THYPOID
Disusun Oleh :
B. ETIOLOGI
Etiologi dari thypoid adalah salmonella thypi atau salmonella thyposa, basil
gram negatif yang bergerak dengan rambut getar dan tidak berspora. ( Suriyadi,
Yuliani Rita, 2009).
Salmonella thyposa, basil gram negatif yang bergerak dengan rambut getar dan tidak
berspora, masa inkubasi 10-20 hari dan hanya didapatkan pada manusia. Penularan
penyakit ini hampir selalu terjadi melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi.
Ada dua sumber penularan salmonella thypi yaitu pasien dengan demam
thypoid dan pasien dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam
thypoid dan masih terus mengekresi salmonella thypi dalam tinja dan air kemih
selama lebih dari 1 tahun.
C. GAMBARAN KLINIS
Demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan daripada orang dewasa.
Masa tunas 10-20 hari. Yang tersingkat 4 hari jika infeksi melalui makanan,
sedangkan melalui minuman yang terlama 30 hari.
Gambaran klinis yang biasa ditemukan adalah :
1. Demam
Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris remitten
dan suhu tidak tinggi sekali
2. Gangguan pada saluran pencernaan
Pada mulut terdapat bau nafas tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah
(regaden). Pada abdomen dapat ditemukan keadaan perut kembung
(meteorismus).
3. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak dalam yaitu apatis
sampai somnolen, jarang terjadi stupor, koma atau gelisah (kecuali
penyakitnya berat dan terlambat mendapatkan pengobatan).
D. PATOFISIOLOGI
Penularan salmonella thypi ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5F
yaitu Food(makanan), Fingers (jari tangan atau kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat)
dan Feses.
Feses dan muntah pada penderita thypoid dapat menularkan kuman salmonella
thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat,
dimana lalat akan hinggap di makanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat.
Apabila orang tersebut kurang memperlihatkan dirinya seperti mencuci tangan dan
makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang sehat melalui
mulut kemudian kuman masuk kedalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan
oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai
jaringan limpoid. Didalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk
kedalam aliran darah dan mencapai ke sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel tersebut
kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia,
kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.
E. KOMPLIKASI
Komplikasi demam thypoid dapa dibagi atas dua bagian yaitu :
1. Komplikasi Intestinal
a. Pendarahan usus : Dapat terjadi pada saat demam masih tinggi, ditandai
dengan suhu mendadak turun, nadi meningkat atau cepat dan kecil, tekanan
darah menurun.
b. Perfurasi usus : Komplikasi ini dapat terjadi pada minggu ketiga dan suhu
sudah turun
2. Komplikasi Ekstraintestinal
a. Komplikasi kardiovaskuler : Kegagalan sirkulasi (rejantan sepsis),
miokarditis, trombosis, tromboplebitis.
b. Komplikasi darah : Anemia hemolitik, trobositopenia, dan syndroma uremia
hemolitik.
c. Komplikasi paru : Pneumonia, empiema, dan pleuritis
d. Komplikasi hepar dan kandung empedu : Hepatitis, kolesistisis
e. Komplikasi ginjal : Glomerulus nefritis, pyelonefritis, perinepritis
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan darah terapi
1. Terdapat gambaran leukopenia
2. Limpositosis relatif
3. Ameosinofila pada permulaan sakit
4. Mungkin terdapat anemia dan trombositopenia ringan
b. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
Pemeriksaan ini pada demam thypoid seringkali meningkat tetapi dapat
kembali normal setelah sembuhnya thypoid.
c. Biakan darah
Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam thypoid, tetapi bila
biakan darah negatif tidak menutup kemungkinan akan terjadi demam thypoid.
d. Uji widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin).
Aglutini yang bersifat spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam klien
dengan thypoid juga terdapat pada orang yang pernah di vaksinasikan.
Nilai widal biasanya angka kelipatan :
1. 1/32
2. 1/64
3. 1/160
4. 1/320
5. 1/640
Biasanya peningkatan nilai uji widal 4x (selama 2-3 minggu) dinyatakan
(+). Nilai 1/160 masih dilihat terlebih dahulu dalam 1 minggu kedepan
apakah ada kenaikan nilai. Jika ada maka dinyatakan (+), dan jika 1x
pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640 langsung dinyatakan (+).
G. PENATALAKSANAAN
1. Perawatan
a. Pasien di istirahatkan selama 7 hari sampai demam turun atau
bahkan 14 hari untuk mencegah komplikasi perdarahan usus.
b. Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya
tranfusi bila ada komplikasi perdarahan.
2. Diet
a. Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein
b. Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring
c. Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi
tim
d. Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari
demam selama 7 hari
3. Pengobatan
a. Klorampenikol
b. Tiampenikol
c. Kotrimoxazol
d. Amoxilin dan ampiallin
H. Pathway
Salmonella typhi
Merespon dengan
MK : Nutrisi kurang dari
meningkatnya suhu tubuh
kebutuhan tubuh
Demam THYPOID
Ileum terminalis
kelemahan
PENGKAJIAN, Meliputi :
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan infeksi salmonella thypii
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
brhubungan dengan anoreksia
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan atau bed
rest
4. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan tubuh banyak
kehilangan banyak cairan
4. INTERVENSI
DX 1
1. Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
suhu tubuh normal.
2. Kriteria hasil : suhu tubuh normal 36,5 – 37,5
3. Intervensi : a. Observasi suhu tubuh klien
R/ mengetahui perubahan suhu tubuh
b. Beri kompres dengan air hangat ( air biasa ) pada daerah aksila,
lipat paha, temporal, bila terjadi panas
R/ melancarkan aliran darah dalam pembuluh darah
c. Anjurkan untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap
keringat seperti katun.
R/ menjaga kebersihan badan
d. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antipiretik
R/ menurunkan panas dengan obat
DX 2
1. Tujuan : setelah dilakukan tidakan keperawatan selama 3x24 jam diarapkan
nutrisi terpenuhi
2. Kriteria hasil : kebutuhan nutrisi terpenuhi, nafsu makan meningkat, berat
badan naik
3. Intervensi : a. Kaji pola nutrisi pasien
R/ mengetahui pola makan, kebiasaan makan, keteraturann
waktu makan
b.Kaji makanan yang disukai dan tidak disukai
R/ meningkatkan Status makanan yang disukai dan menghindari
pemberian makanan yang tidak disukai
c. Anjurkan tirah baring/ pembatasan aktifitas selama fase akut
R/ penghematan tenaga, mengurangi kerja tubuh
d. Timbang berat badan setiap hari
R/ mengetahui adanya penurunan atau kenaikan berat badan
e. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
R/ mengurangi kerja usus, menghindari kebosanan makan
f. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet
R/ mengetahui makanan apa saja yang dianjurkan dan
makanan yang tidak boleh dikonsumsi
DX 3
1. Tujuan : Setelah dilakukan tidakan keperawatan selama 3x24 jam diarapkan
peningkatan keluarga meningkat
2. Kriteria hasil : Pengetahuan pasien dan keluarga meningkat, pasien tahu
penyebab dari thypoid
3. Intervensi :
a. BHSP
R/ menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
b.kaji kemampuan klien dalam beraktivitas makan dan minum
R/ untuk mengetahui sejauh mana kelemahan yang terjadi
c. Dekatkan keperluan klien dalam jangkauannya
R/ untuk mempermudah klien dalam melakukan aktivitas
d. Motivasi klien untuk istirahat total
R/ supaya klien dapat mengurangi aktivitas
e.anjurkan klien untuk istirahat total
R/ supaya tidak kambuh lagi
f.Ciptakan lingkungan yang aman untuk dapat melakukan gerakan
otot secara berkala sesuai dengan indikasi
DX 4
1. Tujuan : Setelah dilakukan tidakan keperawatan selama 3x24 jam diarapkan
kebutuhan cairan dalam tubuh dapat terprnuhi
2. Kriteria hasil : kebutuhan cairan dalam tubuh dapat terprnuhi, intake dan
output balance
Intervensi :
a. Pantau tanda – tanda vital
Hasil : - TD : 110/70 mmhg
- N : 80 x/menit
- S : 37,5 0c
- Rr : 20 x/menit
Haryono, Rudi. 2012. Keperawatan medical bedah sistem pencernaan. Yogyakarta : gosyen
publishing.
Syaifullah, Noer. 2010. Perawatan pasien penyakit dalam. Yogyakarta : Diva press
Mansoer, Orief, M. 2010. Laporan pendahuluan Edisi IV EGC, Jakarta : FKUI
Suriadi, Yuliani Rits. 2009. Medical bedah untuk mahasiswa. Yogyakarta : gosyen
publishing