DIAGNOSA GIZI
NI. 2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan peyakit pasien yaitu HIV/AIDS serta pasien
samnolen sehingga berkurangnya kemampuan pasien untuk mengkonsumsi makanan karna
sariawan dan bercak-bercak putih dilidah dan rongga mulut ditandai dengan pasien mengalami
muntah dan asupan energi dan zat gizi defisit
NC. 1.4 Perubahan Fungsi Gasrointestinal berkaitan dengan terdapat bercak-bercak putih dilidah
dan rongga mulut yang menyebakan adanya oral trush ditandai dengan penurunan nafsu makan
dan muntah serta mencret
NC. 2.2 Perubahan nilai Lab terkait gizi berkaitan dengan penyakit pasien HIV/ADIS ditandai
dengan Hematokrit, Hemoglobin, Trombosit kalium, natrium rendah, dan MCH dan RDW Tinggi
NC. 3.1 Berat Badan Kurang berkaitan dengan penurunan nafsu makan dan mual serta asupan
energi yang kurang ditandai dengan BB/U 2,7 (Berat badan kurang) serta pasien tampak lemah
dengan kesadaran samnolen
INTERVENSI GIZI
Rekomendasi Diet
Lemak 18 gram
KH 112,12 gram
b. Antropometri :
BB = Tetap
BB/U : = Tetap
c. Fisik/Klinis :
Denyut jantung : Normal
Respirasi : Tetap
d. Biokimia :
Hematocrit = Normal
Hemoglobin = Normal
Trombosit = Normal
Kalium = Normal
Natrium = Normal
MCH = Normal
RDW = Normal
Pembahasan:
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome. AIDS menggambarkan
sebuah sindrom dengan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem
kekebalan tubuh. AIDS sendiri disebabkan oleh virus yang sebut HIV, Human
Immunodeficiency Virus. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu
merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS. Sebelum lebih jauh
mengupas penularan HIV, perlu dipahami dulu pengertian HIV sehingga dapat lebih memahami
serta membedakan dari AIDS.
AIDS diidentifikasi berdasarkan beberapa infeksi tertentu, yang dikelompokkan oleh Organisasi
Kesehatan Dunia (World Health Organization) sebagai berikut:
Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak dikategorikan sebagai
AIDS.
Tahap II meliputi infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tak kunjung
sembuh.
Tahap III meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari
satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC paru-paru, atau
Tahap IV meliputi penyakit parasit pada otak (toksoplasmosis), infeksi jamur kandida
pada saluran tenggorokan (kandidiasis), saluran pernafasan (trachea), batang saluran paru-
paru (bronchi) atau paru-paru.
Penularan secara seksual: HIV dapat ditularkan melalui seks penetratif yang tidak
terlindungi.
Penularan melalui pemakaian jarum suntik secara bergantian
Penularan dari ibu ke anak: HIV dapat ditularkan ke anak selama masa kehamilan, pada
proses persalinan, dan saat menyusui. Pada umumnya, terdapat 15-30% risiko penularan
dari ibu ke anak sebelum dan sesudah kelahiran.
Penularan melalui transfusi darah: kemungkinan risiko terjangkit HIV melalui transfusi
darah dan produk- produk darah yang terkontaminasi ternyata lebih tinggi (lebih dari
90%).
Pasien pada kasus diatas pasien terinfeksi HIV/AIDS yang ditularkan dari ibu pada selama masa
kehamilan, pada proses persalinan, dan saat menyusui, pasien diberikan diet ETPT Gibur, untuk
memenuhi kebutuha energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi
kerusakan jaringan tubuh, dan menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal.
Menggunakan tatalaksana gibur karena pasien termasuk gizi buruk. Pada masa stabilisasi pasien
tidak diajurkan mengkonsumsi suplemen tambahan.
Bentuk makan diberikan cair untuk memenuhi kebutuhan zat gizi pasien dengan tidak
memberatkan kerja saluran cerna, mudah serap, sedikit meninggalkan sisa atau residu, dan
mencengah dehidrasi dan karena pasien mempunyai masalah menguyah,menelan atau mencerna
makanan padat dan somnolen.
Sumber:
1) Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 2019. Penuntun Diet dan Terapi Gizi Edisi 4. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
2) Penuntun Diet Anak Edisi ke 3 Tahun 2014