Anda di halaman 1dari 5

Nama : Riksa Rizki Fuadi

NIM : P1337420120047
Kelas : 1A2

KEPERAWATAN DASAR
RESUME MATERI
KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

A. DEFINISI
Istirahat merupakan keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan
bebas dari kecemasan (ansietas). Maka dengan istirahat suatu keadaan dengan
kegiatan yang dikurangi sehingga badan merasa segar kembali. Bagi yang lain,
istirahat tidak akan ada sampai waktu ia tertidur.
Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktivitas fisik yang
minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan
penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Tidur dapat memulihkan atau
mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas, mengurangi stress dan
kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi saat hendak
melakukan aktivitas sehari hari.

I. PENGKAJIAN
a. Riwayat tidur
1) Pola tidur
2) Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur
3) Gangguan tidur yang sering dialami klien
4) Kebiasaan tidur siang
5) Lingkungan tidur klien
6) Peristiwa yang baru dialami klien dalam hidup.
7) Status emosi dan mental klien.
b. Perilaku deprivasi tidur
yaitu manifestasi fisik dan perilaku yang timbul sebagai akibat gangguan istirahat
tidur yaitu:
1) Penampilan wajah, misalnya adakah area gelap di sekitar mata, bengkak di
kelopak mata, konjungtiva kemerahan, atau mata yang terlihat cekung;
2) Perilaku yang terkait dengan gangguan istirabat tidur, misalnya apakah klien
mudah tersinggung, selalu menguap, kurang konsentrasi, atau terlihat bingung;
3) Kelelahan, misalnya apakah klien tampak lelah, letih, atau lesu.
c. Gejala Klinis
Gejala klinis yang mungkin muncul: perasaan lelah, gelisah, emosi, apetis, adanya
kehitaman di daerah sekitar mata bengkak, konjungtiva merah dan mata perih,
perhatian tidak fokus, sakit kepala.
d. Penyimpangan Tidur
Penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night
terrors, mendengkur, dan lain-lain.
e. Pemeriksaan fisik
1) Tingkat energi, seperti terlihat kelelahan, kelemahan fisik, terlihat lesu.
2) Ciri-ciri diwajah, seperti mata sipit, kelopak mata sembab, mata merah.
3) Ciri-ciri tingkah laku, seperti oleng/ sempoyongan, menggosok-gosok mata,
bicara lambat, sikap loyo.
4) Data penunjang yang menyebabkan adanya masalah potensial, seperti obesitas,
deviasi septum, TD rendah, RR dangkal dan dalam.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Diagnosis keperawatan yang mungkin ditemukan pada klien dengan gangguan
pemenuhan istirahat dan tidur menurut asmadi (2008) antara lain:
1) Gangguan pola tidur disebabkan karena ansietas yang klien, lingkungan yang
tidak kondusif untuk tidur (misalnya, lingkungan yang bising), ketidakmampuan
mengatasi stres yang dialami, dan nyeri akibat penyakit yang diderita, Insomnia,
hiperinsomnia, kehilangan tidur REM, ketakutan.
2) Perubahan proses berpikir disebabkan oleh terjadinya deprivasi tidur.
3) Gangguan harga diri terutama diatami pada klien yang mengalami enuresis.
4) Risiko cedera terutama pada klien yang menderita somnambulisme. Klien
melakukan aktivitas tanpa disadari sehingga berisiko terjadinya kecelakaan, bisa
berupa jatuh dari tempat tidur, turun tangga, atau membentur tembok.
2. Pemeriksaan diagnostik
a. Elektroecepalogram (EEG).
b. Elektromipogram (EMG).
c. Elektrookulogram (EOG).

III. INTERVENSI
Pada klien yang dirawat di rumah sakit dapat mengalami masalah istirahat dan tidur.
Masalah tersebut sering berhubungan dengan lingkungan rumah sakit, rutinitas
ruangan, atau penyakit yang dideritanya. Walaupun begitu, perawat mesti membantu
klien untuk dapat istirahat dan tidur.
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman, dapat dilakukan misalnya dengan: dongeng,
memegang boneka atau benda yang disukainya.
b. Diet
Anjurkan klien untuk memakan makanan yang mengandung tinggi protein, seperti
susu dan keju
c. Hindari banyak minum sebelum tidur
d. Hindari latihan fisik yang berlebihan sebelum tidur
e. Hindari rangsangan mental yang tidak menyenangkan sebelum tidur. Maksudnya,
usahakan psikologi klien tenang, tidak cemas, ataupun stres sebelum tidur.
f. Berikan rasa nyaman dan rileks, misalnya dengan: Mengatur posisi yang nyaman
untuk tidur, Anjurkan klien berkemih sebelum tidur, tempat tidur yang bersih dan
tidak boleh basah
g. Pada klien nyeri, berikan obat analgesik 30 menit sebelum tidur
h. Hindari kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur
i. Berdoa sesuai dengan agamanya
j. Masalah yang menyebabkan gangguan tidur (Nyeri, takut, stress, ansietas,
imobilitas, sering berkemih, lingkungan yang asing, temperatur).
k. Kurangi atau hilangkan distraksi lingkungan dan gangguan tidur (bising: tutup
pintu kamar, turunkan volume TV).
l. Bantu upaya tidur dengan menggunakan alat bantu tidur (air hangat untuk
mandi, minum susu sebelum tidur).
m. Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan.
n . Lingkungan yang tenang dapat mengurangi gangguan tidur.
o. Mandi air hangat sebelum tidur dapat meningkatkan relaksasi. Sedangkan minum
susu hangat mengandung L-triptofan (penginduksi tidur).

IV. IMPLEMENTASI
Dilakukan sesuai dengan intervensi dan kebutuhan klien
a. Identifikasi faktor2 penyebab
b. Nyeri, Ketakutan, Stres, Cemas, Imobilisasi, atau berkurangnya aktivitas
c. Kurang/hilangkan faktor2 penyebab.
d. Ribut :Tutup pintu ruangan; Dengarkan musik lembut ; Tutup pintu ruangan;
Gunakan lampu tidur; Kurangi kebisingan ;Kurangi volume alaram/televisi/Hp; Kalau
perlu pindalah keruangan yang lebih tenang.
e. Interupsi pola kebiasaan yang dapat mengganggu pola tidur.
f. Kalau perlu tingkatkan aktivitas pada siang hari.
g. Sediakan sarana yang nyaman untuk pengantar tidur
h. Kurangi kecemasan
i. Pada klien anak-anak:
- Jelaskan tentang waktu malam
- Bandingkan perbedaan siang dan malam
- Jika terjadi mimpi buruk, anjurkan anak untuk bercerita, jelaskan bahwa mimpi itu
seperti kenyataan dan anda pun mengalaminya
- Gunakan lampu malam untuk mengontrol mereka
- Beritahu bahwa anda selalu ada di dekat mereka
j. Kurangi kemungkinan kecelakaan pada waktu tidur
k. Berikan penyuluhan kesehatan dan kalau perlu rujukan dan kolaborasi pemberian
obat.

V. EVALUASI
a. Pasien dapat tidur dalam jangka waktu 20-30 menit b. Pada waktu tidur tidak sering
terbangun
c. Jika terbangun akan mudah tidur kembali
d. Meningkatnya waktu tidur sesuai yang diharapkan
e. Klien mengingat kembali mimpi yang dialaminya
f. Klien menyatakan perasaannya sesudah tidur
g. Bebas dari kecemasan dan depresi
h. Klien dapat bekerja dengan baik dan penuh konsentrasi

Anda mungkin juga menyukai