0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan35 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang dokumentasi pelayanan keperawatan khusus di unit gawat darurat yang mencakup proses triase pasien, pengkajian medik dan keperawatan, serta langkah-langkah pelayanan dasar seperti keselamatan dan identifikasi pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang dokumentasi pelayanan keperawatan khusus di unit gawat darurat yang mencakup proses triase pasien, pengkajian medik dan keperawatan, serta langkah-langkah pelayanan dasar seperti keselamatan dan identifikasi pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang dokumentasi pelayanan keperawatan khusus di unit gawat darurat yang mencakup proses triase pasien, pengkajian medik dan keperawatan, serta langkah-langkah pelayanan dasar seperti keselamatan dan identifikasi pasien.
KHUSUS PERAWATAAN KRITIKAL PELAYANAN GAWAT DARURAT
MUHAMMAD RIF’UL FATA
• DOKUMENTASI PERAWATAN KRITIS American Association of Critical Care Nurses (AACN) menyatakan bahwa asuhan keperawatan kritis mencakup diagnosis dan penatalaksanaan respons manusia terhadap penyakit yang aktual atau potensial yang mengancam kehidupan (AACN, 1989). Lingkup praktik asuhan keperawatan kritis didefinisikan dengan interaksi perawat kritis, pasien dengan penyakit kritis, dan lingkungan yang memberikan sumber-sumber adekuat untuk pemberian perawatan. • Keperawatan Gawat Darurat • Keperawatan gawat darurat bersifat cepat dan perlu tindakan yang tepat, serta memerlukan pemikiran kritis tingkat tinggi. Perawat gawat darurat harus mengkaji pasien mereka dengan cepat dan merencanakan intervensi sambil berkolaborasi dengan dokter gawat darurat. • Dan harus mengimplementasikan rencana pengobatan, mengevaluasi efektivitas pengobatan, dan merevisi perencanaan dalam parameter waktu yang sangat sempit. Hal tersebut merupakan tantangan besar bagi perawat, yang juga harus membuat catatan perawatan yang akurat melalui pendokumentasian • . Karakteristik Pelayanan Keperawatan Di Unit Gawat Darurat • • Kondisi kegawatan seringkali tidak terprediksi: kondisi klien, jumlah klien dan keluarga yang datang • Kecemasan tinggi/panik dari klien dan keluarga • • Keterbatasan sumber daya dan waktu • • Pengkajian, diagnosis, dan tindakan keperawatan diberikan untuk seluruh usia, dengan datadasar yang sangat terbatas • • Jenis tindakan yang diberikan: tindakan yang memerlukan kecepatan dan ketepatan yang tinggi • Adanya saling ketergantungan yang tinggi antara profesi kesehatan yang bekerja di ruang gawat darurat • Proses Keperawatan Pendekatan proses keperawatan dalam area keperawatan gawat darurat dipengaruhi oleh : • • Waktu yang terbatas, • • Kondisi klien yang memerlukan bantuan segera, • • Kebutuhan pelayanan yang definitif di unit lain (OK, ICU), • • Informasi yang terbatas, dan • • Peran dan sumber daya petugas. • • Proses keperawatan gawat darurat berbeda dengan asuhan keperawatan yang ada di ruangan lain, karena ketika perawat melakukan pengkajian faktor waktu terbatas dan informasi yang didapat juga terbatas. • Prioritasnya adalah mengkaji dan mengatasi masalah yang mengancam kehidupan. Intervensi yang dilakukan terkadang sebelum dilakukan pengkajian lengkap dan didasarkan pada pengalaman dan keputusan. Terkadang tidak selalu ada rencana perawatan tertulis. Sedangkan sifat evaluasi dalam menit, bukan jam atau hari • Primary Survey : Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis perlukaan, tanda-tanda vital, dan mekanisme trauma. • Pada penderita yang terluka parah, tetap diberikan berdasarkan prioritas. • Tanda vital penderita harus dinilai secara cepat dan efisien. Pengelolaan penderita berupa primary survey yang cepat dan kemudian resusitasi, secondary survey dan akhirnya terapi definitif. • • Proses ini merupakan ABC-nya trauma, dan berusaha untuk mengenali keadaan yang mengancam nyawa terlebih dahulu, dengan berpatokan pada urutan berikut : • • A : AIRWAY, menjaga airway dengan kontrol servikal • • B : BREATHING, menjaga pernafasan dengan ventilasi. • • C : CIRCULATION, dengan kontrol perdarahan • • D : DISABILITY, status neurologis • • E : EXPOSURE/ENVIRONTMENTAL CRONTROL, buka baju penderita, tetapi cegah hipotermia • Pengkajian Berdasarkan standar praktik ENA, perawat gawat darurat harus memberlakukan triase untuk semua pasien yang masuk ke IGD dan menentukan prioritas perawatan berdasarkan kebutuhan fisik dan psikologis, dan juga faktor- faktor lain yang mempengaruhi pasien sepanjang sistem tersebut.(ENA 1995) • 1. Proses triase • Prosses triase mencakup dokumentasi hal-hal berikut: • •Waktu dan datangnya alat komunikasi • •Keluhan utama • •Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat • •penempatan di area yang tepat,ddl • Wawancara triase yang ideal Wawancara dan dokumentasi triase yang ideal mencakup hal-hal berikut: • •Nama, usia, jenis kelamin, dan cara kedatangan •Keluhan utama • •Riwayat singkat • •Pengobatan • •Alergi • •Tanggal imunisasi tetanus terakhir • •Tanggal menstruasi terkhir bagi wanita usia subur (jika perlu) • •Pengkajian TTV dan berat badan • •Klasifikasi pasien dan tingkat keakutan • Penggunaan Diagnosis Keperawatan Di Unit Gawat Darurat : • • Pasien UGD sering mengalami gejala yang dramatis dari sebab itu perawat mempunyai tantangan besar untuk menentukan diagnosis keperawatan. • Berdasakan fakta bahwa diagnosis keparawatan adalah komponen dari proses keperawatan, daftar diagnosis yang disetujui north american nursing diagnosis assocation (NANDA) dan digabungkan dalam ENA core Curriculum pada 1987. •\
• Kode Warna International Dalam Triage : Sistem triage dikenal
dengan system kode 4 warna yang diterima secara internasional. Merah menunjukan perioris tinggi perawatan atau pemindahan, Kuning menandakam perioritas sedang, hijau digunakan untuk pasien rawat jalan, dan hitam untuk kasus kematian atau pasien menjelang ajal. • Perawat harus mampu mampu mengkaji dan menggolongkan pasien dalam waktu 2 – 3 menit. 1. Prioritas 1 atau Emergensi: warna MERAH (kasus berat) Pasien dengan kondisi mengancam nyawa, memerlukan evaluasi dan intervensi segera, perdarahan berat, pasien dibawa ke ruang resusitasi, waktu tunggu 0 (nol) · Asfiksia, cedera cervical, cedera pada maxilla · Trauma kepala dengan koma dan proses shock yang cepat · Fraktur terbuka dan fraktur compound · Luka bakar > 30 % / Extensive Burn · Shock tipe apapun • 2. Prioritas 2 atau Urgent: warna KUNING (kasus sedang) Pasien dengan penyakit yang akut, mungkin membutuhkan trolley, kursi roda atau jalan kaki, waktu tunggu 30 menit, area critical care. · Trauma thorax non asfiksia · Fraktur tertutup pada tulang panjang · Luka bakar terbatas ( < 30% dari TBW ) · Cedera pada bagian / jaringan lunak • 3. Prioritas 3 atau Non Urgent: warna HIJAU (kasus ringan) Pasien yang biasanya dapat berjalan dengan masalah medis yang minimal, luka lama, kondisi yang timbul sudah lama, area ambulatory / ruang P3. · Minor injuries · Seluruh kasus-kasus ambulant / jalan • 4. Prioritas 0: warna HITAM (kasus meninggal) · Tidak ada respon pada semua rangsangan · Tidak ada respirasi spontan · Tidak ada bukti aktivitas jantung · Tidak ada respon pupil terhadap cahaya • Berikut contoh diagnosis keperawatan di UGD: • • Contoh : Pasien berusia 65 tahun dengan riwayat gagal jantung kongestif, menunjukkan gejala sesak nafas. Hasil pengkajian perawat adalah adanya ronchi dan mengi, taki kardia batuk dengan sputum berbuih serta cemas dan gelisah. • Diagnosa Keperawatan: – Ketidakefektifan kembersihan jalan nafas berhubungan dengan kongeti pulmonal – Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongeti pulmonal. • Langkah- Langkah Di Unit Gawat Darurat 1. Kesiapan Elemen penting dari perencanaan adalah kesiapan. • Perawat gawat darurat harus siap diri untuk hal-hal yang tidak diharapkan, yaitu krisis yang pasti akan terjadi di lingkungan ini. Perawat harus melakukan hal berikut diawal setiap jam yaitu dengan memeriksa brangkar, senter, alat pacu jantung ekternal, pelaratan gawat darurat pediatri, dan alat isap, mereka harus memestikan alat-alat berfungsi dengan baik.(hal ini harus di dokumentasikan untuk referensi selanjutnya) • 2. Keselamatan Salah satu standar keperawatan gawat darurat adalah bahwa perawat gawat darurat harus mempertahankan lingkungan yang aman bagi sesama staf, pasien, diri sendiri, dan orang lain yang ada di UGD tersebut • Implementasi • • Standar praktik ENA yang berkaitan dengan implementasi menyatakan,perawat gawat darurat harus mengimplementasikan rencana perawatan berdasarkan data pengkajian, diagnosis keperawatan dan diagnosis medis (ENA 1995) • Evaluasi • • Pernyataan standar ENA yang berkaitan dengan evaluasi,perawat gawat darurat harus mengevaluasi dan memodifikasi rencana perawatan berdasarkan respon pasien yang dapat diobservasi dan pencapaian tujuan pasien (ENA 1995 • Identitas Klien Nama : ……………………………………………………………. Usia : ……………………………………………………………. Jenis Kelamin : ……………………………………………………………. Agama : ……………………………………………………………. Alamat : ……………………………………………………………. TanggalMasuk : ……………………………………………………………. No. MR : ……………………………………………………………. DiagnosaMedis : ……………………………………………………………. Keluhan Utama : Pengkajian Primer Airway Breathing Circulation Disability Eksposure Pengkajian Sekunder Riwayat Kesehatan Sekarang : Riwayat Kesehatan Lalu : Riwayat Kesehatan Keluarga : Pengkajian Head to Toe Kepala Leher Thorak Abdomen Ekstremitas Integumen Pemeriksaan Penunjang& TerapiMedis Radiologi Laboratorium Darah Pemeriksaan Lain Terapi Medis • Nama : ……..…….…… Usia : ………...….... Jenis Kelamin : L/P No. RM : …….……………. Diagnosa Medis : ……………………… TGL./JAM SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESMENT PLAN INTERVENTION EVALUATION Tujuan : …Kriteria Hasil : … Intervensi : S : ……………………… O : Ttd, ( ………………. ) A. IDENTITAS PASIEN • NAMA : • • NO REG : • UMUR : • JENIS KELAMIN: • SUKU : • AGAMA : • PENDIDIKAN: • ALAMAT : • • • B. RIWAYAT KEPERAWATAN • • a. Keluhan utama: • • b. Riwayat penyakit sekarang : • • c. Riwayat penyakit dahulu: • • d. Riwayat kesehatan keluarga: • • e. Genogram : • • • C. PENGKAJIAN PERSISTEM • • a. Keadaan umum : • • b. TTV : TD : mm/Hg N : x/menit S: C RR : x/menit • Breath (B1) Pergerakan dada o Simetris o Tidak simetris Pemakaian otot bantu nafas o Ada . Jenis : o Tidak ada Suara nafas o Vesikuler o Wheezing o Ronki Lokasi : Batuk o Produktif o Tidak produktif Sputum o Coklat o Kental o Berdarah o Encer Alat bantu nafas o Tidak ada o Ada.Jenis: Lain – lain • Blood (B2) Suara jantung S1 S2 S3 S4 o Tunggal o Gallop o Murmur Irama jantung o Regular o Irregular CRT o ≤ 2 detik o > 2 detik JVP o Normal o Meningkat CVP o Ada o Tidak ada Nilai : Edema o Ada o Tidak ada Tempat : Lain-Lain • Brain (B3) Tingkat kesadaran o Kualitatif o Kuantitatif (GCS) E………………….V……………M………………… • Reaksi pupil o Kanan o Kiri o Ada, diameter o Tidak ada o Ada, Diameter o Tidak ada Reflek fisiologis o Ada o Tidak ada Reflek patologis o Brudzinki o Babinski Meningeal sign o Ada o Tidak ada Lain-lain Bladder • Urin o Jumlah o Warna Kateter o Ada, hari ke……. o Jenis……………. o Tidak ada…… Kesulitan BAK o Ya o Tidak Lain-lain • Mukosa bibir o Kering o Lembab Lidah o Kotor o Bersih Keadaan gigi o Lengkap o Gigi palsu Nyeri telan o Ya o Tidak Abdomen o Distensi o Tidak distensi Peristaltic usus o Normal o Menurun o Meningkat o Nilai : Mual o Ya o Tidak Muntah o Ya o Tidak o Jumlah/frekuensi hematemesis o Ya o Tidak o Jumlah/frekuensi Melena o Ya o Tidak o Jumlah/ frekuensi Terpasang NGT o Ya o Tidak Diare o Ya o Tidak o Jumlah/frekuensi Konstipasi o Ya o Tidak o Sejak Asites o Ya o Tidak Lain-lain • Bone (B6) Turgor o Baik o Jelek Perdarahan kulit o Ada o Tidak ada o Jenis Icterus o Ya o Tidak ada Akral o Hangat o ] kering o Merah o Dingin o Pucat o Basah Pergerakan sendi o Bebas o Terbatas o Skala Fraktur o Ada o Tidak ada o Jenis o Lokasi Luka o Ada o Tidak ada o Jenis o Lokasi Lain-lain • TGL./JAM SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESMENT PLAN INTERVENTION EVALUATION ……………. ……………. ……………………… …………………... …… Tujuan : ………………………............. ………………………............. ……………………………… Kriteria Hasil : ………………………….…... ………… Intervensi : ………………….. ………………………. ……… S : …………………… …………………… ....…………………… O : Ttd, (………………. ) • Bersifat cepat dan perlu tindakan yang tepat, serta memerlukan pemikiran kritis tinggi. Sehingga adanya prioritas untuk penanganan masalah. • 1 Pengelolaan penderita berupa primary survey yang cepat dan kemudian resusitasi, secondary survey dan akhirnya terapi definitif Bersifat tumbuh terutama sebagai keperawatan bagi orang yang telah mencapai kedewasaan jasmani atau telah berkembang, bagi yang berisiko atau mengalami variasi norma yang ditentukan mengenai fungsi fisik dan yang membutuhkan intervensi pengobatan medical atau bedah. • 2. Pengkajian harus memberlakukan triase, menentukan prioritas perawatan berdasarkan kebutuahan fisik dan psikologis, dan juga faktor-faktor lain yang mempengaruhi pasien sepanjang system tersebut. Pengkajian berkesinambungan. • 3. Mempunyai tantangan yang besar untuk menentukan diagnose keperawatan. Terminologi diagnose keperawatan dalam perbincangan akan dibatasi sampai hasil akhir dari data analisa. • 4. Perencanaan harus merumuskan askep yang komprehensif dan berkolaborasi dalam perumusan keseluruh rencana perawatan pasien. Perencanaan harus tertulis pada status pasien, perencanaan mencakup diagnose keperawatan, hasil diharapkan, dan kegiatan keperawatan diterminologi dan mencantumkan petunjuk yang jelas. • 5. Mengimplementasikan rencana perawatan berdasarkan data pegkajian, diagnosis keperawata, dan diagnosis medis. Mengimplementasikan berdasarkan pemantauan dan hubungan kerja. • 6. Mengevaluasi dan memodifikasi rencana perawatan berdasarkan respon pasien yang dapat diobservasi dan pencapaian tujuan pasien. Berdasarkan revisi dan proses dinamis yang memerlukan pengkajian yang berkesinambungan. • 7. Riwayat keperawatan terbagi menjadi pengkajian primer dan penkajian sekunder. Pengkajian persistem seperti keadaan umur • CONTOH DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PENGKAJIAN Data Biografi • • Identitas pasien • • Nama : Tn.M • • Umur : 75 tahun • • Jenis kelamin : laki - laki • • Agama : Islam • • Alamat : ciampea • • No RM : 192.623 • • Tanggal masuk RS : 28 desenber 2014 • • Diagnosa medis : Astma • Kategori TRIASE : ○ Merah ○ Kuning ○Hijau ○ Hitam • Primary Survey • Airway : Jalan nafas tidak efektif, suara nafas mengi. • • Breathing : Terdengar nafas mengi, tidak ada retraksi dinding dada, tampak pengguanaan otot bantu pernafasan. RR 32 x/menit • • Circulation : Akral hangat, TD : 170/100 mmhg, Nadi 90 x/menit, tidak ada sianosis, konjungtiva an anemis, CRT: <2 detik. • • Disability : Kesadaran compos mentis, GCS : 15 (E4 V5 M6) • Exposure : Tidak ada oedema, tidak ada jejas Secondary survey • • Keluhan utama • Sesak nafas • • Riwayat penyakit sekarang • Pasien baru datang Pkl. 09.00 Wib dengan keluhan sesak nafas sejak tadi pagi, batuk, makan dan minum sedikit, tidak mual dan muntah, tidak bisa tidur sejak semalam,BAB dan BAK lancar dengan TD : 170/100 mmHg, Nadi 90 x/menit, Suhu 36,6 C, RR : 32 x/menit, terdengar suara nafas Mengi. • • Riwayat penyakit dahulu • • Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat Astma rutin kontrol ke poli penyakit dalam, dari anggota keluarga tidak ada riwayat menular maupun keturunan • Pemeriksaan fisik • • a. Kepala : Bentuk mesocepal Rambut : rambut beruban tapi bersih tidak kotor Mata : Tidak ada edema palpebra, pupil anisokor kanan 2 mm dan kiri 2 mm, ada reaksi cahaya, konjungtiva ananemis seklera an ikterik • • Hidung : Simetris, tidak ada sekret, nafas cepat, tidak ada polip. • • Mulut : Lidah bersih, tidak terdapat sekret di mulut, membranmukosa kering • • Telinga : Simetris, tidak ada serumen • • b. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid • • c. Thorak : I : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada P : Tidak ada pembesaran kelenjar pleura P : - A : Simetris, Suara nafas mengi • d. Abdomen : I : Datar P : tidak teraba adanya massa P :Tidak kembung, bunyi abdomen timpani A : peristaltik usus 10 kali/menit • e. Ekstremitas : Tidak ada edema, kekuatan otot kedua tangan dan kaki • • f. Kulit : Kulit teraba hangat tidak tampak kemerahan • • g. Vital sign : TD: 170/100 mmHg, Nadi 90 kali/menit, Suhu 36,6ºC, • Data fokus • DS: pasien mengatakan sesak nafas • DO: · RR 32x/m reguler • · Tampak penggunan otot bantu pernafasan. · Bunyi nafas mengi • · TD: 170/100mmHg · N: 90x/menit • Problem : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas • · Etiologi : Batuk Alergen, non alergen genetik, Psikologis ↓ • Reaksi anti gen ↓ • Mediator kimia dilepas ↓ • Kontraksi otot polos ↓ • Bronkospasme ↓ • Ketidakefektifan bersihan jln nafas Bronkospasme Ketidakefektifan bersihan jalan nafas • Analisa Data • . Diagnosa Keperawatan • • 1.Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronkospasme • Intervensi Keperawatan • • Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan Bronkospasme • NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan bersihan jalan nafas kembali efektif dengan kriteria hasil : bunyi nafas normal atau bersih, TTV dalam batas normal, batuk berkurang, ekspansi paru mengembang. • NIC : • • 1. Berikan Posisi Semifoler • • 2. Beri oksigenasi • • 3. pantau kecepatan, irama, kedalaman ekspirasi • • 4. auskultasi bunyi nafas • • 5. berikan tindakan nabulizer sesuai program • • 6. kolaborasi dengan pemberian therapy sesuai advis dokter. • Implementasi Keperawatan • DX TGL/JM ACTION RESPON KLIEN 1. 28/06/11 Jm 09.00 Jm 09.05 Jm 09.10 Jm 09.15 Jm 09.35 Jm 09.40 Jm 09.43 Jm 09.50 Jm 10.00 • -Menerima klien • -Memposisikan klien semifoler • -Memberikan O2 tambahan 3 liter/menit • -Mengukur pernafasan Klien • -Memberikan Nebulezer (Ventolin + pulmicot) • -Mengukur Pernafasan klien • -Memberikan O2 3 liter/menit • -Memasang infus RL 20 tpm • -Mengukur TTV • - • Evaluasi tindakan : • Memindahkan pasien ke bangsal • klien terlihat sesak • -klien terlihat lebih nyaman • -Klien masih terlihat sesak • -RR 32 x/menit,klien msh sesek • -Nebuleser masuk klien terlihat menghirup nebu • -RR 28 x/menit • -O2 masuk klien nampak lbh tenang • -infus terpasang, klien terlihat menahan sakit -TD:170/100 mmHg, N:90x/mnt, RR:28 x/mnt, S: 36,5 C -sesak berkurang -klien nampak lebih nyaman di bangsal • Evaluasi • Tgl/jam No.DX Evaluasi ttd 28 /06/11 09.50 wib 1 • S : klien mengatakan sesak nafas berkurang • O : CM, cukup, sesak berkurang, batuk (+), terpasang O2 3 lpm per nasal kanul, suara Mengi berkurang, TD : 170/90 mmHg, N : 90x/mnt, RR :28 x/mnt, infus RL 20 tpm,Nebulezer masuk. • A : Masalah ketidakefektifan jalan nafas belum teratasi • P : Pertahankan intervensi -Monitor Respiratori & status O2 -ajarkan batuk efektif -Kolaborasi dg pemberian Bronkodilator. No.RM : 192623 Nama klien : Tn.M Umur : 75 tahun Jenis kelamin : laki – laki • Terima kasih ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, ,,,, • -dokumetasi pada balance cairan