• Anggota genus Salmonella dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, antara
lain gastroenteritis dan demam enterik (typhoid fever). • Meskipun klasifikasi Salmonella telah mengalami banyak revisi, saat ini, semua strain yang mempengaruhi manusia dikelompokkan dalam satu spesies, Salmonella enteritidis, yang memiliki sekitar 2.500 serotipe yang berbeda, atau serovar, termasuk serotipe yang signifikan secara klinis yaitu Typhimurium dan Typhi. • Kebanyakan strain Salmonella menghasilkan asam dan gas selama fermentasi glukosa. Mereka juga menghasilkan H2S dari asam amino yang mengandung sulfur. • Klasifikasi salmonela sangar rumit karena organisme tersebut merupakan rangkaian kesatuan. • Secara klinis Salmonella spp dibagi menjadi 2 bagian: 1. Thyphoidal species, include S. thypii & S. parathypii 2. Non-thyphoidal species, are the many strains of S. enteritidis & S. choleraesuis • Serotypes yang paling umum menginfeksi manusia adalah Salmonella typhi, Salmonella choleraesuis, Salmonella typhimurium, Salmonella enteritidis. Karakteristik Epidemiologi • Salmonella tersebar luas di alam. Serovar Typhi adalah patogen eksklusif pada manusia, sedangkan strain lain dikaitkan dengan hewan dan makanan (misalnya, telur dan unggas). • Terjadi penularan fecal-oral. • Kura-kura peliharaan juga dianggap sebagai sumber infeksi. • Anak-anak dan orang dewasa yang lebih tua sangat rentan terhadap infeksi Salmonella. • Orang-orang di institusi yang padat juga mungkin terlibat dalam epidemi Salmonella. • Sumber infeksi manusia yang paling umum adalah unggas, telur, produk susu, dan makanan yang disiapkan di atas permukaan yang terkontaminasi (misalnya, talenan tempat unggas mentah disiapkan) • Dosis infeksi untuk infeksi Salmonella Typhi rendah, sehingga penularan dari orang ke orang sering terjadi. Jenis antigen 1. Dinding sel(O) yang merupakan polisakarida terluar dari dinding sel, digunakan untuk membagi Salmonella menjadi kelompok A-I. 2. H antigen Flagellae ada dua bentuk fase 1 dan fase 2 3. Vi antigen (Cpsular poly Saccharide) adalah antiphagocyte dan merupakan faktor virulensi penting dari S.typhi dan digunakan untuk serotipe S.typhi di laboratorium klinis. Patogenesis Signifikansi klinis 1. Gastroenteritis • Penyakit terlokalisasi ini (juga disebut salmonellosis) terutama disebabkan oleh serovars Enteriditis dan Typhimurium. • Salmonellosis ditandai dengan mual, muntah, dan diare (biasanya tidak berdarah), yang berkembang secara umum dalam waktu 48 jam setelah menelan makanan atau air yang terkontaminasi. • Demam dan kram perut sering terjadi. • Lebih dari 95 persen kasus infeksi Salmonella ditularkan melalui makanan, dan salmonellosis menyebabkan sekitar 30 persen kematian akibat penyakit bawaan makanan di Amerika Serikat. Signifikansi klinis 2. Demam enterik atau tifoid • Ini adalah penyakit sistemik yang parah dan mengancam jiwa, ditandai dengan demam dan, seringkali, gejala perut. • Ini terutama disebabkan oleh serovar Typhi. • Gejala nonspesifik mungkin termasuk menggigil, berkeringat, sakit kepala, anoreksia, kelemahan, sakit tenggorokan, batuk, mialgia, dan diare atau sembelit. • Sekitar 30 persen pasien mengalami ruam makulopapular samar dan cepat (sementara) di batang tubuh (trunk) yaitu (bintik mawar / rose spot). • Masa inkubasi bervariasi dari 5 hingga 21 hari. • Jika tidak diobati, angka kematian sekitar 15 persen. • Di antara orang yang selamat, gejala umumnya sembuh dalam 3 sampai 4 minggu. • Terapi antibiotik yang tepat waktu dan juga tepat dapat mengurangi kematian hingga kurang dari 1 persen dan mempercepat resolusi demam. • Komplikasi dapat berupa perdarahan usus dan / atau perforasi dan, jarang, infeksi fokal dan endokarditis. Sebagian kecil pasien menjadi karier kronis. • Demam tifoid tetap menjadi masalah kesehatan global Signifikansi klinis 3. Septicemia • Semua spesies Salmonella dapat menyebabkan bakteremia, meskipun infeksi Salmonella Typhi, Salmonella Paratyphi, dan Sal monella Choleraesuis lebih sering menyebabkan fase bakteremia. • Risiko bakteremia Salmonella lebih tinggi pada pasien pediatri dan usia lanjut dan pada pasien dengan gangguan kekebalan (infeksi HIV, sickle cell disease, congenital immunodeficiencies). 4. Penyakit lain dari infeksi Salmonella • Salmonella juga dapat menyebabkan infeksi perut (seringkali pada saluran hepatobilier dan limpa); osteomielitis; artritis septik; dan, jarang, infeksi pada jaringan atau organ lain. Laboratory Diagnosis • Gram-stained smear and culture. Non–lactose-fermenting colonies on EMB (Eosin Methylen Blue) or MacConkey’s agar. • TSI (Triple Sugar Iron) agar shows alkaline slant and acid butt, with no gas and a small amount of H2S. • Reaksi biokimia dan serologi yang digunakan untuk mengidentifikasi spesies. • Identitas dapat ditentukan dengan mendeteksi antigen O, H, dan Vi pada uji aglutinasi. • Tes Widal mendeteksi antibodi aglutinasi terhadap antigen O dan H dalam serum pasien. Treatment & Prevention • Untuk gastroenteritis, terapi antibiotik seringkali tidak diperlukan. • Untuk demam enterik, antibiotik yang sesuai termasuk β-laktam dan fluoroquinolon. • Pencegahan infeksi Salmonella dilakukan dengan cara pembuangan limbah yang benar, penanganan makanan yang benar, dan kebersihan diri yang baik. • Dua vaksin berbeda tersedia untuk mencegah demam tifoid: • Satu vaksin diberikan secara oral dan terdiri dari Salmonella serovar Typhi hidup yang dilemahkan. • Vaksin lain terdiri dari polisakarida kapsul Vi dan diberikan secara parenteral. • Vaksinasi direkomendasikan untuk orang yang bepergian dari negara maju ke daerah endemik termasuk Asia, Afrika, dan Amerika Latin. • Terapi antimikroba untuk infeksi salmonella adalah dengan ampicillin, trimethoprim– sulfamethoxazole, atau generasi ke 3 dari cephalosporin. • biasanya organisme ini hidup di kantong empedu (utamanya jika ada batu empedu), sehingga perlu dilakukan kolesistektomi, namun biasanya selain diperlukan kolesistektomy juga ahrus dikombinasikan dengan pemberian obat berupa ampicillin