0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan21 halaman
Penatalaksanaan gizi malaria dan campak memberikan panduan untuk memberikan diet yang sesuai selama penyakit, termasuk diet cair untuk mencegah dehidrasi, makanan tinggi zat besi, vitamin, dan mineral untuk menunjang sistem kekebalan tubuh, serta istirahat yang cukup.
Penatalaksanaan gizi malaria dan campak memberikan panduan untuk memberikan diet yang sesuai selama penyakit, termasuk diet cair untuk mencegah dehidrasi, makanan tinggi zat besi, vitamin, dan mineral untuk menunjang sistem kekebalan tubuh, serta istirahat yang cukup.
Penatalaksanaan gizi malaria dan campak memberikan panduan untuk memberikan diet yang sesuai selama penyakit, termasuk diet cair untuk mencegah dehidrasi, makanan tinggi zat besi, vitamin, dan mineral untuk menunjang sistem kekebalan tubuh, serta istirahat yang cukup.
RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya Banun.rohimah@gmail.com
Disampaikan pada Kuliah Diet Penyakit Infeksi
Diploma IV Gizi Politeknik Kesehatan Palangka Raya • Penyakit malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh sporozoa dari genus plasmodium yang berada di dalam sel darah merah, atau sel hati. • Plasmosium Malariae yang terdiri atas terdiri atas empat spesies : – P. vivax menyebabkan Malaria tertiana – P. malariae menyebabkan Malaria quartana – P. falciparum menyebabkan Malaria tropica – P. ovale menyebabkan Malaria ovale • Ada tiga faktor utama yang saling berhubungan dengan penyebaran malaria, yaitu host (manusia/nyamuk), agent (parasit plasmodium) dan environment (lingkungan). Penyebaran malaria terjadi apabila ketiga komponen tersebut saling mendukung. • Sebagai host intermediete, manusia bisa terinfeksi oleh agent dan merupakan tempat berkembang biaknya agent. • Semua itu dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, ras, sosial ekonomi, status perkawinan, riwayat penyakit sebelumnya, gaya dan cara hidup, hereditas (keturunan), status gizi dan tingkat imunitas Gejala klinis • Gejala dari penyakit malaria terdiri atas beberapa serangan demam dengan interval tertentu (parokisme), yang diselingi oleh suatu periode (periode laten) dimana penderita bebas sama sekali dari demam. • Gejala yang tipikal adalah berganti-gantinya panas-dingin, disebabkan panas yang tinggi dan dan terdiri dari tiga gejala, yaitu menggigil (stadium frigoris), panas (stadium caloris ), berkeringat (stadium sudoris) • Jadi gejala klinis utama dari penyakit malaria adalah demam, menggigil secara berkala dan sakit kepala disebut “Trias Malaria” (Malaria paroxysm). Gejala klinis • Gejala klinis lain : badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan sel darah merah dan berkeringat, napsu makan menurun, mual- mual, kadang-kadang diikuti muntah, sakit kepala dengan rasa berat yang terus menerus, khususnya pada infeksi dengan falsiparum. • Dalam keadaan menahun (kronis) gejala tersebut diatas disertai dengan pembesaran limpa. • Pada malaria berat, gejala-gejala tersebut diatas disertai kejang-kejang dan penurunan kesadaran sampai koma. • Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya, tetapi yang menonjol adalah diare dan anemia serta adanya riwayat kunjungan atau berasal dari daerah malaria. • Selama tahap malaria akut, risiko tinggi menderita dehidrasi, malaria menyebabkan gejala seperti muntah sering, diare banyak, demam tinggi dan berkeringat banyak, yang mungkin menyebabkan Anda kehilangan cairan tubuh berlebih. Malaria menyebabkan hilangnya nafsu makan TERAPI DIET: • Bentuk makanan sesuai dengan kemampuan pasien Dalam keadaan akut berikan diet cair dengan tujuan untuk mencegah dehidrasi dan mengganti elektrolit yang hilang. • Contoh makanan cair seperti jus buah tanpa ampas, air kaldu dan teh. • Jika pasien sudah stabil dan dapat makan berikan Diet beragam bergizi serta berimbang. • Porsi makanan sebaiknya kecil tapi sering untuk mengurangi gejala gastrointestinal. • Terapkan prinsip diet lambung Hindari makanan digoreng, kopi, teh kental, dan alkohol. • Diet yang digunakan dalam penatalaksanaan gizi adalah diet TKTP (Tinggi Energi Tinggi Protein). • Diet TKTP adalah diet yang mengandung energi dan protein di atas kebutuhan normal. • Diet diberikan dalam bentuk makanan biasa ditambah sumber makanan sumber protein tinggi seperti susu, telur, dan daging, atau dalam bentuk munuman Enteral Energi Tinggi Protein Tinggi. • Diet ini diberikan bila pasien telah mempunyai cukup nafsu makan dan dapt menerima makanan lengkap • Menurut keadaan, pasien dapat diberikan salah satu dari dua macam Diet TKTP seperti dibawah ini : – Diet Tinggi Energy Tinggi Protein I (TKTP I) Energy : 2600 kkal, Protein : 100 g (2 g/kg BB) – Diet Tinggi Energy Tinggi Protein II (TKTP II) Energy : 3000 kkal, Protein : 125 g (2.5 g/kg BB) • Berilah makanan yang kaya sumber zat besi. Selama transmisi malaria, parasit plasmodium memasuki aliran darah dan menghancurkan sel darah merah, yang merupakan sel-sel darah yang penting untuk mengangkut darah yang kaya oksigen dari paru ke seluruh tubuh. • Contoh Makanan kaya zat besi seperti daging merah, hati sapi, kacang-kacangan dan sayuran berdaun hijau seperti bayam. • Vitamin A sebagai regulator sistem imun dan juga sebagai anti infeksi. • Zn berperan di dalam perkembangan sel-T, reaksi antigen antibodi dan mempengaruhi fungsi limfosit dan fagositosis. • Vitamin A,C, E sebagai antioksidan • Se sebagai enzim antioksidan. Penatalaksanaan Gizi Campak
Banun Rohimah, S.Gz, M. Gizi
RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya Banun.rohimah@gmail.com
Disampaikan pada Kuliah Dietetik Dasar Diploma
IV Gizi Politeknik Kesehatan Palangka Raya Pengertian • Campak /morbili adalah penyakit infeksi virus akut yang sangat menular yang ditandai dengan 3 stadium yaitu stadium kataral, stadium erupsi dan stadium konvalensi yang pada umumnya menyerang pada anak. • Penyebab morbili adalah virus morbili yang berasal dari sekret saluran pernafasan, darah dan urine dari yang terinfeksi. • Penyebaran infeksi melalui kontak langsung dengan droplet dari orang yang terinfeksi. • Masa inkubasi selama 10 – 20 hari, dimana periode yang sangat menular adalah dari hari pertama hingga hari keempat setelah timbulnya rash (pada umumnya pada stadium kataral). Manifestasi klinis 1. Stadium Prodromal (kataral) • Demam, malaise, batuk, konjungtivitis, coryza terdapat bercak koplik berwarna putih kelabu sebesar ujung jarum dikelilingi oleh eritema terletak di mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah, timbul dua hari sebelum munculnya rash. Stadium ini berlangsung selama 4 – 5 hari. 2. Stadium Erupsi • Coryza dan batuk bertambah, terjadi eritema yang berbentuk makula popula disertai meningkatnya suhu tubuh. Mula-mula eritema terletak di belakang telinga, di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut, dan bagian belakang bawah. Kadang terdapat pendarahan ringan di bawah kulit. Pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah belakang leher. 3. Stadium Konvalensi • Erupsi berkurang dan meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang akan menghilang dengan sendirinya. Selanjutnya diikuti gejala anorexia, malaise, limfedenopati (Suriadi, 2001 Tata laksana (tanpa komplikasi) • Pada umumnya tidak memerlukan rawat inap. • Beri Vitamin A. Tanyakan apakah anak sudah mendapat vitamin A pada bulan Agustus dan Februari. Jika belum, berikan 50 000 IU (jika umur anak < 6 bulan), 100 000 IU (6–11 bulan) atau 200 000 IU (12 bulan hingga 5 tahun). • Vitamin A berfungsi sebagai imunomodulator yang meningkatkan respons antibodi terhadap virus campak. Pemberian vitamin A dapat menurunkan angka kejadian komplikasi, seperti diare dan bronkopneumonia. • Untuk pasien gizi buruk berikan vitamin A tiga kali. Selengkapnya lihat tatalaksana pemberian Vitamin A. • Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi. • Diet makanan cukup cairan dan cukup kalori • Banyak istirahat dan hindari sinar matahari selama mata masih sensitif terhadap cahaya. • Minum obat penurun demam, dan obat pereda sakit serta nyeri. Indikasi Rawat Pasien dirawat di ruang isolasi apabila terdapat gejala sebagai berikut : • Hiperpireksia (suhu > 39°C) • Dehidrasi • Kejang • Asupan oral sulit • Ada komplikasi • Campak menyebabkan anak menderita malaise dan anoreksia. Anak sering mengeluh mulut pahit sehingga tidak mau makan atau minum. Demam yang tinggi menyebabkan pengeluaran cairan lebih banyak. • Keadaan ini jika tidak diperhatikan agar anak mau makan ataupun minum akan menambah kelemahan tubuhnya dan memudahkan timbulnya komplikasi