Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN ANAK

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DAN ANAK DENGAN M


ASALAH GASTROINTESTINAL

Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak

Dosen Pengampu:
Tri Wiji Lestari, SSiT, MKes.

Disusun Oleh:
Riksa Rizki Fuadi
P1337420120047
Reguler 2A2

PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


MALNUTRITION

Definisi Malnutrisi adalah kondisi ketika terjadi ketidakseimbangan, entah itu


kekurangan atau kelebihan, nutrisi di dalam tubuh seseorang.
Menurut WHO malnutrisi berarti kekurangan gizi. Gizi kurang adalah bentuk
dari malnutrisi sebagai akibat kekurangan ketersediaan zat gizi yang dibutuhkan
oleh jaringan tubuh. Malnutrisi terbagi menjadi 2 kelompok besar kondisi,
yakni gizi kurang (undernutrition) dan gizi lebih (overnutrition).
Gizi kurang di sini mencakup beberapa hal, seperti:
1) Stunting: tinggi badan sangat rendah pada anak dengan indikator TB/U di bawah
angka -2 SD.
2) Wasting: berat badan sangat kurang pada anak dengan indikator dengan indikator
BB/TB di angka -3 sampai dengan <-2 SD.
3) Underweight: berat badan kurang pada anak dengan indikator BB/U atau IMT/U
di angka <-2 sampai -3 SD, atau persentil < 5.
4) Kekurangan vitamin serta mineral.

Gizi berlebih meliputi overweight (berat badan lebih) dan obesitas

Adapun gejala kurang gizi yaitu sebagai berikut:

1. Penurunan berat badan drastic


2. Massa otot yang menurun
3. Massa jaringan yang menurun
4. Kehilangan lemak (jaringan adipose)
5. Perut membengkak
6. Pipi dan mata cekung
7. Kulit dapat menjadi lebih tipis, kering, inelastis, pucat dan dingin
8. Rambut rontok
9. Kelelahan parah
10. Waktu pemulihan luka yang lama

Kekurangan asupan vitamin dan mineral. Beberapa jenis kekurangan vitamin


dan mineral yang paling umum beserta gejalanya meliputi:
1. Vitamin A: mata kering, susah melihat saat malam hari atau gelap,
risiko infeksi meningkat.
2. Seng: nafsu makan menurun, pertumbuhan tubuh terhambat,
penyembuhan luka cenderung lama, rambut rontok, dan diare.
3. Zat besi: gangguan pada fungsi otak dan mengalami masalah
pengaturan suhu tubuh.
4. Yodium: pembesaran kelenjar tiroid, penurunan produksi hormon
tiroid, serta adanya masalah pada pertumbuhan dan perkembangan
Berbagai gejala gizi lebih meliputi:

1. Peningkatan berat badan


2. Tubuh gemuk
3. Kesulitan bernapas, risiko tinggi terhadap kegagalan pernapasan
4. Nyeri sendi maupun otot
5. Kelelahan parah

 malnutrisi pada anak disebabkan oleh ketidakseimbangan antara asupan


dengan kebutuhan zat gizi harian anak
 faktor risiko malnutrisi pada anak, yaitu:

1. Anak yang terisolasi dari sosial atau lingkungan sekitarnya.


2. Anak dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang rendah.
3. Anak dengan kelainan makan kronis, seperti bulimia atau anorexia
nervosa.
4. Anak yang dalam masa pemulihan setelah penyakit atau kondisi yang
serius.
5. Anak yang suka makan, terlebih dalam porsi yang sangat banyak.
6. Anak dengan gangguan kesehatan tertentu yang memengaruhi nafsu
makan, berat badan, serta kemampuan penyerapan nutrisi oleh
sistem pencernaan

GASTROENTERITIS

Flu perut atau gastroenteritis adalah muntah dan diare akibat infeksi atau
peradangan pada dinding saluran pencernaan, terutama lambung dan usus. Di
masyarakat luas, gastroenteritis lebih dikenal dengan istilah muntaber.
Gastroenteritis merupakan peradangan pada lambung dan usus yang ditandai
dengan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai
peningkatan suhu tubuh (Suratun, 2010). Menurut WHO
(1980) gastroenteritis adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali
sehari.
Gejala utama gastroenteritis adalah diare dan muntah.

Adapun gejala lain sebagai berikut :

1. Demam dan menggigil


2. Sakit kepala
3. Mual
4. Tidak nafsu makan
5. Sakit perut
6. Nyeri otot dan sendi

Biasanaya muntaber atau gastroenteritis disebabkan oleh infeksi virus. Ada dua
jenis virus yang menjadi penyebab utama gastroenteritis, yaitu Norovirus dan
Rotavirus. Selain kedua jenis virus ini, gastroenteritis juga bisa disebabkan oleh
Adenovirus dan Astrovirus. selain virus, gastroenteritis juga dapat disebabkan
oleh:

1. Bakteri, seperti Campylobacter bacterium.


2. Parasit, seperti Entamoeba histolytica dan Crystosporidium.
3. Obat-obatan tertentu, seperti antibiotik, antasida, atau obat
kemoterapi.
4. Logam berat, seperti timbal, arsen, atau merkuri, yang terhirup dari
udara atau terkandung dalam air mineral.

Faktor resiko

1. Anak-anak

Balita atau anak-anak belum daya tahan tubuh yang kuat, sehingga
mudah terserang infeksi.

2. Penghuni asrama
Tingginya tingkat interaksi antarpelajar di lingkungan sekolah dan
asrama dapat meningkatkan risiko penularan gastroenteritis.

3. Lansia

Lansia cenderung mengalami penurunan daya tahan tubuh, sehingga


lebih mudah terinfeksi flu perut atau gastroenteritis.

4. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah

Orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, misalnya penderita


AIDS atau penderita kanker yang sedang menjalani kemoterapi,
memiliki daya tahan tubuh yang lemah, sehingga dapat lebih mudah
tertular virus.

Jenis terapi obat yang diberikan adalah:

1. Antibiotik, seperti amoxicillin, jika gastroenteritis disebabkan oleh


infeksi bakteri.
2. Antijamur, seperti nystatin, untuk menangani gastroenteritis yang
disebabkan infeksi jamur.
3. Loperamide, untuk meredakan diare.

TYPHUS ABDOMINALIS

Typhus abdominalis adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang


disebabkan oleh Salmonella typhi. Demam paratifoid adalah penyakit sejenis
yang disebabkan oleh Salmonella paratyphi A, B, dan C. Gejala dan tanda
kedua penyakit tersebut hampir sama, tetapi manifestasi klinis paratifoid lebih
ringan. Terminologi lain yang sering digunakan adalah typhoid fever,
paratyphoid fever, typhus abdominalis, paratyphus abdominalis atau demam
enteric ( Purnama, 2016).
Typhus Abdominalis (demam tifoid,enteric fever) ialah penyakit infeksi akut
yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih
dari satu minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran.
Penyebab penyakit ini adalah salmonella typhosa, basil gram negative yang
bergerak dengan bulu getar, tidak berspora
Adapun menurut WHO (2003) dalam Soeparman (2011), ada 3 macam
klasifikasi typhus abdominalis dengan perbedaan gejala klinis:
a. Typhus abdominalis akut non komplikasi
Typhus abdominalis akut dikarakterisasi dengan adanya demam
berkepanjangan abnormalis fungsi bowel (konstipasi pada pasien dewasa, dan
diare pada anak anak), sakit kepala, malaise, dan anoreksia. Bentuk bronchitis
biasa terjadi pada fase awal penyakit selama periode demam, sampai 25%
penyakit menunjukkan adanya respon pada dada, abdomen dan punggung.
b. Typhus abdominalis dengan komplikasi
Pada typhus abdominalis akut keadaan mungkin dapat berkembang menjadi
komplikasi parah. Bergantung pada kualitas pengobatan dan keadaan kliniknya,
hingga 10% pasien dapat mengalami komplikasi, mulai dari melena, perforas
usus dan peningkatan ketidaknyamanan abdomen.

c. Keadaan karier
Keadaan karier typhus abdominalis terjadi pada 1-5% pasien, tergantung umur
pasien. Karier typhus abdominalis bersifat kronis dalam hal sekresi Salmonella
typhi di feses.
Adapun Tanda dan Gejala sebagai berikut:

1. Demam tinggi > 7 hari


2. Gangguan gastrointestinal
3. Bibir kering dan pecah-pecah
4. Lidah kotor-berselaput putih dan pinggirnya hiperemis
5. Perut agak kembung dan mungkin nyeri tekan
6. Bradikardi relative
7. Kenaikan denyut nadi tidak sesuai dengan kenaikan suhu

Penatalaksanaan
1. Isolasi pasien, desinfeksi pakaian dan ekskreta.
2. Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat
sakit yang lama, lemah, anoreksia, dan lain-lain.
3. Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu
normal kembali ( istirahat total ), kemudian boleh duduk, jika tidak
panas lagi boleh berdiri kemudian berjalan di ruangan.
4. Diet , Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi
protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak
merangsang dan tidak menimbulkan gas.
5. Obat pilihan ialah kloramfenikol, kecuali jika pasien tidak cocok
dapat diberikan obat lainnya seperti kotrimoksazol.
6. Bila terdapat komplikasi, terapi disesuaikan dengan penyakitnya.
Bila terjadi dehidrasi dan asidosis diberikan cairan secara intravena
dan sebagainya.

Pemeriksaan Penunjang

1. Darah tepi

Terdapat gambaran leukopenia, limfositosis relatif dan ameosinofilia


pada permulaan sakit.Mungkin terdapat anemia dan trombositopenia
ringan. Pemerikasaan darah tepi ini sederhana dan mudah dikerjakan
di laboratorium yang sederhana, tetapi hasilnya berguna untuk
membantu menentukan penyakitnya dengan cepat.

2. Darah untuk kultur (biakan empedu) dan widal

Biakan empedu untuk menemukan salmonella typhosa dan


pemeriksaan widal merupakan pemeriksaan yang dapat menentukan
diagnose typhus abdominalis secara pasti

Anda mungkin juga menyukai