Anda di halaman 1dari 15

BENSIN &

Dampak pembakaran
bahan bakar
KELOMPOK 4
Anggota kelompok :
o Huliana Lim (05)
o Ni Made Myra Arcana (18)

Jens Martensson
o Ni Putu Santhi Cahya Dewi (21)
o Putu Ayulia Setiawati (23)
o Putu Novia Purnamayanti (25)
o Ni Luh Santi Wahyuni (35)

2
BENSIN
Pengertian bensin :

Bensin adalah campuran isomer isomer

Jens Martensson
heptana (C7H16) dan oktana ( C8H18).

Bensin merupakan salah satu fraksi minyak


bumi yang digunakan sebagai bahan bakar
mesin dan kendaraan bermotor.

3
Jenis Bensin
• Bensin terbagi menjadi 3 jenis, yaitu
premium, pertamax, dan pertamax Premium
plus. Ketiganya mempunyai
(RON 88)

Jens Martensson
performance atau mutu yang berbeda.
• Nilai mutu jenis BBM bensin
Pertamax
ditemukan berdasarkan nilai RON
(reserch octane number) (RON 92)

Pertamax Plus
(RON 95)

4
Premium (RON 88). Pertamax (RON 92) Pertamax Plus (RON 95)
• Digunakan untuk bahan • Ditujukan untuk • Jenis BBM ini
bakar untuk mobil, kendaraan yang mempunyai nilai oktan
sepeda motor, dan motor mensyaratkan tinggi.

Jens Martensson
tempel. penggunaan bahan bakar • Ditujukan untuk
• Sering disebut motor beroktan tinggi tanpa kendaraan berteknologi
gasoline atau petrol. timbel (unleaded). mutakhir yang
• Direkomendasikan untuk mensyaratkan
kendaraan yang penggunaan bahan bakar
diproduksi diatas tahun beroktan tinggi.
1990. • Direkomendasikan untuk
kendaraan yang memiliki
kompresi ratio lebih
besar dari 10,5

5
Mutu Bensin
Mutu bahan bakar bensin Ketukan (knocking) adalah
tergantung kepada jumlah suatu perilaku bahan bakar
ketukan (knocking) yang yang menyebabkan mesin

Jens Martensson
ditimbulkannya. menggelitik

Bilangan oktan merupakan


ukuran dari kemampuan
Knocking dinyatakan
bahan bakar untuk
dengan nilai oktan
mengatasi ketukan sewaktu
terbakar dalam mesin.

6
Menentukan Oktan dan Nama Senyawa

Untuk menentukan nilai oktan, ditetapkan dua jenis senyawa sebagai pembanding
yaitu isooktana dan n-heptana.
 

Jens Martensson
Nama oktan berasal dari oktana (C8). Bensin standar yang mengandung 100 %
Isooktana diberi angka oktan 100. Sedangkan 100 % n-heptana diberi nilai 0.
 

7
Senyawa Bilangan oktan Senyawa Bilangan oktan
n-heptana 0 Metilsikloheksana 104

2-metilheksana 41 Benzena 108

3-metilheksana 56 Metilbenzena 124

2,2-dimetilpentana 89 1-heptena 68

Jens Martensson
2,3-dimetilpentana 87 5-metil-1-heksena 96

2,4-dimetilpentana 77 2-metil-2-heksena 129

3,3-dimetilpentana 95 2,4-dimetil-1-pentena 142

3-etilpentana 64 4,4-dimetil-1-pentena 144

2,2,3-trimetilbutana 113 2,3-dimetil-2-pentena 165

n-heksana 26 2,4-dimetil-2-pentena 135

sikloheksana 77 2,2,3-trimetil-1-butena 145 8


Proses Pembakaran Bensin dalam Karburator

1. Bensin dari tangki masuk ke dalam karburator, kemudian bercampur


dengan udara.
2. Campuran bensin dan udara dimasukkan ke ruang bahan bakar.

Jens Martensson
3. Campuran bensin dan udara yang sudah bebentuk gas ditekan oleh
piston hingga volumenya menjadi sangat kecil.
4. Gas ini kemudian dibakar oleh percikan api dari busi. Hasil
pembakaran inilah yang menghasilkan tenaga untuk menggerakkan
kendaraan.

9
Bensin harus diuapkan dalam karburator sebelum dibakar dalam silinder mesin
kendaraan. Energi yang dihasilkan dari proses pembakaran bensin akan diubah
menjadi gerak.

Pembakaran bensin yang diinginkan adalah yang menghasilkan dorongan yang mulus

Jens Martensson
terhadap penurunan piston.
Hal ini tergantung dari ketepatan waktu pembakaran agar jumlah energi yang
ditransfer ke piston menjadi maksimum. Ketepatan waktu pembakaran tergantung dari
jenis rantai hidrokarbon yang akan menentukan kualitas bensin.

Alkana rantai lurus dalam bensin seperti n-heptana, n-oktana, dan n­-nonana sangat
mudah terbakar. Hal ini menyebabkan pembakaran terjadi terlalu awal sebelum piston
mencapai posisi yang tepat. Akibatnya timbul bunyi ledakan yang dikenal sebagai
ketukan (knocking).
10
Zat Aditif

Zat Aditif adalah suatu zat yang di tambahkan kedalam suatu campuran / adonan /
larutan  dengan jumlah yang sangat sedikit dengan tujuan memberikan kualitas
yang baik / yang di inginkan dengan signifikan.

Jens Martensson
Berikut contoh zat aditif yang di tambahkan ke dalam bahan bakar:

1)  Ethyl Tertier Butil Ether (ETBE).CH3O(C2H5)3


2)  Tertier Amil Metil Eter (TAME). CH3 O (CH3) C2H5
3)  Metil Tertier Butil Eter (MTBE). CH3O(CH3)3
4)  Tetra Etil Lead (TEL) . Pb(C2H5)4

11
Penambahan TEL
Bensin yang berantai hidrokarbon lurus kualitasnya kurang baik karena
mengakibatkan penyalakan/knocking pada mesin sehingga mesin menjadi cepat rusak.
Namun, knocking ini dapat dikurangi dengan menambahkan TEL (tetraethyl lead),
yaitu Pb(C2H5)4. Penambahan 2-3 mL TEL kedalam 1 galon bensin, dapat menaikan

Jens Martensson
nilai oktan 15 poin. Kekurangan dari penambahan TEL ini adalah dalam pembakaran
bensin akan menghasilkan oksida timah hitam yang keluar bersama asap knalpot atau
menempel pada mesin.

Untuk mengantisipasinya, maka ke dalam bensin bertimbal ini dicampurkan 1,2 –


dibromo etana sehingga endapan PbO dalam mesin tidak terjadi.

12
Rumus struktur dari TEL dan MTBE sebgai berikut

Jens Martensson
13
 
Dampak Pembakaran Bahan Bakar
Pemakaian TEL pada bensin, selain mampu mempercepat pembakaran bensin,
ternyata juga memberikan dampak negatif yaitu :

- Menghasilkan partikulat Pb dari knalpot yang mengakibatkan pencemaran udara,


- Mengganggu pernapasan,

Jens Martensson
- Gigi rapuh,
- Kerusakan tulang belakang,
- Terhambatnya kerja enzim, dan
- Terganggunya pembentukan hemoglobin.
- Iritasi pada mata
- Kematian.

14
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai