KEGAWATDARURATAN JIWA
JULIANDI
MATERI TK III PRODI D-
IV SEMESTER GENAP
T.A. 2019-2020
GANGGUAN PIKIRAN, PERASAAN, PERILAKU
PENATALAKSANAAN
SEGERA
EVALUASI
KEAMANAN KENYAMANAN
SETTING PENATALAKSANAAN
1. perlindungan diri
• Mengetahui sebanyak mungkin informasi
tentang keadaan pasien sebelum bertemu
• Menyiapkan tim yang terlatih untuk
melakukan pemgikatan (fiksasi)
• Waspada terhadap resiko kekerasan yang
mungkin dilakukan pasien
Perlindungan diri
• Usahakan tidak ada penghalang ke tempat yang
aman (mis. Akses ke pintu)
• Dalam melakukan pemeriksaan sebaiknya tidak
sendiri.
• Usahakan selalu ada orang di sekitar pemeriksa
• Usahakan untuk membina rapport dengan
pasien (mis. Jangan mengkonfrontasi atau
menakut-nakuti pasien psikosis paranoid
Strategi umum dalam mengevaluasi pasien
• Definisi
• Gaduh gelisah atau agitasi = peningkatan
aktivitas mental dan motorik seseorang
sukar dikendalikan.
• Tindak kekerasan = agresi fisik terhadap prang
lain berat (pembunuhan. Tindak kekerasan
terhadap diri sendiri + mutilasi berat
(bunuh diri)
lanjutan
• Farmakoterapi
• Indikasi utama penggunaan obat psikotropik di
ruang gawat darurat
– Perilaku kekerasan
– Kecemasan yang massif dan panik
– Reaksi ekstrapiramidal, seperti distonia dan
akatisia karena efek samping obat psikiatri
• Rapid tranqualization injeksi haloperidol (bisa +
diazepam)
• Perilaku kekerasan berespon baik dengan haloperidol,
karbamazepin dan lithium
• Kejang pemeriksaan akan kemungkinan penyebabnya
• Intoksikasi zat psikoaktif dapat diberikan injeksi
haloperidol
• Selama pemberian obat tahap awal, harus selalu
dilakukan pemeriksaan tekanan darah dan tanda – tanda
vital lain.
Pengikatan (fiksasi)
• Pasien sangat berbahaya terhadap dirinya atau
orang lain karena mereka melakukan ancaman
yang serius (berat) dan tidak bisa dikontrol
dengan cara lain
• Sementara
• Untuk memberikan pengobatan atau bisa lebih
lama jika pengobatan tidak bisa diberikan
• Kesempatan pasien untuk mengontrol impulsnya
Penggunaan fiksasi
• Pengikatan sebaiknya dilakukan oleh 4-5 orang
• Gunakan fiksasi yang aman dan tidak melukai pasien,
misalnya dengan bahan kulit
• Berikan penjelasan kepada pasien tentang alasan
dilakukan fiksasi terhadap pasien
• Petugas harus selalu mengawasi dan menenagkan
pasien yang sedang difiksasi
• Menenangkan pasien dapat membantu mengurangi
ketakutan pasien akan perasaan tidakada bantuan,
ketidakmampuan dan hilangnya kontrol.
• Pasien harus difiksasi dengan kaki
direntangkan dan satu lengan difiksasi di sisi
tubuh dan lengan yang lain diatas kepala
• Pengikatan harus dilakukan di tempat yang
tidak menghalangi untuk melakukan infus,
sehingga apabila diperlukan pemberian infus,
tidak terganggu oleh fiksasi
• Kepala pasien diletakan agak tinggi untuk
menurunkan kecemasan pasien dan
menurunkan kemungkinan aspirasi
• Fiksasi harus selalu dicek secara berkala untuk
keamanan dan kenyamanan pasien
• Setelah dilakukan fiksasi, dokter kemudian
melakukan terapi, menggunakan intervensi
verbal
• Walaupun sedang dalam keadaan fiksasi,
pengobatan harus tetap diberikan, bisa dalam
bentuk cair.
• Setelah perilaku pasien terkontrol, salah satu
ikatan dilepaskan pada setiap 5 menit sampai
hanya 2 ekstremitas yang difiksasi. Kedua
fiksasi yang tersisa harus dilepaskan pada saat
bersamaan, karena tidak disarankan
melakukan fiksasi hanya pada 1 ekstremitas
• Harus selalu dibuat
dokumentasi tentang alasan
dilakukan fiksasi, perjalanan
terapi dan respon pasien
terhadap terapi pada saat
dilakukan fiksasi.
Intoksikasi ampetamin(atau zat yang
berhubungan )
• Waham, kecurigaan/ketakutan,
perilaku kekerasan, depresi,
cemas dan delirium
• Antipsikotik, fiksasi, rawat inap
jika perlu, tidak perlu penurunan
bertahap antidepresan jika perlu
Hysteria kelompok
• Sekelompok orang yang mengalami
dukacita yang ekstrim atau perilaku yang
tidak terarah
• Kelompok dipisahkan dengan bantuan
petugas kesehatan (petugas UKS),
ventilasi, terapi berorientasi krisis, jika
perlu dapat diberikan benzodiazepin
dosis kecil
Gangguan panik
• Panik, teror, onset akut
• Harus dibedakan dengan gangguan yang
menyebabkan kecemasan, baik gangguan medis
maupun gangguan psikiatrik, EKG untuk
menyingkirkan prolaps katub mitrat,
• Propanolol (10 to 30 mg)
• Aprazolam (0.25 to 2 mg)
• Penatalaksanaan jangka panjang termasuk
antidepresan
Parkinsonism
• Tremor, rigiditas (kekakuan otot)
bradikinesia (perlambatan gerak)
hipersalivasi
• Efek samping haloperidol
• Turunkan antipsikotik