Anda di halaman 1dari 25

MEROKOK DAN PENYAKIT

PERIODONTAL

Wilda Ronaa F 021311133085


Retta Gabriella P 021311133086
Fika Rahma F 021311133087
Nancy Clara R 021311133088
Oyai Fredy K 021311133089
WABAH MEROKOK
• Merokok sangat lazim dan dapat dianggap sebagai
epidemi baik pada negara maju maupun negara
berkembang.
• Secara global, merokok menyumbang 1 dari 5
kematian di antara laki-laki lebih dari 30 dan 1
dari 20 kematian di kalangan wanita di atas 30.
• Merokok berbahaya bagi hampir setiap organ
dalam tubuh dan dikaitkan dengan beberapa
penyakit yang dapat mengurangi harapan dan
kualitas hidup.
Asap tembakau mengandung ribuan bahan
kimia berbahaya, dan terdiri dari:
- fase gas : karbon monoksida, amoniak,
formaldehida, hidrogen sianida, dan banyak
senyawa beracun dan iritan lainnya
- fase padat (partikulat) : nikotin, tar, benzene,
dan benzo (a) pyrene.
• Merokok adalah faktor risiko utama untuk
periodontitis, yang mempengaruhi prevalensi,
lingkup, dan keparahan penyakit.
• Selain itu, merokok berdampak buruk terhadap hasil
klinis terapi non-bedah dan bedah, serta keberhasilan
jangka panjang dari penempatan implan.
• Dengan 41,9% kasus periodontitis di AS disebabkan
merokok, penting untuk memahami dampaknya
terhadap inisiasi, perkembangan, dan manajemen
penyakit.
Efek Merokok terhadap Prevalensi
dan Keparahan Penyakit
Periodontal
1. Gingivitis
• Penurunan respon peradangan terhadap akumulasi plak.
• Tar dapat mengendap pada permukaan gigi sehingga
permukaannya menjadi kasar dan mempermudah perlekatan
plak.
• Terdapat kecenderungan peningkatan deposit plak sebanding
dengan meningkatnya jumlah konsumsi rokok.
2. Periodontitis
• Peningkatan pocket depth, attachment loss, bone loss.
• Peningkatan prevalensi dan keparahan.
• Pembentukan poket periodontal terjadi karena serabut
kolagen di apikal mengalami destruksi:
▫ Aktivitas kolagenase dan enzim lisosomal lain.
▫ Fibroblas memfagosit serabut kolagen.
• Proses resorbsi tulang bisa berlangsung karena aktivitas sel-sel
tertentu, mediator inflamasi dan enzim.
• Sel yang terlibat: osteoklas yang mengeliminasi mineral-
mineral tulang dan sel mononukleus yang berperan dalam
degradasi matriks organik tulang.
PENYAKIT PERIODONTAL AKIBAT MEROKOK

↓ pembengkakan gingiva, pendarahan saat


Gingivitis probing

↑ prevalensi dan keparahan destruksi periodontal

↑ kedalaman poket, attachment loss dan bone loss

↑ tingkat destruksi periodontal


Periodontitis ↑ prevalensi dan keparahan periodontitis
↑ kehilangan gigi
↑ prevalensi sebanding jumlah rokok per hari
↓ prevalensi dan keparahan dengan berhenti
merokok
Efek Merokok terhadap
• Etiologi Penyakit Periodontal
• Patogenesis Penyakit Periodontal
• Peningkatan prevalensi dan keparahan kerusakan
periodontal yang berhubungan dengan merokok lebih
mengarah pada penyakit periodontitis kronis
• Ketidakseimbangan antara bacterial challenge dan
respon host terjadi karena
1. perubahan komposisi plak subgingiva dengan peningkatan
jumlah dan / atau virulensi organisme pathogen
2. perubahan respon tubuh terhadap bacterial challenge
3. kombinasi keduanya.
Mikrobiologi
• perubahan bacterial challenge pada perokok disebabkan
perubahan plak secara kualitatif
• Sebuah penelitian menunjukkan perokok menjadi tempat
berlindung bagi B. forsythus 2,3 kali lebih besar daripada
non-perokok dan bekas perokok.
• Perokok tidak respon terhadap terapi mekanis
periodontal sehingga terjadi peningkatan jumlah bakteri
B. forsythus, A. actinomycetemcomitans, dan P.
gingivalis yang tersisa pada pockets
• Peningkatan prevalensi patogen periodontal disebabkan
oleh peningkatan kolonisasi pada tempat dangkal
(kedalaman poket < 4 mm); tidak ada perbedaan antara
perokok, bekas perokok, dan non-perokok pada poket >
4 mm.
• lebih prevalen pada maksila
• Tingkat kolonisasi oleh bakteri patogen periodontal >>
pada perokok prevalensi kerusakan periodontal >>
Imunologi
• periodontitis : perubahan keseimbangan host-bakteri
melalui perubahan komposisi bakteri plak subgingiva,
perubahan respon imun, atau kombinasi dari kedua
elemen.
• Merokok memanfaatkan efek utama elemen protektif
respon imun, terhadap keradangan >> perluasan
dan keparahan kerusakan periodontal.
Efek merokok yang merusak muncul karena adanya
respon imun yang menurun terhadap bacterial challenge.
• Neutrofil : komponen penting respon host terhadap
infeksi bakteri
perubahan jumlah neutrofil dapat mengakibatkan infeksi
lokal dan/atau sistemik.
• Fungsi utama neutrofil :
1. kemotaksis (pergerakan langsung dari aliran darah
menuju tempat infeksi)
2. fagositosis (internalisasi partikel asing, misalnya
bakteri)
3. membunuh bakteri dengan mekanisme oksidatif dan
non-oksidatif.
• Neutrofil, yang didapat dari pembuluh darah perifer
atau saliva perokok, menunjukkan perubahan fungsi
kemotaksis, fagositosis, dan oxidative burst.
• Selain itu, terdapat produksi antibodi dalam
fagositosis dan pembunuhan bakteri, terutama level
IgG2 pada patogen periodontal pada perokok
daripada non perokok yang menderita periodontitis.
• Terjadi penurunan proteksi terhadap infeksi periodontal
perokok.
• Sebaliknya, terjadi peningkatan TNF-α pada gingival
crevicular fluid perokok, seperti halnya peningkatan level
PGE2, elastase neutrofil, dan matrix-metalloproteinase-8.
• Penelitian in vitro juga menunjukkan paparan terhadap
nikotin meningkatkan sekresi PGE2 oleh monosit sebagai
respon terhadap LPS.
• merokok dapat merusak respon neutrofil terhadap infeksi
periodontal, tetapi juga dapat meningkatkan pelepasan
enzim perusak jaringan.
• Perlu penelitian lebih lanjut untuk menjelaskan efek
penggunaan tembakau terhadap respon imun dan
perusakan jaringan pada periodontitis.
Fisiologi
• gejala klinis inflamasi pada perokok tampak kabur
• . Hal ini disebabkan karena perubahan respon inflamasi pada
perokok, perubahan respon vaskular jaringan gingiva.
• Pada perokok :
1. terjadi perubahan respon mikrosirkulasi akumulasi plak
2. Dengan adanya perkembangan inflamasi, peningkatan gingival
crevicular fluid flow, bleeding on probing, dan pembuluh darah
gingiva tampak jarang
3. konsentrasi oksigen pada jaringan gingiva yang sehat lebih
rendah
4. Suhu subgingiva lebih
5. pemulihan kembali vasokonstriksi oleh anestesi lokal lebih lama.
6. Terdapat perubahan signifikan terhadap mikrovasculature
sehingga menyebabkan penurunan blood flow dan penurunan
gejala klinis inflamasi.
Non Surgical
Efek merokok surgical & implant
terhadap respon
perawatan
periodontal
Maintenance
Non Scaling,
– surgical therapy
root planning, topical drugs

• Menurut studi, scalling, root planning serta instruksi Oral Hygiene sebagai
perawatan untuk mengurangi kedalaman poket lebih efektif pada non
perokok daripada perokok.
• Scaling + root planning + kombinasi dengan obat topikal (tetrasiklin,
minosiklin, metronidazol) → pasien periodontal parah (tdk diobati)
(perokok) → pengurangan kedalaman poket dan pengurangan bleeding
pada probing >>
• Poket ≥ 5 mm (perokok) → pengurangan kedalaman poket << &
pengurangan level perlekatan klinis >>
• perbedaan ini dapat diminimkan dgn kontrol plak yg baik
Surgical therapy and Implant
coronal scalling, root planing, mucogingival surgery, and osseous resection
surgery

• pengurangan kedalaman poket & perlekatan klinis


perokok pasca terapi <<
• Stabilitas perlekatan yang menurun menyebabkan
perlekatan (attachment level) menurun → mempengaruhi
kedalaman resesi serta lebar jaringan berkeratin setelah
flap → pengurangan kedalaman poket >>
• Efek negatif pada regenerasi jaringan kendali (GTR) dan
terapi pada cacat infrabony oleh bone grafts
• Merokok meningkatkan resiko kegagalan dari implan →
hilangnya bagian implan, hilangnya tulang implan,
mobilitas, sakit dan periimplantitis
Maintenance therapy
Maintenance therapy dilakukan untuk menjaga kondisi
rongga mulut pasca perawatan bedah (3 bulan selama 7
tahun)
• Meningkatkan kedalaman poket
• Menurunkan attachment level.
• Meningkatkan subgingival plak
Perokok cenderung mengalami kerusakan periodontal
setelah terapi → membutuhkan manajemen yang
lebih intensif pada fase pemeliharaan, konseling
pemberhentian merokok
Efek penghentian merokok terhadap
hasil terapi penyakit periodontal
merokok → perubahan sistemik dan mikrosirkulasi →
penurunan aktivitas seluler dan humoral → menurunnya
sistem imun dalam melawan respons inflamasi → respons
buruk terhadap kesembuhan pasca perawatan periodontal

Berhenti merokok

respons positif terhadap perawatan periodontal


• Perawatan periodonsium pada bukan perokok,
menunjukkan adanya efektifitas yang tinggi terhadap
proses penyembuhan.
• Mikrosirkulasi serta normalnya aktivitas seluler dan
humoral sistem imun meningkat pada mantan perokok.
• Meningkatnya efektifitas regenerasi jaringan pada
perawatan bedah dan non-bedah
• Perlekatan klinis meningkat, kedalaman poket berkurang
• Perawatan yang dilakukan dalam interval 1 tahun
menunjukkan jumlah kehilangan tulang pasca berhenti
merokok mendekati bukan perokok.
pentingnya melakukan penghentian
kebiasaan merokok terhadap kesehatan
periodonsium

Anda mungkin juga menyukai