Anda di halaman 1dari 89

PERAWATAN ALAT

BERAT
PERAWATAN ALAT BERAT

 MAKSUD PERAWATAN ALAT BERAT ADALAH:


Suatu kegiatan / aktivitas yang pelaksanaanya terpogram dalam rangka menjaga
kesiapan alat untuk suatu proses produksi sesuai dengan fungsi kerjanya.
 TUJUAN DARI SUATU PERAWATAN ALAT BERAT ADALAH:
1. Mejaga agar alat berat selalu siap pakai dalam kondisi prima (high availability of
unit)
2. Biaya perbaikan alat yang proposional (proportional reduce repair cost)
3. Titik kembali modal yang dapat terprediksi (predictrion of return on invertment)
PERAWATAN ALAT BERAT

 JENIS PERAWATAN ALAT BERAT ADALAH:


1. PERAWATAN PENCEGAHAN (PREVENTIVE MAINTENANCE)
2. Perawatan perbaikan (corrective maintenance)
3. Perawatan perubahan perbaikan teknis (maintenance of technical modification)
 Pelaksanaan perawatan alat berat adalah:
1. Dasar-dasar perawatan (reference fundamental of maintenance)
2. Perencanaan perawatan (planning of maintenance)
3. Pelaksanaan perawatan (maintenance activity)
4. Pemeriksaan dan evaluasi hasil dari perawatan (check and evaluation maintenance result)
5. Perbaikan yang terus menerus dari kegiatan perawatan (continuous improvement of
maintenance activity)
PERAWATAN ALAT BERAT
DASAR-DASAR PERAWATAN ALAT BERAT ADALAH:

 1. PANTAS/LAYAK (SUITABLE) BOOK REFERENCE


2. TERUKUR (MEASUREABLE) FORMULATION CONCEPT
3. DAPAT DILAKSANAKAN (ATTAINABLE) APLIKATIF
4. MASUK AKAL ( REASONABLE) LOGIC
5. PENGATURAN WAKTU (TIME SCHEDULE) PROGRAM

LATAR BEKALANG/BACKGROUND
• SECTOR OPERASI
• DAERAH OPERASI
• KAPASITAS OPERASI
• PREDIKSI STATISTK
• JUMLAH UNIT
• KARAKTERISTIK OPERASI
PERAWATAN ALAT BERAT
PERENCANAAN PERAWATAN ALAT BERAT ADALAH

5W + 1H DESCRIPTION ?

WHY MENGAPA rencana ini diperlukan… Mengapa harus dilaksanakan serta


diperbaiki…
WHAT APA tujuan dari sasarannya… Apa target-target dari
perbaikannya…
WHERE DIMANA rencana akan diimplementasi & diaplikasikan… Dimana lokasi/daerah penerapan
rencana…
WHEN KAPAN rencana akan diimplementasi & dipalikasikan… Kapan penerapan rencana &
perbaikan…
WHO SIAPA pelakasana rencana… Siapa serta kapasistas kompetensi
pelaksana rencana perbaikannya…
HOW BAGAIMANA metoda/cara pelaksanaannya… Bagaimana cara prlaksanaan sera
perbaikannya
Perawatan alat berat

Aktivitas kerja perawatan alat berat:

Plan Do
PROGRESS

Action Check

Kesadaran Kualitas
Pemeriksaan & evaluasi perawatan alat berat adalah:
Pemeriksaan (check) adalah suatu aktivitas yang dilaksanakan dengan metoda melakukan perbandingan/komparasi
antara hasil yang dicapai dengan rencana target batas ataupun standart yang telah dicanangkan.

 CHECK =

HASIL
NYATA

SESUA TIDAK
I SESUAI

PROBLEM
PERBAIKAN
PENINGKATAN

PERBAIKAN
KASUS

  𝑃𝐸𝑅𝐵𝐴𝐼𝐾𝐴𝑁
𝐵𝐸𝑅𝐾𝐸𝑆𝐼𝑁𝐴𝑀𝐵𝑈𝑁𝐺𝐴𝑁
𝑆𝑇𝐴𝑁𝐷𝐴𝑅𝐷𝐵𝐴𝑅𝑈
FLOW CHART AREA OF
MAINTENANCE
SIGNIFICANCE and EFFECT of
INSPECTION
Perawatan dan operasi yang baik dapat sangat mengurangi ongkos perbaikan alat hal
ini terlihat dalam break down unit dalam kasus kerusakan (diagram lingkaran) dan
selanjutnya efek inspeksi/pemeriksaan sangat diperlukan untuk mengetahui serta
pendeteksian dini pada kasus-kasus yang akan terjadi.
Hasil yang berarti dalam proses inspeksi antara lain sebagai berikut:
 Menganstisipasi kerusakan unit lebih awal
 Mengurangi durasi/lamanya unit rusak
 Mengurangi ongkos perbaikan alat
 Memperpanjang umur mesin secara keseluruhan
 Memperbaiki evaluasi produksi secara global
Kesiapan dan daya guna alat (availability
& utility w/e):
 Kesiapan alat (availability w/e) adalah suatu kondisi alat siap melakukan fungsinya
secara proposional prima dengan batas ataupun standart yang telah dicanangkan.
 Daya guna alat (utility w/e) adalah suatu kondisi alat dapat melalukan fungsinya
secara proposional prima dengan batas ataupun standart yang sesuai spesifikasi.

 KESIAPAN ALAT = X 100%

 DAYA GUNA ALAT = X 100%


KERUSAKAN ALAT (BREAKDOWN
UNIT):
KERUSAKAN ALAT (BREAKDOWN UNIT) adalah suatu kondisi dimana alat tidak siap
melakukan fungsinya secara prima dengan batas ataupun standard yang telah dicanangkan.
KERUSAKAN ALAT (BREAKDOWN) dapat di bagi dalam beberapa hal sesuai dengan
jenis kerusakan yang terjadi. Adapun contoh penggolongan dapat dilakukan sebagai
berikut:
 Kerusakan dalam control (Under Control Breakdown)
 Kerusakan diluar control (Out Control Breakdown)

 KERUSAKAN ALAT = X 100%


PERAWATAN HARIAN
(DAILY MAINTENANCE)

PERAWATAN PERIODIK
(PERIODIC MAINTENANCE)
KERUSAKAN DALAM CONTROL
(UNDER CONTROL BREAKDOWN)
JADWAL TURUN MESIN
(OVERHAUL SHCEDULE)

KERUSAKAN ALAT
(BREAKDOWN ETC
UNIT)

KECELAKAAN
(ACCIDENT)
KERUSALAN DILUAR CONTROL
(OUT CONTROL BREAKDOWN)

ETC
PERAWATAN ALAT BERAT
PENGGUNAAN MATERIAL
PERAWATAN
PERAWATAN ALAT BERAT
KONTROL MATERIAL
PERAWATAN/MATERIAL
CONTROL of MAINTENANCE

COST CONTROL of C/GOODS =

FULL CONTROL =

OIL CONTROL =

PARTS INVENTORY CONTROL =


PERAWATAN ALAT BERAT
BIAYA PERAWATAN
(MAINTENANCE COST)
PERAWATAN ALAT BERAT
KONTROL BIAYA PERAWATAN
(MAINTENANCE COST CONTROL)
PERAWATAN ALAT BERAT
PT LAJU PERSADA
PERAWATAN ALAT BERAT
PERAWATAN ALAT BERAT
PERAWATAN ALAT BERAT
PERAWATAN WAKTU RUSAK
(DOWN TIME MAINTENANCE)
PERAWATAN ALAT BERAT
TABLE WAKTU RUSAK (DOWN TIME)
KONTROL BIAYA PERAWATAN (MAINTENANCE COST CONTROL)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Perencanaan biaya 3.500 4.000 6.300 7.500 9.000 24.500 12.000 14.000 12.400 13.000 12.500 13.600
perawatan
YTD 3.500 7.500 13.800 21.300 30.300 54.800 66.800 80.800 93.200 102.60 118.700 132.30
0 0
2. Rencana jam 3.360 3.360 3.360 3.360 3.360 3.360 3.360 3.360 3.360 3.360 3.360 3.360
operasi unit
YTD 3.360 6.720 10.080 13.440 16.800 20.160 23.520 26.880 30.240 33.600 36.960 40.320
3. Rencana biaya 1.04 1.12 1.37 1.58 1.80 2.72 2.84 3.01 3.08 3.16 3.21 3.28
perawatan perjam
MAINTENANCE INTERVAL GUIDE
A. GREASING
B. ENGINE
C. TRANSMISSION
D. HYDRAULIC SYSTEM
E. FUEL SYSTEM
F. AIR CLEANER
G. COOLING SYSTEM
H. AIR CONDITIONER
I. MISCELLANEOUS
MAINTENANCE
NOTE : The machine shipped from the factopry is filled with lubricants marked with
1. Front Joint Pin and Swing Bearing
2. Swing Gear
Recommended Engine Oil

IMPORTANT : Use only geunine Hitachi engine oil as shown below or

engine oil equivalent to DH-1 spechified in JASO. Failure to do so may

deteriorate the engine performance and/or shorten the engine service life.

Please be noted that all engine failures caused by using engine oil other than

specified are excluded from Hitachi Warranty Policu. Consult your nearest

Hitachi dealer for the unclear points.


Brand Names of Recommended Grease
Brand Names Recommended Oil
NOTE : The machine shipped from the factory is filled with oil market
1. Engine oil for pump transmission
2. Gear oil for swing and travel reduction device
Note : Use proper hydraulic oil in accordance with the atmospheric temperature. The machine shipped from the factory is
filled with oil marked. When the atmospheric temperatur is between -40ºC and ±20ºC: Use the proper hydraulic oil having
high and low temperature characteristics by referring to the velues shown below. Low temperature Viscosity : Less than
4000cSt at -40ºC. High temperature Viscosity : More than 6.5cSt at + 80ºC. The above values are approximately equivalent
to ISO viscosity grade #22. However, low temperature viscosity will differ depending on each product. Contact each
hydraulis oil manufacture directly. When the atmospheric temperature is below -40ºC: Contact your authorizes dealer.
CORRECTIVE MAINTENANCE
TROUBLRSHOOTING
BASIC
TROUBLESHOOTING
for
BTS - Training
SEVEN STEP FOR TROUBLE
SHOOTING
1. KNOWN THE SYSTEM
2. ASK THE OPERATOR
3. INSPECT THE MACHINE
4. OPERATE THE MACHINE (IF POSSIBLE)
5. LISTS POSIBLE CASE
6. REACH A CONCLUSSION
7. TEST YOUR CONCLUSSION
KNOW THE SYSTEM/PELAJARI SISTEMNYA

Pelajari Technical Manual Mesin. Pahami sistemnya dan bagaimana


cara kerjanya, konstruksinya, fungsi dan spesifikasi dari komponen.
ASK THE OPERATOR / Tanyakan Operator

Sebelum melakukan pemeriksaan, carilaj informasi yang lengkap mengenai


ketidakfungsian dari saksinya, yaitu operator.
 Bagaimana mesin itu di operasikan? Apakah mesin itu di operasikan dengan
benar?
 Kapan trouble terjadi dan tipe kerja apa yang di lakukan mesin saat trauble?
 Apakah detail dari problemnya? Apakah traublenya menjadi parah dan apakah
hanya tiba-tiba pada saat pertama?
 Apakah mesin mempunyai trouble yang lain sebelumnya? Jika ada, komponen
mana yang telah di perbaiki/di ganti.
INSPECT THE MACHINE/ Periksa Mesin

Sebelum melakukan prosedur troubleshooting, periksa point perawatan harian


mesin, seperti di tunjukkan pada operator manual.
Juga periksa sistem kelistrikkan, termasuk battery seperti low battery voltage,
konektor yang kendor atau fuse yang putus akan mengakibatkan controller tidak
bekerja dan selanjutnya mengakibatkan keseluruhan sistem tidak bekerja.
Kerusakkan fuse sering di akibatkan putus halus dan sangat sulit untuk di ketahui
melalui visual inspection.
OPERATE THE MACHINE YOUR SELF (IF POSBLE)/
Operasikan mesin sendiri (jika memungkinakan)

Untuk mengidentifikasi trouble, operasikan mesin sendiri. Jika


trouble tidak bisa di ketahui, stop engine dan carilah informasi lebih
lanjut tentang ketidaknormalan dari operator. Juga periksa
kelengkapan konektor dari wire harness.
LIST POSSIBLE CAUSES/ Catat semua trouble yang
memungkinkan

PERHATIAN : Jangan sampai melepas harness atau sistem hydraulic, selama engine running. Mesin bisa
tidak berfungsi atau oli bertekanan akan menyemprot keluar, memungkinakan kecelakaan. Pastikan
untuk menyetop engine sebelum melepas harness atau saluran hydraulic.
Sambung alat diagnostic, DR.EX atau yang lain ke Controller untuk mendapatkan catatan
ketidaknormalan.
Jika ada fault code yang terdisplay melalui monitor, periksa sirkuit sensing signal dengan berdasarkan
Troubleshooting A.
Jika ada fault code yang terdisplay melalui monitor, maka selanjutnya ke Troubleshooting B.
Adakalanya fault code yang muncul pada monitor, tidak semuannya menunjukkan trouble mesin.
Adakalnya hanya berupa memori yang tersimpan di controller. Maka hal itu perlu di lakukan
penghapusan memopri fault code.
REACH A CONCLUSSION/Simpulkan Kasus yang Paling
Memungkinkan :

Sebelum mencapai kesimpulan, misalnya problem itu di karenakan


hydraulic/ electric/ power train/ engine, periksa kasus yang sangat
mirip. Coba untuk mengidentifikasi actual kasus dari trouble.
Berdasarkan kesimpulan, buat rencana perbaikkan yang tepat untuk
mencegah ketidak fungsian.
TEST YOUR COCLUSSION/ Laksanakan Perbaikkan
sesuai dengan Kesimpulan :

Setelah mencapai suatu kesimpulan tentang problem yang paling


memungkinkan, maka mulai melaksanakan perbaikkan. Mulailah
dengan perbaikkan yang paling sederhana & mempunyai resiko
yang sangat kecil tetapi masih berhubungan dengan problem yang
ada.
HYDRAULIC TROUBLESHOOTING

1. SIGHT/ PENGLIHATAN
2. HEARING/ PENDENGARAN
3. TOCH/ SENTUHAN
4. SMELL/ PENCIUMAN
SIGHT / PENGLIHATAN
Troubleshooting dengan memakai penglihatan adalah dengan melihat tanda-
tanda kebocoran, misalnya : machine atau hose yang basah, oil kotor level yang
kurang di tangki. Dari sini kita bisa melihat tanda-tanda adanya kebocoran yang
akan mengakibatkan problem yang serius, misalnya pada control valve, pompa
inspection ini di lakukan secara periodic, maka problem yang serius akan dapat
di hindari.
HEARING / PENDENGARAN

Troubleshooting dengan memakai pendengaran adalah


mendengarkan suara-suara yang tidak biasa yang datang dari sistem
hydraulic. Aliran oil yang tiba-tiba atau spike, yaitu pressure sangat
tinggi. Getaran-getaran pada hydraulic component yang berlebihan
dsb. Oli yang terbuang ke tangki pada saat tekanan tinggi, maka
disini akan timbul panas yang cepat dan bisa merusak kualitas oli itu
sendiri.
TOCH / SENTUHAN

Troubleshooting dengan memakai sentuhan disini agak berbahaya


dan harus hati-hati. Vibrasii dari hose yang tidak seperti biasanya,
juga bisa mengindikasikan adanya masalah di sistem hydraulic
SMELL/ PENCIUMAN

Bila oli hydraulic tercampur udara atau di pompa hydraulic terjadi


kavitasi, maka akan terjadi gelembung-gelembung udara di oli. Pada
saat tekanan tinggi dan terjadi kevakuman, maka akan timbul temperatur
yang sangat tinggi. Hal ini bisa tercium bau oli terbakar di dalam tangki.
Kalau sudah begini kondisinya dan unit terus beroperasi, maka hydraulic
component tidak akan tahan lama dan menjadi cepat rusak.
HYDRAULIC TROUBLESHOOTING

Untuk troubleshooting hydraulic, pada prinsipnya adalah bisa di bagi menjadi :


1. Hydraulic component
2. Hydraulic system
3. Electrical/ Control system
1. Hydraulic Component

Secara garis besr bahwa component hydraulic terdiri dari :


a) Pompa & pengontrolnya
b) Control Valve & pengontrolnya
c) Actuator
a. Pompa
Pada umumnya kerusakan pada pompa adalah tidak bisa menahan
aliran balik bila ada tekanan (atau dengan kata lain bagian dari
pompa itu ada yang sudah aus). Hal ini akan menurunkan
displacement dari pompa itu sendiri. Bila displacement pompa
sudah turun di bawah spesifikasinya, maka kecepan dari actuator
akan berkurang untuk semua actuator (cylinder / motor).
Penyebab berubahnya displacement pada pompa yang lain adalah
pada sistem pengontrolnya. Bila sistem pengontrolnya (regulator /
solenoid) ada masalah, maka juga akan mengakibatkan berubahnya
displacement pada pompa.
2. Hydraulic System

Pada control valve, ada beberapa sistem, di antarnya open center &
closed center. Berdasarkan hal ini, kita jangan sampai salah dalam
menangani problem. Hal ini di karenakan setiap sistem mempunyai
keuntungan dan kerugian. Lebih spesifik lagi misalnya problem saat
operasi kombinasi dan saat single operasi ternyata normal. Begitu juga
type pompa yang di pakainya.
b. Control Valve & Pengontrolnya

Seperti kita ketahui bahwa fungsi control valve adalah untuk mengontrol tekanan, jumlah
aliran & arah aliran. Jadi bila salah satu fungsi tidak normal, maka actuator bisa tidak kuat,
tidak cepat dan arahnya tidak sesuai yang di kehendaki.
Sedangkan untuk pengotrolnya misalnya pada pilot controlnya sebagai penggerak spool
valve. Bila pilot controlnya bermasalah dari sumbernya (misal pilot pump) maka seluruh
actuator akan bermasalah. Tapi bila hanya salah satu actuator aja yang bermasalah, berarti
sumber permasalahannya bukan dari sumbernya. Kita hanya memeriksa sebatas sistem
operasi dari actuator yang bermasalah.
c. Actuator

Actuator adalah berfungsi untuk merubah tenaga hydraulic menjadi


tenaga mekanik. Actuator akan menghasilkan speed dan power. Bila
speed atau power itu bermasalah semua, berarti sumber
permasalhannya adalah dari sumber. Bila sebgaian, maka hanya
sistem actuator tersebut.
Pada actuator, bila masalahnya adalah speed yang kurang maka
penyebabnya jumlah oli yang mengalir ke actuator adalah kurang.
Sedangkan bila force / gaya yang kurang kuat, maka sumber
utamanya adalah dari setting pressure yang kurang.
3. Electrial / Control System
Sistem operasi hydraulic sekarang sudah di kombinasikan dengan
electric yang biasa kita sebut dengan istilah mechatronik. Jadi ada
kalanya output hydraulic yang bermasalah, tetapi sistem
pengontrolnya memakai electric, misalnya berupa solenoid-solenoid
valve. Jadi dalam melakukan troubleshooting hydraulic kita tidak
bisa mengabaikan masalah electric.
Masalah sistem pengontrolan juga berkembang sangat pesat,
misalnya sekarang banyak yang memakai controller sebagai
pengatur sistem hydraulic. Ini lebih komplek karena di sini ada
proses input yaitu sensor / switch terus di proses oleh controller dan
output ke actuator. Tidak jarang pabrik alat berat sekarang
menegluarkan software untuk troubleshooting.
HYDRAULIC TROUBLESHOOTING
a. Semua actuator tidak beroperasi/ lambat :
1. Main pump delivery tidak cukup, maka seluruh actuator akan lambat
2. Bila chart ini tetap sulit untuk menemukan permasalahan, maka ukur flow rate main
pump sesuai prosedur.
HYDRAULIC TROUBLESHOOTING
HYDRAULIC TROUBLESHOOTING
HYDRAULIC TROUBLESHOOTING
ELECTRICAL TROUBLESHOOTING

1. HIGH RESISTANCE CIRCIT


2. OPEN CIRCIT
3. GRONDED CIRCIT
4. SHORTED CIRCIT
HIGH RESISTANCE

Definisi : Sebuah high resistance circuit


adalah mempunyai tambahan resistance
yang dapat mengakibatkan component
bekerja tidak normal. High resistance
dapat di akibatkan oleh : kendor, korosi
atau terminal yang kena oli. Kawat dalam
yang putus atau kawat terlalu kecil, untuk
aplikasi bisa mengakibatkan high
resistance. Circuit di atas, high resistance
(5) bisa mengakibatkan lampu (8) kurang
terang atau tidak nyala.
HIGH RESISTANCE
Urutan Troubleshooting-nya :
1. Key switch (3) ON
2. Ukur voltase pada switch terminal (4) dan terminal component
3. Jika low voltage pada switch terminal (4), ketidaknormalan antara switch (3) dan battery (1). Ukur sampai keluar
battery (1) voltasenya normal. Ketidakfungsian antara dua titik terakhir pengukuran.
4. Jika voltase pada terminal component (7) kurang dari voltase pada switch terminal (4), high resistance antara dua
titik. Mulai terminal component (7), lanjutkan ukur voltase yang switch terminal (4) sampai di temukan voltase
normal. Ketidakfungsian antara dua titik terakhir pengukuran. Contoh : voltase battery ada pada switch terminal
(4), tetapi voltase akan rendah pada terminal component (7). Periksa voltase yang keluar dari switch terminal (4),
low voltage ada pada conector (6), mengindikasikan high resistance (5) dalam harness antara switch terminal (4)
dan connector (6).
5. Jika voltase normal pada terminal (7), tidak normal antara component (8) dan ground. Terus mengukur voltase
yang keluar ground (9) sampai low voltage di dapatkan. Ketidakfungsian antara dua titik terakhir pengukuran.
OPEN CIRCUIT

Definisi : Open circuit adalah retak secara


phisik yang akan mencegah aliran arus
dan mengakibatkan component tidak
beroperasi. Open circuit dapat di
sebabkan oleh wire (5) putus, lepas
connector (6), fuse (2) putus atau ground
(9) lepas
1. Check fuse (2). Jika putus, ganti dan operasikan circuit. Jika fuse putus yang kedua kalinya,
check lagi.
2. Key switch (3) ON
3. Ukur voltage battery antara switch terminal (4) dan component terminal (7)
4. Jika tidak ada voltase pada terminal (4), ketidakfungsian antar switch (3) dan battery (1).
Lanjutkan check voltase yang keluar battery (1) sampai di dapatkan voltage normal.
Ketidakfungsian antara dua titik terakhir pengukuran.
5. Jika ada voltase pada switch terminal (4), tetapi tidak ada pada terminal component (7),
ketidakfungsian antara kedua titik. Mulai dari terminal (7), lanjutkan mengecek voltage yang
keluar switch terminal (4) sampai di dapatkan voltage yang normal. Ketidakfungsian antara
dua titik terakhir pengukuran. Connector (6) mudah di lakukan pengecekkan voltage atau pin
lepas. Contoh : voltage ada pada terminal (4), tetapi pada component (7) tidak ada. Cek
voltage dari switch terminal (4), nol volt akan muncul pada connector (6), mengindikasikan
wire (5) putus antara switch terminal (4) dan connector (6).
6. Jika voltage pada component terminal (7) normal, ketidakfungsian antar component (8) dan
ground (9). Lanjut check volt keluar ground (9) sampai volt normal. Ketidak
GROUNDED CIRCUIT

Definisi : Grounded circuitt terjadi saat spot


di circuit mangelupas atau tahanan nol ke
ground mesin. Hal ini terjadi saat isolator
aus atau terkelupas yang mengakibatkan
component tidak operasi atau fase putus
dengan cepat.
1. Lepas dan periksa fuse (2)
a). Jika fuse bagus, circuit adalah ke ground antara battery dan fuse, kabel terbakar akan putus
b). Jika fuse putus, jangan cabut fuse dan lanjutkan cek short ke ground
2. Key switch (5) OFF
3. Ukur kontinuitas ground dan fuse dari switch (5)
a). Jika ada kontinuty, ada short ke ground antara fuse terminal (4) dan switch (5). Periksa harnessnya.
b). Jika tidak ada kontinuity ke ground, lanjut ke step berikutnya.
4. Lepas component terminal (9)
5. Ukur kontinuity ke ground pada lead wire dari component terminal (9)
a). Jika ada kontinuity ke ground, ada short ke ground antara switch terminal (6) dan component terminal (9).
Periksa wire harness di lingkungan ini9. Contoh : Continunity ke ground akan ada pada wire lead dari
component terminal (9). Periksa wire harness switch terminal (6), isolator (7) yang terbakar yang akan contack
ke ground machine (8).
b). Jika ada continunity, lanjut ke step berikutnya
6. Lepas ground (11), ambil component terminal (9) lepas
7. Ukur kontinuity ke ground pada ground konektor (11)
a). Jika ada kontinuity ke ground, ada short ke ground antara component (10) dan ground connection (11).
Periksa wire harness di lokasi ini
b). Jika tidak ada continuity ke ground, lepas component (10). Component mungkin internal short ke ground.
SHORTED CIRCUIT

Definisi : Shorted circuit ada power pada


wire dengan isolator terkelupas dan
kontak dengan wire sirkuit lain yang
mengakibatkan short (4,6 atau 7). Hal ini
memungkinkan arus mengalir ke
beberapa component, ketika switch pada
posisi ON. Fuse (3) akan putus dengan
cepat, jika switch (5) ON, saat wire short
ke ground
Kabel Battery Shorted ke Circuit
1. Putar switch S1 (12) dan switch s2 (5) OFF
2. Lampu E1 (11) tetap ON
3. Short ke power battery (4) terletak sebelum switch S2 (5) dan setelah switch S1 (12)
4. Periksa wire harness apakah terkelupas atau terjepit antara switch S1 (12) dan lampu E1
(11) pada circuit 1 dan antara fuse F2 (3) dan switch S2 (5) pada circuit 2.
Kabel Power Shorted ke Circuit

1. Putar switch S1 (12) ON dan switch S2 (5) OFF


2. Lampu E1 dan lampu E2 (8) nyala. Satu atau kedua lampu mungkin akan redup
3. Putar switch S1 (12) OFF dan switch S2 (5) ON
4. Lampu E2 (8) dan lampu E1 (11) akan nyala. Satu atau kedua lampu mungkin akan
redup
5. Short ke switch power (6) yang terletak antara circuit 1 dan 2 setelah switch S1 dan S2
(12, 5) dan sebelum lampu E1 dan E2 (11, 8)
6. Periksa wire harness apakah terkelupas atau terjepit antara switch S1 (12) dan lampu E1
(11) pada circuit 1 dan antara fuse S2 (5) dan lampu E2 (8) pada circuit 2.
Kabel Power Shortes ke Ground
1. Putar switch S1 (12) ON dan switch S2 (5) OFF
2. Lampu E1 (11) dan lampu E2 (8) nyala. Satu atau kedua lampu mungkin akan
redup. Lampu E1 dan lampu E2 dapat nyala jika fuse F2 (3) putus
3. Putar switch S1 OFF
4. Putar switch S2 ON
5. Fuse F2 (3) akan putus dengan cepat ketika S2 (5) di putar ke On
6. Short ke ground (7) terletak di antara switch S2 (5) dan lampu E2 (8) pada circuit 2
dan setelah lampu E1 pada circuit 1.
7. Periksa wire harness apakah terkelupas atau terjepit antara switch S2 (5) lampu E2
(8) pada circuit 2 dan antara lampu E1 (11) dan ground (10) pada circuit 1
Sensor Circuit Shorted to Power

Definisi : adalah salah satu atau lebih kabel


shoterd ke power. Kabel poer sensor
shorted ke power (5) bisa merusak sensor.
Kabel signal shorted ke power battery (6)
bisa mengakibatkan sensor display yang
salah atau sensor rusak. Sensor kabel
ground shorted ke power (7) bisa
mengakibatkan fuse F2 (3) putus saat
switch S2 (4) di putar ke ON.
Kabel Power Sensor Short ke Power (5)
1. Controller bisa mendisplay ke arah maximum atau minimum
2. Sensor bisa di rusak dengan tidak memberikan signakl ke contoller
3. Controller bisa rusak, dengan tidak ada display dari sensor
4. Controller bisa atau tidak bisa mendisplay service code
Kabel Signal Sensor Short ke Power (6)

1. Contoller bisa mendisplay ke arah maximum atau minimum


2. Sensor bisa rusak dengan tidak memberikan signal ke contoller
3. Controller bisa di rusak, dengan tidak ada display dar sensor
4. Controller bisa atau tidak bisa mendisplay service code
5. Sensor dan controller bisa berfungsi normal, bila switch (4) pada posisi OFF
Kabel Ground Sensor Short ke Power (7)

1. Sensor dan controller bisa berfungsi normal, bila switch (4) pada posisi OFF
2. Fuse F2 (3) akan putus ketika switch (4) di putar ON
3. Controller bisa menimbulkan “Short ke Ground” service code.
Sensor Circuit Shorted Sendiri

Definisi : adalah satu atau lebih kabel


terhubung dengan kabel lain antara
controller dan sensor. Kabel power sensor
short ke kabel signal sensor (5) bisa
mengakibatkan display ke maximum atau
minimum. Kabel power sensor short ke
kabel ground (5), fuse (2) bisa putus.
Kabel sensor signal short ke kabel ground
(7), bisa mengakibatkan controller salah
display.
Kabel Power Sensor Short ke Kabel Signal Sensor

1. Controller akan mendisplay ke arah maximum atau minimum


2. Sensor bisa rusak dan tidak memberikan signal ke controller
3. Controller bisa menimbulkan “Shorth ke Power” service code atau controller
shutdown unttuk protection sampai shorth ke power ground di perbaiki
Kabel Power Sensor Shorth ke Kabel Ground Sensor (6)

1. Sensor bisa rusak dan tidak memberikan signal ke controller


2. Controller bisa rusak dan tidak ada display untuk sensor
3. Controller memberikan atau tidak memberikan service code
4. Fuse (2) bisa putus
Kabel Signal Sensor Short ke Kabel Ground Sensor (7)

1. Controller akan mendisplay ke arah maximum atau minimum


2. Controller bisa menimbulkan “Shorth ke Ground”, service code
3. Fuse (2) bisa putus
Sensor Circuit Shorted ke Ground

Definisi : Satu atau lebih kabel sensor


terhubung dengan ground mesin atau
kabel ground. Kabel power sensor ke
ground (4) mengakibatkan fuse atau
controller akan shutdown untuk
protection. Kabel soignal short ke ground
(5) dapat mengakibatkan “Shorth to
Ground” service code akan timbul. Kabel
ground sensor short ke ground (6), sensor
tetap beroperasi dengan normal
Kabel Power Sensor Short ke Ground (4)

1. Fuse (2) bisa putus


2. Controller rusak, tidak ada display
3. Controller bisa rusak “Short to Ground” service code atau controller bisa
shutdown untuk protection sampai short ke ground di perbaiki
Kabel Signal Short ke Ground (5) Kabel Signal Short ke Ground (6)
1. Controller akan mendisplay ke 1. Sensor dan controller bisa
arah maximum atau minimum berfungsi normal
2. Controller menunjukkan “Short
to Ground” service code
Seven Step Electrical Test Procedure
Step – 1 : Switch ON
Periksa sisi battery pada fuse (3), untuk voltase.
a). Voltase battery normal, lanjut ke step – 2
b). Low voltase, perbaiki masalah high resistance
c). Open circuit dari battery
Step-2 : Switch OFF
Periksa sisi component pada fuse untuk voltase battery.
a). Voltase battery normal, lanjut ke step-4
b). Low voltase, perbaiki masalah high resistance
c). Tidak ada voltase, lanjut ke step -3
Step-3 : Switch OFF
Periksa sisi component pada fuse untuk kontinuitas ground
a). Ada kontinuitas ke ground, perbaiki pada sirkuit ground atau sebelum switch
b). Tidak ada kontinuiti ke ground, ganti fuse.
Step-4 : Switch ON
Periksa sisi component pada fuse untuk voltase battery
a). Voltase battery normal, lanjut ke step 6
b). Low voltase, perbaiki masalah high resistance
c). Tidak ada voltase, lanjut ke step-5
Step-5 :
Lepas kabel pada sisi battery dari component (6). Switch ON. Periksa wire pada (6)

Anda mungkin juga menyukai