Anda di halaman 1dari 21

VENTILASI TAMBANG

PENGENDALIAN KUALITAS UDARA TAMBANG


B AY U R O H M A N PA N G A C E L L A P U T R A , S . T. , M . T .
PENDAHULUAN
 Pekerja tambang berhadapan dengan lingkungan yang tidak bersahabat bagi
pekerjaannya
 Perlu udara yang cukup secara kualitas, kuantitas, dan temperaturnya di dalam
tambang bawah tanah
 Udara disuplai untuk memenuhi kebutuhan pernafasan dan memberikan
kenyamanan kerja

Paradoks: pengendalian lingkungan udara tidak tidak berkontribusi langsung pada


peningkatan produksi, tapi siklus produksi tambang tidak mungkin dilakukan tanpa
pengendalian lingkungan udara
KOMPOSISI UDARA
Persen Persen
Gas
Volume (%) Berat (%)
Nitrogen 78,09 75,55
Oksigen 20,95 23,13
Karbon dioksida 0,03 0,05
Argon, dan gas jarang lainnya 0,93 1,27

Persen
disederhanakan Gas
Volume (%)
Oksigen 21
Nitrogen dan gas-gas inert 79
GAS-GAS DALAM TAMBANG
 Fluida yang menjadi perhatian terbesar dalam
lingkungan pertambangan adalah udara
 Udara dalam tambang bawah tanah merupakan
campuran dari berbagai macam gas
 Komposisi udara berubah-ubah seiring udara
menelusuri terowongan
 Kehilangan oksigen
 Bertambah gas-gas dari motor bakar alat berat, lapisan
batuan, dan hasil peledakan batuan

Photo by Dexter Fernandes on Unsplash


Photo by Arno van Rensburg on Unsplash
Photo by Ricardo Gomez Angel on Unsplash
PENGENDALIAN UDARA
TOTAL DALAM TAMBANG
Photo by Kunj Parekh on Unsplash
Pengendalian kualitas udara
Pemnjernihan udara dan penghilangan
konaminan
Pengendalian gas
Pengendalian debu
Pengendalian kuantitas udara Photo by Michal Matlon on Unsplash

Pengendalian besar dan arah aliran udara


Sirkulasi udara
Ventilasi di muka penambangan
Pembuangan udara kotor

Photo by Jonathan Kemper on Unsplash


Pengendalian temperatur/kelembaban
Pendinginan dan penghangatan
Pengaturan kelembaban
PENGENDALIAN UDARA
TOTAL DALAM TAMBANG
Pengendalian kualitas udara
Sifat Kimia

Pengendalian kuantitas udara


Sifat Fisik

Pengendalian temperatur/kelembaban
Sifat Psikrometrik
SIFAT KIMIA UDARA
Tidak Berwarna

Tidak Berbau

Tidak Memiliki Rasa

Memacu Proses Pembakaran

Penunjang Kehidupan
KONTAMINAN
 Kontaminan dalam verifikasi tambang adalah zat yang keberadaannya tidak
diinginkan atau jumlahnya tidak semestinya dalam udara
 Keberadaan kontaminan diatur dalam tiga buah parameter
 Nilai Ambang Batas
 Pajanan Singkat Diperkenankan
 Kadar Tertinggi Diperkenankan

Carilah nilai ambang batas, Pajanan Singkat Diperkenankan, dan Kadar Tertinggi
Diperkenankan berdasarkan peraturan yang berlaku di Indonesia
Tabel Kebutuhan Respirasi

Jenis Kegiatan O2 dikonsumsi (10-5 m3/s) Respiratory Quotient   Respiratory quotient =

Keadaan Istirahat 0,47 0,75


Kerja sedang 03,3 0,9
Kerja berat 4,7 1
Sumber: Forbes dan Grove (1954)

Contoh Permasalahan Kebutuhan Udara:


Dengan Asumsi perkerjaan berat (vigorous activity) dilakukan pada area dengan kadar
oksigen 21% dan karbon dioksida 0,03% pada bagian intake. Hitunglah kuantitas
udara Q (dalam m3/s) yang harus disuplai perindividu pekerja jika diinginkan udara di
bagian hilir berada dalam kondisi yang diperbolehkan, yaitu oksigen 19,5% dan
karbon dioksida 0,5%.
Contoh Perhitungan Kebutuhan Udara

Oksigen intake Oksigen hilir


Q?
Karbon dioksida intake Karbon dioksida hilir

Oksigen
dikonusmsi

Nitrogen dan Gas lain Karbon dioksida


diproduksi

Berapa kebutuhan aliran udara (Q) agar kedua ketentuan berikut terpenuhi:
1. Oksigen di intake – Oksigen dikonsumsi = Oksigen di Hilir
2. Karbon dioksida di intake + Karbon dioksida dikonsumsi = Karbon dioksida di Hilir
Contoh Perhitungan Kebutuhan Udara
Q = 3,1 x 10-3 m3/s

Oksigen 21 % (intake) Oksigen 19,5 % (hilir)

Karbon dioksida intake Karbon dioksida hilir


Kerja berat
Oksigen 4,7 x 10-5 m3/s
dikonusmsi
* Forbes dan Grove, 1954
Nitrogen dan Gas lain

Perhitungan kadar Oksigen:


Oksigen di intake – Oksigen dikonsumsi = Oksigen di Hilir
0,21 Q – 4,7 x 10-5 m3/s = 0,195Q
0,21 Q – 0,195Q = 4,7 x 10-5 m3/s
0,015Q = 4,7 x 10-5 m3/s
Q ≈ 3,1 x 10-3 m3/s
Contoh Perhitungan Kebutuhan Udara
Q = 10 x 10-3 m3/s

Oksigen di intake Oksigen di hilir

Karbon dioksida 0,03% (intake) Karbon dioksida 0,5 % (hilir)


Kerja berat
Oksigen 4,7 x 10 m /s
-5 3

dikonusmsi

Nitrogen dan Gas lain ≈ 79% Karbon dioksida 4,7 x 10-5 m3/s
diproduksi

Perhitungan kadar Karbon dioksida:   Respiratory quotient =


Karbon dioksida di intake + Karbon dioksida diproduksi = Karbon dioksida di Hilir
  1,0 =
0,0003 Q + 4,7 x 10-5 m3/s = 0,005Q
4,7 x 10-5 m3/s = 0,005Q – 0,0003Q   =
4,7 x 10-5 m3/s = 0,0047Q
Q ≈ 10 x 10-3 m3/s
Untuk memenuhi kebutuhan Oksigen, butuh Q sebesar 3,1 x 10-3 m3/s, sedangkan untuk memenuhi
batas Karbon dioksida dibutuhkan Q sebesar 10 x 10-3 m3/s. Pilih mana?

Hitunglah kadar karbon dioksida jika debit udara sebesar Q dari kebutuhan oksigen (dan sebaliknya)

Q = 3,1 x 10-3 m3/s untuk memenuhi kebutuhan oksigen

Karbon dioksida di intake = 0,0003 Q Karbon dioksida diproduksi = 4,7 x 10-5 m3/s

Karbon dioksida di intake = 0,0003 * 3,1 x 10-3 m3/s Karbon dioksida diproduksi = 0,047 x 10-3 m3/s

Karbon dioksida di intake = 0,00093 x 10-3 m3/s

Karbon dioksida di intake + Karbon dioksida diproduksi = Karbon dioksida di Hilir


0,00093 x 10-3 m3/s + 0,047 x 10-3 m3/s = Karbon dioksida di Hilir
Karbon dioksida di Hilir = 0,04793 x 10-3 m3/s

 K arbon  dioksida   di   hilir   0,04793  x  10−3  m 3 / s


= =0,015
𝑄 3,1  x  10−3  m 3 / s
melebihi kadar karbon dioksida
Karbon dioksida di Hilir = 1,5 % Q
yang diperbolehkan
Q = 10 x 10-3 m3/s untuk memenuhi kadar karbon dioksida yang diperbolehkan

Oksigen di intake = 0,21 Q Oksigen dikonsumsi = 4,7 x 10-5 m3/s

Oksigen di intake = 0,21 * 10 x 10-3 m3/s Oksigen dikonsumsi = 0,047 x 10-3 m3/s

Oksigen di intake = 2,1 x 10-3 m3/s

Oksigen di intake – Oksigen dikonsumsi = Oksigen di Hilir


2,1 x 10-3 m3/s – 0,047 x 10-3 m3/s = Oksigen di Hilir
Oksigen di Hilir = 2,053 x 10-3 m3/s

 Oksigen   di   Hilir 2,053  x  10−3  m 3 / s


= =0,2053
𝑄 10  x  10−3  m 3 / s
mencukupi kadar minimal oksigen
Oksigen di Hilir = 20,53 % Q
yang dipersyaratkan

Q = 3,1 x 10-3 m3/s memenuhi kebutuhan oksigen, melebihi kadar karbon dioksida yang diperbolehkan

memenuhi batas kandungan karbon dioksida, mencukupi kadar minimal


Q = 10 x 10-3 m3/s
oksigen yang dipersyaratkan
Contoh Perhitungan Kebutuhan Udara
Q = 10 x 10-3 m3/s

Oksigen 21 % (intake) Oksigen 20,53 % (hilir)

Karbon dioksida 0,03% (intake) Karbon dioksida 0,5 % (hilir)

Oksigen 4,7 x 10-5 m3/s


dikonusmsi

Nitrogen dan Gas lain ≈ 79% Karbon dioksida 4,7 x 10-5 m3/s
diproduksi
Vigorous Activity

Kebutuhan Oksigen:
Oksigen di intake – Oksigen dikonsumsi = Oksigen di Hilir
Oksigen di intake – Oksigen dikonsumsi = Oksigen di Hilir
KARAKTERISTIK GAS DALAM
TAMBANG
Oksigen
• Kebutuhannya merupakan fungsi dari aktivitas fisik.
• Aktifitas fisik kebutuhan oksigen
• Satu-satunya gas yang harus dipertahankan dalam kadar tinggi di udara
Karbon
17
Dioksida
% Oksigen di udara Efek
Pernafasan dalam dan lebih cepat
15 Pusing, dengung di telinga, dan detak jantung yang cepat
13 Menyebabkan kehilangan kesadaran jika terpapar cukup lama
Metana
9 Pingsan, kehilangan kesadaran
7 Membahayakan nyawa
6 Kejang dan kematian
Karbon Dioksida
• Tidak berwarna, tidak berbau, tidak mudah meledak, dapat berasa asam dalam
konsentrasi besar
• Lebih berat daripada udara
• Banyak terdapat pada daerah ditinggalkan dan tak berventilasi
• Bersumber dari lapisan batuan, oksidasi, api dan peledakan, dan hasil pernafasan
manusia
Metana
• Kontaminan yang paling umum dijumpai di tambang babubara
• Terdapat juga di tambang mineral
• Tidak berwarna, tidak berbau, tidak memiliki rasa, tidak beracun, sangat mudah
terbakar, dan lebih ringan daripada udara
• Jumlah metana = gas hilang saat pengambila sampel + gas dikeluarkan sampel+ gas sisa
dalam sampel
Sulfur Dioksida
• Tidak berwarna, tidak mudah terbakar, beracun.
• Terbentuk saat sulfur terbakar dalam peledakan bijih sulfur, pembakaran senyawa
sulfur, dan motor bakar alat berat
Karbon Monoksida
• Tidak berwarna, tidak berbau, tidak memiliki rasa, beracun, mudah terbakar
• Terbentuk dari hasil pembakaran tidak sempurna material carbonaceous
• Beracun pada kadar rendah dan mudah terbakar pada interval kadar yang lebar
(12,5% - 74%)
• Sekali hirup dapat merusak indra penciuman
Oksida dari Nitrogen
• Nitrogen merupakan gas yang tidak reaktif, tapi dalam kondisi tertentu membentuk
beberapa oksida yang sangat beracun
• Terbentuk saat peledakan dan motor bakar alat berat
• Nitrogen dioksida lebih umum dijumpai dan lebih beracum
Hidrogen
• Tidak berwarna, tidak berbau, tidak memiliki rasa, tidak beracun, dan merupakan
gas paling ringan
• Bersumber dari aktivitas air atau uap pada material panas dan asam pada logam
• Sangat mudah terbakar dalam interval kadar 4 hingga 74%
Diagram kemampuledakan metana Diagram Kemampuledakan Hidrogen
(After Coward dan Jones, 1952) (After Coward dan Jones, 1952
Radon
• Gas yang tidak reaktif kimiawi, dan merupakan komponen
radioaktif dari hasil peluruhan Radium
• Produk peluruhan kedua Radon menempel pada debu dan
terhirup dan menggangu system pernapasan manusia,
menyebabkan
• Radon dan produk peluruhan radon berkaitan erat dengan
kanker paru-paru
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai