Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN

MEDIKAH BEDAH II
TREND AND ISSUE
HIPERSENSITIVITAS

Disusun Oleh :

Tri Septi Hameliyah ( 1032181016)


Pengantar

– Alergi atau hipersensitivitas adalah kegagalan tubuh


dimana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam
bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang
umumnya non imunologik. Klasifikasi dari
hipersensitivitas terdiri dari empat tipe yaitu Tipe I, Tipe
II, Tipe III, Tipe IV, dan macamnya terdiri dari alergi oleh
karena debu, suhu udara, makanan, obat-obatan dan
bahan kimia lainnya yang dapat berpengaruh.
Etiologi

Faktor yang berperan dalam alergi yaitu :


1. Faktor Internal.
2. Fakor Eksternal
3. Faktor resiko
Manifestasi

– Reaksi Tipe I
Dapat terjadi sebagai suatu gangguan sistemik atau reaksi lokal. Pemberian antigen protein atau obat (misalnya, penisilin)
secara sistemik (parental) menimbulkan anafilaksis sistemik
– Reaksi tipe II
Umumnya berupa kelainan darah, seperti anemia hemolitik, trombositopenia, eosinofilia dan granulositopenia.
– Reaksi Hipersensitivitas tipe III
1. Demam
2. Kelainan sendi, artralgia dan efusi sendi
3. Limfadenopati
– Hipersensitivitas tipe IV
Dapat berupa paru akut seperti demam, sesak, batuk dan efusi pleura
Pemeriksaan
penunjang/diagnostik Penatalaksanaan medis
Terapi farmakologis
– Uji kulit
 Adrenergik
– Darah tepi
 Antihistamin
– IgE total dan spesifik
 Kromolin Sodium
– Tes intradermal
 Kortikosteroid
– Puncture, prick dan scratch
 Imunoterapi
Komplikasi
 
1) Polip hidung
2) Otitis media
3) Sinusitis paranasal
4) Anafilaksi
5) Pruritus
6) Mengi
7) Edema
HASIL PENELITIAN JURNAL

– Penelitian ini melibatkan 205 penderita reaksi hipersensitivitas akut/anafiaksis, terdiri dari
105 laki laki dan 100 penderita perempuan (Gambar 1) dengan rerata umur (12 – 80) tahun.

100
(48,8%)

105(51,2%)

Gambar 2. Distribusi pencetus reaksi hiprsensitivitas/ anafilaksis


Gambar 1. Distribusi jenis kelamin sampel (n = 205)
Berdasarkan jenis alergennya, sebanyak 131 orang (63,9%)
dengan obat sebagai alergen pencetus, sedangkan untuk
makanan 57 orang (27,8%), sengatan serangga 13 orang (6,3%)
dan lainnya 3 orang (1,5%), seperti terlihat pada Gambar 2.
Lanjutan…..
Lanjutan
– Pada individu dengan obat sebagai pencetus, didapatkan 108
orang (82,4%) diberikan secara oral, 22 orang (16,8%) secara
parenteral, dan 1 orang (0,8%) secara topikal Rerata onset dari
reaksi hipersensitivitas akut/anafilaksis dengan obat oral sebagai
pencetus yaitu 4,2 jam, sedangkan obat parenteral 0,6 jam
HASIL JURNAL YANG DIKAITKAN
DENGAN MATERI

Diambil dari sumber lain yang saling keterkaitan dengan jurnal, Fenomena ini merupakan sebut dengan
oldquo yang berarti anafilaksis. Jika seseorang sensitive terhadap suatu antigen dan kemudian terdapat kontak
dengan antigen tersebut, akan timbul reaksi hipersensitivitas yang berujung pada syok anafilaksis.
Hasil penelitian RSUP Sanglah Pencetus reaksi hipersensitivitas/anafilaksis terbanyak pada penelitian ini
adalah obat (131 orang/63,9%), disusul oleh makanan (57 orang/27,8%), sengatan serangga (13 orang/6,3%), dan
pencetus lainnya diluar penyebab di atas (3 orang/1,5%). Penelitian mengenai anafilaksis juga dilakukan oleh Aziz
Sheik dan Bernadette Alves6 (Gambar 4) pada tahun 1991 – 1995. Pada penelitian ini didapatkan Pada penelitian
ini juga didapatkan obat sebagai penyebab terbanyak dari reaksi hipersensitivitas/anafilaksis, yaitu 772 orang dari
1248 orang (62%), disusul makanan yaitu 193 orang dari 1248 (15%), dan sengatan serangga sebanyak 138 orang
dari 1248 (11%).
PENKES

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pencegahan : Pengobatan untuk membantu mengendalikan gejala terkait dengan
–Sebisa mungkin cari tahu kandungan obat apa yang Hipersensitivitas/Anafilaksis :
–Antihistamin untuk meredakan gatal
menyebabkan kamu alergi, dan beritahu ke dokter –Lotion dan krim, seperti krim pelembab ini dapat mengurangi
untuk tidak meresepkan obat yang sama kemerahan dan gatal-gatal pada kulit
–Memberitahu dokter atau petugas kesehatan –Untuk beberapa orang dengan alergi yang sangat parah,
mengenai riwayat alergi obat sebelum menjalani pengobatan yang disebut imunoterapi mungkin disarankan.
Imunoterapi dikenal sebagai desensitisasi atau hipo-sensitisasi,
penanganan medis.
adalah sebuah pengobatan medis untuk beberapa jenis alergi. Meta
–Hindari menggunakan obat yang mirip dengan obat analisis telah membuktikan bahwa suntikan alergen dibawah kulit
yang sebelumnya digunakan dan telah memiliki efektif dalam pengobatan rinitis alergi pada anak-anak dan pada
reaksi alergi pada obat tersebut. asma.
KESIMPULAN

– Alergi atau hipersensitivitas adalah kegagalan tubuh dimana tubuh seseorang menjadi
hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya
non imunologik. klasifikasi dari hipersensitivitas terdiri dari empat tipe yaitu Tipe I, Tipe
II, Tipe III, Tipe IV, dan macamnya terdiri dari alergi oleh karena debu, suhu udara,
makanan, obat-obatan, dan bahan kimia lainnya yang dapat berpengaruh.
– Didalam jurnal yang saya ambil yang sesuai dengan materi penyebab terbanyak dari
reaksi hipersensitivitas akut/anafilaksis di RSUP Sanglah adalah Obat. Didapatkan asosiasi
yang bermakna antara cara pemberian (rute) obat dengan onset timbulnya reaksi.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai