Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 6

Denata Ferdian 540170007


Meilinda 540170033
Irene 540170005
Dicky Pranata 540170001
Steven 640170023
Sesuai dengan sifat masing-masing, setiap
perusahaan terlibat dalam penjualan barang
atau jasa. Meskipun sebagian penjualan ini
secara tunai, namun sebagian besar melibatkan
kredit.

Ketika penjualan dilakukan secara kredit, berarti


piutang dagang meningkat. Maka, arti penting
cara perusahaan mengelola piutang dagangnya
tergantung pada apa yang dijual perusahaan
secara kredit. Semakin banyak yang dijual secara
Manajemen piutang
kredit, semakin tinggi proporsi aktiva yang dagang
terkait dengan piutang dagang.
Ukuran investasi dalam dalam piutang
dagang ditentukan oleh beberapa faktor :
1. Persentase penjualan kredit terhadap
penjualan total mempengaruhi tingkat
piutang dagang.

Meskipun faktor ini tentu memainkan


peran penting dalam menentukan investasi
dalam piutang dagang, namun biasanya
tidak dikontrol oleh manajer
Ukuran Investasi dalam
keuangan.Sifat bisnis cenderung
piutang dagang
menentukan campuran antara penjualan
kredit dan tunai.
2. Tingkat penjualan juga merupakan
faktor yang menentukan ukuran investasi
dalam piutang dagang. Ketika perusahaan
mengalami pertumbuhan penjualan
musiman dan permanen, tingkat investasi
dalam piutang dagang tentu saja ikut
naik.

Maka, meskipun tingkat penjualan


mempengaruhi ukuran investasi dalam
piutang dagang, namun ini bukan
variabel keputusan bagi manajer
keuangan.
3. kebijakan kredit dan penagih, secara lebih
spesifik lagi adalah ketentuan penjualan, tipe
pelanggan dan usaha penagih.

Ketentuan penjualan menentukan lamanya


periode dimana pelanggan harus melunasi
serta ketentuannya, misalnya penalty karena
terlambat membayar lebih awal.
Tipe pelanggan dan kebijakan kredit juga
mempengaruhi tingkat investasi dalam
piutang dagang.Misalnya, penerimaan resiko
kredit lebih buruk serta pembayaran
berikutnya yang nakal bisa mengakibatkan
kenaikan piutang dagang.
Manajemen persediaan

Manajemen persediaan melibatkan control atas aktiva yang digunakan


dalam proses produksi atau yang diproduksi untuk dijual dalam perjalanan
operasi normal perusahaan. Kategori umum persediaan mencakup bahan
mentah(raw material), work in process dan barang jadi. Pentingnya
manajemen persediaan pada perusahaan tergantung pada sejauh mana
investasi persediaan itu.
Tujuan memegang persediaan adalah untuk memisahkan operasi-operasi
perusahaan. Yakni, membuat setiap fungsi bisnis independen dari fungsi
lainnya.Sehingga penundaan atau penghentian pada satu bidang tidak
mempengaruhi produksi dan penjualan produk jadi.
Karena penghentian produksi mengakibatkan kenaikan biaya, dan karena
penundaan pengiriman bisa berarti hilangnya pelanggan, manajemen dan
control atas persediaan merupakan tugas penting manajer keuangan.
Beberapa tipe umum persediaan :

1. Persediaan Bahan Mentah


Persediaan ini terdiri dari bahan dasar yang dibeli dari
perusahaan lain untuk digunakan dalam operasi produksi
perusahaan

2. Persediaan Barang Setengah Jadi (Work In Process)


Ini mencakup barang setengah jadi yang membutuhkan
kerja tambahan sebelum menjadi barang jadi.

3. Persediaan Barang Jadi


Ini mencakup barang yang telah selesai proses produksinya
tetapi belum dijual.

4. Stok Kas
Tujuan penyimpanan stok kas adalah untuk membuat
pembayaran tagihan independen dari penagihan piutang
yang jatuh tempo.
Untuk mengontrol investasi dalam persediaan, manajemen
harus berusaha menyelesaikan dua masalah : masalah
kuantitas order dan order point.

1. Masalah Jumlah Pemesanan(Order Quantity)


Ini melibatkan penentuan ukuran order optimal bagi suatu
persediaan dilihat dari segi kegunaannya, biaya
pemeliharaan dan biaya pemesanan.
Disamping perubahan dalam sejumlah nama variabel, ini
persis sama dengan model persediaan untuk manajemen
kas (model EOQ). Teknik – teknik manajemen
persediaan
Model EOQ diasumsikan bahwa :

Biaya persediaan total = Total Biaya Pemeliharaan + Total


Biaya Pemesanan
Rata-rata persediaan menjadi Q/2, dimana Qadalah ukuran order persediaan
dalam unit. Bila persediaan rata-rata Q/2 dan biaya pemeliharaan rata-rata per
unit adalah C, maka biaya pemeliharaan menjadi :

Dimana :
Q = ukuran order persediaan dalam unit
C = biaya pemeliharaan per unit
Biaya pemesanan sama dengan biaya pemesanan per order kali
banyaknya order.

Bila kita asumsikan total permintaan selama periode perencanaan


adalah S dan kita pesan dalam ukuran lot Q, maka S/Q adalah
banyaknya order selama periode perencanaan.Bila biaya
pemesanan per order adalah O, maka :

Dimana :
S = Total permintaan dalam unit selama periode
perencanaan
O = biaya pemesanan per order
Maka total biaya dalam pemesanan menjadi :

2. Masalah Order Point


Dua asumsi yang paling membatasi yaitu permintaan yang tetap dan
seragam serta penyerahan instan, ditangani melalui safety stock, yakni
persediaan yang dipegang untuk mengakomodasi penggunaan besar yang
tidak biasa dan tidak diharapkan selama waktu penyerahan.
Dua faktor yang masuk dalam penentuan order point
yang tepat adalah :

a. Pembelian atau stock saat pengiriman, dan


b. Safety stock yang diinginkan.
masalah order point terdiri dari dua komponen,
untuk saat pengiriman (delivery time stock). Yaitu
persediaan yang dibutuhkan antara tanggal
pemesanan dan penerimaan persediaan yang
dipesan dan safety stock. Maka order point tercapai
ketika persediaan turun sampai ketingkat yang sama
dengan stock saat pengiriman plus safety stock.
Order point persediaan dapat ditentukan sebagai berikut :

Akibat dari terus memelihara safety stock, tingkat rata-rata persediaan


naik. Sedangkan sebelum pengikutsertaan safety stock, tingkat rata-rata
persediaan sama dengan EOQ/2, sekarang menjadi :

Anda mungkin juga menyukai