Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN

KEPERAWATAN
DIARE
KELOMPOK I : ELSA YULIANTI
S U K M AWAT Y
ASRIANDINI
NI KADEK WIRANTI
SITI NURHALIZA
DEFINISI
• Gastroenteritis ( Diare ) adalah buang air besar ( defekasi ) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair ( setengah padat ), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya
lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam, lebih dari 3 kali sehari, dapat atau
disertai darah dan lender, ( ASPEN, 1998 )

• Menurut WHO diare adalah buang air besar dengan konsistensi cair ( mencret )
sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam ). Ingat, dua kriteria penting
harus ada yaitu BAB cair dan sering. Jadi misalnya buang air besar sehari tiga kali
tapi tidak cair, maka tidak bisa disebut diare. Begitu juga apabila buang air besar
dengan tinja cair tapi tidak sampai tiga kali dalam sehari, maka itu bukan diare.
PATOFISIOLOGI
 factor infeksi :
Dapat diawali adanya mikroorganisme ( kuman ) yang masuk kedalam saluran pencernaan yang
kemudian berkembang biak dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan
daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya
mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbs cairan dan elektrolit.

 factor malabsorbsi :
Kegagalan dalam melakukan absorbs yang mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkat sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus yang dapat
meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah diare.
Lanjutan ….
 factor makanan :
Dapat terjadi apabila toksin yang ada di tidak mampu diserap dengan baik. Sehingga terjadi
peningkatan peristaltic usus yang mengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap
makanan yang kemudian menyebabkan diare.

 factor psikologi :
Dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltic usus yang akhirnya mempengaruhi
proses penyerapan makanan yang dapat menyebabkan diare.
TANDA DAN GEJALA
1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
2. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi : turgor kulit jelek ( elastisitas kulit menurun), mata cekung,
membrane mukosa kering.
3. Kram abdominal
4. Demam
5. Mual dan muntah
6. Anoreksia
7. Lemah dan pucat
8. Nadi dan pernapasan cepat
9. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 pemeriksaan feses/tinja
berat feses > 300 gram/24 jam mengkonfirmasi adanya diare.
 pemeriksaan darah
dapat dilakukan pemeriksaan darah tepi lengkap ( Hb, Ht, Leukosit ), kadar elektrolit,
analisa gas darah.
 pemeriksaan lanjutan
1. Endoskopi, yaitu pemeriksaan kondisi saluran pencernaan secara visual dengan alat khusus
yang dinamakan endoskop
2. pemeriksaan Rotgen , dilakukan bila ada kecurigaan gangguan pada ileum dan jejunum.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Riwayat keperawatan, awal serangan: awalnya anak cengeng, gelisah , suhu tubuh meningkat,
aneroksia kemudian timbul diare.
c. Keluhan utama : fecces semakin cair , muntah bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi
gejala dehidrasi, berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor
kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekuensi BAB lebih dari 4 kali dengan
konsistensi encer
d. Riwayat kesehatan masa lalu
Lanjutan….
e. Riwayat penyakit yang di derita, riwayat pemberian imuniasasi
f. Riwayat psikososial keluarga:
g. Kebutuhan dasar
1) Pola eliminasi: akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari, BAK sedikit
atau jarang.
2) Pola nutrisi: diawali dengan mual , muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan berat
badan pasien.
3) Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen ysng akan
menimbulkan rasa idak nyaman
4) Pola hygine: kebiasaan mandi setiap harinya
5) Aktivitas: akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri akibat distensi abdomen
Lanjutan….
h. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis sampai
koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.
2) Pemeriksaan sistematik
 inspeksi : mata cekung, ubun- ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir kering, berat
badan menurun, anus kemerahan.
Palpasi : turgor kulit jurang elastis
Auskultasi : terdengarnya bising usus
Perkusi : adanya distensi abdomen
Lanjutan….
3) Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang : pada anak diaere akan mengalami gangguan karena
anak dehidrasi sehingga berat badan menurun
4) Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan tinja, darah lengkap dan doodenum intubation yaitu
untuk mengetahui penyebab secara kuantitatif dan kualitatif

2. Diagnosa keperawatan
a. kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan GI berlebihan melalui feses atau emesis
b. perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan
melalui diare, masukan yang tidak adekuat
Lanjutan….
c. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang menembus saluran gastrointestinal
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare
e. Ansietas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan tidak dikenal, prosedur
yang menimbulkan stres

3. Intervensi
a. Dx 1: berikan larutan rehidrasi oral (LRO)
Rasional: untuk rehidrasi dan pengganti kehilangan cairan melalui fese
Berikan LRO sedikit tapi sering khususnya bila anak muntah
Rasional: karena muntah kecuali jika muntah itu hebat, bukanlah kontraindikasi untuk penggunaan LRO
Berikan dan pantau cairan IV sesuai ketentuan
Rasional: untuk dehidrasi hebat dan muntah
Berikan agnens antimikroba sesuai ketentuan
Rasional: untuk mengobati patogen khusunya yang menyebabkan kehilangan cairan berlebih
Setelah rehidrasi berikan diet reguler pada anak sesuai toleransi
Rasional: penelitian menunjukan pemberian diet normal secara dini bersifat menguntungkan untuk menurunkan jumlah defekasi dan penurunan BB
serta pemendekan durasi penyakit
Lanjutan …..
Ganti LRO dengan cairan rendah natrium seperti air, ASI formula bebas laktosa, atau formula yang mengandung setengah laktosa.
Rasional: mempertahakan terapi cairan
Pertahankan pencatatan yang ketat terhadap masukan dan keluaran 9urin, feses, dan amesis)
Rasional: mengevaluasi keefektifan intervensi
Pantau berat jenis urin tiap 8 jam atau sesuai indikasi
Rasional: untuk mengkaji hidrasi
Timbang BB anak
Rasional: untuk mengkaji dehidrasi
Kaji TTV, turgor kulit, membarene mukosa, status mental tiap 4 jam atau sesuai indikasi
Rasional: untuk mengkaji hidrasi
Hindari masukan caira jernih seperti jus buah, minuman karbohidrat, gelatin
Rasional: karena cairan ini biasanya tinggi karbohidrat, rendah elektrolit, dan mempunyai osmolalitas tinggi.
Instruksikan keluarga dalam memberikan terapi yang tepat, pemantauan masukan dan keluaran dan mengkaji tanda tanda hidrasi
Rasional: untuk menjamin hasil optimum dan memperbaiki kepatuhan terhadap aturan terapeutik
Lanjutan….
b. Dx 2: setelah dehidrasi instruksikan ibu menyusui untuk melanjutkan pemberian ASI
Rasional: hal ini cenderung mengurangi kehebatan dan durasi penyakit
Hidaru pemberian diet dengan pisang, beras, apel, roti panggang atau the
Rasional: karena diet ini rendah dalam energi dan protein terlalu tinggi dalam karbohidrat rendah
elektrolit
Observasi dan catat respon terhadap pemberian makan
Rasinal: untuk mengkaji toleransi pemberian makan
Instruksikan keluarga dalam memberikan diet yang tepat
Rasional: untuk meningkatkan kepatuhan terhadap program terapeutik
Gali masalah dan priorotas anggota keluarga
Rasional: untuk memperbaiki kepatuhan terhadap program terapeutik
Lanjutan…
c. Dx 3: implementasikan isolasi substansi tubuh atau praktek pengendalian infeksi rumah sakit, termasuk pembuangan
fases dan pemcician yang tepat serta penanganan spesimen yang tepat
Rasional: untuk mencegah penyakit infeksi
Pertahankan pencucian tangan yang benar
Rasional: untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi
Pakaikan popok dengan tepat
Rasional: untuk mengurangi kemungkinan penyebaran fases
Gunakan popok sekali pakai
Rasional: superabsorbent untuk menampung fases dan menurunkan kemungkinan terjadinya dermatitis popok
Upaya untuk mempertahankan bayi dan anak kecil dari menempatkan tangan dan objek dalam area terkontaminasi
Rasional: untuk mecegah penyebaran infeksi
Ajarkan anak bila mungkin tindakan perlindungan seperti pencucian tangan setelah menggunkan toilet
Rasional: untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi
Lanjutan…
d. Dx 4: ganti popok dengan sering
rasional: untuk menjaga agar kulit tetap bersih dan kering
Bersihkan bokong perlahan-lahan dengan sabun lukan, non alkalin, dan air atau celupkan anak dalam bak
unruk pembersihan yang lembut
Rasional: karena feses diare sangat mengiritasi kulit
Berikan salep seperti seng oksida (tipe salep data bervariasi untuk tiap anak dan memerlukan periode
pencobaan)
Rasional: untuk melindungi kulit dari iritasi
Pajankan dengan ringan kulit utuh yang kemerahan pada udara jika mungkin berikan salep perlindung pada
kulit yang sangat teriritasi atau kulit terekskoriasi
Rasional: untuk meningkatkan penyembuhan
Hindari menggunakan tissue basah yang dijual bebas yang mengandung alkohol pada kulit yang terekskoriasi
Rasional: karena akan menyebabkan rasa menyengat
Lanjutan….
Observasi bokong dan perineum akan adanya infeksi seperti Candida
Rasional: sehingga terapi yang tepat dapat dimulai
Berikan obat anti jamur yang tepat
Rasional: untuk mengobati infeksi jamur kulit

e. Dx 5: perikan perawatan mulut dan empeng untuk bayi


Rasional: untuk memberikan rasa nyaman
Dorong kujungan dan partisipasi keluarga dalam perawatan sebanyak yang mampu dilakukan keluarga
Rasional: untuk mencegah stres yang berhubungan dengan perpisahan
Sentuh, gendong, dan bicara pada anak sebanyak mungkin
Rasional: untuk memberikan rasa nyaman dan menghilangkan stres
Berikan stimulasi sensoris dan pengalihan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan kondisinya
Rasional: untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal
Lanjutan….
f. Dx 6: berikan informasi kepada keluarga tentang penyakit anak dan tindakan terapeutik
Rasional: untuk mendorong kepatuhan terhadap program terapeutik khususnya jika sesudah berada dirumah
Bantu keluarga dalam memberikan rasa nyaman dan dukungan kepada anak
Rasional: untuk memenuhi kebutuhan anak dan keluarga
Izinkan anggota keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan anak sebanyak yang mereka inginkan
Rasional: untuk mencegah penyebaran infeksi
Instruksikan keluarga mengenai pencegahan
Rasional: untuk menjamin pengkajian dan pengobatan yang kontinu
Atur perawatan kesehatan pasca hospitalisasi
Rasional: untuk pengawasan perawatan dirumah sesuai kebutuhan
Rujuk keluarga pada lembaga perawatan kesehatan komunitas
Lanjutan…
4. Evaluasi
a) Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan
b) Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebuhan tubuh
c) Integritas kulit kembali normal
d) Rasa nyaman terpenuhi
e) Pengetahuan keluarga meningkat
f) Cemas pada klien teratasi
Sekian 

Anda mungkin juga menyukai