Anda di halaman 1dari 11

MINGGU KEEMPAT

HUKUM ASURANSI
Melisa Safitri, S.H., M.H.
ISI POLIS (Pasal 256 KUHD)
Setiap polis kecuali asuransi jiwa, harus menyatakan:
1. Hari dibuatnya perjanjian asuransi
2. Nama org yg mengadakan perj asuransi u/ diri sendiri atau pihak ketiga
3. Uraian ttg Objek Asuransi
4. Jumlah uang untuk berapa diadakan perj asuransi
5. Bahaya yg ditanggung oleh penanggung
6. Saat mulai dan berakhirnya asuransi
7. Besarnya premi
8. Semua keadaan yg kiranya penting bagi penanggung dan klausula/syarat yg
dijanjikan para pihak
Isi Polis untuk Asurasi Kebakaran (Pasal 287
KUHD)
• Selain yg disebutkan dalam Pasal 256 KUHD, polis kebakaran harus
menyebutkan:
1. Letak brg yg diasuransikan dan batas-batasnya
2. Pemakaian barang yg diasuransikan
3. Sifat dan pemakaian gedung-gedung yang berbatasan
4. Harga dari brg yg diasuransikan
Keputusan Menkeu No.422/KMK.06/2003
ttg Penyelenggaraan Usaha Perasuransian
• Polis asuransiharus memuat sekurang-kurangnya: (PASAL 8)
1. Saat berlakunya pertanggungan
2. Uraian manfaat yang diperjanjikan
3. Cara Pembayaran Premi
4. Tenggang Waktu pembayaran premi (grace period)
5. Kurs yg digunakan
6. Waktu yg diakui sbg saat diterimanya pembayaran premi
7. Kebijakan yg ditetapkan perusahaan apabila pembayaran premi melewati tenggang waktu

• Polis asuransi harus dicetak dgn jelas dan dapat dimengerti secara langsung/tidak langsung oleh
pemegang polis/ tertanggung (PASAL 9)

• Setiap polis yg dipasarkan di Indonesia harus menggunakan Bahasa Indonesia jika dibuat dalam
Bahasa asing harus dibuat berdampingan dgn Bahasa Indonesia. (PASAL 10)
Keputusan Menkeu No.422/KMK.06/2003
ttg Penyelenggaraan Usaha Perasuransian
• Apabila trdapat perumusan yg menyebabkan pembatasan,
pengecualian atas resiko harus dicetak tebal atau ditulis sdemikian
rupa, agar dapat dipahami. (PASAL 11)
• Dilarang mencantumkan klausul yg menyatakan bahwa tertanggung
tidak dimungkinkan melakukan upaya hukum dalam hal terjadi
penolakan klaim (PASAL 15)
• Penghentian pertanggungan atas permintaan
penanggung/tertanggung harus dibuat secara tertulis (PASAL 20)
• Jika klaim dilakukan penanggung tidak boleh memperlambat dengan
berbagai alasan yg tidak jelas (PASAL 25)
POLIS SEBAGAI ALAT BUKTI
• Polis adalah alat butki tertulis yg menyatakan bahwa telah terjadi
kesepakatan antara penanggung dan tertanggung (Abdulkadir
Muhammad)
• Dalam hubungannya dgn pembuktian, yg harus membuktikan adalah
tertanggung untuk bias membuktikan apakah resiko yg ditaggungnya
merupakan akibat langsung atas bahaya (perils) yang dijamin oleh
polis. Hakim dapat memutuskan yg menguntungkan penanngung jika
tertanggung gagal membuktikan kebenaran tuntutannya. (j Tinggi
Sianipar)
UU. Perlindungan Konsumen
• PASAL 10 : Pelaku usaha dalam menawarkan barang/jasa dilarang
menawarkan/mempromosikan , mengiklankan, atau membuat pernyataan yg tidak
benar/tidak relevan mengenai:
1. Harga/tariff suatu brg/jasa
2. Kegunaan
3. Kondisi, tanggungan, jaminan/hak / ganti rugi brg/jasa
4. Tawarn potongan harga/hadiah menarik yg ditawarkan
5. Bahaya penggunaan brg/jasa

• PASAL 1 angka 10 : Klausula baku adalah ketentuan yg dipersiapkan secara sepihak


oleh penanggung dan harus dipenuhi oleh konsumen
PP. No 73/1992
• PASAL 18 : Perusahaan Asuransi hrs melaporkan kepada menteri
setiap program asuransi baru yg dipasarkan
• PASAL 20 : Premi harus dibuat dalam tingkat yg mencukupi tidak
berkelebihan dan diterapkan secara diskriminatif
Waktu Penyerahan Polis
• Dengan adanya kata sepakat perjanjian mengikat (asas
konsensualisme)
• Polis tidak diterbitkan seketika krna harus dittd oleh direksi dalam
perusahaan asuransi melalui makelar asuransi.
• Apabila tanggungan ditutup melalui perantara makelar , maka polis yg
ditandatangani harus diserahkan dalam waktu 8 hari setelah
ditutupnya perjanjian.
• Jika sudah ada pembayaran premi, namun polis belum ada maka
dapat dibuktikan dengan cover notes sebagai alat bukti untuk
mengajukan klaim atas objek asuransi.
Jenis-Jenis Polis

• Polis Standar dan Non-Standar • Menurut Objek Pertanggungan


1. Polis Standar : Syarat pertanggungannya standar, di 1. Personal Insurance Policy (manusia) :
ndonesia misalnya PSKI (Polis Standar Kebakaran asuransi kecelakaan, jiwa,
Indonesia) kesehatan/pengobatan
2. Polis Non Standar : Kebalikan dari Polis Standar 2. Property Insurance Policy (Harta benda)
: Asuransi atas bangungan/pabrik/ harta
• Menurut Jangka Waktu Pertanggungan benda tidak bergerak
1. Polis Jangka Pendek : Polis dgn jangka waktu kurang 3. Causality Insurance Policy ( Harta benda
dari setahun, misalnya Polis Asuransi Pengangkutan lain selain bangunan dan alat
2. Polis Tahunan : Mayoritas Asuransi kerugian dibuat transportasi)
dalam waktu 1 tahun 4. Marine Insurance Policy (muatan yg
3. Polis Jangka Menengah : Waktu lebih dari setahun diangkut kapal laut, udara, darat)
namun kurang dari 5 tahun
5. Aviation and Space Technology
4. Polis Jangka Panjang : Polis Asuransi Dwiguna (pesawat udara dan mesin angkasa
(endowment) dan polis asuransi seumur hidup
lainnya)
(whole life policy)
Jenis Polis dalam Praktik
• Polis Perjalanan (menjamin • Polis Waktu : Menanggung
penanggung selama resiko selama waktu tertentu (6
perjalanan) : dari 1 tempat ke bulan/12 bulan)
tempat lainnya • Polis ditaksir : jumlah harga
• Polis Pelabuhan (Menjamin tanggungannya ditaksir misalnya
resiko yg mungkin menimpa 10.000.000 (tidak jadi soal
kapal selama di pelabuhan) apakah sesuai atau tidak)

Anda mungkin juga menyukai