Anda di halaman 1dari 14

DWI NANIK INDRAINI

30901800054
1. Nyeri melahirkan b.d Dilatasi serviks
 Ds : Klien mengeluh nyeri di daerah abdomen bagian bawah, nyeri seperti di

remas-remas
 Do : Skala nyeri 7, perawat membantu mengatasi nyeri dengan melakukan masase

SLKI : Tingkat Nyeri


 Keluhan nyeri 3

 Meringis 3

 Pola nafas, tekanan darah 3

 Uterus teraba membulat

SIKI : Manajemen nyeri


 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri

 Identifikasi skala nyeri

 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri ( mis, TENS, hipnotis,

akupresur, terapi music, pijat, imajinasi )


 Kontrol lingkungan yang menyebabkan nyeri ( mis, suhu ruangan, pencahayaan,

kebisingan )
 Jelaskan strategi meedakan nyeri

 Kolaborasi pemberian analgetik


2. Keletihan b.d kondisi fisiologis ( kehamilan, melahirkan )
 Ds : Klien mengeluh nyeri ( tampak lesu, lelah, kurang tenaga )

 Do : Pemeriksaan fisik TD : 100/70 mmHg, N : 80

SLKI : Tingkat keletihan


 Verbalisasi kepulihan energy, tenaga 3

 Verbalisasi lelah, lesu 3

 Gangguan konsentrasi 3

 Gelisah, frekuensi napas 3

SIKI : Manajemen energy


 Monitor kelelahan fisik dan emosional

 Monitor pola dan jam tidur

 Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan

 Anjurkan tirah baring


3. Risiko cedera pada ibu b.d permasalahan lama kala I, II, dan III
 Ds : Klien mengeluh nyeri di daerah abdomen bagian bawah, nyeri seperti di

remas-remas
 Do : Status obstetrik G1P0A0, hamil 39 minggu, janin tunggal pemeriksaan

dalam pembukaan 2 cm, letak kepala, ketuban utuh


SLKI : Tingkat Cedera
 Ketegangan otot 3

 Perdarahan 3

 Tekanan darah 3

 Frekuensi nada, napas 3

 Ekspresi wajah kesakitan 3

SIKI : Perawatan persalinan risiko tinggi


 Identifikasi kondisi umum pasien

 Monitor tanda-tanda vital

 Monitor tanda-tanda persalinan

 Monitor denyut jantung janin

 Jelaskan prosedut tindakan yang akan dilakukan


2. Mekanisme Persalinan

1. Turunnya kepala (Engagement)


Sebetulnya janin mengalami penurunan terus-menerus dalam jalan lahir sejak kehamilan trimester III, antara
lain masuknya bagian terbesar kepala janin ke dalam Pintu Atas Panggul (PAP) yang pada primigravida
terjadi pada usia kehamilan 36 minggu dan pada multigravida 38 minggu.

2.  Fleksi
Pada permulaan persalinan kepala janin biasanya berada dalam sikap fleksi. Dengan adanya his atau tahanan
dari dasar panggul yang makin besar, maka kepala janin akan makin turun dan semakin fleksi sehingga dagu
janin menekan dada dan belakang kepala (oksiput) menjadi bagian terbawah, keadaan ini dinamakan fleksi
maksimal.

3. Putaran paksi dalam


Makin turunnya kepala janin dalam jalan lahir, kepala janin akan berputar sedemikian rupa sehingga
diameter terpanjang rongga panggul atau diameter antero posterior kepala janin akan bersesuaian dengan
diameter terkecil tranversal (oblik) Pintu Atas Panggul, dan selanjutnya dengan diameter terkecil antero
posterior Pintu Bawah Panggul.
Hal ini dimungkinkan karena pada kepala jainin terjadi gerakan spiral atau seperti skrup sewaktu turun dalam
jalan lahir. Bahu tidak berputar bersama-sama dengan kepala, sehingga sumbu panjang bahu dengan sumbu
panjang kepala akan membentuk sudut 45 0. Keadaan demikian disebut putaran paksi dalam dan ubun-ubun
kecil berada di bawah symfisis.
4.  Ekstensi
Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai didasar panggul, terjadilah
ekstensi atau defleksi kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada Pintu
Bawah Panggul mengarah ke depan dan ke atas, sehingga kepala harus mengadakan
ekstensi untuk melaluinya.

5. Putaran paksi luar


Setelah ekstensi kemudian diikuti dengan putaran paksi luar yang pada hakikatnya
kepala janin menyesuaikan kembali dengan sumbu panjang bahu, sehingga sumbu
panjang bahu dengan sumbu panjang kepala janin berada dalam satu garis lurus.

6. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah symfisis dan menjadi
hipomoklion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu belakang menyusul dan
selanjutnya seluruh tubuh bayi lahir searah dengan paksi jalan lahir.

Nolan, Mary. 2004. Kehamilan & Melahirkan. Jakarta – Arcan


 
3. Bagaimana cara memastikan ketuban utuh atau
tidak saat melakukan persalinan

Sebagaimana kita ketahui, janin dilindungi oleh selaput ketuban yang berisi cairan
amnion. Selama fase aktif, selaput itu akan pecah akibat adanya kontraksi.
Akibatnya cairan amnion akan keluar, mengalir atau memancar. Tidak mungkin
memperkirakan kapan selaput ketuban pecah. Selaput akan pecah ketika fase aktif
saat kontraksi begitu kuat; sekitar 10% ketuban pecah sebelum fase aktif. Sangat
jarang terjadi bayi lahir dalam keadaan selaput ketuban yang masih utuh. (Artikel
terkait: tanda tanda akan melahirkan) Kadangkala, saat proses persalinan
berlangsung dokter melakukan pemecahan selaput dengan sengaja untuk
mengetahui kesejahteraan janin dengan melihat warna air ketuban atau
merangsang kontraksi yang dirasa kurang. Prosedur ini tidak sakit. Dokter atau
bidan akan menggunakan alat panjang dengan ujung yang runcing. Selaput
dipecahkan melalui liang vagina.

Pujiastuti. 2009.Ibu hamil dan Bayi.Jogyakarta-Tugu Publiser


4. Penatalaksanaan nyeri pada persalinan
Farmakologi
1. Obat antinyeri. Obat ini dapat diberikan untuk membantu mengurangi rasa nyeri saat
persalinan tanpa menyebabkan mati rasa di bagian tubuh tertentu. Untuk mengurangi rasa
nyeri yang sangat berat, dapat diberikan obat golongan opioid seperti morfin atau fentanyl.
Namun pemberian obat golongan ini perlu diwaspadai karena morfin dapat menyebabkan
efek samping berupa gangguan pernapasan dan mengantuk. Obat antinyeri lain seperti
ketorolac, naproxen, dan aspirin juga dapat mengurangi nyeri dengan baik. Namun
penggunaan obat-obatan ini pada Ibu menyusui perlu dikonsultasikan dengan dokter.
2. Anestesi regional. Cara seperti ini paling umum dipilih oleh ibu hamil karena efektif
mengurangi rasa sakit atau nyeri persalinan. Anestesi atau pembiusan bisa membuat bagian-
bagian tubuh tertentu menjadi mati rasa dan kebal pada rasa sakit. Ada dua jenis anestesi
yang bisa dipilih, yaitu epidural atau spinal. Namun, kombinasi dari dua pembiusan tersebut
juga bisa diterapkan.
3. Anestesi lokal. Anestesi ini dapat meringankan rasa sakit sekitar jalan lahir saat persalinan.
Anestesi lokal bermanfaat ketika dokter melakukan penyayatan atau episiotomi di area
perineum, yaitu antara vagina dan anus. Selain itu, juga bermanfaat saat dokter menjahit
vagina Anda setelah melahirkan. Obat anestesi disuntikkan ke dalam jaringan perineum.
Meski jarang terjadi, metode ini bisa menimbulkan alergi dan menurunkan tekanan darah
Anda. Teknik ini aman, baik untuk ibu maupun bayi.
Non farmakologi
1. Menaruh botol berisi air hangat yang dibungkus dengan handuk ke bagian tubuh yang
terasa nyeri.
2. Memijat bagian tubuh yang sakit. Cara mengatasi nyeri persalinan ini diduga dapat
merangsang tubuh untuk melepaskan obat penghilang rasa sakit alami.
3. Berendam di dalam bak berisi air hangat.
4. Melakukan teknik relaksasi seperti menarik napas dalam, mendengarkan musik yang
menenangkan atau menggunakan aromaterapi.
5. Minta ditemani oleh suami, orang tua, saudara, atau teman.
6. Duduk di tempat tidur dengan tumpukan bantal menyanggah punggung. Atau jika
dokter mengizinkan, cobalah berdiri dan menekuk lutut berkali-kali sambil tangan
memegang tepi tempat tidur, atau dinding bersandar di dinding.
7. Berjalan tiap kali kontraksi selesai diduga bisa memperpendek waktu persalinan dan
mengatasi nyeri persalinan.
8. Terakhir, jangan lupa mengonsumsi makanan berenergi, karena proses persalinan bisa
memakan waktu hingga berjam-jam.

Indonesia. Departemen Kesehatan Direktorat. 2004. Pelatihan Asuhan Persalinan


Normal. Jakarta. Departemen Kesehatan
5. Komplikasi dari persalinan

1. Perdarahan Masa Nifas


Perdarahan postpartum atau pendarahan pasca melahirkan normal adalah perdarahan dengan
jumlah lebih dari 500 ml setelah bayi lahir. Ada dua jenis menurut waktunya, yaitu perdarahan
dalam 24 jam pertama setelah melahirkan dan perdarahan nifas. Penyebab tersering adalah
atoni uteri, yakni otot rahim tidak berkontraksi sebagaimana mestinya segera setelah bayi lahir.
Normalnya, setelah bayi dan plasenta lahir otot-otot rahim akan berkontraksi sehingga
pembuluh darah akan menutup dan perdarahan akan berhenti. Namun, terjadi atoni uteri, rahim
tidak dapat berkontraksi dengan baik, sehingga pembuluh darah tetap terbuka. Dengan
demikian terjadilah perdarahan postpartum.

2. Infeksi Pasca Persalinan ( Postpartum )


Infeksi post partum adalah infeksi yang terjadi setelah ibu melahirkan. Keadaan ini ditandai
oleh peningkatan suhu tubuh, yang dilakukan pada dua kali pemeriksaan, selang waktu enam
jam dalam 24 jam pertama setelah persalinan. Jika suhu tubuh mencapai 38 derajat celcius dan
tidak ditemukan penyebab lainnya (misalnya bronhitis), maka dikatakan bahwa telah terjadi
infeksi post partum.
3. Ruptur Uteri
Secara sederhana ruptur uteri adalah robekan pada rahim atau rahim tidak utuh. Terdapat
keadaan yang meningkatkan kejadian ruptur uteri, misalnya ibu yang mengalami operasi caesar
pada kehamilan sebelumnya. Selain itu, kehamilan dengan janin yang terlalu besar, kehamilan
dengan peregangan rahim yang berlebihan, seperti pada kehamilan kembar, dapat pula
menyebabkan rahim sangat teregang dan menipis sehingga robek. Gejala yang sering muncul
adalah nyeri yang sangat berat dan denyut jantung janin yang tidak normal.

4. Trauma Perineum
Parineum adalah otot, kulit, dan jaringan yang ada diantara kelamin dan anus. Trauma perineum
adalah luka pada perineum sering terjadi saat proses persalinan. Hal ini karena desakan kepala
atau bagian tubuh janin secara tiba-tiba, sehingga kulit dan jaringan perineum robek.

Pujiastuti. 2009.Ibu hamil dan Bayi.Jogyakarta-Tugu Publiser


6. Tanda awal pada ibu hamil yang akan segera mengalami persalinan
 1. Kontraksi yang teratur
Rahim seorang perempuan biasanya secara otomatis akan mempersiapkan diri saat
tiba waktunya bersalin. Di akhir-akhir masa kehamilan, rahim biasanya akan lebih
sering terasa kontraksinya, karena bayi akan pindah ke posisi yang lebih rendah di
jalan lahir. Kontraksi inilah yang akan membantu mendorong bayi untuk lahir ke
dunia.

2. Bayi terasa berada di bawah panggul


Beberapa jam hingga beberapa minggu sebelum persalinan dimulai pada
kehamilan pertama kali, seorang ibu akan merasa seolah-olah bayinya jatuh ke
posisi yang lebih rendah di panggulnya.Tanda ini berarti berarti bayi telah
memasuki posisi kepala dalam persiapan untuk kelahiran (pada perempuan yang
pernah melahirkan, kemungkinan sudah memahami hal ini). Saat bayi berada di
posisi rendah, ini memudahkan tekanan diafragma perempuan sehingga
membuatnya lebih mudah bernapas.
Tetapi hal ini juga akan memberi tekanan lebih besar pada panggul dan kandung
kemih, sehingga keinginan berkemih juga lebih sering. Selain itu, perut
perempuan akan tampak lebih rendah dan lebih menonjol.
 3. Pecah air ketuban

Janin yang tumbuh dan berkembang dalam rahim perempuan dikelilingi oleh cairan
ketuban. Saat kantung cairan pelindung ini pecah, maka ini merupakan tanda penting
bahwa seseorang akan melahirkan.

Jika ini terjadi, maka hubungi dokter kandungan dan jika memungkinkan segera ke bidan
atau rumah sakit terdekat untuk menentukan kapan bayi akan lahir.

Setelah air ketuban pecah, bayi otomatis tidak lagi dikelilingi oleh cairan pelindung dan
bisa berisiko terkena infeksi. Ini yang menyebabkan dokter atau bidan menentukan bayi
akan lahir dalam satu atau dua hari ke depan.

4. Punggung sakit dan kram

Saat akan bersalin, seorang perempuan biasanya akan merasakan peningkatan tekanan atau
kram di daerah panggul, dubur serta punggung bawah. Bahkan rasa sakit tersebut bisa
menyebabkan kram cukup lama di punggung dan perut.
 5. Keluar lendir berdarah

Saat persalinan dimulai, atau beberapa hari sebelum persalinan, seorang


perempuan akan mengalami peningkatan keputihan atau lendir yang berwarna
merah muda, coklat dan sedikit berdarah

Hal ini disebabkan oleh pelepasan sumbat lendir yang menghalangi leher rahim
(pembukaan ke rahim) selama kehamilan. Sumbat mukosa pun akan mengendur
saat serviks mulai melebar atau membuka selama tahap awal persalinan.

6. Diare atau mual

Beberapa perempuan biasanya akan merasa lebih sering ingin buang air besar di
awal persalinan, selain itu perut juga terasa seperti diare atau mulai muntah-
muntah karena alasan yang tidak jelas.
 
Pujiastuti. 2009.Ibu hamil dan Bayi.Jogyakarta-Tugu Publiser

Anda mungkin juga menyukai