Anda di halaman 1dari 43

Penatalaksanaan Gizi ISPA

Banun Rohimah, S.Gz, M. Gizi


RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya
Banun.rohimah@gmail.com

Disampaikan pada Kuliah Diet Penyakit Infeksi


Diploma IV Gizi Politeknik Kesehatan Palangka
Raya
PENYAKIT

1.TBC
2. Pneumonia
3. Pertusis
TUBERKULOSIS
( TBC )
PENGERTIAN

 TB suatu penyakit menular yang sebagian besar


disebabkan oleh kuman Mycobacterium

tuberkulosis.

 Penularan utamanya melalui udara pernapasan

 Dapat terjadi pada semua kelompok umur


 Dapat di paru (sebagian besar) dan diluar paru
(TB ekstra paru)
Sakit TBC tidak sama
Infeksi TBC
• Sakit TB = ada gejala dan tanda sakit TB
• Infeksi TB: test Mantoux (+), tapi tidak
ada gejala dan tanda sakit TB
DIAGNOSIS TB

Anamnesis : Gejala amat bervariasi, batuk ≥ 3


minggu, batuk darah / berdahak, badan lemas,
nafsu makan menurun, keringat malam, nyeri
dada, sesak napas dll.
•Bakteriologik :
•Dibawah mikroskop (BTA) 5000 kuman/cc
dahak – (+)
•Radiologik :
•Melihat bayangan paru
DIAGNOSIS TB ANAK

-GEJALA KLINIS
-UJI TUBERKULIN
-RADILOGIS
UJI TUBERKULIN (MANTOUX TEST)
PRINSIP PENGOBATAN
 Multi drug, BUKAN monoterapi
 Mencegah resistensi
 Masing-masing OAT mempunyai karakter berbeda
 Long term, kontinyu, tidak terputus  masalah
adherence (kepatuhan)
 Diberikan setiap hari dan teratur
• Pemberian gizi yang baik
• Pengobatan penyakit penyerta seperti cacingan,
dll
OBAT TB

• Rifampisin, INH
Pirazinamid, Etambutol,

Streptomisin
Diagnosa gizi yang sering ditemui
• Inadekuat asupan makanan/minuman
• Hypermetabolisme
• Inadekuat asupan energi
• Inadekuat asupan protein
• Interaksi makanan dan obat
• Gizi kurang
• Penurunan berat badan yang tidak disengaja
• Kesulitan menelan / kesulitan mengunyah
CONTOH DIAGNOSA GIZI
• Inadekuat asupan energi (NI.4.3) berkaitan dengan penyakit
infeksi ditandai dengan asupan energi 49.2%
• Inadekuat asupan lemak (NI. 51.1.) berkaitan dengan
penyakit infeksi ditandai dengan asupan lemak kurang 4.3%
• Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (NC.2.2) berkaitan
dengan penyakit infeksi TB ditandai dengan nilai
Haemoglobin, hematokrit, leukosit yang rendah dan nilai
trombosit tinggi
• Status gizi kurang (NC.3.1) berkaitan dengan asupan
makanan yang rendah ditandai dengan nilai Z-score -3
• Pemilihan dan penggunaan bahan makanan yang salah
berkaitan dengan kurangnya pengetahuan ditandai dengan
kurang tepatnya pemilihan makanan sehingga supan rendah
TERAPI DIET PADA TBC PARU
TUJUAN :
– Memelihara berat badan atau mencegah kehilangan
berat badan, membantu mengurangi demam.
– Menormalkan kadar Calsium serum
– Mengganti zat gizi yang hilang dari perdarahan paru-
paru, bila ada.
– Meningkatkan selera makan
– Mencegah dehidrasi
– Mencegah komplikasi
– Mencegah neuritis dari terapi INH
– Membantu penyembuhan paru-paru
REKOMENDASI DIET
• Diet TETP
• Diet mengandung cukup Calsium, vitamin D untuk
mengontrol jumlah Ca.
• Diet mengandung zat besi dan vitamin C untuk
pembentukan hemoglobin dan penyembuhan.
• Diet mengandung Vitamin B kompleks terutama vitamin
B6 untuk mengatasi efek terapi INH.
• Gunakan suplemen vitamin A, karena carotene sedikit
dikonversi
• Cairan adekuat 2 L/hari
Nutrisi TB malnutrisi
• Prinsip diet : diet tinggi kalori tinggi protein (TKTP), cukup lemak, vitamin, dan
mineral

Syarat diet :
• kebutuhan energi total untuk pasien TB ditingkatkan menjadi 35- 45 kkal/kgBB
• Protein pada pasien TB diberikan lebih tinggi dari kebutuhan normal karena
protein sangat diperlukan untuk mencegah/mengurangi progresivitas terjadinya
wasting otot. Asupan protein pada pasien TB yang dianggap adekuat adalah
antara 1,2-1,5 g/kg BB/hari atau 15% dari kebutuhan energi total, yaitu kira-kira
75 - 100 g/hari
• Lemak dianjurkan cukup, sesuai dengan pola makan seimbang, yaitu 25-30%.
• Makan dengan porsi kecil frekuensi sering, yaitu 6 kali/hari, lebih dianjurkan
daripada makan dengan porsi besar tiga kali sehari.
• Cairan diberikan cukup, yaitu 35 ml/kg atau 2 liter/hari
EFEK OBAT
• Isoniazid (INH) menyebabkan neuritis dengan
penurunan abs. vitamin B6, Niacin, dan vitamin B12.
Nausea, muntah dan mulut kering sering terjadi.
• Rifampin (Rifadin,Rimactane) menyebabkan anorexia
dan gangguan saluran cerna
• Aminosalicylic menyebabkan nausea & muntah,
mengganggu absorpsi vitamin B12 dan asam folat
EDUKASI
• Tambahkan susu skim untuk meningkatkan asupan
Calsium dan protein.
• Istirahat sebelum dan setelah makan.
PNEUMONIA
PNEUMONIA
• Pneumonia adalah penyakit infeksi akut dari ruang
alveolar paru-paru (parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus
respiratorius dan alveoli)
• Tanda dan gejala: kesakitan bernafas, nafas
pendek, demam, delirium, anorexia, lemah, kejang
abdomen, tachycardia, rasa tidak nyaman dan
batuk berdahak umumnya sputum berwarna
hijau/kuning yang berlanjut menjadi pink, dan
coklat.
• Pneumonia anak seringkali bersamaan dengan
terjadinya proses infeksi akut pada bronkus
yang disebut bronkopneumonia.
Pneumonia pembunuh balita no 1
(Pneumonia is a number 1 killer for infants)
FAKTOR RISIKO TERJADINYA PNEUMONIA ATAU KEMATIAN KARENA ISPA
Malnutrisi
ASI tidak adekuat

Imunisasi tidak Defisiensi vitamin A


adekuat

Umur muda Berat badan lahir


rendah
RISIKO ISPA
MENINGKAT
Tinggal Udara dingin
berdesakan

Tingginya prevalensi Terpapar polusi udara


bakteri patogen di nasofaring • Asap rokok
• Asap dapur (biomass)
• Polusi lingkungan
PENYEBAB

• Penyebab ISPA > 300 jenis


(virus, bakteri, jamur, riketsia)

• Penyebab terbanyak pada ISPA


atas adalah virus ( 90%)
Tanda klinik sederhana pneumonia (WHO)

Napas cepat (takipnu)


Laju napas
Umur x/mnt
< 2 bulan ≥ 60
2 - <12 bulan ≥ 50
1 - < 5 tahun ≥ 40

Napas sesak
Tarikan dinding ada kedalam
AKIBAT ANOREKSIA

Balans nitrogen negatif, menyebabkan:


• Penurunan kekuatan otot pernafasan
• Penurunan kekuatan ventilasi
• Penurunan fungsi imunitas
RESPON METABOLIK
• Balans nitrogen negatif akibat
katabolisme protein
• Hiperglikemia akibat resistensi insulin
relatif, glukoneogenesis, peningkatan
hormon glukagon, epinefrin dan kortisol
• Pada keadaan renjatan dan multisystem
organ failure (MSOF) oksidasi lemak
berkurang sehingga terjadi akumulasi
lemak
Hiperglikemia
• Hiperglikemia merupakan respons metabolik yang paling
menonjol setelah terjadi stres atau trauma.
• Awalnya hiperglikemia terjadi karena mobilisasi cadangan
glikogen hati.
• Hiperglikemia ini menetap karena terjadi peningkatan produksi
glukosa tanpa diimbangi pembersihan glukosa.
• Produksi meningkat selain dari pemecahan glikogen juga terjadi
pembentukan glukosa dari asam amino, laktat, gliserol dan
piruvat.
• Asam amino berasal dari pemecahan protein otot, laktat dan
piruvat berasal dari glikogenolisis dan glikolisis di otot
sedangkan gliserol berasal dari metabolisme trigliserida.
Hiperglikemia
• Insulin sebenarnya juga meningkat akan tetapi terjadi
resistensi di perifer sehingga kadar glukosa tetap
tinggi, selain itu diduga terjadi sekresi hormon kontra
insulin yang lebih tinggi daripada sekresi insulin.
• Jadi sebenarnya mekanisme hiperglikemia yang
terjadi pada saat stres adalah produksi yang
meningkat disertai timbulnya resistensi insulin
TUJUAN DIET
• Memenuhi kebutuhan nutrisi akibat keadaan
hiperkatabolik untuk mencegah protein
breakdown
• Mencegah atau mengoreksi dehidrasi
• Mencegah penurunan berat badan
• Mencegah infeksi tambahan, sepsis dan
sindrom tidak berfungsinya beberapa organ
REKOMENDASI DIET
• Jika tidak kontra indikasi, cairan diberikan 2,5-3 l perhari
untuk mengencerkan sputum dan membantu menurunkan
temperatur.
• Jika dapat diterima berikan diet TETP bentuk makanan lunak.
Jika overweight kalori diberikan normal sesuai umur dan jenis
kelamin
• Makanan porsi kecil dan sering.
• Suplemen multi vitamin dan mineral, khususnya vit A, vit C,
zat besi dan zink.
• Jika memungkinkan, tambahkan serat untuk mencegah
konstipasi.
• Asupan Kalium adekuat, berikan buah dan juice buah
EFEK OBAT

Antibiotics seperti clarithromycin/Biaxin


menimbulkan nausea, diare dan rasa sakit
pada abdomen.
EDUKASI
• Sarankan pemenuhan kalori dan cairan.
• Pada hypostatis pneumonia (pada lansia)
disarankan untuk meningkatkan aktifitas
• Juice buah-buahan dan sayuran dapat
menambah kalori, cairan dan serat serta
dapat diterima oleh pasien yang istirahat di
tempat tidur
PERTUSIS
• Pertusis disebut juga batuk rejan (whooping cough)
atau batuk seratus hari. Penyakit ini menular akut
yang menyerang saluran pernapasan. Penyebabnya
adalah kuman Bordetella (Haemophilus) pertussis.
• Penularannya terjadi melalui udara. Penderita yang
terserang pertusis mengalami batuk yang khas
dengan suara melengking. Penyakit ini sering
ditemukan pada anak-anak berusia di bawah lima
tahun.
PERTUSIS
• Pertusis yang berat terjadi pada bayi muda yang belum
pernah diberi imunisasi. Setelah masa inkubasi 7-10 hari,
anak timbul demam, biasanya disertai batuk dan keluar
cairan hidung yang secara klinik sulit dibedakan dari batuk
dan pilek biasa.
• Pada minggu ke-2, timbul batuk paroksismal yang dapat
dikenali sebagai pertusis.
• Batuk dapat berlanjut sampai 3 bulan atau lebih.
• Anak infeksius selama 2 minggu sampai 3 bulan setelah
terjadinya penyakit
Etiologi
Dalam perjalanannya stadium pertusis yaitu :
•Stadium satu adalah kataralis yang ditandai timbulnya batuk ringan, terutama
pada malam hari, disertai demam dan pilek ringan. Stadium ini berlangsung 1
sd 2 minggu.
•Stadium kedua adalah spasmodik yang berlangsung 2 sd 4 minggu. Gejalanya,
batuk lebih sering, penderita berkeringat, dan pembuluh darah di muka-leher
melebar. Serangan batuknya panjang, melengking, dan terus menerus
sehingga penderita sulit bernapas dan disertai muntah. Kuku dan bibir
penderita menjadi kebiruan karena darah kekurangan oksigen. Di luar
serangan, penderita tampak sehat. 
•Stadium ketiga adalah konvalesensi, terjadi selama dua minggu. Gejalanya,
penderita mereda batuknya dan berangsur-angsur mulai bertambah nafsu
makannya.
Masa Inkubasi
•Waktu terekspos sampai timbulnya tanda
penyakit : 3 sd 12 hari.
Gejala
• Dimulai dengan gejala ISPA ringan seperti batuk, bersin dan
cairan hidung keluar terus menerus, kemudian sesudah 1 minggu
sd 2 minggu dilanjutkan dengan batuk yg terus menerus namun
diikuti masa dimana ada jeda batuk.
• Batuk ini mungkin dapat diikuti dengan adanya muntah, hal ini
disebabkan rasa mual yg diderita, dan pada anak kecil dimana
reflek fisiologis yg belum terbentuk secara sempurna maka akan
menimbulkan muntah, hal ini tidak jarang membawa ke arah
malnutrisi.
• Batuk ini dapat di picu oleh menguap, tertawa atau berteriak, dan
akan berkurang sesudah 1 sampai 2 bulan. Komplikasi yg dapat
mengikuti keadaan ini adalah pneumonia, encephalitis, hipertensi
pada paru, dan infeksi bakterial yg mengikuti.
Tanda lain
• Biasanya pertusis mulai seperti pilek saja dengan ingus,
kecapaian dan adakalanya demam ringan.
• Kemudian timbulnya batuk, terus menerus diikuti dengan
rejan. Kadang-kadang muntah setelah batuk.
• Pertusis dapat menjadi parah bagi anak kecil, berisiko
membiru atau berhenti bernapas sewaktu batuk dan
sehingga perlu dibawa ke rumah sakit.
• Anak yang lebih besar dan orang dewasa mungkin
mengalami penyakit yang lebih ringan dengan batuk yang
berkelanjutan selama berminggu-minggu, tanpa
memerlukan perawatan.
Diagnosis
Curiga pertusis jika anak batuk berat lebih dari 2 minggu, terutama
jika penyakit diketahui terjadi lokal. Tanda diagnostik yang paling
berguna:
•Batuk paroksismal diikuti suara whoop saat inspirasi, sering
disertai muntah
•Perdarahan subkonjungtiva
•Anak tidak atau belum lengkap diimunisasi terhadap pertusis
•Bayi muda mungkin tidak disertai whoop, akan tetapi batuk yang
diikuti oleh berhentinya napas atau sianosis, atau napas berhenti
tanpa batuk
•Periksa anak untuk tanda pneumonia dan tanyakan tentang
kejang.
Penularan
• Pertusis menular melalui droplet batuk dari pasien yg terkena
penyakit ini dan kemudian terhirup oleh orang sehat yg tidak
mempunyai kekebalan tubuh.
• Antibiotik dapat diberikan untuk mengurangi terjadinya infeksi
bakterial yg mengikuti dan mengurangi kemungkinan
memberatnya penyakit ini.
• Sesudah stadium catarrhal antibiotik tetap diberikan untuk
mengurangi penyebaran penyakit ini, antibiotik juga diberikan
pada orang yg kontak dengan penderita, diharapkan dengan
pemberian seperti ini akan mengurangi terjadinya penularan
pada orang sehat tersebut.
• Untuk menggantikan cairan yang hilang
karena muntah dan karena bayi biasanya tidak
dapat makan akibat batuk, maka diberikan
cairan melalui infus.
• Gizi yang baik sangat penting, dan sebaiknya
makanan diberikan dalam porsi kecil tetapi
sering
Penatalaksanaan diet
• Makanan lunak
• PKTS

Anda mungkin juga menyukai