AKUT OLEH:
J O S E P H I N E R I A P I TA S A R I ( 2 0 1 4 . 0 6 1 . 0 3 3 )
KRISTINA (2015.061.213)
PEMBIMBING:
D R . R I C K Y Y U E , S P. T H T- K L
IDENTITAS
Nama : An. N
Usia : 1 tahun 8 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan :-
Agama : Islam
Alamat : Tanah merah
Tanggal pemeriksaan : 3 Oktober 2016
ANAMNESIS
o Keluhan Utama
Keluar cairan dari telinga kanan sejak 2 bulan SMRS
o Keluhan Tambahan
Nyeri pada telinga kanan sejak 2 bulan SMRS
Nafsu makan menurun sejak 1 bulan SMRS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (1)
Pasien datang dibawa ibunya dengan keluhan keluar cairan dari telinga kanan
sejak 2 bulan SMRS. Awalnya cairan yang keluar hanya kadang-kadang
dan hanya sebatas memenuhi liang telinga, namun sejak 1 bulan SMRS
cairan yang keluar menjadi lebih sering dan dapat menetes ke bantal
terutama setelah pasien tertidur. Cairan yang keluar dapat berwarna bening,
maupun hijau, dengan konsistensi cair, tanpa disertai darah, dan jika
berwarna hijau berbau telur busuk. Pasien sejak 2 bulan SMRS juga
mengalami penurunan nafsu makan. Pasien mengalami penurunan berat
badan sebanyak 1 kg dalam 1 bulan terakhir. pasien juga menjadi lebih
sering menangis dan bangun pada tengah malam (rewel). Disaat pasien
menangis ia seringkali memegang telinga kanannya. Disaat orang lain
mencoba menenangkan dan memegang telinga kanannya, pasien akan
menangis semakin keras. Keluhan batuk pilek, demam, kejang, penurunan
kesadaran disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (2)
• Paru
– Inspeksi : gerakan napas simetris
– Palpasi : gerakan napas teraba simetris, fremitus taktil kanan = kiri
– Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
– Auskultasi : bunyi napas vesikuler +/+, ronkhi -/- wheezing -/-
• Jantung
– Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
– Palpasi: ictus cordis tidak teraba
– Perkusi: kesan kardiomegali (-)
– Auskultasi : bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK (4)
• Abdomen
– Inspeksi : datar, darm contour (-), darm steifung (-)
– Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepatosplenomegali (-)
– Perkusi : timpani pada seluruh regio
– Auskultasi : bising usus (+) kesan normal
• Punggung
– Inspeksi : alignment vertebra baik
– Palpasi : simetris pada pergerakan napas
– Perkusi : sonor seluruh lapang paru
– Auskultasi : bunyi napas vesikular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
- Laserasi -
- Hematoma -
- Edema -
- Massa -
- Kista -
- Hiperemis -
- Edema -
- Fistula -
- Abses -
PEMERIKSAAN THT (3)
- Hiperemis -
- Edema -
- Fistula -
- Abses -
PEMERIKSAAN THT (4)
Telinga bagian luar
• Liang telinga
AD Pemeriksaan AS
- Hiperemis -
- Laserasi -
- Massa -
- Benda asing -
- Serumen -
+ Sekret -
PEMERIKSAAN THT (5)
+ Refleks cahaya +
Vestibulum
- Sekret -
- Edema -
- Hiperemis -
- Laserasi -
- Krusta -
- Furunkel -
PEMERIKSAAN THT (7)
Hidung dan Rhinoskopi anterior
ND Pemeriksaan NS
Cavum nasi
- Sekret -
- Edema -
- Krusta -
- Darah -
- Polip -
PEMERIKSAAN THT (8)
Hidung dan Rhinoskopi anterior
ND Pemeriksaan NS
Konka inferior
Pemeriksaan sinus
ND Pemeriksaan NS
Pemeriksaan mulut:
Bibir : normal
Lidah : normal
Dasar lidah : normal
Mukosa buccal : normal
Palatum durum : normal
Palatum molle : normal
Pemeriksaan faring:
Uvula : Normal
Arkus faring : simetris
Hiperemis : -
PEMERIKSAAN THT (11)
Dinding faring : Tonsil :
• edema : - • ukuran T1/T1
• hiperemis : -/-
• hiperemis : -
• kripta: tidak melebar
• Sekret : -
• detritus: -/-
• post nasal drip : -
• granul: -
• abses: -
• Pasien anak usia 1 tahun 8 bulan datang dibawa ibunya dengan keluhan keluar
cairan dari telinga kanan sejak 2 bulan SMRS. Awalnya cairan yang keluar
hanya kadang-kadang dan hanya sebatas memenuhi liang telinga, namun sejak
1 bulan SMRS cairan yang keluar menjadi lebih sering dan dapat menetes ke
bantal terutama setelah pasien tertidur. Cairan yang keluar dapat berwarna
bening, maupun hijau, dengan konsistensi cair, tanpa disertai darah, dan jika
berwarna hijau berbau telur busuk. Pasien sejak 2 bulan SMRS juga
mengalami penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan 1 bulan
terakhir. Pasien juga menjadi lebih rewel dan sering memegang telinga
kanannya. Keluhan batuk pilek, demam, kejang, penurunan kesadaran
disangkal. Pasien memiliki mengkonsumsi susu menggunakan botol dot susu
selama 1,5 tahun. Pasien juga sering mendapatkan paparan rokok semenjak
bayi.
• Dari pemeriksaan fisik didapatkan:
- liang telinga: sekret +
- membran timpani: refleks cahaya AD +, putih mutiara, utuh, perforasi 20%
sentral
Sumber : Sadler, TW. Embriologi Kedokteran Langman, Ed. 10. Jakarta : EGC, 2009.
TELINGA TENGAH
• Kavitas timpani berawal dari endoderm, berasal dari kantong faring pertama
• Kantong meluas ke lateral
– Bagian distal melebar membentuk kavitas timpani
– Bagian proksimal tetap sempit membentuk tuba eustachius
Sumber : Sadler, TW. Embriologi Kedokteran Langman, Ed. 10. Jakarta : EGC, 2009.
TELINGA TENGAH
• Malleus dan inkus, berasal dari tulang rawan arkus faring pertama
• Stapes berasal dari tulang rawan arkus faring kedua
Sumber : Sadler, TW. Embriologi Kedokteran Langman, Ed. 10. Jakarta : EGC, 2009.
Membran Timpani
Lapisan epitel ektoderm di dasar meatus
akustikus
Lapisan epitel endoderm di kavitas
timpani
Lapisan intermediat jar. ikat (stratum
fibrosum)
Sumber : Sadler, TW. Embriologi Kedokteran Langman, Ed. 10. Jakarta : EGC, 2009.
OTITIS MEDIA
AKUT
DEFINISI
• Inflamasi pada telinga bagian tengah
– Kavum timpani, osikulus (maleus, inkus, dan stapes), tuba eustachius
Sumber : Cummings Otolaryngology, Head and Neck Surgery 6th Ed., 2015
KLASIFIKASI
Efusi pada telinga tengah dapat berupa:
– Serosa (thin, watery) ; mucoid (thick, viscous) ; purulent (pus)
• Otitis media akut
– Onset akut (24-48 jam), tanda-tanda inflamasi (+)
• Membran timpani bulging, eritema, atau perforasi akut
• Otalgia, demam, irritable
– Disertai dengan efusi telinga tengah
• Otitis media dengan efusi
– Efusi telinga tengah, tanda-tanda inflamasi (-)
Sumber : Cummings Otolaryngology, Head and Neck Surgery 6th Ed., 2015
FAKTOR RISIKO
Host-related Factor Environmental Factor
Obesitas
Sumber : Cummings Otolaryngology, Head and Neck Surgery 6th Ed., 2015
PATOGENESIS
Sumber : Cummings Otolaryngology, Head and Neck Surgery 6th Ed., 2015
PATOFISIOLOGI
Disfungsi tuba
Infeksi Alergi
eutachius
Refluks
gastroesofagea
l
Sumber : Cummings Otolaryngology, Head and Neck Surgery 6th Ed., 2015
DISFUNGSI TUBA EUSTACHIUS
Sumber : Cummings Otolaryngology, Head and Neck Surgery 6th Ed., 2015
INFEKSI
Sumber : Cummings Otolaryngology, Head and Neck Surgery 6th Ed., 2015
ALERGI
Sumber : Cummings Otolaryngology, Head and Neck Surgery 6th Ed., 2015
REFLUKS GASTROESOFAGEAL
• Berdasarkan studi
– Identifikasi enzim pepsin / pepsinogen dari sampel cairan efusi pada pasien post-myringotomy
– Hasil (+) 90,8 % dari 65 sampel
• Konklusi : refluks gastroesofageal mungkin merupakan penyebab otitis media
Sumber : Cummings Otolaryngology, Head and Neck Surgery 6th Ed., 2015
DIAGNOSIS
Onset akut
Tanda/gejala
Efusi telinga
inflamasi
tengah
telinga tengah
Emotional distress
• Irritable
• Nafsu makan ↓ Demam Sulit tidur
Sumber : Clinical Practice Guideline : The Diagnosis and Management of Acute Otitis Media (AAP), 2013
PEMERIKSAAN FISIK
Posisi Warna
• Normal • Abu
• Retraksi • Kuning
• Bulging • Merah
• Putih
Translusensi
• Translusen
• Semiopaque Mobilitas
• Opaque
Sumber : Cummings Otolaryngology, Head and Neck Surgery 6th Ed., 2015
PEMERIKSAAN FISIK
• Normal
– Translusen, warna keabuan (pearly gray), ground glass appearance
– Tekanan positif : bergerak masuk
– Tekanan negatif : bergerak keluar
Sumber : Clinical Practice Guideline : The Diagnosis and Management of Acute Otitis Media (AAP), 2013
PEMERIKSAAN FISIK
• Membran timpani yang tampak merah, hemoragik juga berkaitan dengan otitis media akut
• Membran timpani berwarna kuning → 80 % kultur patogen (+)
Sumber : Clinical Practice Guideline : The Diagnosis and Management of Acute Otitis Media (AAP), 2013
TATALAKSANA
Observasi Antibiotik
Pembedaha
Analgesik
n
Sumber : Cummings Otolaryngology, Head and Neck Surgery 6th Ed., 2015
OBSERVASI
• Indikasi :
– Anak usia 6-23 bulan
• Non-severe unilateral OMA
– Otalgia ringan < 48 jam
– Suhu < 39 oC
– Anak usia > 24 bulan
• Non severe uni/bi-lateral OMA
Sumber : Cummings Otolaryngology, Head and Neck Surgery 6th Ed., 2015
ANALGESIK
Sumber : Clinical Practice Guideline : The Diagnosis and Management of Acute Otitis Media (AAP), 2013
ANTIBIOTIK
ANTIBIOTIK
• Durasi
– < 2 tahun atau dengan OMA severe : 10 hari
– 2-5 tahun, dengan OMA non-severe : 7 hari
– > 5 tahun, dengan OMA non-severe : 5 - 7 hari
• Tympanocentesis + kultur
– Diagnosis bakteriologis + tes resistensi
– Indikasi : jika perbaikan klinis (-) setelah penggunaan berbagai antibiotik
Sumber : Clinical Practice Guideline : The Diagnosis and Management of Acute Otitis Media (AAP), 2013
OTITIS MEDIA AKUT REKUREN
• Definisi
– 3 episode dalam 6 bulan atau 4 episode dalam 1 tahun dengan episode 1 dalam 6 bulan pertama
• Antibiotik profilaksis tidak direkomendasikan
• Insersi tympanostomy tube
– Tidak dianjurkan untuk kasus OMA rekuren yang tidak disertai efusi telinga tengah
– Menurunkan episode OMA, meningkatkan kuatlitas hidup
Sumber : Clinical Practice Guideline : The Diagnosis and Management of Acute Otitis Media (AAP), 2013
TYMPANOSTOMY TUBE
PENCEGAHAN
Menghindari
penggunaan dot, Paparan asap
ASI eksklusif
posisi supinasi saat rokok (-)
bottle feeding
Vaksin
• Pneumococcal vaccine
Lingkungan anak • Influenza vaccine
Xylitol
Sumber : Clinical Practice Guideline : The Diagnosis and Management of Acute Otitis Media (AAP), 2013
KOMPLIKASI
INTRATEMPORAL INTRAKRANIAL
• Pendengaran (-), gangguan • Meningitis
keseimbangan • Absen otak
• Perforasi akut membran timpani • Trombosis sinus lateralis
• Mastoiditis
• Sequelae : OMSK, atelektasis telinga
tengah, kolesteatoma, tympanosklerosis
Sumber : Cummings Otolaryngology, Head and Neck Surgery 6th Ed., 2015
TERIMA KASIH