Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS KIMIA DASAR (Pertemuan 2)

PERSIAPAN LABORATORIUM
UNTUK ANALISA RUTIN
PERALATAN KERJA DAN BAHAN PEMBERSIH
Peralatan kerja yang biasa digunakan untuk
membersihkan area : lap, sikat, sapu, vacuum
cleaner, kain pel, dan ember. Alat bantu kerja yang
lain dapat berupa selang air, exhaust fan, blower, dan
keranjang sampah.

Bahan pembersih yang digunakan antara lain : air,


sabun/detergen, teepol, natrium karbonat, kapur,
dan lain-lain. Pemilihan bahan pembersih disesuaikan
dengan sifat bahan pengotor yang akan dibersihkan.
TUJUAN PEMBERSIHAN AREA KERJA

• Pembersihan area kerja ditujukan untuk sanitasi


ruangan dan kenyamanan dalam melakukan
pekerjaan analisis.
• Keberadaan sumber pencemar ditekan
seminimal mungkin sehingga tidak mampu
mempengaruhi hasil analisis.
• Kondisi ruang kerja yang bersih dan tertata
baik akan menimbulkan kenyamanan dalam
bekerja.

3
Hal-hal yang perlu diperhatikan
• Membersihkan area kerja
• Menjaga area kerja tersebut agar tetap bersih
selama bekerja
• Meninggalkan tempat kerja dalam keadaan
bersih dan aman

4
• Area kerja yang ditujukan untuk mikrobiologi,
disamping dibersihkan, perlu didesinfeksi
terlebih dahulu (Benches, westafel dan fume
cupboard)

5
Penanganan sisa bahan kimia

Metode Umum Pembuangan


• Bahan kimia yang bersifat asam atau basa, sebelum dibuang
dinetralkan terlebih dahulu.
• Sisa-sisa asam sulfat (H2SO4), asam klorida (HCI), dan asam
nitrat (HNO3) dapat dinetralkan dengan air kapur dan
dilakukan pengecekan pH-nya
• Sisa bahan kimia yang bersifat basa seperti NaOH dan amonia
dinetralkan dengan asam asetat atau asam karbonat. Setelah
netral, dibuang dalam pembuangan yang dihubungkan
dengan septik tank.

6
• Bahan kimia sisa yang mengandung zat-zat
logam berat yang beracun seperti Pb, Hg, As
dan Cd dilakukan pengendapan terlebih dahulu
sebelum dibuang. Bahan pengendapnya?
• Endapan yang terkumpul kemudian dibakar di
dalam insenerator atau dibawa ke tempat
pengolahan limbah berbahaya dan beracun
(B3). Sedangkan cairan bagian atas dinetralkan
terlebih dulu sebelum dibuang ke bak
pembuangan atau wastafel yang dihubungkan
dengan septik tank.
7
Pembakaran terbuka

• Metoda pembakaran terbuka dapat


diterapkan untuk bahan-bahan organik yang
kadar racunnya rendah dan tidak terlalu
berbahaya. Bahan-bahan organik tersebut
dibakar ditempat yang aman dan jauh dari
pemukiman penduduk.

8
Pembakaran dalam insenerator

• Untuk zat-zat yang toksik atau zat-zat yang


apabila dibakar di tempat terbuka dapat
menghasilkan zat-zat toksik, maka pembakaran
akan lebih aman apabila dilakukan di dalam
insenerator.
• Peralatan tersebut secara otomatis dapat
membakar pada suhu ± 1000°C sehingga
terjadi pembakaran sempurna dan dilengkapi
dengan penyaring (filter) gas.
9
Penimbunan dan pengumpulan
• Zat-zat buangan padat yang reaktif atau
beracun dapat ditimbun di dalam tanah
dengan perlindungan tertentu.
• Perlindungan dimaksudkan agar zat-zat
beracun tidak merembes ke dalam sumur atau
mata air, dan zat-zat eksplosif tidak
menimbulkan bahaya ketika dilakukan
pengolahan tanah di masa datang.

10
2
MEMBERSIHKAN LAB DARI TUMPAHAN
PEREAKSI
JENIS CONTOH PROSEDUR PENANGANAN
Asam anorganik Asam klorida, asam fluorida, Tambahkan pada asam sejumlah besar campuran
asam nitrat, asam fosfat, asam NaOH dan Ca(OH)2 supaya netral. Buang campuran
sulfat tersebut ke tempat pembuangan dengan dialiri air
kran.

Basa alkali dan Anhidrat, kalsium hodroksida, Tuangkan dalam bak dan encerkan dengan air serta
amonia natrium hidroksida netralkan. Buang ke saluran air.

Bahan kimia Amonium dikromat, amonium Tambah sejumlah larutan pereduksi (hipo, bisulfir
oksidator perklorat atau ferosulfat yang ditambah H2 SO4 . Biarkan reaksi
selesai dan netralkan dnegan NaOH atau HCl
bergantung pH-nya. Buang dengan banyak air

Bahan kimia Natrium bisulfir, natrium nitrit, Reduktor gas, seperti SO2 : alirkan ke dalam larutan
reduktor natrium sulfit, belerang oksida NaOH atau larutan kalsium hipoklorit. Reduktor
padat : campur dengan NaOH (1:1), tambah air
sampai membentuk slurry. Tambahkan kalsium
hipoklorit dan air, biarkan selama 2 jam. Netralkan
sebelum dibuang.
JENIS CONTOH PROSEDUR PENANGANAN

Sianida dan Sianida, nitrat Sianida : tambahkan ke dalam larutan basa dan kalsium
nitrat hipoklorit berlebih. Biarkan selama 24 jam dan buang
ke dalam pembuangan air.
Nitrat : tambahkan ke dalam NaOH-alkoholis untuk
membentuk sianat, setelah 1 jam uapkan alkohol.
Tambah ke dalam residu sianat sejumlah larutan basa
kalsium hipokloritberlabih. Setelah 24 jam buang pada
bak pembuangan.

Asam organik Asam asetat, asam Bahan berupa cair atau padat dilarutkan ke dalam
benzoat, asam nitrat, pelarut organik yang mudah terbakar. Bakar dalam
asam formiat insenerator.

Halida asam Asetil bromida, asetil Campurkan dengan NaHCO3 dalam wadah gelas atau
organik klorida, benzoil klorida plastik dan ditambahkan air dalam jumlah banyak
sambil diaduk. Buang dalam bak air diikuti banyak air.
JENIS CONTOH PROSEDUR PENANGANAN
Aldehida Asetaldehida,  Serap ke dalam absorbent, bakar secara terbuka
akrolein, atau dalam insenerator.
benzaldehida  Larutkan dalam seton atau benzene, bakar dalam
insenerator.
Halida organik dan Aldrin, klordan,  Tuang ke dalam NaHCO3 atau campuran pasir
senyawanya dieldrin, lindane dengan NaOH (90:10) aduk merata dan bakar
dalam insenerator.
 Larutkan ke dalam pelarut organik mudah
terbakar (aseton, benzena) dan bakar dalam
insenerator.
Asam organik Asam benzena sulfonat,  Tuang ke dalam NaHCO3 berlebih. Campur dan
tersubstitusi asam kloroasetat, asam tambahkan air, biarkan selama 24 jam kemudian buang
trikloroasetat, asam perlahan-lahan dengan sejumlah air.
fluoroasetat  Tuangkan ke dalam absorbent, tutup dengan sisa kayu
atau kerta, siram dengan alkohol bekas dan bakar.
 Larutkan dengan pelarut mudah terbakar atau sisa
alkohol. Bakar dalam insenerator.
JENIS CONTOH PROSEDUR PENANGANAN
Amin Dinitroanilin,  Dibakar langsung dalam insenerator dengan
aromatik endrin, metil scrubber
terhalogenasi isosinat,  Larutkan ke dalam pelarut organik mudah
dan senyawa nitrobenzena terbakar (aseton, benzena) dan bakar dalam
nitro insenerator.

Senyawa Anilin, Larutkan ke dalam pelarut organik mudah


amin benzidine, terbakar (aseton, benzena) dan bakar
aromatik piridine dalam insenerator.

Fosfat organik Malation, metil  Dibakar langsung dalam insenerator dengan


dan senyawa paration, setelah dicampur dengan pasir dan dibasahi
sejenis paration, dengan pelarut organik yang mudah
tributilfosfat terbakar.
 Campur dengan kertas bekas dan bakar
dalam insenerator dengan scrubber alkali.
JENIS CONTOH PROSEDUR PENANGANAN

Eter Anisole, etil Larutkan dalam alkohol lebih tinggi


eter metil eter (butil alkohol), benzena atau petroleum
eter. Bakar dalam insenerator

Hidrokarbon, Antrasena, Campurkan bah an berupa cairan


alkohol dan benzena, dengan pelarut yang mudah terbakar.
ester toluena, metil Bakar dalam insenerator.
akrilat Bahan berupa padatan dibakar
bersama kertas dalam insenerator. Atau
bah an padat dilarutkan dalam pelarut
mudah terbakar dan bakar dalam
insenerator.
3
MEMBERSIHKAN RUANG TIMBANG
DAN INSTRUMENT ANALITIK
RUANG TIMBANG

Ruang timbang berukuran sekitar 15-20%


dari ukuran ruang praktikum. Lokasinya
harus berhubungan dengan ruang
praktikum. Ruang ini khusus ditempati
berbagai macam neraca baik neraca teknis
maupun neraca analitik. Oleh karena neraca
ini peka terhadap getaran, maka meja dalam
ruang timbang harus dibuat permanen (meja
beton)
MEMBERSIHKAN TIMBANGAN

Kebersihan timbangan harus dicek setiap kali selesai


digunakan, bagian dan menimbang harus dibersihkan
dengan menggunakan sikat, kain halus atau kertas
(tissue) dan membersihkan timbangan secara
keseluruhan timbangan harus dimatikan, kemudian
piringan (pan) timbangan dapat diangkat dan seluruh
timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan
pembersih seperti deterjen yang lunak, campurkan
air dan etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan
timbangan dihidupkan dan setelah dipanaskan, cek
kembali dengan menggunakan anak timbangan
RUANG INSTRUMENT
RUANG INSTRUMENT

Ruang instrumen yaitu ruang yang ditempati


alat ukur canggih seperti Atomic Absorption
Spectrophotometer (AAS), Infra Red
Spectrometer (IR), Ultra Violet-Visible
Spectrometer (UV-Vis), Gas
Chromatoghaphy-Mass Spectrometer
(GCMS), X-Ray Diffractometer (XRD), Nuclear
Magnetic Resonance Spectrometer (NMR),
Scanning Electrom Microscope (SEM) dll
RUANG INSTRUMEN

Instrumen seperti itu harus


ditempatkan pada ruang khusus dan
memenuhi kondisi yang
dipersyaratkan, misalnya harus
memiliki kelembaban rendah, maka
pada ruang tersebut harus dipasang
dehumadifier
PEMELIHARAAN INSTRUMEN

Peralatan dan instrument yang tersedia


harus diinspeksi secara periodik, dijaga
kebersihan, distel dan dikalibrasi sesuai
dengan standar.
Peralatan dan instrumentasi harus
dioperasikan oleh personel yang ahli,
terlatih dan ditunjuk. Semua instruksi cara
operasi setiap peralatan harus tersedia di
tempat.
Catatan setiap peralatan harus ada dan disimpan yang meliputi :
a. Nama peralatan, deskripsi dan nomor seri.
b. Tanggal perolehan peralatan (delivery)
c. Data maintenance, kalibrasi dan perbaikan,
d. Keselamatan yang diperlukan bagi setiap peralataan utama.
e. Bukti bahwa suatu peralatan tertentu menghasilkan data analisa
atau test yang sesuai standar dan memadai untuk kontrak atau
peraturan.
4
MENGKONDISIKAN LINGKUNGAN
TEMPAT KERJA
Pengaruh kondisi akomodasi.

1. Kondisi contoh yang akan diuji.


2. Kinerja peralatan laboratorium
3. Personel laboratorium
4. Kesesuaian kondisi yang
dipersyaratkan
Fasilitas Laboratorium

1. laboratorium menggunakan jendela kaca dengan luas


sekitar satu pertiga (1/3) dari luAS LANTAI
2. 540 – 1075 lux atau lumen per m2
AC
1. Jika digunakan AC di ruang laboratorium maka
kebutuhan AC pada ruangan tersebut
diperhitungkan sebesar 1 PK untuk 20 m2.
2. Seluruh sistem ventilasi laboratorium harus
dimonitor setidak-tidaknya 3 bulan sekali
Alat Keselamatan

1. almari asam dan almari pengaman


2. informasi safety
3. alat untuk menangani tumpahan bahan kimia
4. pakaian kerja dan alat pelindung diri
5. saluran air dengan kran dan shower
6. saluran gas dengan kran sentral
7. jaringan listrik yang dilengkapi dengan sekering atau pemutus arus
8. kotak P3K yang berisi lengkap obat
9. nomor telepon kantor pemadam kebakaran, rumah sakit, dan
dokter
10. alat pemadam kebakaran yang siap pakai dan mudah dijangkau,
bak berisi pasir kering dengan sekop, selimut anti api
11. fasilitas pembuangan limbah.
Persediaan Air
Persediaan air cukup untuk kegiatan operasional,
baik air destilasi, air bidestilasi, air
demineralisasi, air untuk keperluan sehari-hari,
misalnya air untuk pencucian peralatan gelas,
cuci tangan, atau keperluan di kamar kecil.
MEJA KERJA
• Biasanya tinggi meja kerja sekitar 80 cm, lebar 90 cm,
sedangkan panjang disesuaikan dengan ruangan yang ada.
• meja minimum1020 mm bila pekerja melakukan aktivitas di
salah satu sisi meja dan tidak ada pekerja yang lewat
dibelakangnya
• meja minimum1200 mm bila pekerja melakukan aktivitas di
salah satu sisi meja dan ada pekerja yang lewat
dibelakangnya
• meja minimum 1350 mm bila pekerja melakukan aktivitas di
salah satu sisi meja dan ada pekerja yang bekerja

Anda mungkin juga menyukai