Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak
Dosen Pengampu:
Tri Wiji Lestari, SSiT, MKes.
Disusun Oleh:
Riksa Rizki Fuadi
P1337420120047
Reguler 2A2
JURUSAN KEPERAWATAN
GASTROENTERITIS
Flu perut atau gastroenteritis adalah muntah dan diare akibat infeksi atau
peradangan pada dinding saluran pencernaan, terutama lambung dan usus. Di
masyarakat luas, gastroenteritis lebih dikenal dengan istilah muntaber.
Gastroenteritis merupakan peradangan pada lambung dan usus yang ditandai
dengan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai
peningkatan suhu tubuh (Suratun, 2010). Menurut WHO
(1980) gastroenteritis adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali
sehari.
Gejala utama gastroenteritis adalah diare dan muntah.
Biasanaya muntaber atau gastroenteritis disebabkan oleh infeksi virus. Ada dua
jenis virus yang menjadi penyebab utama gastroenteritis, yaitu Norovirus dan
Rotavirus. Selain kedua jenis virus ini, gastroenteritis juga bisa disebabkan oleh
Adenovirus dan Astrovirus. selain virus, gastroenteritis juga dapat disebabkan
oleh:
Faktor resiko
1. Anak-anak
Balita atau anak-anak belum daya tahan tubuh yang kuat, sehingga
mudah terserang infeksi.
2. Penghuni asrama
Tingginya tingkat interaksi antarpelajar di lingkungan sekolah dan
asrama dapat meningkatkan risiko penularan gastroenteritis.
3. Lansia
TYPHUS ABDOMINALIS
c. Keadaan karier
Keadaan karier typhus abdominalis terjadi pada 1-5% pasien, tergantung umur
pasien. Karier typhus abdominalis bersifat kronis dalam hal sekresi Salmonella
typhi di feses.
Adapun Tanda dan Gejala sebagai berikut:
Penatalaksanaan
1. Isolasi pasien, desinfeksi pakaian dan ekskreta.
2. Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat
sakit yang lama, lemah, anoreksia, dan lain-lain.
3. Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu
normal kembali ( istirahat total ), kemudian boleh duduk, jika tidak
panas lagi boleh berdiri kemudian berjalan di ruangan.
4. Diet , Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi
protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak
merangsang dan tidak menimbulkan gas.
5. Obat pilihan ialah kloramfenikol, kecuali jika pasien tidak cocok
dapat diberikan obat lainnya seperti kotrimoksazol.
6. Bila terdapat komplikasi, terapi disesuaikan dengan penyakitnya.
Bila terjadi dehidrasi dan asidosis diberikan cairan secara intravena
dan sebagainya.
Pemeriksaan Penunjang
1. Darah tepi