Anda di halaman 1dari 14

SISTEM RUJUKAN

KESEHATAN
DAME EVALINA SIMANGUNSONG
• SISTEM RUJUKAN KESEH (PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, TUJUAN, BTK
LAYANAN KES DI INDONESIA, JENIS-JENIS RUJUKAN, TATA LAKSANA RUJUKAN,
SKEMA RUJUKAN, PERMASALAHAN SISTEM RUJUKAN
PENGERTIAN

Sistem Rujukan pelayanan kesehatan adalah


penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur
pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan
secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal yang
wajib dilaksanakan oleh peserta jaminan kesehatan atau
asuransi kesehatan sosial, dan seluruh fasilitas kesehatan.
ALUR PELAYANAN KESEHATAN
TUJUAN RUJUKAN KESEHATAN

•Terciptanya pelayanan kesehatan


yang menyeluruh, yang terpadu
untuk meningkatkan mutu, cakupan
dan efisiensi pelayanan kesehatan
secara terpadu,
RUANG LINGKUP RUJUKAN
a. Rujukan kesehatan
– KLB
– Terjadinya kelaparan
– Terjadi keracunan massal
– Masalah umum kesehatan

b. Rujukan medis
– Konsultasi penderita
– Pengiriman bahan pemeriksaan
TATA CARA RUJUKAN
Tata Cara Rujukan
Pasal 7
(1) Rujukan dapat dilakukan secara vertikal dan horizontal.
(2) Rujukan vertikal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan rujukan antar pelayanan
kesehatan yang berbeda tingkatan.
(3) Rujukan horizontal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan rujukan antar pelayanan
kesehatan dalam satu tingkatan.
(4) Rujukan vertikal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan dari tingkatan
pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya.
Pasal 8
Rujukan horizontal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) dilakukan apabila perujuk tidak
dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan
fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap.
Pasal 9
Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) dilakukan apabila:
a. pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik atau sub spesialistik;
b. perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena
keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan.
(Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 001 Tahun 2012 Tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan)
BENTUK PELAYANAN KESEHATAN
Berdasarkan Pasal 52 ayat (1) UU Kesehatan, pelayanan kesehatan secara umum
terdiri dari dua bentuk pelayanan kesehatan yaitu:
a. Pelayanan kesehatan perseorangan (medical service)
Pelayanan kesehatan ini banyak diselenggarakan oleh perorangan secara
mandiri (self care), dan keluarga (family care) atau kelompok anggota masyarakat
yang bertujuan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan dan keluarga. Upaya pelayanan perseorangan tersebut dilaksanakan
pada institusi pelayanan kesehatan yang disebut rumah sakit, klinik bersalin, praktik
mandiri.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat (public health service)
Pelayanan kesehatan masyarakat diselenggarakan oleh kelompok dan
masyarakat yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang
mengacu pada tindakan promotif dan preventif. Upaya pelayanan masyarakat tersebut
dilaksanakan pada pusat-pusat kesehatan masyarakat tertentu seperti puskesmas.
BENTUK LAYANAN KESEHATAN
DI INDONESIA
Pelayanan kesehatan perseorangan (medical service)
Pelayanan kesehatan perorangan terdiri dari 3 (tiga) tingkatan yaitu:
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama;
b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua; dan
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama merupakan pelayanan
kesehatan dasar yang diberikan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama.
Pelayanan kesehatan tingkat kedua merupakan pelayanan kesehatan
spesialistik yang dilakukan oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang
menggunakan pengetahuan dan
teknologi kesehatan spesialistik.
Pelayanan kesehatan tingkat ketiga merupakan pelayanan kesehatan
sub spesialistik yang dilakukan oleh dokter sub spesialis atau dokter gigi sub
spesialis yang menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan sub
spesialistik.
JENIS-JENIS RUJUKAN
Rujukan vertikal adalah rujukan yang dilakukan antar
pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan, dapat
dilakukan dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ke
tingkat pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya.
1. Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih
rendah ke tingkatan pelayanan yang lebih tinggi dilakukan
apabila:
a. pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik
atau subspesialistik;
b. perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan
sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan
fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan.
Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke
tingkatan pelayanan yang lebih rendah dilakukan apabila :
a. permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh tingkatan
pelayanan kesehatan yang lebih rendah sesuai dengan kompetensi
dan kewenangannya;
b. kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau
kedua lebih baik dalam menangani pasien tersebut;
c. pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani oleh
tingkatan pelayanan kesehatan yang lebih rendah dan untuk alasan
kemudahan, efisiensi dan pelayanan jangka panjang; dan/atau
d. perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan sarana, prasarana,
peralatan dan/atau ketenagaan.
• Rujukan horizontal adalah rujukan yang dilakukan
antar pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan
apabila perujuk tidak dapat memberikan
pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan
dan/atau ketenagaan yang sifatnya sementara
atau menetap.
RUJUKAN YANKES RUJUKAN YANKES
PERORANGAN MASYARAKAT

RS Umum/Khusus STRATA STRATA Depkes,


Pusat/Propinsi KETIGA KETIGA Dinkes Prop
RS Umum/Khusus Kab/Kota,
STRATA STRATA Dinkes Kab /Kota
Klinik Spesialis swasta,
KEDUA KEDUA
Praktek Dr. Spec. Swasta
Prakter Dokter Umum
Dokter Keluarga STRATA STRATA
Puskesmas
Puskesmas,BP, BKIA, PERTAMA PERTAMA
praktek bidan swasta
Posyandu
Posyandu MASYARAKAT MASYARAKAT Polindes
Polindes UKBM

Upaya Kes. Kader Kesehatan


PERORANGAN/ PERORANGAN/
Keluarga Upaya Kes.
KELUARGA KELUARGA
mandiri Keluarga mandiri

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai