Anda di halaman 1dari 19

HEMATOLOGI

“Pemeriksaan Darah Pada Demam Thypoid”

Dosen
Putu Rika Veryanti, S.Farm.M.Farm-Klin, Apt.

Kelompok 5

 Tyas Moro W 16334002


 Monaliza Stefiani 16334004
 Farakh Shofa Adhila 16334010
 Mohammad Ghani S 16334015 INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
2020
Hematologi
“Demam Thypoid”

1. Definisi
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Pemeriksaan laboratorium
5. Tatalaksana terapi
Definisi Demam Thypoid

Demam tifoid adalah suatu penyakit infeksi


sistemik yang bersifat akut.Penyakit ini disebabkan
oleh Salmonella typhi. Gejala klinis dari demam
tifoid yaitu demam berkepanjangan, bakterimia,
serta invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke dalam
sel-sel fagosit mononuklear dari hati, limpa,
kelenjar limfe, usus.
Etiologi Demam Thypoid

 Etiologi demam thypoid adalah Salmonella typhi 90 % dan


Salmonella paratyphi . Bakteri ini berbentuk basil atau
batang, gram negative, mempunyai flagella .
 Bakteri ini dapat hidup di dalam air, sampah dan debu. Dapat
mati dengan pemanasan suhu 60 ̊ C selama 15-20 menit .
Salmonella typhi mempunyai 3 macam antigen, yaitu :
1. Antigen O (Antigen Somatik), yaitu terletak pada lapisan
luar dari tubuh kuman.
2. Antigen H (Antigen Flagella), terletak pada flagella,
fimbriae atau pili dari kuman.
3. Antigen Vi, terletak pada kapsul yang dapat melidungi
kuman dari fagositosis.
Etiologi Demam Thypoid

Adapun Faktor resiko dari demam thypoid,


diantaranya :
a. Polusi udara,
b. sanitasi lingkungan yang kurang,
c. Makanan dan minuman yang terkontaminasi
d. kepadatan penduduk dll
Patofisiologi Demam Thypoid
Patofisiologi Demam Thypoid

Air atau makanan terkontaminasi

Sebagian dimusnahkan didalam


lambung

Sebagian lolos keusus dan


berkembang

Bila respon imun turun maka kuman


menembus sel epitel (sel M)

Menembus lamina propria


difagosit oleh makrofag
Lanjt.. Patofisiologi Demam Thypoid

Dibawa oleh makrofag ke plak payeri ileum

Menjalar ke KGB mensentrika

Melalui duktus troksitus menuju aliran darah


sistemik (Bakteriemia I : asimpatomatik)

Berkembang didalam organ hati dan limfa

Masuk ke aliran darah kembali (bacteremia II :


simpatomatik) terjadi gejala klinis sistemik
Lanjt.. Patofisiologi Demam Thypoid

Dari hati ke empedu lalu sebagian dikeluarkan


bersama feses, sebagian diserap kembali

Diplak payeri system imun (hipersensitivitas tipe IV)


menjadi hyperplasia jaringan lalu terjadinya nekrosis
jaringan

Erosi pembuluh darah mengakibatkan


pendarahan

Perkembangan limfonodi meningkat menjadi perforasi


Pemeriksaan laboratorium

Pada Demam thypoid ada beberapa pemeriksaan


laboratorium, diantara nya :
1.Pemeriksaan tepi darah , pada pemeriksaan
tepi darah dapat ditemukan adanya penurunan
kadar hemoglobin, trombositopenia, kenaikan
LED, Limfopenia, leukosit normal hingga
leukositosis.
Pemeriksaan laboratorium

2. Pemeriksaan Biakan Darah


 Diagnosis utama demam tifoid adalah isolasi kuman
S.typhi. Isolasi kuman penyebab demam tifoid dapat
dilakukan dengan mengambil biakan dari berbagai tempat
dalam tubuh. Biakan darah memberi hasil positif pada
40-60% kasus.
 Sensitivitas biakan darah yang paling baik adalah selama
minggu pertama sakit, dapat positif sampai minggu kedua
dan setelah itu kadang saja ditemukan positif.
 Pemeriksaan biakan darah memerlukan sampel sebanyak
10-15 ml pada dewasa dan 2-4 ml pada bayi dan anak
prasekolah.
Pemeriksaan laboratorium

3. Tes Tube
 Tube merupakan alat uji yang berfungsi untuk
mendeteksi keberadaan antibody IgM anti-09 dalam
darah. Antibodi tersebut dihasilkan secara otomatis oleh
sistem imun saat tubuh terinfekasi oleh bakteri
Salmonella typhi. Jadi, apabila tes Tube mendeteksi
antibody IgM anti-09 dalam sampel darah menadakan
sesorang tersebut positif mengidap tipes.
Tatalaksana Terapi

Tatalaksana terapi demam thypoid terbagi


menjadi 2, yaitu :
1. Farmakologi
2. Non farmakologi
Tatalaksana Terapi
1. Terapi Farmakologi
Tabel Terapi antibiotik penyakit demam tifoid
Antibiotik Dosis Keterangan
Ciprofloxacin (Grouzard, et al., 2016) Tidak di rekomendasikan pada anak
- anak usia dibawah 15 tahun akan
(Grouzard, et al., 2016) PO 5-7 hari Dewasa: 1 gram/hari
tetapi risiko yang mengancam jiwa
dalam 2 dosis terbagi Anak – anak :
dari tyfoid melebihi risiko efek
30 mg/kg/hari dalam 2 dosis terbagi
samping (alternatif 2, fully sensitive
multidrug resistant

Cefixime PO 7 hari Anak – anak (lebih dari Dapat menjadi alternatif dari
usia 3 bulan) : 20 mg/kg/hari dalam Ciprofloxacin bagi anak – anak di
(Grouzard, et al., 2016)
2 dosis terbagi bawah 15 tahun

Amoksisilin PO 14 hari Dewasa : 3 gram / hari Jika tidak adanya resisten (fully
dalam 3 dosis terbagi Anak- anak : sensitive)
(Grouzard, et al., 2016)
75-100 mg/kg/hari dalam 3 dosis
 
terbagi
 
Tabel Terapi antibiotik penyakit demam tifoid

Antibiotik Dosis Keterangan


Tiamfenikol PO 5-6 hari 75 mg/kgBB/hari Efek samping hematologis pada
(Rampengan, 2013) penggunaan tiamfenikol lebih jarang
daripada kloramfenikol (alternatif 1)

Azitromisin PO 6 hari 20 mg/kg/hari Azitromisin efektif dan aman


(Rampengan, 2013) diberikan pada anak-anak dan
dewasa yang menderita demam
tifoid tanpa komplikasi

Ceftriaxone* IM/IV (3 menit) Infus (30 menit) Salmonella typhi dengan cepat
(Grouzard, et al., 2016) 10 – 14 hari (tergantung tingkat berkembang resisten terhadap
keparahan) Dewasa : 2-4 gram kuinolon (quinolone resistant). Pada
sehari sekali Anak – anak: 75 mg/kg kasus ini gunakan ceftriaxone
sehari sekali
Tatalaksana Terapi

2. Terapi Non Farmakologi


Non Farmakologis Keterangan
Tirah baring Dilakukan sampai minimal 7 hari bebas demam
atau kurang lebih sampai 14 hari
(Sakinah dan Indria, 2016)
Diet lunak rendah serat Asupan serat maksimal 8 gram/hari,

(Sakinah dan Indria, 2016) menghindari susu, daging berserat kasar, lemak,
terlalu manis, asam, berbumbu tajam serta
diberikan dalam porsi kecil.
Menjaga kebersihan Tangan harus dicuci sebelum menangani
makanan, selama persiapan makan, dan setelah
(Upadhyay, et al., 2015)
menggunakan toilet.

Anda mungkin juga menyukai