Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENELITIAN

HUBUNGAN DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI DENGAN


KEJADIAN CORONA VIRUS DEASES-19 (Covid-19) DI WISMA ATLIT
JAKARTA TAHUN 2020

PENELITI
Andi Julia Rifiana
Toto Suharyanto

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS NASIONAL
2020

1
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : HUBUNGAN DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI


DENGAN KEJADIAN CORONA VIRUS DEASES-19
(Covid-19) DI WISMA ATLIT JAKARTA TAHUN 2020

2. Peneliti Utama :

a. Nama Lengkap : dr. Andi Julia Rifiana, M.Kes


b. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 31 Juli 1968
c. NIDN : 0331076803
d. Pangkat/Golongan : - / IIIC
e. Jabatan Fungsional : Lektor
f. Fakultas/Jurusan : Ilmu Kesehatan / Kebidanan
g. Alamat Rumah : Jl. H.Alwi No.37 Tanjung Barat - Jagakarsa -
Jaksel
h. Telepon : 08170983368
i. Email : eviriviana@yahoo.co.id

Jakarta, 20 Mei 2020


Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Ketua,

(Dr. Retno Widowati, M.Si) (dr. Andi Julia Rifiana, M.Kes)


NIDN: 0327096502 NIDN: 0331076803

Menyetujui,
Wakil Rektor Bidang PPMK

(Prof.Dr. Ernawati Sinaga, MS.,Apt).


NIP. 195507311981032001

2
Abstrak

HUBUNGAN DIABETES MELLITUS DAN HIPERTENSI DENGAN


KEJADIAN CORONA VIRUS DEASES-19 (Covid-19) DI WISMA ATLIT
TAHUN 2020

Andi Julia Rifiana1, Toto Suharyanto2


1,2 Fakultas Ilmu Kesehatan – Universitas Nasional

eviriviana@yahoo.co.id

Latar Belakang : Hipertensi dan Diabetes merupakan dua penyakit tidak menular
dengan jumlah penderita yang terus meningkat setiap tahun. Dua penyakit ini tak bisa
disembuhkan tapi bisa dikontrol dengan perawatan. Penyakit ini merupakan komorbid
atau penyakit penyerta yang meningkatkan risiko kematian pasien corona. Lebih dari
75% penderita Covid-19 memiliki hipertensi, 35% memiliki Diabetes, dan 33%
memiliki penyakit jantung.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar DM dan Hipertensi
dengan kejadian Covid-19
Metodologi : Penelitian ini non eksperimen dengan menggunakan desain cross
sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 25 responden. Tekhnik pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling. Instrument penelitian yang digunakan berupa
lembar cecklist. Data dianalisis dengan uji chy square yang merupakan uji statistik non
parametrik untuk mengetahui hubungan antara DM dan Hipertensi dengan kejadian
Covid-19.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara DM
dengan kejadian covid-19 dengan nilai Pvalue = 0,005 < 0,05. Sedangkan HT tidak ada
hubungan dengan kejadian covid-19 dengan nilai Pvalue 0,414
Saran : Pihak RS untuk lebih cermat mencari comorbid yang dibawa penderita Covid-
19 agar bisa mencegah pemburukan kondisi pasien.

Kata kunci : Diabetes Mellitus; Hipertensi; Kejadian Covid-19

Abstract

Background: Hypertension and Diabetes are two non-communicable diseases with the
number of sufferers increasing every year. These two diseases can not be cured but can
be controlled with treatment. This disease is a comorbid or comorbidities that increase
the risk of death of corona patients. More than 75% of people with Covid-19 have
hypertension, 35% have diabetes, and 33% have heart disease.
Objective: This study aims to determine the relationship between DM and
Hypertension with the incidence of Covid-19
Methodology: This research was non-experimental using cross sectional design. The
sample in this study amounted to 25 respondents. The sampling technique uses
purposive sampling. The research instrument used was a checklist sheet. Data were

3
analyzed using the chi square test which is a non-parametric statistical test to determine
the relationship between DM and hypertension with the Covid-19 event.
Results: The results showed that there was a relationship between DM and covid-19
events with Pvalue = 0.005 <0.05. Whereas HT has no relationship with covid-19
events with a value of 0.414
Suggestion: The hospital to more closely look for comorbid that is brought by patients
with Covid-19 in order to prevent the deterioration of the patient's condition.

Keywords: Diabetes Mellitus; Hypertension; Covid-19 incident

1. PENDAHULUAN
Pada awal 2020, dunia dikejutkan dengan mewabahnya jenis pneumonia baru yang
bermula dari sebuah kota bernama Wuhan, Provinsi Hubei di Tiongkok yang kemudian
menyebar dengan cepat ke lebih dari 190 negara. Wabah ini diberi nama coronavirus
disease 2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Penyebaran penyakit ini telah memberikan dampak luas
secara sosial dan ekonomi. Masih banyak kontroversi seputar penyakit ini, termasuk
dalam aspek penegakkan diagnosis, tata laksana, hingga pencegahan.
COVID-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 sejumlah
dua kasus. Data 31 Maret 2020 menunjukkan kasus yang terkonfirmasi berjumlah 1.528
kasus dan 136 kasus kematian. Tingkat mortalitas COVID-19 di Indonesia sebesar
8,9%, angka ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. Per 30 Maret 2020,
terdapat 693.224 kasus dan 33.106 kematian di seluruh dunia. Eropa dan Amerika Utara
telah menjadi pusat pandemi COVID-19, dengan kasus dan kematian sudah melampaui
China. Amerika Serikat menduduki peringkat pertama dengan kasus COVID-19
terbanyak dengan penambahan kasus baru sebanyak 19.332 kasus pada tanggal 30
Maret 2020 disusul oleh Spanyol dengan 6.549 kasus baru. Italia memiliki tingkat
mortalitas paling tinggi di dunia, yaitu 11,3%.
Berdasarkan data yang sudah ada, penyakit komorbid hipertensi dan diabetes
melitus, jenis kelamin laki-laki, dan perokok aktif merupakan faktor risiko dari infeksi
SARS-CoV-2. Hipertensi dan diabetes merupakan dua penyakit tidak menular dengan
jumlah penderita yang terus meningkat setiap tahun. Dua penyakit ini tak bisa

4
disembuhkan tapi bisa dikontrol dengan perawatan. Penyakit ini merupakan komorbid
atau penyakit penyerta yang meningkatkan risiko kematian pasien corona.
Tidak ada data yang cukup untuk menunjukkan apakah orang dengan diabetes dan
hipertensi lebih mungkin untuk mendapatkan Covid-19 daripada populasi umum.
Masalah yang dihadapi penderita diabetes dan hipertensi terutama adalah masalah hasil
yang lebih buruk, bukan peluang yang lebih besar untuk tertular virus. Di Cina, di mana
sebagian besar kasus telah terjadi sejauh ini, orang dengan diabetes dan hipertensi
memiliki tingkat komplikasi serius dan kematian yang jauh lebih tinggi daripada orang
tanpa diabetes dan hipertensi. Umumnya semakin banyak kondisi kesehatan seseorang
(misalnya, diabetes dan penyakit jantung), semakin tinggi peluang mereka mendapatkan
komplikasi serius dari Covid-19.
Oleh karena itu, kami mencoba melakukan telaah terhadap studi terkait comorbid
COVID-19 yang telah banyak dipublikasikan sejak awal 2020 lalu sampai dengan akhir
Maret 2020.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan penyakit Diabetes
Mellitus dan Hipertensi dengan kejadian Covid-19 di Wisma Atlit. Dari hasil penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan untuk menginformasikan kepada
masyarakat.
Dari hasil penelitian ini juga diharapkan sebagai media informasi, pengetahuan dan
referensi kepada masyarakat tentang faktor-faktor yang bisa memberatkan infeksi
Covid-19.

2. METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analitik kuantitatif
yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kegiatan
itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika kolerasi anatara fenomena atau
antara faktor resiko dengan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian ini dengan menggunakan pendekatan atau desain Cross sectional. Desain
Cross sectional adalah penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan
terhadap variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen)
pada saat bersamaan, dalam hal ini peneliti melakukan pengukuran terhadap variabel

5
dependen yaitu kejadian Covid-19, dan variabel independen yaitu Diabetes Mellitus dan
Hipertensi (Notoatmodjo, 2010).
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Wisma Atlit Jakarta pada bulan Mei 2020.
Populasi dan Sampel
A. Populasi Penelitian
Populasi Penelitian adalah keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti
sedangkan populasi adalah wilayah generalis yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Notoatmodjo, 2010). Populasi
dalam penelitian ini adalah pasien Covid-19 berjumlah 25 orang
B. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi (Notoatmodjo,2010). Sampel pada penelitian ini adalah
seluruh pasien covid-19 yang positif rapid test Coronavirus berjumlah 25 orang.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara purpossive
sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang sesuai dengan kriteria peneliti.
Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Responden
dalam penelitian ini adalah pasien positif Covid berdasarkan pemeriksaan Rapid Test.
Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Peneliti melakukan pendekatan dengan Wisma Atlit Jakarta Selatan.
2) Peneliti mengajukan surat di Fakultas Ilmu Kesehatan Universtitas Nasional
untuk permohonan izin melakukan pengumpulan data kepada Wisma Atlit
Jakarta Selatan.
3) Peneliti melakukan pengambilan data dengan memberikan lembar cheklist
dan mendokumentasikan.
4) Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2020 dan dilakukan oleh tim peneliti.
Pengolahan Data

6
Data yang telah terkumpul kemudian diolah dengan melalui tahapan sebagai
berikut :
a. Editing Data
Pada tahap ini dimaksudkan untuk melakukan pemeriksaan terhadap data
yangdikumpulkan, memeriksa kelengkapan dan kesalahan
b. Coding Data
Data yang sudah di edit selanjutnya diberi kode untuk mempermudah
dalam pelaksanaan pengolahan data berikutnya, kemudian dalam penelitian
ini diberi kode 1 jika jawaban Tidak dan kode 2 jika jawaban Ya.
c. Scoring Data
Langkah ini untuk menilai dari hasil jawaban kuesioner dalam bentuk
skor, sehingga memudahkan dalam proses Entry data.
d. Entry data
Merupakan proses pemindahan data dalam media komputer agar
diperoleh masukan yang siap diolah menggunakan SPSS.
e. Cleaning Data
Cleaning data dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan
analisis lebih lanjut. Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan
kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan
tersebut di mungkinkan terjadi pada saat kita meng – entry ke computer.
Caranya adalah memeriksa kembali untuk memastikan bahwa data bersih
dari kesalahan, baik kesalahan dalam pengkodean maupun dalam membaca
kode, dan diharapkan data tersebut benar –benar telah siap dianalisa.

Analisis data
Setelah melakukan pengolahan data, tahap selanjutnya yaitu proses analisis data.
Analisis data akan dilakukan untuk mempermudah interprestasi data dan mempermudah
uji hipotesis pada penelitian. Terdapat 2 jenis analisis data pada penelitian ini, yaitu :
1. Analisis univariat
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian. Pada umumnya, dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan
presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Tujuan dari analisis ini adalah untuk

7
menjelaskan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel dependen
maupun variabel independen dalam penelitian. Analisis univariat dengan menyajikan
presentase dari dari masing-masing variabel independen.
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Teknik analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah chi square test dan diolah dengan menggunakan SPSS versi 21.0.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Univariat
Berdasarkan tabel 4.1 diatas menggambarkan hasil penelitian yang dilakukan di
Wisma Atlit didapatkan dari 25 responden yang dilakukan penelitian dengan
karakteristik kejadian Covid-19 terdapat kondisi memburuk 14 orang (56,0%),
sedangkan responden yang memiliki kondisi membaik terdapat 11 orang (44,0%).
Berdasarkan tabel 4.2 diatas menggambarkan hasil penelitian yang dilakukan di
Wisma Atlit didapatkan dari 25 responden yang dilakukan penelitian dengan
karakteristik Diabetes Mellitus terdapat yang menderita DM sebanyak 13 orang
(52,0%), sedangkan responden yang tidak menderita DM sebanyak 12 orang (48,0%).
Berdasarkan tabel 4.3 diatas menggambarkan hasil penelitian yang dilakukan di
Wisma Atlit didapatkan dari 25 responden yang dilakukan penelitian dengan
karakteristik Hipertensi terdapat menderita HT sebanyak 10 orang (40,0%), sedangkan
responden yang tidak menderita HT sebanyak 15 orang (60,0%).

Analisis Bivariat
Hubungan DM Dengan Kejadian Covid-19
Berdasarkan tabel 4.4 diatas didapatkan dari 25 responden yang yang mempunyai
DM dengan kondisi memburuk sebanyak 11 orang (84,6%), sedangkan yang DM
dengan kondisi membaik sebanyak 2 orang (15,4%).
Dari hasil perhitungan chi square, diketahui bahwa nilai p-value 0,005 lebih kecil
dari nilai α 0,05 (ρ < α), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikans antara penderita DM dengan kondisi kejadian Covid-19.

8
Hasil analisis diperoleh nilai OR (odds ratio) sebesar 16,500. Hasil ini
menunjukkan bahwa penderita dengan penyakit DM berpeluang 16,5 kali mengalami
resiko pemburukan kejadian Covid-19.

Hubungan Hipertensi Dengan Kejadian Covid-19


Berdasarkan tabel 4.4 diatas didapatkan dari 25 responden yang dilakukan
penelitian dengan HT dengan kondisi memburuk sebanyak 7 orang (70%), sedangkan
yang HT dengan kondisi Membaik sebanyak 3 orang (30%).
Dari hasil perhitungan chi square, diketahui bahwa nilai p-value 0,414 lebih besar
dari nilai α 0,05 (ρ < α), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikans antara penderita HT dengan kondisi kejadian Covid-19.
Hasil analisis diperoleh nilai OR (odds ratio) sebesar 2,667 Hasil ini menunjukkan
bahwa penderita Covid-19 dengan penyakit HT berpeluang 2,7 kali mengalami resiko
pemburukan pada kejadian Covid-19

Pembahasan
Analisis Univariat
Berdasarkan kejadian Covid-19 menunjukan bahwa dari 25 responden terdapat 56%
mengalami kondisi memburuk dalam perawatan covid-19. Masalah umur dan perilaku
terkadang sering kali memperberat kondisi mereka .
Berdasarkan DM menunjukan bahwa dari 25 responden terdapat 52% pasien
mengalami DM. Pasien memiliki latar belakang yang berbeda-beda, seperti pola hidup,
pola makan, pola berobat dan faktor keturunan. Dalam penelitian ini peneliti tidak
melakukan penelitian lebih dalam terkait determinan tersebut
Berdasarkan Hipertensi menunjukan bahwa dari 25 responden terdapat 56% pasien
mengalami HT. Pasien memiliki latar belakang yang berbeda-beda, seperti pola hidup,
pola makan, pola berobat dan faktor keturunan. Dalam penelitian ini peneliti tidak
melakukan penelitian lebih dalam terkait determinan tersebut

9
Analisis Bivariat
Hubungan DM Dengan Kejadian Covid-19
Hasil dari uji statistik dapat dilihat dari nilai P-Value = 0.005, berarti P-Value
<0.05 yang menunjukan terdapat terdapat hubungan yang signifikans antara penderita
DM dengan kondisi kejadian Covid-19.
Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan daya tahan tubuh melemah. Diabetes
juga berhubungan dengan seluruh organ tubuh. Diabetes merupakan penyakit kronis
yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Gula darah yang tinggi juga
merusak seluruh organ tubuh. Diabetes juga memudahkan stroke, penyakit jantung,
ginjal, dan mata
Infeksi Covid-19 bakal mempercepat kerusakan organ pada penderita diabetes.
Lebih dari 35 persen pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Italia disebabkan oleh
diabetes. Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan
radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak
ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin.
Hipertensi dan DM merupakan 2 penyakit yang saling berhubungan satu sam lain.
Keduanya bisa menyebabkan sebab akibat. Hipertensi juga dapat menimbulkan
resistensi insulin dan merupakan salah satu faktor risiko terjadinya diabetes
melitus. Akan tetapi, mekanisme yang menghubungkan hipertensi dengan resistensi
insulin masih belum jelas, meskipun sudah jelas bahwa resistensi insulin
merupakan penyebab utama peningkatan kadar glukosa darah(Saraswati, 2009).

Hubungan Hipertensi Dengan Kejadian Covid-19


Dari hasil perhitungan statistik, diketahui bahwa nilai p-value 0,414 lebih besar
dari nilai α 0,05 (ρ < α), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikans antara penderita HT dengan kondisi kejadian Covid-19
Di Italia, 76,1 persen pasien COVID-19 yang meninggal punya riwayat tekanan
darah tinggi atau hipertensi. Seseorang dengan masalah jantung dan pembuluh darah
disebut memiliki daya tahan tubuh yang rendah sehingga infeksi virus bisa lebih
mematikan. Sebaliknya, infeksi pada saluran pernapasan juga menyebabkan kerja
jantung dan pembuluh darah jadi lebih berat karena suplai oksigen berkurang.

10
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah sebuah kondisi medis saat seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah atas normal. Akibatnya, volume darah meningkat
dan saluran darah menyempit. Oleh karena itu, jantung harus memompa lebih keras
untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke setiap sel di dalam tubuh (Puspitorini. M, 2009)
dan hipertensi sering disebut sebagai pembunuh terselubung. Hipertensi tidak
memberikan gejala kepada penderita. Namun bukan berarti hal ini tidak berbahaya
(Santoso. D, 2010). Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada
sistem peredaran darah yang sering terdapat pada usia pertengahan atau lebih, yang
ditandai dengan tekanan darah lebih dari normal. Hipertensi menyebabkan perubahan
pada pembuluh darah yang mengakibatkan makin meningkatnya tekanan darah.
Seseorang dengan masalah jantung dan pembuluh darah disebut memiliki daya
tahan tubuh yang rendah sehingga infeksi virus bisa lebih mematikan. Sebaliknya,
infeksi pada saluran pernapasan juga menyebabkan kerja jantung dan pembuluh darah
jadi lebih berat karena suplai oksigen berkurang.
Meskipun belum ada penelitian yang membuktikan bahwa penyakit bawaan
memengaruhi kondisi pasien Covid-19. Namun, pengamatan awal ahli medis
menunjukkan bahwa hipertensi menjadi salah satu faktor utama yang membuat kondisi
pasien corona memburuk. Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti
usia, genetik, dan juga gaya hidup yang tidak sehat. Pola makan tinggi gula, garam,
lemak, serta tidak berolahraga menjadi faktor risiko hipertensi dan diabetes. Merokok,
konsumsi alkohol, obesitas, dan stres juga meningkatkan risiko terkena hipertensi dan
diabetes.

Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini masih membutuhkan banyak variabel yang harus diteliti. Waktu
penelitian dan situasi serta kondisi yang tidak memungkinkan dalam suasana pandemi,
sangat memberatkan peneliti dalam pengambilan data lapangan. Jumlah pasien yang
terus bertambah dan suasana yang tidak memungkinkan juga membatasi peneliti dalam
pengambilan data.

11
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil responden didapat mengalami kondisi memburuk sebanyak 56%, yang
menderita DM sebanyak 52% .dan yang menderita HT sebanyak 40%. Ada hubungan
yang signifikan anatara DM dengan kejadian Covid-19 dengan (P-Value 0,005, OR
16,500). Sedangkan penderita HT tidak ada hubungan yang signifikans dengan kejadian
Covid-19 (P-Value 0,414, OR 2,667).

Saran
Bagi Wisma Atlit
Agar RS bisa memperhatikan comorbid yang dibawa oleh pasien Covid-19 yang
bisa memperparah gejala yang dialaminya. Mengetahui secara dini comorbid, maka
akan menentukan kondisi pasien selanjutnya.
Bagi Masyarakat
Masyarakat yang mempunyai DM dan Hipertensi agar lebih berhati-hati untuk
menjaga kondisi fisiknya agar terhindar dari Covid-19 dengan memperhatikan hal-hal
seperti cuci tangan, memakai masker dan untuk tetap menjaga jarak dengan banyak
orang dan tetap berada di rumah.
Bagi Insitusi Profesi
Agar menambah pengetahuan untuk pertimbangan referensi dalam penelitian lebih
lanjut. Serta menambah bahan pengajaran dalam mempelajari masalah dalam penelitian
ini.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini memberikan wawasan yang luas, dan perlu banyak waktu agar lebih
dalam untuk mengintervensi suatu masalah kejadian Covid-19.

5. Ucapan Terima Kasih


Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Dr. El Amri Bermawi Putera, MA. Selaku
Rektor Universitas Nasional melalui Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian
Masyarakat dan Kerjasama yang telah membiayai penelitian ini..

12
Terima kasih untuk teman-teman di Wisma Atlit Jakarta yang telah memberikan
kesempatan dan support untuk peneliti dalam melakukan penelitian.
Akhirnya saya sebagai mahluk yang tidak sempurna memohon maaf apabila ada
kesalahan baik secara teknik, format atau pun isi dari penelitian ini. Harapan saya
semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
.
6. DAFTAR RUJUKAN
Aminhuda, N., 2015. konsep Dasar Hipertensi, Nuha Medika, Yogyakarta.

Aldosteron, K., 2012. Patofisiologis Hipertensi, Argo Media Pustaka, Jakarta.

Anggara Dwi, F H dan Prayitno N. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan


Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat. Jakarta: Program
Studi Kesehatan Masyarakat STIKES MH. Thamrin. Jurnal Ilmiah Kesehatan .
Vol 5/ No. 1

Arisma, M. B. Obesitas, diabetes melitus, & dislipidemia: Konsep, teori, dan


penanganan aplikatif. Jakarta: EGC; 2011.

Arikunto, S (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Putra

Ardiansyah, L., 2014. Klasifikasi Berdasarkan Derajat Hipertensi, Pustaka Cendikia,


Yogyakarta.

Bobak, T., 2014. Epidemiologi Hipertensi Pada Kehamilan, Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Damayanti, Deny (2013). Pintar Meracik Sendiri RamuanHerbal Untuk Penyakit


Kanker, Diabetes Militus, dan Hipertensi. Yogyakarta : Araska.

Glanz, K., Rimer, B. K., & Viswanath, K. (Eds.). Health behavior and health education:
theory, research, and practice. John Wiley & Sons. 2008.

Green, L. W., & Kreuter, M. W. (1991). Health promotion planning: an educational and
environmental approach. In Health promotion planning: an educational and
environmental approach. Mayfield; 1991.

Gustaviani, R. (2007). Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus dalam Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, Edisi ke-4. Jakarta: FKUI : Hal 1857-1858.

Junaidi, Iskandar. (2010). Hipertensi Pengenalan, Pencegahan, dan Pengobatan.Jakarta :


PT Bhuana Ilmu Populer.

13
Kemenkes RI. (2013).Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI

______________(2017). Analisis Lansia di Indonesia. Diakses: 15 April 2018 dari


:http://www.pusdatin.kemenkes.go.id/article/view/18012600001/analisis-lansia-
di-indonesia-2017.html

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Info Infeksi Emerging


Kementerian Kesehatan RI [Internet]. [updated 2020 March 30; cited 2020 March
31]. Available from: https:// infeksiemerging.kemkes.go.id/.

Marlini, L. (2007). 100 Quastions & Answers Hipertensi. Jakarta : Elex Media
Komputindo.

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Kesehatan Masyarakat : Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta :


PT. Rineka Cipta

Prawirohardjo, S. (2015). Etiologi Hipertensi, Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,


Jakarta.

, (2014)., Jenis-jenis Hipertensi, Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo, Jakarta.

Prasetyono, Sunar, Dwi. (2012). A-Z Daftar Tanaman Obat Ampuh di Sekitar Kita.
Yogyakarta : Flashbooks

Priyo, Hastono Susanto dan Sabri Luknis. (2010). Statistik Kesehatan . Rajawali Pers,
Jakarta .

Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014.
Diakses: 15 April 2018 dari http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-
publikasi-data-dan- informasi.html

Rahajeng E, Tuminah S. (2009). Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia.


Jakarta : Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian Kesehatan
Departemen Kesehatan RI

Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian RI tahun 2013. Diakses: 15 April 2018 dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesda
s%202013.pdf.

Sastrosmoro, Sudigdo dan Ismael, Sofyan. (2008). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian


Klinis. Edisi ke-3. Jakarta. Nuhu Medika.

Sutanto. (2009). Awas 7 Penyakit Degeneratif, Paradigma Indonesia,Yogyakarta

14
World Health Organization. (2013). World Health Statistic 2013. Diakses 15 April 2018
dari http://www/who.int/about/licensing/copyright_form/en/index.html

World Health Organization. (2020). Coronavirus disease 2019 (COVID-19) Situation


Report – 70 [Internet]. WHO; [updated 2020 March 30; cited 2020 March 31].
Available from: https://www.who.int/ docs/default-source/coronaviruse/situation-
reports/20200330- sitrep-70-covid-19.pdf?sfvrsn=7e0fe3f8_2

World Health Organization. (2020). Situation Report – 42 [Internet]. [updated 2020


March 02; cited 2020 March 15]. Available from:
https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situation-
reports/20200302-sitrep-42-covid-19.pdf?sfvrsn=224c1add_2.

World Health Organization. (2020). Novel Coronavirus (2019-nCoV) Situation Report -


54 [Internet]. WHO; [updated 2020 March 15; cited 2020 March 30]. Available
from:https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situation-
reports/20200314- sitrep-54-covid-19.pdf?sfvrsn=dcd46351_2

Yogiantoro, M. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna Publishing

15

Anda mungkin juga menyukai