Anda di halaman 1dari 18

Sindrom Nefrotik pada

Anak

Yudha pratama
102016043
SKENARIO 7

Seorang anak laki – laki usia 6 tahun dibawa ke dokter


dengan keluhan bengkak pada wajah terutama pada
kelopak matanya sejak 1 minggu yang lalu
Rumusan masalah

 Anak laki laki 6 tahun, bengkak pada wajah terutama


kelopak matanya sejak 1 minggu lalu
HIPOTESIS

• Anak laki – laki tersebut mengalami


sindrom nefrotik
Anamnesis Etiologi Patofisiologi

PF & PP Epidemiologi Tata Laksana

Manifestasi
Diagnosis Prognosis
Klinis
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang Riwayat Penyakit Keluarga

• Bengkak pada wajah sudah terjadi • Apakah ada anggota keluarga


berapa lama? yang sakit seperti ini?
• Apakah ada disertai rasa nyeri?

• Apakah ada anggota keluarga
Selain bengkak di bagian wajah
apakah ada bengkak di daerah yang mempunyai riwayat
lainnya? penyakit kronik?
• Apakah disertai dengan keluhan lain
seperti sesak, demam, mual muntah,
penurunan nafsu makan? Riwayat Sosial dan Kebiasaan
• Bagaimana dengan volume, frekuensi,
wana, dan bau air kencingnya? • Lingkungan tempat tinggal dan
sanitasi bagaimana?
• Apakah ada kebiasaan menahan
Riwayat Penyakit Dahulu
buang air kecil atau kurang
• Sebelumnya pernah sakit seperti minum?
ini?
• Sebelum datang sudah minum
obat? (membaik enggak)
• Apakah ada riwayat penyakit
lainnya? (DM, Obesitas, jantung)
Hasil Anamnesis
• Bengkak pada wajah terutama pada kelopak mata sejak 1
minggu yang lalu
• Ada bengkak pada daerah genitalnya (scrotal) dan kedua
tungkainya.
• Anak tampak sesak
• Tidak ada demam, tidak ada hematuria, tidak ada mual dan
muntah
Pemeriksaan Fisik
• KU: Sakit berat
• Kesadaran: Somnolen
• TD: 80/50 cmHg
• Nadi: 110 x/ menit
• Napas: 36 x/ menit
• Suhu: afebris
• Edema pada wajah, scrotal, dan tungkai
• Asiter +
• Auskultasi didapatkan suara napas
vesikuler melemah paru kanan dan kiri
setinggi ICS5
• Nadi teraba lemah
Pemeriksaan Penunjang

 Urinalisis dan bila perlu biakan urin Biakan urin dilakukan


apabila terdapat gejala klinik yang mengarah pada infeksi
saluran kemih (ISK).
 Protein urin kuantitatif Pemeriksaan dilakukan dengan
menggunakan urin 24 jam atau rasio protein/kreatinin pada
urin pertama pagi hari.
 Pemeriksaan darah - Darah tepi lengkap (hemoglobin,
leukosit, hitung jenis leukosit, trombosit, hematokrit, LED)
- Albumin dan kolesterol serum - Ureum, kreatinin, dan
klirens kreatinin
 Foto rontgen
Hasil Pemeriksaan Laboratorium

• Kolesterol 300mg/dL
• Albumin 1,8 g/dL
• Ureum & Kreatinin meningkat
• Proteinuria +++
• Rongent thoraks AP tampak efusi pleura
Perbandingan diagnosis
  Sindrom Nefrotik Glomerulonefritis akut
Gejala Klinis Edema di sekitar mata, pergelangan kaki, Edema pada wajah, tangan, kaki, dan perut
dan bagian tubuh lainnya Urin berbuih
Urin berbuih Frekuensi buang air kencing berkurang
Penurunan jumlah dan frekuensi berkemih Hipertensi
Mudah terinfeksi karena antibodi berkurang Hematuria makroskopik
Gangguan pembekuan darah Pernafasan cepat
Mudah lelah, nafsu makan menurun, muntah
dan diare, penyusutan otot, dan perubahan
warna kulit menjadi putih
Tidak hematuria
Tidak hipertensi
Sesak

Pemeriksaan Proteinuria Laju filtrasi glomerolus berkurang


Penunjang Hipoalbuminemia ANCA +, komplemen C3 berkurang, ASTO +
Hiperlipidemia Efusi pleura
Ureum dan kreatinin normal kecuali ada Urinalisis: gross hematuria, proteinuria, ditemukan
penurunan fungsi ginjal leukosit
ASTO –, komplemen C3 NORMAL Kreatinin meningkat
Dapat disertai efusi pleura Albumin serum dan protein total dapat normal atau
kadang sedikit turun
Pemeriksaan elektrolit: Natrium meningkat
Dapat disertai efusi pleura
Asidosis Metabolik, hiperkalemia, hipernatremia
Sindrom Nefrotik
Etiologi

Primer Sekunder

• Perubahan Minimal pada • Penyakit ginjal lain: IgA


Glomerolus nefropati, RPGN
• Glomerulosklerosis segmental • Infeksi
atau focal • Neoplasia
• Nefropati membranosa atau • Obat: Merkuri
glomerulonefritis membranosa • Alergi
• Penyakit keturunan
Epidemologi

 Sindrom nefrotik dapat terjadi pada seluruh orang pada


seluruh usia. Prevalensi sindrom nefrotik di negara barat
sekitar 2-3 kasus per 100.000 pada anak anak dibawah 16
tahun. Sedangkan di Asia sekitar 16 kasus per 100.000 anak.
Dan di Indonesia sendiri sekitar 6 kasus per 100.000 pada
anak – anak dibawah 14 tahun. Anak laki – laki lebih sering
terjangkit daripada anak perempuan. Perbandingan antara
anak laki – laki dan perempuan yang mengalami sindrom
nefrotik adalah 2:1
Patofisiologi
Penyebab Primer Penyebab Sekunder

Proteinuria Kerusakan Glomerolus Hipoalbuminemia


Terjadi kebocoran

Protein yang keluar


Terjadi karena gangguan Hiperlipidemia melalui urin paling
filtrasi Glomerolus banyak adalah albumin
Protein tidak tersaring
hingga akhirnya keluar Karena peningkatan
melalui urin sintesis lipid dan Menurunkan tekanan
lipoprotein hati dan osmotik plasma
berkurangnya Sehingga tekanan plasma
katabolisme lipid lebih rendah dari pada
tekanan di interstisial
Ginjal menahan
natrium dan air
Edema
Air semakin banyak di Hipovolemia
jaringan interstisial
Tatalaksana Non-
Medika mentosa

• Istirahat yang cukup


• Tirah baring
• Pola makan yang sehat dan bergisi
• Batasi protein yakni 2gr/kgBB/hari
• Diet rendah garam (1-2gr/hari)
Tatalaksana

• Diuretik untuk mengatasi asitersnya


• Furosemid 1-2mg/kgBB/hari
• Spironolakton 2-3 mg/kgBB/hari
• Atau infus albumin 20-25% dengan dosis 1gr/kgBB dengan furosemid intravena
1-2mg/kgBB
• Pemberian antibiotik profilaksis
• Pencilin oral 125-250 mg, 2 kali sehari
• Hipertensi
• Obat – obat golongan ACE INH, Kanal Ca bloker, Beta blocker, Alfa blocer
• Kortikosteroid (Prednison)
Komplikasi

 Meningkatnya risiko infeksi dan penggumpalan darah.


 Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah.
 Anemia.
 Kekurangan gizi, misalnya defisiensi vitamin D dan
kalsium.
 Hipertensi.
 Gagal ginjal akut.
 Penyakit ginjal kronis.
Prognosis

Prognosis tergantung penyebab terjadinya sindrom nefrotik


Respon yang kurang terhadap steroid menandakan hasil yang kurang baik
Prognosis bertambah buruk karena adanya gagal ginjal ataupun komplikasi sekunder dari
Sindrom nefrotik
Penderita sindrom nefrotik non relaps dan relaps jarang prognosisnya baik
Penderita sindrom nefrotik relaps sering dan dependent steroid prognosisnya buruk
Penderita sindrom nefrotik resisten steroid prognosisnya paling buruk
Kesimpulan
Pada skenario, pasien mengalami
sindrom nefrotik

Sindrom nefrotik adalah gangguan ginjal yang


menyebabkan tubuh kehilangan terlalu banyak
protein yang dibuang melalui urin karena adanya
kebocoran pada proses filtrasi di glomerulus

Penderita sindrom nefrotik akan mengalami


proteinuria dan hipoalbuminemia

Hipoalbuminemia memicu terjadinya hiperlipidemia dan edema


pada bagian tubuh penderitanya

Anda mungkin juga menyukai