Anda di halaman 1dari 25

Fa rm akok i n et i ka

- Kontrak
Pembelajaran -
Lusi
Nurdianti.,M.Si.,Apt
PERTEMUA
Silabi N
AGENDA PERKULIAHAN

1 Pendahuluan, Pengantar Farmakokinetk


2 Model Farmakokinetik
3&4 Model kompartemen oral
5&6 Perhitungan AUC dan non kompartemen
7 Studi kasus
UTS
8&9 Farmakokinetik Pemberian Oral
10 Bioavailabilitas dan Bioekivalen
11 Pengaturan dosis ganda
12 Farmakokinetik Non Linier
13 Metabolisme Obat dan Ikatan Protein
14 Aplikasi Klinis Farmakokinetik
UAS
Aturan perkuliahan
• Kuliah 2 SKS = 100 menit
• Nilai:
– UTS : 30 %
– UAS : 30 %
– Tugas : Tugas Individu + Kelompok,
Quiz (40 %)
Referensi
Buku Teks Utama
• Shargel, L., and Yu, Andrew. 2005. Applied
Biopharmaceutics and Pharmacokinetics. 5th
Appleton and Lange, New York.
Referensi
Buku Teks Pengayaan
• Ritschel, W.A. 2004, Handbook of Basic Pharmacokinetics, Drug Intelligence Publications, Inc.:
Hamilton, Illinois.
• Gibaldi, M. and Perrier, D., 2007, Pharmacokinetics, Informa Healthcare USA Inc., New York.
• Abdou, A.M, 1989, Dissolution, Bioavailability &. Bioequivalence, Mack Publishing Company, Easton,
Pennsylvania.
• Bolton, S., 1997, Pharmaceutical Statistics : Practical and Clinical Application, 2th ed., , Marcel Dekker,
New York and Basel.
• Niazi., S., 1978, Textbook of Biopharmaceutics and Clinical Pharmacokinetics, Appleton-Century-
Crofts, New York.
• Schefler, W.C., 1987, Statistika untuk Biologi, Farmasi, Kedokteran dan Ilmu yang Bertautan,
Diterjemahkan: Suroso, Penerbit ITB, Bandung.
• Wagner, J. G., 1971, Biopharmaceutics and Relevant Pharmacokinetics, first ed., Drug Intelligence
Publication, Inc., Illinois.
• Wagner, J. G., 1979, Fundamentals of Clinical Pharmacokinetics, first ed., Drug Intelligence
Publication, Inc., Illinois.
Farmakokinetik
• Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi,
distribusi, dan eliminasi (ekskresi dan
metabolisme obat)

• Meramalkan efek perubahan-perubahan dalam


takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan
keadaan fisiologis pada penimbunan dan
disposisi obat
Bioavailabilitas

Kecepatan dan jumlah obat aktif


yang mencapai sirkulasi sistemik

Oleh karena itu bioavailabilitas


suatu obat mempengaruhi daya
terapetik, aktivitas klinik, dan
aktivitas toksik obat

Shargel & Yu, 1988


Availabilitas
relatif obat

• Perbedaan cara pemberian  respon


farmakologis berbeda
• Ex: isoproterenol
– Me kan denyut jantung bila diberikan secara iv
– Tdk menunjukkan efek pada jantung bila diberikan
secara oral pada dosis sama
Kurva Kadar
Dalam Plasma - Waktu

• Mengukur konsentrasi obat dalam sampel plasma yang diambil


pada berbagai jarak waktu setelah pemberian suatu produk obat.

• Selama obat mencapai sirkulasi umum (sistemik)  konsentrasi


obat dalam plasma akan naik sampai maksimum.

• Pada umumnya a b s o r p s i l e b i h c e p a t d r p d e l i m i n a s i

• Eliminasi  (ekskresi, biotransformasi atau keduanya)


Hub. Kurva
kadar obat - Waktu
Konsentrasi obat
dalam jaringan

• Pengukuran biopsi jaringan dapat digunakan


untuk memastikan obat mencapai jaringan
tersebut dan mencapai konsentrasi yang tepat
dalam jaringan
Konsentrasi obat dalam urine dan Feses
• Laju dan jumlah obat yang diekskresikan dalam urine
mencerminkan laju dan jumlah absorpsi obat
sistemik.

• Pengukuran obat dalam feses dapat mencerminkan obat


tidak diabsorpsi setelah dosis oral atau dapat
mencerminkan obat yang dikeluarkan melalui sekresi
bilier setelah absorpsi sistemik.
Konsentrasi obat
dalam saliva

• Kafein memiliki efek meningkatkan aktivitas saraf


simpatis.

• Aktivitas saraf simpatis dapat dideteksi salah satunya


menggunakan salivary alpha-amylase.

• Salivary alpha-amylase merupakan enzim yang


terkandung dalam saliva dan sekresinya dipengaruhi
oleh aktivitas saraf simpatis  sehingga salivary
alpha-amylase dapat digunakan sebagai marker
aktivitas saraf simpatis
Kurva kadar obat dalam tubuh
MEC - MTC
Pola dasar
pemberian obat

• Intravena
Intravaskular • Intraarteri

• oral administration
• intramuscular administration
Ekstravas • subcutaneous administration
kular • sublingual or buccal administration
• rectal administration
• transdermal drug delivery systems
• inhalation
Rute Intravaskular
• Tidak ada fase absorpsi
• Onset cepat
• Seluruh dosis yang diberikan dapat
langsung memberikan efek
farmakologi
• Hanya digunakan pada kondisi
darurat
• Jika terjadi efek samping sulit
dikontrol; perhitungan dosis harus
sangat akurat
Rute Ekstravaskular
• Terdapat fase absorpsi
• Onset obat dipengaruhi
oleh beberapa faktor spt
formulasi, bentuk sediaan
dll.
• Dosis yang diberikan
kemungkinan tidak
seluruhnya berada pada
sirkulasi sistemik .
Profil kinetik pemberian kontinu intravaskular
Infus dihentikan sebelum
keseimbangan tercapai • kadar obat dalam darah akan
naik secara perlahan-lahan
sesuai dengan kecepatan infus
Infus dihentikan • Kadar obat akan konstan jika
setelah keseimbangan
tercapai kecepatan eliminasi sama
dengan kecepatan infus.
• Setelah infus dihentikan,
kadar obat akan turun kembali
Profil Kinetik Pemberian Bolus Intravaskular

• Semua obat akan masuk


sekaligus ke dalam sistem
peredaran darah.

• jumlah obat dalam darah akan


menurun karena obat mengalami
proses distribusi dan eliminasi
(metabolisme dan ekskresi)
Profil Kinetik Pemberian Ekstravaskular

• obat akan masuk ke dalam


sistem peredaran darah
secara perlahan-lahan
melalui proses absorpsi
sampai mencapai
puncaknya, kemudian akan
turun...
• Kenapa kadar obat turun ?
Profil kinetik pemberian ekstravaskular berulang

• Pemberian berulang bertujuan


untuk memperpanjang aktivitas
terapetik

• Aturan dosis ditetapkan untuk


mendapatkan kadar plasma yang
tepat.

• Pertimbangan dosis dan jarak


waktu pemberian  perkiraan
kurva kadar plasma-waktu
e r b e d a a n p ro f i l
armakokinetik vs cara pemberian
Mean plasma concentrations of misoprostol acid over time (arrowbars = 1 SD).

Tang O S et al. Hum. Reprod. 2002;17:332-336

© European Society of Human Reproduction and Embryology

Anda mungkin juga menyukai