Oleh:
HUZAIFAH AHMAD NUGROHO LISA DINASARI
YOSEP BASILIUS FANGOHOI SUNIAH
CORNELIUS GLADY TRI S. FENI FITRIANI
FERRYFIRSTLY F. MALALANTANG APRILLIAN PUTRA
HARTIS FIRDAUS HILMAN ANUGRAH
JOSFE PATRICK
LATAR BELAKANG
2. Sejauh mana pencapaian kinerja dengan pendekatan BSC pada PT. Tigaraksa Satria
Tbk pada tahun 2018 atas adanya kebijakan strategi diferensiasi?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Merancang sistem pengukuran kinerja dengan pendekatan BSC pada PT. Tigaraksa
Satria Tbk atas adanya kebijakan strategi diferensiasi.
2. Mengukur pencapaian kinerja dengan pendekatan BSC pada PT. Tigaraksa Satria Tbk pada
tahun 2018 atas adanya kebijakan strategi diferensiasi.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
2. Bagi Penulis
3. Bagi Pembaca
Konsep Balance Scorecard
BSC berkembang sejalan dengan perkembangan implementasi konsep tersebut. BSC terdiri
dari dua kata, yaitu (1) kartu skor (scorecard) dan (2) berimbang (balanced). Kartu skor adalah
kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat
digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personel di masa depan.
Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan personel di masa depan dibandingkan
dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan
evaluasi atas kinerja personel yang bersangkutan. Kata berimbang dimaksudkan untuk
menunjukkan bahwa kinerja personel diukur secara berimbang dari dua aspek yaitu keuangan
dan nonkeuangan, jangka pendek dan jangka panjang, internal dan eksternal
Sejarah Balance Scorecard
Pada awalnya, balanced scorecard (BSC) diciptakan untuk mengatasi problem tentang kelemahan sistem pengukuran
kinerja eksekutif yang berfokus pada aspek keuangan. Selanjutnya BSC mengalami perkembangan implementasinya, tidak
hanya sebagai alat pengukur kinerja eksekutif namun meluas sebagai pendekatan dalam penyusunan rencana strategik
(Mulyadi, 2001).
Setelah penerapan BSC sebagai perluasan kinerja eksekutif mencatat keberhasilan, BSC kemudian diterapkan ke tahap
manajemen yang lebih strategik sebelum penilaian kinerja. Konsep ini mulai diaplikasikan kepada tahap perencanaan
strategik. Pada tahap ini, dengan pendekatan BSC, strategi yang telah dirumuskan pada tahap perumusan strategi
diterjemahkan ke dalam sasaran-sasaran strategic yang mencakup empat perspektif komprehensif, yaitu keuangan,
pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Mulai pertengahan tahun 1993, Renaissance Solutions, Inc. (RSI) sebuah perusahaan konsultasi yang dipimpin oleh David
P. Norton menerapkan BSC sebagai pendekatan untuk menerjemahkan dan mengimplementasikan strategi di berbagai
perusahaan kliennya. Pada tahap perkembangannya yang terkini, BSC dimanfaatkan untuk setiap tahap dalam sistem
manajemen strategik, sejak tahap perumusan strategi sampai dengan tahap implementasi dan pemantauan.
4 Perspektif Balance Scorecard
Berikut adalah kaitan antara Perspektif Pelanggan
dengan Perspektif Proses Bisnis Internal:
Keunggulan Balance Scorecard
Terdapat tiga prinsip yang memungkinkan BSC dikaitkan dengan strategi perusahaan
(Kaplan, 2000), yaitu:
1. Hubungan sebab akibat
2. Hasil dan faktor pendorong kinerja
3. Keterkaitan dengan masalah keuangan
Hasil Analisis SWOT Kelemahan (Weakness/W):
Kekuatan (Strength/S) :
•Fasilitas Produksi Modern •Manajer lebih dominan menggunakan
Faktor Internal •Bersertifikasi tata kelola dan pangan pendekatan tradisional untk mengambil
•Proses bisnis yg terintegrasi keputusan.
•Komposisi supervisor dan manajer lebih
•Lebih dari 90% penjualan produk edukasi
berbasis online didominasi oleh pria.
•Memiliki jaringan distribusi yang luas •Pemegang saham mayoritas merupakan entitas
Faktor Eksternal •Sistem manajemen yang profesional yg dimiliki oleh direktur utama
•Perusahaan tidak memiliki unit bisnis yg
beragam dan sangat bergantung pada unit bisnis
yg lebih menguntungkan
•Struktur modal yang dimiliki perusahaan
menghambat perusahaan untuk ekspansi
SO Strategi : WO Strategi :
Peluang (Opportunities/O) :
Meningkatkan kualitas produk Meningkatkan kualitas SDM
Alternatif sumber dana banyak
Perilaku penduduk Indonesia yang mulai Melakukan diferensiasi bisnis Memperbaiki struktur modal dengan
terbiasa dengan teknologi untuk memenuhi Melakukan inovasi produk menjual saham tambahan ke masyarakat
kebutuhan sehari-hari Memperluas pasar digital
Kuatnya permintaan domestik, baik
konsumsi maupun investasi
Peningkatan ekspor dan menurunnya
pertumbuhan impor
Inflasi di tahun 2019 akan terkendali
Defisit transaksi berjalan akan turun
Nilai tukar rupiah akan tetap stabil
Percepatan pertumbuhan infrastruktur
Hasil Analisis SWOT Kelemahan (Weakness/W):
Kekuatan (Strength/S) :
•Fasilitas Produksi Modern •Manajer lebih dominan menggunakan pendekatan
•Bersertifikasi tata kelola dan pangan tradisional untk mengambil keputusan.
Faktor Internal •Proses bisnis yg terintegrasi •Komposisi supervisor dan manajer lebih didominasi
•Lebih dari 90% penjualan produk oleh pria.
edukasi berbasis online •Pemegang saham mayoritas merupakan entitas yg
•Memiliki jaringan distribusi yang luas dimiliki oleh direktur utama
•Sistem manajemen yang profesional •Perusahaan tidak memiliki unit bisnis yg beragam dan
sangat bergantung pada unit bisnis yg lebih
Faktor Eksternal menguntungkan
•Struktur modal yang dimiliki perusahaan menghambat
perusahaan untuk ekspansi
Ancaman (Treath/T) : ST Strategi : WT Strategi :
Perang tarif yang dilancarkan oleh Amerika dan Meningkatkan ekspor dan menurunkan Meningkatkan kualitas SDM
Cina impor Meningkatkan pangsa pasar di dalam negeri
Kontraksi pertumbuhan ekonomi Turki Meningkatkan promosi pesanan Melakukan inovasi produk digital
Ketegangan perdagangan diantara Negara- Mempertahankan atau meningkatkan
negara di dunia kualitas produk
Pesatnya perkembangan ekonomi digital
Revolusi bioteknologi
Analisis SWOT
O Dari analisis factor internal dan eksternal tersebut dapat ditentukan
alternatif strategi yang dapat dipilih perusahaan yaitu :
O Strategi SO adalah :
O Meningkatkan kualitas produk
O Melakukan diferensiasi bisnis
O Melakukan inovasi produk
O Memperluas pasar digital
O Strategi ST adalah :
O Meningkatkan ekspor dan menurunkan impor
O Meningkatkan promosi pesanan
O Mempertahankan atau meningkatkan kualitas produk
• Strategi WO adalah :
Meningkatkan kualitas SDM
Memperbaiki struktur modal dengan menjual saham
tambahan ke masyarakat
Strategi WT adalah :
Meningkatkan kualitas SDM
Meningkatkan pangsa pasar di dalam negeri
Melakukan inovasi produk digital
PEMBAHASAN
Indikator Score
318,607,055,495
Laba Bersih x 100% = = 25,5%
Total Equity 1,247,852,502,884
1. Unit Usaha Manufacturing Services Services yang bergerak dibidang layanan produksi
dan pengemasan susu bubuk khusus untuk pihak ketiga membukukan total volume
produksi yang dihasilkan selama tahun 2018 adalah 4.151 ton dari 2.737 ton atau
kenaikan sebesar 51,66% dengan indikator score (B).
2. Unit Usaha S&D Digital Platform yang mana membukukan Pendapatan Penjualan
sebesar Rp 2.352.990.000, suatu jumlah yang cukup besar atau memiliki kontribusi
sebesar 18,18% (C) terhadap Total Penjualan Perusahaan di tahun 2018.
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
433,349,600,365
= X 100%
1,827.00
= 237,191,899
Perspektif Sosial dan Lingkungan
Bentuk kegiatan tanggung jawab sosial yang telah dilaksanakan oleh Perseroan di tahun 2018 ini adalah:
1. Ruang Laktasi Tigaraksa di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu
2. Berbagi Ilmu Melalui Rumah Baca Tigaraksa