Anda di halaman 1dari 20

VENTILASI TAMBANG

PENGENDALIAN KUALITAS UDARA TAMBANG


B AY U R O H M A N PA N G A C E L L A P U T R A , S . T. , M . T .
PENDETEKSIAN GAS DALAM
TAMBANG
 Dengan teknologi yang ada pada saat ini, sangat memungkinkan mendeteksi
jumlah kontaminan udara tambang
 Instrumen pendeteksian gas dalam pertambangan bawah tanah:
 Perangkat tangan
 Alat monitor mekanis
 Monitor wilayah
 Dosimeter individu
METODE PENDETEKSIAN
Catalytic-oxidation detectors
• Mengukur konsentrasi gas mudah terbakar seperti metana dan karbon
monoksida
• Mengukur kalor yang dihasilkan saat oksidasi atau
• Mengukur perubahan resistansi pada sirkuit listrik
Elektrochemical sensors
• Mengukur konsentrasi oksigen, karbon monoksida, hidrogen sulfida, dan
oksida nitrogen
• Gas di tambang bereaksi dengan elektroda dan menghasilkan arus listrik
yang sebanding dengan konsentrasi gas tersebut
Optical Detectors
• Nondispersive infrared detector mendeteksi gas berdasarkan perbedaan
tingkat penyerapan cahaya
• Interferometer mendeteksi gas berdasarkan perbedaan indeks refraski dua
gas
Electrical Conductivity
• Menggunakan semikonduktor yang resistansi listriknya berubah-ubah relatif
terhadap keberadaan gas-gas tertentu
Stain Tubes
• Memanfaatkan bahan kimia yang dapat berubah warna ketika bereaksi
dengan gas tertentu
• Panjang dan intensitas perubahan warna sebanding dengan konsentrasi gas
Metode pendeteksian gas
dalam tambang
PEMANTAUAN GAS
 Pengukuran menerus atau berulang terhadap kontaminan pada udara
 Monitoring dilakukan untuk melindungi pekerja dari bahaya seperti api, ledakan,
atau gas beracun
 Pada tambang batubara, alat monitor dipasang pada setiap alat pemotong batubara
dan mesin diesel
 Pada monitoring area, konsentrasi kontaminan, jumlah aliran udara, suhu, dan
kelembaban dipantau pada area-area tertentu
 Sampel batuan diuji di lab
PENGENDALIAN GAS

Pencegahan/penghindaran
• Sistem peledakan yang baik
• Penyesuaian dan perawatan alat-alat bermesin
• Penghindaran penggunaan api secara terbuka
Pembersihan/pengeluaran
• Pengaliran pada muka penambangan menggunakan system hisap
atau lubang khusus
• Penyemprotan air pada muka penambangan
Penekanan kuantitas/penyerapan
• Penggunaan reaksi kimia di torak alat bermesin
• Pelarutan dengan air
Pengurungan/pemisahan
• Penyegelan daerah yang sudah tidak dipakai
• Peledakan terbatas atau peledakan saat pergantian shift
kerja
Dilusi/pengurangan
• Dilusi dengan ventilasi utama atau pembantu
• Dilusi dengan alat difusi atau semprotan air
Rumus perhitungan udara yang diperlukan untuk dilusi satu jenis gas dalam tambang
dalam kondisi steady state

Jika konsentrasi kontaminan sangat jauh lebih kecil dari ambang batas/mendekati
nilai 0, maka rumus yang digunakan

Dengan MAC = konsentrasi maksimum yang diperbolehkan


B = konsentrasi gas/kontaminan di intake
Qg = debit gas/kontaminan ke dalam udara tambang (m3/s)
Q = debit udara yang perlu disuplai ke dalam tambang (m3/s)
Jika lebih dari satu jenis gas, maka hitung untuk masing-masing gas lalu gunakan
kebutuhan yang paling besar
AEROSOL PADA TAMBANG
 Aerosol adalah sekumpulan partikel padat atau cair yang terapung di udara
 Bentuk paling umum adalah
 Dusts (debu)
 Fumes (uap)
 Smokes (Asap)
 Fog (kabut)
 Smog (asbut)
 Haze (kabut asap)
HUKUM STOKE
 Digunakan dalam perhitungan kecepatan pengendapan partikel debu yang:
 berdiameter lebih besar dari 1 µm
 Jatuh pada cairan yang tidak bergerak dengan nilai bilangan Reynolds < 1

 Rumus kecepatan pengendapan partikel

Rumus bilangan Reynolds

dengan Vt = kecepatan relative partikel pada fluida (m/s)


ρp = densitas partikel (kg/m3)
Dp = diameter partikel (m)
g = percepatan gravitasi (9,807 m/s2)
µ = viskositas udara (1,81 x 10-5 Pa.s)
KLASIFIKASI DEBU
 Fibrogenic, menyebabkan fibrosis atau luka di paru-paru
 Karsinogen, menyebabkan kanker
 Aerosol beracun, meracuni organ, syaraf, dan bagian lain pada manusia
 Debu radioaktif, memancarkan sinar radiasi
 Debu eksplosif, dapat terbakar di udara
 Debu dengan gangguan ringan terhadap manusia
PENYAKIT DAN GANGGUAN
PERNAFASAN AKIBAT
AEROSOL DI TAMBANG
 Silicosis (debu dari kuarsa, tridymite, cristobalit)
 Pneumoconiosis (debu mineral silikat dan debu batibara)
 Asbestosis (debu asbestiform)
 Beryllium disease (debu dari berilium termasuk bijih)
 Siderosis (debu dari besi termasuk bijih besi)
FAKTOR PENENTU TINGKAT
BAHAYA DEBU TAMBANG
Komposisi


Faktor paling berpengaruh

Memberikan pengaruh baik secara fisik maupun kimiawi

Konsentrasi


Memperkecil konsentrasi dapat menurunkan kejadian penyakit paru-paru
Contoh pengaruh paparan
debu tambang pada
kemungkinan gangguan paru-
paru pneumoconiosis
Ukuran partikel
• Menentukan aliran partikel

Lama paparan
• Debu akan terakumulasi seiring dengan
bertambahnya waktu
Kerentanan individu
• Daya imun/tahan tiap orang berbeda-beda
Ambang batas setiap jenis
aerosol yang umum dijumpai
di tambang
PERHITUNGAN PAPARAN
AEROSOL
 Dalam perencanaan dan pekerjaan penambangan perlu diketahui hubungan antara paparan, dosis,
time waktu pajanan (paparan)
 Dosis (dose) adalah akumulasi paparan seseorang dalam waktu tertentu

atau

 Besar akumulasi debu yang terhisap dan terdeposit di dalam paru-paru

atau

 Paparan rata-rata terukur waktu (ETWA) dapat dihitung dengan persamaan


Stategi dan metode dasar
pengendalian debu di
tambang
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai