OLEH :
TIM KP. GEOFISIKA UNIVERSITAS HASANUDDIN
BASDAR PURWANSAH BS.
DEDY ISMANTO HADI
AKINO ISKANDAR
FADILLAH
Universitas Hasanuddin
Mikroseismik
Mikroseismik adalah metode yang merekam gempa-gempa atau gerakan2
kecil (≤ 3 SR), mencari frekuensi gempa yang dominan dan terbentuk
akibat induksi yang disebabkan oleh simulasi hidraulik, produksi/injeksi,
pengeboran dan kegiatan lainnya pada reservoar dan juga untuk
karakterisasi reservoir geothermal maupun monitoring penambangan
bawah permukaan
Teori Dasar
Sumber-sumber Gempa
Ada beberapa macam sumber seismik : dari Alam : Gempa Vulkanik dan
gempa tektonik.
Sedangkan buatan seperti dinamit, benda jatuh, air gun, nuklir, water
gun, vaporchoc, sparker, maupun vibroseis.
Sumber gelombang seismik buatan tersebut pada hakekatnya
membangkitkan gangguan sesaat dan lokal yang disebut sebagai gradien
tegangan (stress). (Adrian Oktaviana, 2008)
Ciri dan Sifat Gelombang
1. Gelombang Bawah Permukaan (Body Wave)
Gelombang seismik yang menjalar menjauhi focus, merambat
pada bagian bawah permukaan, dan dapat menyebar ke
seluruh bagian bumi.
Body Wave :
1. Gelombang P (Primer)
2. Gelombang S (Sekunder)
Gelombang P (Primer) /
Gel.Kompresi (Compressional wave).
Surface Wave :
- Gelombang Rayleigh
- Gelombang Love
Surface wave
Gelombang love
Gelombang ini memiliki pergerakan yang sama dengan gelombang S, yaitu
arah pergerakan partikel medium yang dilaluinya tegak lurus dengan arah
perambatan gelombang. Akan tetapi lokasi perambatannya pada permukaan
bumi.
Gelombang Reyleigh
Adalah gelombang yang memiliki perambatan paling berbeda dengan
gelombang seismik lainnya. Pergerakan partikelnya melingkar
berputar (Circular orbit) sepanjang arah perambatan gelombangnya.
Contoh Hasil Rekaman Gempa Mikro (MEQ0
Contoh seismogram gempamikro dari stasiun KBY, CTS dan MIS, yang terjadi pada tanggal 09 Juli 2004 Jam 08:13
WIB.
(Source : Priyono A, 2010)
Hiposenter dan Episenter
Hiposenter
Titik (fokus) dalam perut bumi yang merupakan sumber gempa.
Episenter
Proyeksi tegak lurus hiposenter ke permukaan bumi.
Ada berbagai cara untuk menentukan posisi hiposenter dan episenter,
diantaranya metoda lingkaran, metode lokus, metode wadati, metode
stereometri, dan metode bola.
Cara Menghitung Hiposenter dan
Episenter
Hiposenter
S ∆ E
Keterangan:
S: stasiun D h
E: episentrum
F
F: hiposentrum
D: jarak hiposentral
h: kedalaman gempa
: jarak episentral
Penentuan Hiposenter
atau
Perpotongan antara garis l dengan sumbu ordinat akan
memberikan origin time (t0). Origin time adalah waktu
terjadinya gempa di focus. Slope garis tersebut adalah 1/VP.
Sehingga DW dapat dicari dengan rumus:
Penentuan Episenter
Untuk SED digunakan teori dan prinsip metode Geiger yaitu suatu prosedur
iterasi dengan menggunakan optimasi Least Square untuk menentukan lokasi
hiposenter. Penggunaan model kecepatan 1D untuk penentuan lokasi
hiposenter merupakan metode umum yang diterapkan pada berbagai metode
Single Event Determination (SED).
Model kecepatan ini mampu memberikan kemudahan dalam proses inversi
penentuan lokasi hiposenter, tetapi masih dihadapkan pada masalah akurasi
yang kurang baik.
Metode Joint Hypocenter Determination
(JHD)
Metode ini secara simultan akan menginversi waktu tempuh sekelompok
hiposenter untuk mendapatkan lokasi hiposenter serta besaran koreksi stasiun
sebagai koreksi terhadap kesalahan akibat model kecepatan 1D yang
digunakan dan memperbaiki kesalahan akibat penggunaan model 1D.
Dengan menggunakan model kecepatan yang sama, metode JHD berhasil
mengurangi error akibat kesalahan model kecepatan dan memberikan posisi
hiposenter yang lebih baik dari pada SED (Pujol, 1988).
Metode Double Differential (DD)
Adalah suatu metode penentuan lokasi relatif suatu hiposenter. Metode ini
merupakan pengembangan metode Geiger dengan menggunakan data relatif
waktu tempuh antar dua hiposenter. Prinsip metode ini adalah jika jarak
persebaran hiposenter antara dua gempa sangat kecil dibanding jarak antara
stasiun – sumber, maka ray path kedua gempa dapat dianggap mendekati
sama.
Ilustrasi dari algoritma metode Double Differential.
Prinsip Dasar Metode MEQ
Secara sederhana metode ini merekam event-event seismik
('gempa' mikro) yang ada di suatu tempat. Sama dengan cara
kerja jaringan seismograf di dunia untuk mempelajari gempa,
walaupun magnitude yg terekam lebih kecil dengan resolusi yg
lebih baik tentunya.
Untuk monitoring digunakan asumsi bahwa segala signature
geofisika (event seismik, perubahan gravity dll) terkait dengan
perubahan di dalam reservoir karena ekstraksi fluida (steam pada
geothermal atau hidrokarbon pada lapangan migas). Jadi
tujuannya adalah mengetahui kondisi reservoir dari sinyal
geofisika yg ditangkap.
Pada lapangan geothermal, microseismic dilakukan dengan memasang network
receiver/geophone menggunakan pattern tertentu sehingga event yg tertangkap
maksimal. Sedangkan untuk sumber gelombangnya sebenarnya ekstraksi fluida
selama produksi bs menjadi sumber gelombang tapi karena jumlah event dan
magnitude nya yg kecil biasanya digunakan suatu sumur untuk menjadi sumur
injeksi untuk memperbesar jumlah event yg terekam di receiver. Dari injeksi yg
dilakukan pada sumur yg dipilih diharapkan terjadi hydraulic fracturing atau
thermal-shock (seperti di lapangan geothermal) yg menjadi event2
microearthquake.
Setelah didapatkan data yang cukup bisa dilakukan relokasi posisi event2 yg ada
menggunakan velocity model yg sudah ditentukan sebelumnya. Selanjutnya, posisi
event2 ini bs menggambarkan kejadian di reservoir (semisal arah aliran fluida, high
permeable zone, dll). data yg ada juga bisa digunakan untuk tomography kecepatan
gelombang yg jika dibandingkan dari waktu ke waktu menggambarkan perubahan
fluid contact, saturasi air dan properti reservoir lainnya.
Aplikasi MEQ ; Migas & Geothermal
Migas;
Metode ini sangat bermanfaat untuk diaplikasikan pada
pengembangan lapangan baru (sebelum dilakukan eksplorasi
seismik 2D/3D), sebagai pendukung dalam eksplorasi seismik
2D/3D, mengidentifikasi daerah prospek dan menentukan posisi
titik pengeboran, menghindari risiko pengeboran dry-hole, dapat
mengidentifikasi ketebalan lapisan hidrokarbon pada reservoar
sehingga dapat digunakan untuk mengestimasi sumberdaya
hidrokarbon, serta dapat digunakan untuk memonitor lapangan-
lapangan yang sudah lama berproduksi (EOR).
Aplikasi MEQ ; Migas & Geothermal
Geothermal
1. Metode ini merekam event-event seismik (gempa mikro)
yang ada di suatu lapangan panas bumi
2. Untuk monitoring perubahan karakter reservoar (arah aliran
fluida, rekahan) oleh timbulnya ketidakstabilan
reservoar( perubahan suhu, tekanan yang menimbulkan
rekahan) dengan mengukur event-event seismik(gempa) yang
ditimbulkan oleh adanya rekahan, produksi, dan injeksi fluida,
Sekian dan Terima Kasih
Semoga Bermanfaat