Anda di halaman 1dari 10

Tuberculosis (TBC)

Hendrayana 2020404488
Hoyi Hapsari 2020404489
TBC

TBC - singkatan Tuberculosis,


adalah penyakit yang disebabkan
infeksi kuman Mycobacterium
tuberculosis.

TBC dapat merusak paru-paru


manusia atau bagian tubuh lain
dan mengakibatkan sakit parah.
Faktor penyebab TBC
Penyebab tuberkulosis adalah bakteri yang menyebar di udara
melalui semburan air liur dari batuk atau bersin pengidap TB. Nama
bakteri TB adalah Mycobacterium tuberculosis. Berikut ini beberapa
kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi tertular TB:
Orang yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh.
 Petugas medis yang sering berhubungan dengan penderita TBC.
 Lansia dan anak-anak.
 Pengguna napza
 Orang yang kecanduan alkohol.
 Perokok.
 Penderita penyakit ginjal stadium lanjut.
 Orang dengan kekebalan tubuh yang lemah, misalnya penderita
AIDS, diabetes, kanker, serta orang yang kekurangan gizi.
Gejala

• Batuk yang berlangsung


lebih dari 3 minggu
• Demam,
• Berat badan turun tanpa
sebab,
• Keringat malam,
• Senantiasa lelah,
• Nafsu makan berkurang,
• Dahak bebercak darah,
atau
• Sakit dan bengkak di
bagian yang terkena, bagi
TBC yang di luar paru-
paru.
Penyebarannya Bagaimana?

TBC tersebar lewat udara bila orang yang mengidap TBC di


paru-paru atau tenggorokan batuk, bersin atau berbicara dan
‘mengirimnya’ ke udara
Kalau kuman ini terhirup orang lain, dia bisa terkena infeksi.
Mendapatnya kebanyakan dari pergaulan yang sering dan
lama, seperti dengan anggota keluarga atau teman.
TBC tidak tersebar dari alat rumah tangga, misalnya sendok
garpu, piring mangkuk, gelas, seprai, pakaian atau telepon -
jadi tidak perlu memakai alat rumah tangga masing-masing.
Pencegahan TBC
Berdasarkan publikasi Kementerian Kesehatan RI:
1. Tinggal di rumah. Jangan pergi kerja atau sekolah atau tidur di kamar
dengan orang lain selama beberapa minggu pertama pengobatan untuk TB
aktif.
2. Tutup mulut mengunakan masker. Gunakan masker untuk menutup mulut
kapan saja ini merupakan langkah pencegahan TB secara efektif.
3. Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberikan
desinfektan.
4. Hindari udara dingin.
5. Usahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam
tempat tidur.
6. Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga
mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain.
7. Makanan tinggi karbohidrat dan tinggi protein.
Tata laksana terapi TBC
Penggunaan Obat Anti TB yang dipakai dalam pengobatan TB adalah antibotik dan anti
infeksi sintetis untuk membunuh kuman Mycobacterium. Aktifitas obat TB didasarkan atas
tiga mekanisme, yaitu:
 aktifitas membunuh bakteri
 aktifitas sterilisasi,
 mencegah resistensi.

Obat yang umum dipakai adalah Isoniazid, Etambutol, Rifampisin, Pirazinamid, dan
Streptomisin. Kelompok obat ini disebut sebagai obat primer. Isoniazid adalah obat TB
yang paling poten dalam hal membunuh bakteri dibandingkan dengan rifampisin dan
streptomisin. Rifampisin dan pirazinamid paling poten dalam mekanisme sterilisasi.

Obat lain yang dipakai adalah Natrium Para Amino Salisilat, Kapreomisin, Sikloserin,
Etionamid, Kanamisin, Rifapentin dan Rifabutin. Natrium Para Amino Salisilat,
Kapreomisin, Sikloserin, Etionamid, dan Kanamisin umumnya mempunyai efek yang lebih
toksik, kurang efektif, dan dipakai jika obat primer sudah resisten. Sedangkan Rifapentin
dan Rifabutin digunakan sebagai alternatif untuk Rifamisin dalam pengobatan kombinasi
anti TB.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai