tahun 1973 ditemukan oleh May & White
head)
 Bahan Baku :
 Susu, segala jenis susu.
 Gula, gula pasir atau glokosa.
 Minyak goreng atau margarina.

 Sifat Modisko :
 Tinggi kalori
 Mudah cerna
 Murah
 Mudah dibuat
 Dapat diolah untuk beranika ragam resep
makanan dan minutan.
 Modisco untuk siapa ?
 Penderita kurang gizi tingkat berat.
 Penderita penyakit infeksi menahun dengan
nafsu makan berkurang dan sering mual.
 Baru sembuh dari penyakit berat, dengan BB
kurang baik anak-anak maupun orang dewasa.
 Sulit makan karena kelainan bawaan → laringo-
malasi (gangguan pangkal tengkorak)
 Makanan tambahan untuk anak sehat tapi BB
kurang.
KOMPOSISI MODISCO
DAN MACAMNYA
Modisco
Bahan
(gr/cc/urt) ½ I II III

Susu bubuk
- Skim 20 gr/4 sdm 20 gr/4 sdm 20 gr/4 sdm 24 gr/200 cc
- Full cream ­- -- -- Susu segar
- Gula 10 gr/ 1 sdm 10 gr/ 1 sdm 10 gr/ 1 sdm 14 gr /1½ sdm
- Minyak kelapa 4,6 cc/1 sdt 9,2 cc / 2 sdt -- --
- Margarine -- -- 11,2 gr /1 sdm 11 gr /1 sdm
- Air masak 200 cc/ 1 gls 200 cc/ 1 gls 200 cc/ 1 gls 200 cc/ 1 gls

Nilai gizi ½ I II III


- Kalori 160 ± 200 ± 200 ± 200
- Protein 7,2 gr 7,2 gr 7,2 gr 65 gr
- Lemak 4,7 gr 9,2 gr 9,3 gr 16,7 gr
- Hidrat arang 19,3 gr 19,8 gr 19,8 gr 21,7 gr
Cantoh Formula Untuk KEP Berat Modisco
Modisco Modisco Modisco Modisco
½ I II III
Nilai Gizi dalam 100 cc
Energi : 80 Kkal Energi : 100 Kkal Energi : 100 Kkal Energi : 130 Kkal
Protein : 3,5 gr Protein : 3,5 gr Protein : 3,5 gr Protein : 3 gr
Lemak : 2,5 gr Lemak :3,5 gr Lemak : 4 gr Lemak : 7,5 gr

Bahan :
Susu skim:10 gr(1 sdm) Susu skim:10 gr Susu skim:10 gr Susu skim:12 gr (¼ sdm)
Gula pasir : 5 gr (1 sdt) Gula pasir : 5 gr Gula pasir : 5 gr atau Susu segar: 100 gr
Minyak kelapa : 2½ gr Minyak 5 gr (½ sdm) Margarine:5gr (½ sdm) (½ gls)
(½ sdt) Gula pasir: 7,5gr (½ sdt)
Margarine:5gr (½ sdm)

Diberikan pada : Diberikan pada : Diberikan 150 Kkal/


KEP berat+Edema KEP berat+Edema kgbb/hari
Diberikan : Diberikan : Diberikan setelah
100 Kkal/ kgbb/hari 125 Kkal/ kgbb/hari pemberian modisco I
dan II
Pemberian modisco III ±
10 hari
Pemberian makanan
keluarga sesuai umur,
selera, daya cerna
disamping pemberian
modisco.
 Modisco ½ untuk penderita intoleransi
(gangguan penyerapan) lemak.
 Modisco I untuk penderita kkp (kwasiokor)
atau kkp ringan.
 Modisco II untuk anak yang tidak suka
minyak.
 Modisco III untuk kkp berat (marasmus,
marasmus kwasiorkor)
TAKARAN MODISCO :
 Untuk kkp (kwasiorkor) dimulai 100
kal/kg/hari
 Setiap hari takaran ditambah 25 kal/kg BB
→ 150 kal/hari
 Untuk KKP berat (marasmus) dosis modisco
mencapai 200 kal/kg/hari sesuai dengan
umur dan daya cerna selain modisco
diberikan makanan seimbang.
CARA MEMBERIKAN MODISCO

 Sebagai minuman
 Campuran bahan makanan
 minuman yang dicampur coklat
 es krim
 bubur kacang hijau
 puding agar-agar/roti
 saus atau vla
TIDAK BOLEH DIBERIKAN
 Pada anak yang gemuk.
 Bayi di bawah usia 6 bulan
 Penderita penyakit ginjal, hati, jantung
tanpa sepengetahuan dokter.
CARA MEMBUAT :
 Susu bubuk dan gula dicampur minyak atau margarine
yang dipanaskan/dicairkan.
 Tuangkan minyak sedikit demi sedikit ke dalam susu,
aduk dengan sendok kayu sampai tercampur.
 Tambahkan air sedikit demi sedikit sampai tercampur
rata.
 Tim selama 15 menit
 Bila mempunyai mixer atau blender semua bahan :
susu, gula, minyak (margarine cair), air sebagian,
diblender sampai tercampur rata, tambahkan air lalu tim
15 menit.
STUDI KASUS
Seorang anak perempuan bernama Fatimah didiagnosa
menderita KEP berat tipe Marasmus. Ia berumur 41 bulan (3 ½
tahun) dengan berat badan 7,1 kg dan tinggi badan 91 cm. Ia
adalah anak ketiga dari empat bersaudara dan pekerjaan orang
tuanya adalah petani dan ibu rumah tangga. Menurut keterangan
orang tuanya, sejak 2 tahun lalu, anak mengalami kelemahan
pada lengan dan tungkai kanan, timbul mendadak, saat berdiri
tiba-tiba jatuh lemas dan tidak bisa berdiri lagi. disertai dengan
kesulitan menelan makanan dan minuman. Anak hanya bisa
menggeleng-gelengkan kepala, badannya semakin kurus dan
hanya bisa berbaring di tempat tidur saja. Sejak berumur 3 tahun
ia makan nasi 2x sehari, setiap makan 1 piring dan jarang
dihabiskan. Selama dirawat di rumah sakit, pasien mendapat diet
tinggi kalori dan protein dan makanan diberikan 3x makanan
lunak dan 6x modisco II.
KASUS
Seorang anak laki-laki, umur 2 ½ th, TB 85
cm, BB 9 kg. masuk RS. Pemerintah kelas
III, dg keadaan sgt kurus, kulit keriput,
kering & dingin, wajah spt org tua, berak
encer, & muka pucat. Pekerjaan bapaknya
buruh bangunan & ibu tdk bekerja.

SUSUN DIET ANAK TSB !!


Question..!
GAKI
(GANGGUAN AKIBAT (-) IODIUM)

 GAKI  sekumpulan gejala yg timbul


krn tubuh ke(-)an unsur iodium scr
terus menerus dlm jangka wkt lama
Kelompok rawan Defisiensi Iodium :
- WUS
- Ibu hamil
- Anak balita
- Anak usia sekolah
 Kelainan Yg Timbul Akbt GAKI :
 Pembesaran kelenjar tiroid
(gondok/goiter)
 Perubahan bokimia darah
 Gangg.Pertumbuhan pd anak (kretinisme)
 Bisu tuli & keterlambatan mental
KELAINAN AKIBAT GAKY
 1. IBU HAMIL - keguguran
 2.JANIN - Lahir mati
- Cacat bawaan
- M’ningkatkan kematian perinatal
- kretin neurologi
- kretin myxedermatosa
- cebol
- kelainan fungsi psikomotor

 3. NEONATUS - Gondok
- hypotiroid neonatus
 4. ANAK & REMAJA - Gondok
- gangg.pertumbuhan fisik & mental
- hipotiroid juvenile
 5. DEWASA - gondok & komplikasi’y
- hipotiroid
- gangg.fungsi mental
ETIOLOGI
 Penyebab langsung :
1. Defisiensi yodium
2. Goitrogenik
3. Air minum yg kotor
 Penyebab tidak langung :
1. Geografi
2. Sosial&ekonomi
3. Transportasi
Faktor2 Yg Berhub.~Mas.GAKI
 Defisiensi Iodium (I)
 Iodium (tdk mencukupi), produksi tiroksin
& triodotionin menurun & sekresi TSH o/
pituitari meningkat sekresi tiroglobulin o/
sel tiroid meningkat yg menyebabkan
kelenjar membesar & terjadi hiperplasia yg
mengakibatkan gondok.
Faktor2 Yg Berhub.~Mas.GAKI....

 Iodium Excess
 Konsumsi
 akan tjd hambatan
hormogenesis
 Faktor geografis & non geografis
 GAKI  byk di daerah pegunungan
 Daerah yg (-) suplai makanan
Lanjutan..
 BM goiterogenik
 Kekurangn iodium  Gondok
 Zat goiterogenik  Menghambat

 Absorpsi I & metabolisme I dlm tubuh

 Defisiensi protein
 Menyebbkn  T3 (tiroid) & T4 (tirosin)
 Bebas  mekanisme umpan balik TSH

(tiroid stimulating hormon)  mk kelenjar


tiroid 
KEBUTUHAN IODIUM
(Kead.Normal)

UMUR KEBUTUHAN
0-9 th 50-120 μg/hr
10-59 th 150 μg/hr
> 60 th 150 μg/hr
Wanita Hamil + 25 μg/hr
Wanita Laktasi + 50 μg/hr
KLASIFIKASI PEMBESARAN
KELENJAR GONDOK
1. Derajat 0 : tdk teraba (normal)
2. Derajat 1 – A : teraba, tp tdk terlihat pd
ekstensi penuh.
3. Derajat 1 – B : teraba, & terlihat pd ektensi
penuh.
4. Derajat 2 : tampak pd posi2 normal, palpesi
tdk di perlukan.
5. Derajat 3 : sangat bsr terlihat dlm jarak 10
meter
GEJALA
 Gambaran fisik :
 Gelisah
 Bicara cepat
 Emosional
 Sulit berkonsentrasi

 Gambaran klinis
 Lethargia
 Muka yg sembab & ekspresi muka bodoh
 Mata sipit
 Lidah seperti kebesaran & tmpk mengulur keluar
 Rambut yg kasar & kering
 Timbunan jaringan lemak 9pangkal lemak)
 Perut kelihatan membuncit
 Kulit kering
CARA MENDIAGNOSA GAKY

1. Pemeriksaan fisik kelenjar tiroid


2. Analisa kuantitatif iodium dlm urine yg
diekskresi (bersama kreatinin)---Metode
Cerium
3. Pengukuran hormon tiroid
LABORATORIUM

1. GAKI - RINGAN
 I. Urin > 50 μg/gr kreatinin

2. GAKI - SEDANG
 I. Urin 25 - 50 μg/gr kreatinin

3. GAKI – BERAT
 I. Urin < 25 μg/gr kreatinin

4. BISU – TULI & KELAMBATAN MENTAL


PENCEGAHAN
 Edukasi
 Penyuntikan lipiodol
 Iodisasi garam
 Roti beryodium
 Pil KI
 Iodiasi air minum
 Pemberian kapsul minyak beryodium
 Konsumsi makanan yg mengandung iodium
CARA PENANGGULANGAN
GAKY
 Jangka panjang : iodisasi garam (1977),
iodisasi air
 Jangka pendek : pemberian kapsul minyak
beryodium t’utama bagi pendu2k di daerah
endemik edang dan berat, dan cara ini
merupakan pengganti penyuntikan lipiodol
yg telah dilaksanakan sjk thn 1974.
pemberian kapsul ini mulai thn 1992-1993
MANAJEMEN DIET
TUJUAN DIET
Memberi makanan yg mengandung tinggi iodium u/ memperbaiki /
mencegah kekurangan iodium lebih berat.
PRINSIP DIET
- Mengkonsumsi BM tinggi iodium
- Menghindari BM yg bersifat goitrogenik
SYARAT DIET
n Energi cukup
n Protein tinggi (15-20%)
n Lemak cukup (20-25%)
n KH cukup (55-65%)
n Cukup zat2 gizi
n Tinggi mineral khususnya iodium→derajat ringan (pemberian : 10-
25mg/kg), GAKY sedang (25-40 mg/kg), GAKY Berat (diberi
minyak beryodium)
n Porsi makan sesuai umur, BB, & keadaan penderita
n Tidak mengkonsumsi BM goitrogenik, MIS: bunga kol, kacang2an,
& lainnya
BM. SUMBER IODIUM YG
DIANJURKAN
 ± 90 % masukan iodium manusia dr mak.
 Iodium tdk dibuat o/ tubuh
 Sumber BM  Iodium :

Ikan laut : 832 mg Gandum : 47 mg


Kerang : 798 mg Ikan tawar : 30 mg
Telur : 93 mg Kacang2 an : 30 mg
Daging : 50 mg Sayuran : 29 mg
Susu : 47 mg Ganggang
BM YANG TIDAK BOLEH
DIBERIKAN
 BM goitrogenik :
 Kel. Sianida (daun + umbi singkong,
gaplek, gadung, rebung, daun ketela, dan
terung)
 Kel. Mimosin (pete cina & lamtoro)
 Kel. Isothiosianat (daun pepaya)
 Kel. Asam (jeruk nipis, belimbing wuluh,
dan cuka)
 Kel. Lain (sayuran sebangsa lobak, bunga
kol, kol, kacang2an)
KEKURANGAN (DEF.) VIT.A
 Kekurangan vitamin A (KVA) yaitu suatu
keadaan dimana simpanan vitamin A
dalam tubuh berkurang
 Krn Cad. Vit.A dlm hati rendah  &
masukan dari makanan tdk mecukupi
kebutuhan sehari2
ETIOLOGI KVA

 Konsumsi vitamin A dalam makanan sehari-hari


tidak mencukupi kebutuhan tubuh dalam jangka
waktu lama.
 Proses penyerapan makanan dalam tubuh
terganggu karena infestasi cacing, diare,
rendahnya konsumsi lemak, protein dan seng.
 Adanya penyakit ISPA, campak dan diare.
Faktor2 Yg mempengaruhi
terjadinya defisiensi vit.A
1. Umur
 Xeropthalmia ringan  banyak diderita anak umur
3-5 th
 Xeropthalmia berat  umur 2-3 th

 Jarang: umur 8-9 th

2. Jenis kelamin
 Xeropthalmia ringan  banyak laki2
(Perbandingan…..)
 Xeropthalmia berat  banyak perempuan

(Perbandingan…..)
Lanjutan..
3. Daerah kantong (clustering)
 Data biokimiawi & epidemiologi

kejadian xeropthalmia cenderung


mengelompok
4. Status protein
 Xeropthalmia berat  brkaitan dg status

protein : kdr albumin / transferrin serum


 Resiko relatif menderita xeropthalmia pd anak

balita dg serum albumin < 3,5 g/dl. Adl 4,9 x


dibanding anak balita dg serum albumin normal
Lanjutan..
5. Status vitamin A
 Resiko relatif (RR) ank balita dg serum vit.A < 15

μg/dl. Adl 4,9 x u/ menderita xeropthalmia berat


dibanding anak balita dg serum vit.A > 15 μg/dl
6. Status gizi
 Xeropthalmia berat ~ ber…..

= pertumbuhan : kecebolan (….


kekurusan (inasting)s
 Xeropthalmia ringan ~ ber…..

kecebolan
Lanjutan..
7. Penyakit infeksi
 Diare

RR menderita xeropthalmia bg penderita diare


2,5 x dibanding = diare
 Infeksi sal.pernafasan

RR menderita xeropthalmia bg penderita ISP 2,2


x dibanding = ISP
 Morbili / campak

Penggunaan vit.A  se… morbili


8. Infestasi cacing
Lanjutan..
9. Konsumsi makanan
 Konsumsi karotin & vit.A 

 RR anak defisiensi vit.A yg konsumsi sayur < 1 x

seminggu adl 7,3 x dibanding yg sering


mengkonsumsi sayur
 Konsumsi mak. Hewani 

 Kebiasaan makan

10. Tk. Sosial ekonomi


 Tk penghasilan 

 Besar anggota keluarga

 Tk pendidikan KK 
Lanjutan....
11. Musim
 Surabaya  puncak xerophtalmia

April & September


 Bandung  Maret & Juli
Tabel 1 Angka Kecukupan Vitamin A

Angka kecukupan vitamin A yang dianjurkan


Golongan Umur
RE SI
Anak
0 – 6 bulan 397 1237,5
7 – 36 bulan 400 1320
4 – 6 tahun 450 1485
7 – 9 tahun 500 1650
Wanita
10 – 18 tahun 600 1980
19 – 65+ tahun 500 1650
Pria
10 – 65+ tahun 600 1980
Ibu hamil 800 2640
Ibu nifas/busui 850 2805
Klasifikasi dan Gejala Klinis Def. Vit.A

Xerophtalmia = mata kering (istilah ini


berlaku u/ semua keluhan & gejala def.
Vit.A)
1. Buta senja (XN)
- Gejala pertama def. Vit.A
- Sukar melihat wkt senja
- Xerophtalmia lanjut bisa, tanpa didahului
buta senja
……Gejala Klinis Def. Vit.A

1. Buta senja = XN
2. Xerosis Conjunctiva (X1A)
Selaput lendir biji mata :
- Tampak kering
- Tdk bersinar
- Sedikit berkerut
- Warnanya kadang menjadi keabu2an /
kecoklatan
Air mata tdk membasahi selaput tsb &
produksinya 
……… 2. Xerosis Conjunctiva (X1A)

3. Bercak Bitot (X1B)
letaknya dibag. Putih mata; pd sisi
luar/dlm
bercak berwrna putih, keabu2an
/kekuningan
berbtk segitiga, bulat / bulat telur / mirip
sisik ikan
…..buih
……3. Bercak Bitot (X1B)

4. Xerosis Kornea (X2)
kornea kering, tdk bening, berbintik2 /
keruh
5. Keratomalasia (X3A)
- Luka pd kornea
- Bila luka meluas  bocor (perforasi)
kornea
- Lensa & iris dpt menonjol keluar melalui
lubang luka
- ++ infeksi  kebutaan
……4. Xerosis Kornea = X2, X3A
kornea kering, tdk bening, berbintik2 /
keruh
Klasifikasi dan Gejala klinis Def. KVA …..

6. Ulserasi Kornea (X3B)


Seluruh bagian hitam mata melunak seperti
bubur
7. Cornea Scars (XS)
Bola mata mengecil / mengempis
8. Xerophtalmia Kundus (XF)
Terjadinya noda-noda putih yang menyebut
diseluruh kundus
…….5. Keratomalasia
PEMERIKSAAN KLINIS DAN
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 Pemeriksaan Klinis :
Kesulitan melihat dalam cahaya terang atau
senja hari yang dikenal dengan sebutan
buta senja; kulit tampak kering dan bersisik
seperti ikan terutama pada tungkai bawah
bagian depan dan pada lengan atas bagian
belakang.
 Pemeriksaan Laboratorium:
Kadar vitamin A dalam darah yang dianggap
normal ialah diatas 20-30 mg/100 ml, pada
tingkat yang rendah yaitu kurang dari 20
mg/100 ml akan menunjukkan adanya
resiko kekurangan vitamin A.
...........
- Mendeteksi adanya gejala rabun senja
- Kelainan mata
Pencegahan KVA
 Memberikan ASI-Eksklusif kepada bayi
sampai berumur 6 bulan dan ASI hingga
berumur 2 tahun disertai dengan
pemberian MP-ASI yang cukup dan
berkualitas.
 Mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang dan kaya vitamin A dalam
menu makanan sehari-hari.
 Mencegah cacingan dengan berperilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS).
 Mengkonsumsi kapsul vitamin A sesuai
kebutuhan sasaran.
Penanggulangan Kurang Vit.A

1. Distribusi kapsul vit.A


Prioritas pd anak balita :
- Daerah miskin
- Kantong2 rawan KVA
- Daerah dg angka morbiditas tinggi
2. Fortifikasi vit.A pd BM
3. Peningktan klg gizi melalui kampanye &
pemasaran sosial  konsumsi mak.Alamiah
sumber vit.A
TERAPI
1. Obat
- Anti infeksi
- Obat cacing
- Pemberian kapsul vit.A dosis tinggi

Fortifikasi BM dg vit.A
MANAJEMEN DIIT

3.Syarat Diet
 Energi sesuai 30 – 40 kkl/kg BB perhari untuk
meningkatkan sesuai dengan BB, umur, aktivitas, dan
jenis kelamin.
 Protein cukup 1 – 1 ½ gr/kg BB perhari, terutama
sumber protein hewani seperti susu, keju kuning telur,
hati dan berbagai ikan yang tinggi kandungan lemak.
 Lemak 15 – 20% dari total energi.
 Karbohidrat 60 – 70 dari total kalori.
 Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan, kecuali
untuk vitamin A tinggi seperti susu, kuning telur,
mentega, hati, kacang-kacangan, sayuran daun berwarna
kuning dan buah-buahan yang berwarna kuning.
 Tidak merangsang dan bervariasi.
 Bentuk makanan biasa dan disesuaikan dengan keadaan
penderita.
 Frekuensi pemberian menu utama 3x dengan 2x snack
Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak
Dianjurkan

Bahan makanan yang dianjurkan antara lain :


* Sumber karbohidrat : ubi jalar merah,jagung,maizena
* Sumber protein hewani : Hati sapi,kuning telor bebek &
ayam, ayam, ikan sarden,daging, mnyk ikan,mnyk
kelapa sawit,mnyk hati ikan hiu,mentega,margarin,keju.
* Sumber protein nabati : Tempe kedelai murni,susu
kedelai
* Sayur-sayuran : wartel,pepaya,melinjo,daun
singkong,kangkung,sawi,bayam,tomat masak,labu
kuning,kacang panjang.
* Buah-buahan : pepaya,mangga
masak,alpukat,jambu biji merah,pisang
raja,semangka,nanka masak
* Bumbu-bumbu : Bumbu yang tidak tajam
dalam jumlah terbatas seperti garam dan kecap
* Minuman :Susu sapi, Susu SKM, susu full
cream
Bahan makanan yang tidak dianjurkan

 Bumbu yang merangsang seperti cabe dan merica


 Minuman Minuman yang mengandung alkohol seperti bir
dan wiski
1.Kasus

Anang seorang anak ke-3 dari 3


bersaudara, berumur 5 tahun dari
keluarga yang miskin. Tinggi badan Anang
100 cm dengan BB 11 kg. Akhir-akhir ini
Anang kurang nafsu makan. Penglihatan
berkurang pada cahaya remang-remang
waktu menjelang magrib.
Question..!
ANEMIA GIZI
A. PENGERTIAN
 Anemia : penyakit yang ditandai rendahnya
kadar hemoglobin dalam darah.
 Anemia gizi : kekurangan kadar hemoglobin
(Hb) dalam darah yang disebabkan karena
kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
pembentukan Hb tersebut.
 Anemia defisiensi gizi : suatu keadaan dimana
kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari
normal karena kurangnya zat besi.
Pengertian .....
Anemia adalah keadaan dimana ada penurunan:
• jumlah eritrosit

• ukuran eritrosit

• kadar hemoglobin

WHO: anemia bila Hb


• Anak 6 bln – 6th < 11 g/dl

• 6 – 14 tahun < 12 g/dl


• Dewasa laki: < 13 g/dl

• Dewasa wanita < 12 g/dl

• Wanita hamil < 11 g/dl

 pertukaran O2 & CO2 antara darah dan sel


atau jaringan berkurang
Etiologi
• Pengeluaran yang meningkat:
• Pendarahan: kronis (cacing, hemoroid,
mestruasi ), akut
• Hemolisis: infeksi (malaria, sepsis), talasemia,
obat, reaksi imun dll
• Kebutuhan meningkat: bayi, anak, wanita
hamil, menyusui
• Produksi berkurang:
• Penekanan sumsum tulang : leukemia, anemia
aplastik
• Eritropetin  gagal ginjal kronik
• Defisiensi nutrien (nutritional anemia):
• Asupan , absorbsi
Etiologi.....
 Masukan / Intake kurang KEP, Defisiensi
diet disertai pertumbuhan cepat.
 Absopsi kurang KEP, diare kronis,
sindroma mal absorpsi.
 Kebutuhan Bertambah infeksi,
pertumbuhan cepat
 Sintesis Transferrin kurang KEP
 Pengeluaran bertambah : cacingan, Amebiosis
kronis, perdarahan yang banyak.
 Bayi lahir premature.
Diagnosis
 Gejala:  oksigenasi ke jaringan
berkurang
– Otak: pusing, ngantukan, konsentrasi
– Otot: Lemah, lesu
– Sal cerna: Nafsu makan menurun, pika
– Jantung: kompensasi: Berdebar-debar
 Tanda:
– Pucat: konjungtiva, telapak tangan, bibir
– kuku
– Tanda lain tergantung penyebab
MACAM-MACAM ANEMIA GIZI
1. Anemia gizi besi---- paling banyak
2. Anemia vitamin B12
3. Anemia asam folat
4. Anemia vitamin C
5. Anemia vitamin E
6. Anemia Piridoksin
7. Anemia vitamin B6
8. Anemia Tembaga (Copper)
9. Anemia Protein
10. Anemia pica
MACAM/KLASIFIKASI ANEMIA GIZI….
1.ANEMIA GIZI BESI ( Fe ).
-Anemia mikrositik : pengecilan sel darah
merah.
-Hipokromik : kandungan Hb rendah
-Akibat kurang zat besi
-Fe untuk sel darah merah.
2. ANEMIA GIZI ASAM FOLAT.
-Anemia makrositik
-Anemia Megaloblastik
Sel darah merah membesar, jumlahnya sedikit
& belum matang.
-Akibat kekurangan asam folat & Vit B12
-Asam folat untuk pematangan sel darah merah.
MACAM/KLASIFIKASI ANEMIA GIZI….
3. ANEMIA GIZI Vit. B12.
-Anemia Perniseosa: keadaan = anemia asam
folat.
-Akibat : - Gangguan kekurangan asam folat
- Gangguan alat pencernaan
- Merusak sel-sel otak & asam lemak
gizi
4. ANEMIA GIZI Vit. E
Akibat :
-Integritas dinding sel darah merah menjadi
lemah
-Sensitif terjadi Hipolisis (pecahnya sel darah
merah).
MACAM/KLASIFIKASI ANEMIA GIZI….
5. ANEMIA GIZI Vit. B6
-Anemia Siderotic
--Akibat mengganggu sintetis Hb
--Keadaan mirif anemia gizi besi
6. ANEMIA PIKA.
Selera makan tidak lazim
seperti : makan tanh, semen, kotoran
dll.
Anemia
Defisiensi Gizi
ETIOLOGI/PATOGENESA

Anemia gizi besi bisa terjadi karena :


- Kandungan zat besi dari makanan yang

dikonsumsi tidak mencukupi kebutuhan.


- Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat

besi.
- Meningkatnya pengeluaran zat besi dari

tubuh.
Anemia Defisiensi Gizi
 Disebabkan :
 asupan kurang
 kebutuhan meningkat
 Kelompok rawan:
 Ibu hamil
 Balita
 Anak usia sekolah
 Tenaga kerja wanita
 Wanita usia subur
Anemia Defisiensi Gizi:
Ibu Hamil
• Prevalensinya tinggi (63,5%): 3 juta orang
• Berpengaruh terhadap hasil kehamilan :
 Prematur
 BBLR  anemia pada bayi & anak
 Penyulit persalinan: asfiksia
• Intervensi dapat menurunkan angka kematian
ibu dan bayi
• Periodenya tertentu, mudah diprogram
Anemia Defisiensi Gizi: Balita

• Prevalensinya tinggi (55,5%)


• Etiologi:
 Asupan
 Kebutuhan
• Akibatnya:
 Gangguan pertumbuhan
 Perkembangan tu kognisi
• Intervensinya menurunkan AKB
Anemia Defisiensi Gizi:
Anak Usia Sekolah

• Prevalensinya tinggi (30%)


• Akibat:
 Morbiditas
 Konsentrasi , prestasi sekolah
• Intervensinya menurunkan absensi dan
meningkatkan prestasi belajar
Anemia Defisiensi Gizi:
Tenaga Kerja Wanita

• Prevalensinya tinggi (30%)


• Etiologi:
 Intake
 Menstruasi

• Akibat: produktifitas
• Intervensinya meningkatkan
produktivitas kerja
Anemia Defisiensi Gizi:
Wanita Usia Subur

• penyebabnya
• Ada hubungannya dengan prevensi
anemia pada wanita hamil
• Intervensinya meningkatkan
produktivitas kerja
Anemia defisiensi besi
• Ditandai dengan eritrosit yang kecil
(mikrositik) dan penurunan kadar
hemoglobin; eritrosit tercat lebih
pucat (hipokromik)
ANEMIA DEFISIENSI BESI

Faktor-faktor sosial ekonomi dsb

Penyakit Asupan zat besi kurang

Anemia wanita usia subur

Anemia wanita hamil

BBLR, anemia pada anak

Anemia pada usia sekolah

Anemia pada dewasa


Penyebab anemia defisiensi
besi
1. Kehilangan darah kronis (pendarahan ulkus
peptikum, hemoroid, parasit/ cacing, atau
keganasan), menstruasi
2. Asupan besi dalam makanan:
1. sumber makanan kurang besi; PASI, non hem
2. absorbsi besi kurang : jenis/ bioavaibilitas,
penyakit saluran cerna: diare, aklorhidria
3. Kenaikan kebutuhan besi atau volume
darah meningkat: bayi, remaja, ibu hamil
Stadium defisiensi besi
Ada 3 stadium defisiensi besi:
1. Deplesi besi (penurunan besi dalam
tubuh) ditandai kadar feritin < 12 mg/l
2. Eritropoesis defisiensi besi ok
kompensasi terhadap cadangan besi
habis, ditandai:
• Free erytrocyte porfirin (FEP) naik,
saturasi transferin turun, kadar Hb mungkin
dalam batas normal
3. Anemia defisiensi besi: besi cadangan
dan transport habis, anemia mikrositik
hipokromik, Hb turun, indeks eritrosit
turun
Gambaran klinis
Menunjukkan kelainan yang kronis (anemia
adalah stadium akhir defisiensi besi):
• Sistem otot: kelemahan, kapasitas kerja
berkurang, kemampuan latihan menurun
• Sistem saraf dan kognitif: kemampuan
belajar turun, anoreksia, mudah lelah
• Gangguan pertumbuhan, gangguan
pertumbuhan epitel (mulut, lidah, kuku,
lambung)
Gambaran klinis
• Sistem kekebalan: penurunan kekebalan
tubuh
• Kuku: spoon nails (spoon-shaped nails)
• Pucat: telapak tangan, konjungtiva
• Atrofi papila lidah, glositis (radang pada
lidah)
• Stomatitis angularis
• Disfagia (kesulitan menelan)
• Gastritis (dapat mengakibatkan
aklorhidria)
• Gagal jantung (bila anemia berat)
Papil lidah
atrofi
Ada perlukaan
pada sudut mulut
(tunggal atau
keduanya)
Pada penyembuhan
terjadi jaringan
parut
kuku bentuk sendok
(spoon-shaped nails)
Diagnosis
1. Anamnesis:
1. Faktor risiko: nutrisi, kehilangan
darah kronis, kebutuhan meningkat
2. Menyingkirkan penyebab anemia
lain: keganasan (sering demam,
perdarahan), hemolitik (kencing
kuning, demam)
2. Pemeriksaan fisik:
1. Gejala umum anemia
2. Menyingkirkan kemungkinan lain:
pembesaran limpa, hati, ikterik dll
Laboratorim:

1. Hb, Hematokrit
2. Mikrositik - hipokromik ( Mean
corpusculer hemoglobin /MCHC <
31%
3. Serum besi < 50 ng/dl
4. Transferin Saturation < 15 %
5. Serum feritin < 10 ng/dl
6. Erytrosit protoporphyrin > 2,5
ng/g hemoglobin
Feritin plasma (serum)
• Paling sensitif
• Hanya turun bila ada anemia
defisiensi besi
• Transferin, Hb juga turun pada
infeksi kronis
Hemoglobin (Hb)

Tidak sensitif untuk anemia


defisiensi besi, karena:

1. Turun pada stadium akhir anemia


2. Tidak khas untuk jenis anemia
tertentu
3. Ada variasi luas nilai normalnya
AKIBAT ANEMIA KEKURANGAN BESI

 Kekurangan besi dapat menimbulkan


gangguan/hambatan pada pertumbuhan
baik sel tubuh maupun sel otak.
 Kekurangan Hb dalam darah mengakibatkan
kurangnya oksigen yang ditransport ke sel
tubuh maupun otak.
 Penderita kekurangan besi akan turun daya
tahan tubuhnya, akibatnya mudah terkena
penyakit infeksi.
KELUHAN DAN GEJALA ANEMIA
 Kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.
 Nyeri ulu hati
 Gembung
 Nyeri yang samar-samar diperut.
 Nyeri di mulut
 Kuku-kuku sering rapuh dan terdapat retak-retak/ nyeri di sudut-
sudut mulut.
 Rasa lelah, letih, dan lemah
 Nafsu makan hilang/berkurang
 Daya konsentrasi menurun
 Kesemutan pada anggota gerak
 Sakit kepala/pening
 Apabila keadaan lebih parah, dapat mengakibatkan sesak nafas
dan sesak jantung.
UPAYA PENCEGAHAN DAN
PENGANGGULANGAN ANEMIA

- Meningkatkan konsumsi besi dari sumber


alami .
- Fortifikasi bahan makanan
- Suplementasi besi folat secara rutin
selama jangka waktu tertentu
Tata Laksana

Tujuan tata laksana:


1. Mengatasi penyebabnya (sering
sulit)
2. Menghilangkan anemia

3. Menormalkan cadangan besi


Tata Laksana: Obat
• Menggunaan besi anorganik (bentuk
ferro, bukan ferri), karena
absorbsinya lebih baik (pada dosis 30
mg, ferro diabsorbsi 3 kali lebih
baik)
• Paling sering dipakai: sulfasferrosus
• Bentuk lain: fumarat, laktat, glisin
sulfat, glutamat, glukonat
Tata Laksana: Obat
• Besi paling baik diabsorbsi pada lambung
kosong (tetapi menyebabkan iritasi
lambung)
• Efek samping: mual, kembung, nyeri ulu
hati, diare, konstipasi (diatasi dengan
memberikan dosis bertahap, dibagi 3 kali
sehari) – efek samping bersifat ‘dose
related’
• Bentuk ‘sustain release’ lebih baik
Tata Laksana: Obat
• Dosis: dewasa 50-200 mg; anak: 6
mg/kg elemental iron
• Vitamin C: ditambahkan supaya besi
tetap dalam bentuk tereduksi
(meningkatkan absorbsinya)
• Besi 10-20 mg/hari meningkatkan
produksi eritrosit 3 kali normal
• Bila tidak ada pendarahan: Hb
meningkat 0,2 g/dl/hari
Tata Laksana: Obat
Kegagalan terapi karena:
• Tidak minum obat (karena efek samping,
dsb)  kepatuhan, lihat berak hitam
• Penyebab belum diatasi: cacing,
pendarahan terus berlangsung, lebih
banyak daripada produksi eritrositnya
• Besi tidak diabsorbsi: diare kronis, ada
penyakit lain (steatorea dll.), perlu besi
parenteral (mahal, tidak aman)
MANAJEMEN DIET
1. Tujuan diet
memberikan makanan untuk penyembuhan anemia
gizi hingga tercapai keadaan normal.
2. Prinsip diet
- pemberian tinggi zat besi (Fe) utk penyembuhan
anemia
- Vitamin C diberikan tinggi utk membantu
penyerapan zat besi
- Vitamin B6 diberikan cukup
- Vitamin B12 diberikan cukup
- Asam folat diberikan cukup
3. Syarat diet
- energi : cukup (sesuai kebutuhan)
- Protein, lemak, HA, dan zat gizi lainnya diberikan cukup.
- Zat besi diberikan tinggi
- Vitamin C diberikan tinggi 2-20 kali kebutuhan normal
- Cairan cukup
- Asam folat : 0,1-1 mg/hari
- Vit B12 : 100 mg/hari
- Vit B6 : 50-200 mg/hari
- Makanan disajikan menarik
- Bentuk makanan biasa
4. Bahan makanan yang dianjurkan
- Hati
- Daging sapi
- Telur
- Ikan
- Sayuran hijau
- Kacang-kacangan
- Tempe
- Tahu
- Susu sapi segar
- Sari jambu
- Jeruk
- Tomat
Bahan makanan yang tidak dianjurkan

- Kopi
- Teh
- Alkohol
- Bayam
- Kangkung
- Daun singkong
- Obat antasid
Tata Laksana: Diet
• sumber besi:
 Heme/ organik: langsung diserap di usus
halus, hati, ginjal, daging,
 Non heme/ anorganik: penyerapan
tergantung faktor enhancer (vit C, asam
lambung, besi heme) & inhibitor
(Phytate, kalsium, polyphenol)
kacang, sereal, sayuran hijau
• Yang penting ialah ‘bioavailability’
bukan total besi dalam makanan
Bioavailability besi makanan
• Status besi simpanan: makin sedikit,
makin tinggi absorbsinya
• Bentuk besi makanan: heme iron
lebih baik daripada non-heme iron
• Heme iron: daging, ikan, ayam
• Non-heme iron: telur , biji-bijian,
sayuran, sereal ( phytat) buah-
buahan, susu sapi (tinggi phosfat),
coklat ( polyphenol)
Bioavailability besi makanan
• Faktor meningkatkan absorbsi:
vitamin C, besi heme
• Vitamin C: mereduksi, mengikat besi
menjadi bentuk yang mudah
diabsorbsi
• DIA: tidak jelas, mungkin hasil
digestinya (asam amino/polipeptida
membentuk kompleks yang mudah
diabsorbsi dengan besi non-heme)
Anemia
Megaloblastik
Penyebab
• Disebabkan oleh defisiensi vitamin
B12 atau folic acid (penting untuk
sintesis nukleoprotein)
• Akibatnya terjadi gangguan
sintesis DNA, sehingga perubahan
morfologi dan fungsi eritrosit,
leukosit, trombosit, dan
prekursornya di darah dan sumsum
tulang
Defisiensi folic acid: etiologi

• Tropical sprue
• Wanita hamil
• Bayi lahir dari ibu yang menderita
defisiensi folic acid
Defisiensi folic acid: klinis
• Defisiensi folic acid (dan juga vitamin
B12) menyebabkan protein eritrosit
tidak dapat disintesis dengan baik),
terbentuk eritrosit yang besar
(makrositik) dan tidak matang
(megaloblastik)
• Disertai penurunan produksi leukosit,
trombosit, dan eritrosit
• Meningkatkan risiko terjadinya gangguan
pembentukan neural tube ( spina bifida,
meningokel  suplementasi pada ibu
hamil
Darah tepi normal
Anemia
megaloblastik

Sel eritrosit
besar
Sering tercat
pucat
(hipokromik)
Defisiensi folic acid: klinis
• Kadar folic acid serum rendah (< 3
ng/ml) dan kadar folic acid eritrosit
(<140 ng/ml)
• Pada keadaan ini kadar vitamin B12
serum menurun sedang
• Ekskresi FIGLU (formiminoglutamic
acid) meningkat pada defisiensi folic
acid, tidak terlalu naik pada defisiensi
vitamin B12
Defisiensi folic acid: terapi
• Diagnosis harus jelas (terutama
dibedakan dengan defisiensi
vitamin B12), karena terapi folic
acid pada defisiensi vitamin B12
dapat memperbaiki anemia
megaloblastik, tetapi tidak
memperbaiki defisiensi vitamin B12
(gangguan neurologis progresif)
Defisiensi folic acid: terapi
• Diberikan 1 mg folic acid/hari selama 2-3
minggu
• Untuk mempertahankan folic acid dalam
tubuh perlu 50-10μg/hari (suplemen atau
makanan)
• 1 gelas juice jeruk mengandung 50-100 μg
• Setelah anemia dikoreksi, makanan harus
tetap mengandung folic acid
• Folic acid mudah rusak oleh panas (buah
dan sayur segar lebih baik)
Defisiensi vitamin B12
• Menyebabkan anemia pernisiosa
• Pada umumnya disebabkan defisiensi
intrinsic factor (glikoprotein dalam
asam lambung yang diperlukan untuk
absorbsi vitamin B12)
• Penyebab lain: vegetarian ketat
(jarang)
Defisiensi vitamin B12:
diagnosis
• Dengan Schilling urinary excretion
test: minum vitamin B12 radioaktif,
ekskresi vitamin B12 air kemih
rendah, bila test diulangi dengan
pemberian intrinsic factor, ekskresi
normal
• Bila disebabkan oleh gangguan
absorbsi lain, pemberian intrinsic
factor tidak memperbaiki ekskresi
Defisiensi vitamin B12: klinis

• Sistem hematologis: anemia,


menurunkan aktivitas antimikroba
leukosit (pada folic acid tidak)
• Sistem saraf: mielinisasi saraf tidak
baik (parestesia, penurunan
sensitisasi vibrasi dan posisi,
koordinasi otot tidak baik, memori
buruk, halusinasi), bila lama bisa
ireversibel
Defisiensi vitamin B12: diet

• Sampai 1926: penyakit fatal


• 1926: dimulai diberikan konsentrat
liver
• 1936: pemberian ekstrak liver injeksi
• 1948: pemberian vitamin B12 oral
dan parenteral (50-100μg/hari i.m.
atau s.c., 1-2 minggu)
Defisiensi vitamin B12: diet

• Setelah ada respon, dosis


diturunkan, dan dosis rumat
diberikan 100μg setiap bulan
• Megadosis vitamin B12 (1000 μg) per
oral diberikan pada defisiensi
intrinsic factor, karena 1% vitamin
B12 dapat diabsorbsi dengan cara
difusi
Defisiensi vitamin B12: diet
• Respon terapi: nafsu makan
meningkat, kesadaran baik,
kooperatif, parameter hematologis
baik (retikulosit meningkat)
• Perbaikan neurologis setelah 6 bulan
(tergantung lama defisiensinya,
makin lama makin buruk, bila < 3
bulan pulih kembali)
Defisiensi vitamin B12: diet

• Makanan sumber vitamin B12 dan


folic acid: sayuran hijau, hati,
daging, telur, susu, dan hasil
olahannya

Anda mungkin juga menyukai