Tulang adalah jaringan yang paling keras diantara jaringan ikat lainnya yang terdiri atas
hampir 50 % air dan bagian padat, selebihnya terdiri dari bahan mineral terutama calsium
kurang lebih 67 % dan bahan seluler 33%.
Tulang mencapai kematangannya setelah pubertas dan pertumbuhan seimbang hanya sampai
usia 35 tahun. Berikutnya mengalami percepatan reabsorpsi sehingga terjadi penurunan
massa tulang sehingga pada usia lanjut menjadi rentan terhadap injury. Pertumbuhan
dipengaruhi hormon & mineral.
Fungsi tulang adalah sebagai berikut
Mendukung jaringan tubuh dan mermberikan bentuk tubuh.
Melindungi organ tubuh (misalnya jantung, Otak, dan paru-paru) dan jaringan lunak.
Memberikan pergerakan (otot yang dengan kontraksi dan pergerakan).
Membentuk sel-sel darah merah didalam sumsum tulang belakang (hematopoiesis).
Menyimpan garam mineral, misalnya kalsium, fosfor.
Tulang disusun oleh sel-sel tulang yang terdiri dari osteosit, osteoblast dan osteoklast serta
matriks tulang. Matriks tulang mengandung unsur organik terutama kalsium dan fosfor.
Secara Mikroskopis tulang terdiri dari :
Sistem Havers (saluran yang berisi serabut saraf,
pembuluh darah, aliran limfe)
Lamella (lempeng tulang yang tersusun konsentris).
Lacuna (ruangan kecil yang terdapat di antara
lempengan–lempengan yang mengandung sel tulang).
Kanalikuli (memancar di antara lacuna dan tempat
difusi makanan sampai ke osteon).
Pembagian Tulang
Tulang mempunyai dua besar:
Tulang axial (tulang pada kepala dan badan)
Seperti: tulang kepala (tengkorak), tulang belakang (vertebrae), tulang rusuk dan sternum.
Tulang appendicular (tulang tangan dan kaki)
Seperti: extremitas alas (scapula, klavikula, humerus, ulna, radius, telapak tangan), extremitas bawah
(pelvis, femur, patela, tbia, fibula, telapak kaki).
Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, tulang dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok berdasarkan
bentuknya:
Ossa Longa (Tulang panjang) : Tulang yang ukuran panjangnya terbesar, contohnya os humerus dan os
femur.
Ossa Brevia (Tulang pendek) : tulang yang ukurannya pendek, contohnya ossa carpi.
Ossa Plana (tulang gepeng/pipih) : tulang yg ukurannya lebar, contohnya os scapula.
Ossa irregular (tulang tak beraturan): Tulang yang tidak beraturan sama seperti dengan tulang pendek.
Contoh tulang yang tidak beraturan yaitu os vertebrae
Ossa pneumatica (tulang berongga udara), contoh: os maxilla.
2.Sistem Muskuler (Otot)
Otot Polos
Yang termasuk otot polos adalah otot alat-alat dalam/visceral/musculus nonstriated, otot involunter.
Struktur: bentuk serabut panjang seperti kumparan, dengan ujung runcing, dengan inti berjumlah satu terletak dibagian
tengah;
Kontraksi: tidak menurut kehendak atau diluar kendali sistem saraf pusat, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah;
Ciri-cirir otot polos: gelondong, tiap 1 sel memiliki 1 inti sel, polos, pengendalian diluar kesadaran.
Ditemukan pada dinding viscera dan pembuluh darah, dikendalikan melalui sistem syaraf otonom, terdapat pada saluran
pencernaan, perkemihan, pernbuluh darah, dan lain-lain
Otot Jantung
Yang termasuk otot jantung adalah otot myocardium / musculus cardiac, jenis Otot involunter;
Struktur: bentuk serabutnya memaniang, silindris, bercabang. Tampak adanya garis terang dan gelap. memiliki satu inti yang
terletak di tengah;
Kontraksi: tidak menurut kehendak, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah
3.Kartilago (Tulang Rawan)
Sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Dalam membentuk rangka tubuh, tulang
yang satu berhubungan dengan tulang yang lain melalui jaringan penyambung yang disebut
persendian. Pada persendian terdapat cairan pelumas (cairan sinofial).
Secara structural sendi dibagi menjadi:
Sendi Fibrosa
Kartilaginosa
Sinovial.
Berdasarkan fungsionalnya sendi dibagi menjadi:
Sendi Sinartrosis
Sendi ini mempunyai pergerakan yang terbatas atau bahkan tidak dapat bergerak sama sekali.
Sendi ini dijumpai pada tulang tengkorak dimana lempeng-lempeng tulang tengkorak
disambungkan oleh elemen fibrosa.
Amfiartrosis
Sendi ini mempunyai pergerakan yang terbatas. Umumnya bagian tulang yang berada pada
sisi persendian dilapisi oleh tulang rawan hialin dan struktur
B.KONSEP MEDIS
Manifestasi
klinis utama yang muncul adalah rasa nyeri di punggung
bawah disertai otot-otot sekitar lesi dan nyeri tekan. HNP terbagi atas
HNP sentral dan HNP lateral. HNP sentral akan menimbulkan
paraparesis flasid, parestesia, dan retensi urine. Sedangkan HNP
lateral bermanifestasi pada rasa nyeri dan nyeri tekan yang terletak
pada punggung bawah, di tengah-tengah area bokong dan betis,
belakang tumit, dan telapak kaki. Kekuatan ekstensi jari kelima kaki
berkurang dan refleks achiler negatif. Pada HNP lateral rasa nyeri dan
nyeri tekan didapatkan di punggung bawah, bagian lateral pantat,
tungkai bawah bagian lateral, dan didorsum pedis. Kekuatan ekstensi
ibu jari kaki berkurang dan refleks patella negatif. Sensibilitas
dermatom yang sesuai dengan radiks yang terkena menurun.
5.Komplikasi HNP
Walau jarang, HNP dapat menekan cauda equine yang terletak di punggung bawah dan
mengakibatkan komplikasi yang serius, seperti :
Disfungsi pengeluaran cairan dari kandung kemih, dimana penderita akan kesulitan
mengeluarkan urine atau tinja, hingga kemandulan secara seksual.
Menurunnya kemampuan beraktivitas, dikarenakan kondisi ini dapat memperburuk
gejala, seperti nyeri hebat, otot melemah, atau kaku.
Anestesi sadel, dimana penderita kehilangan kemampuan merasa atau sensasi di titik
seperti paha bagian dalam, tungkai belakang, dan sekitar dubur.
Kelumpuhan pada ekstermitas bawah.
Cedera medulla spinalis.
Radiklitis (iritasi akar saraf).
Parestese.
Disfungsi seksual.
Hilangnya fungsi pengosongan VU dan sisa pencernaan
6.Penatalaksanaan Medis HNP
Terapi konservatif
Tirah baring
Penderita harus tetap berbaring di tempat tidur selama beberapa hari
dengan sikap yang baik adalah sikap dalam posisi setengah duduk,
tungkai dalam sikap fleksi pada sendi panggul dan lutut tertentu. Tempat
tidur tidak boleh memakai pegas/per, dengan demikian tempat tidur
harus dari papan yang lurus dan ditutup dengan lembar busa tipis. Tirah
baring bermanfaat untuk nyeri punggung bawah mekanik akut. Lama
tirah baring bergantung pada berat ringannya gangguan yang dirasakan
penderita. Pada HNP, klien memerlukan tirah baring dalam waktu yang
lebih lama. Setelah tirah baring, klien melakukan latihan atau dipasang
korset untuk mencegah terjadinya kontraktur dan mengembalikan lagi
fungsi-fungsi otot
Kompres hangat/dingin
Kompres hangat/dingin ini merupakan modalitas yang mudah dilakukan. Untuk
mengurangi spasme otot dan inflamasi. Beberapa pasien merasakan nyeri hilang pada
pengkompresan hangat, sedangkan yang lain pada pengkompresan dingin.
Fisioterapi
Biasanya dalam bentuk diatermi (pemanasan dengan jangkauan permukaan yang lebih
dalam) untuk relaksasi otot dan mengurangi lordosis
Terapi operatif
Terapi operatif dilakukan apabila dengan tindakan konservatif tidak memberikan hasil
yang nyata, kambuh berulang, atau terjadi defisit neurologis. Terapi operatif pada pasien
dilakukan jika:
Pasien mengalami HNP grade 3 atau 4.
Tidak ada perbaikan lebih baik, masih ada gejala nyeri yang tersisa, atau ada gangguan
fungsional setelah terapi konservatif diberikan selama 6 sampai 12 minggu.
Rehabilitasi
Mengupayakan penderita segera bekerja seperti
semula
Agar tidak menggantungkan diri pada orang lain
dalam melakukan kegiatan sehari-hari (the activity
of daily living)
Klien tidak mengalami komplikasi pneumonia,
infeksi saluran kemih, dan sebagainya. (Arif
Muttaqin, 2008, 359)
C.ASUHAN KEPERAWATAN