Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN PENANGGULANGAN

BENCANA
“Kajian Secara Epidemiologi
( Place, Time and Person )
Kejadian Bencana, dan Kaitan
Dengan Masalah Kesehatan” Namaanggotakelompok:

Adreani Gustari
AmandaWahyuPutri
ChindyMarselenaBelvi
DezaSukmaSari
FatinAmama
FauziahHamdala
RahmaEnjeli Masvi
RivaldoMaulana
SilviagusAndriani
Epidemiologi berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu
epi yang berarti diantara, demos yang berarti masyarakat,
dan logos yang berarti kajian. Jadi epidemiologi dapat kita
artikansebagai kajian tentang apa yang terjadi di dalam
kehidupan masyarakat (Ferasyi, 2008).
Epidemiologi mempunyai tiga fungsi utama, yaitu
menerangkan tentang besarnya masalah dan gangguan
kesehatan (termasuk penyakit) serta penyebarannya
dalamsuatu penduduk tertentu
 Kajian Secara Epidemiologi
A. Perkembangan & Penerapan Epidemiologi
1.1 Batasan dan Pengertian
Epidemiologi

Jika ditinjau dari asal kata (Bahasa Yunani) Epidemiologi berarti Ilmu yang
mempelajari tentang penduduk {EPI = pada/tentang ; DEMOS = penduduk
; LOGOS = ilmu}. Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini
EPIDEMIOLOGI adalah : “ Ilmu yang mempelajari tentang Frekuensi dan
Distribusi (Penyebaran) masalah kesehatan pada sekelompok
orang/masyarakat serta Determinannya (Faktor – factor yang
Mempengaruhinya).

Dari definisi tersebut di atas, dapat dilihat bahwa dalam pengertian


epidemiologi terdapat 3 hal Pokok yaitu :
1. Frekuensi masalah kesehatan
2. Distribusi ( Penyebaran ) masalah kesehatan
3. Determinan ( Faktor – faktor yang mempengaruhi )
1.2 Kegunaan / Manfaat
Epidemiologi
Apabila Epidemiologi dapat dipahami dan diterapkan dengan baik, akan
diperoleh berbagai manfaat yang jika disederhanakan adalah sebagai
berikut:
1. Membantu Pekerjaan Administrasi Kesehatan.
2. Dapat Menerangkan Penyebab Suatu Masalah Kesehatan.
3. Dapat Menerangkan Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit.
Perpaduan ciri- ciri ini pada akhirnya memetakan 4
(empat) Keadaan Masalah Kesehatan yaitu:
1. Epidemi
2. Pandemi
3. Endemi suatu keadaan dimana suatu masalah
kesehatan (umumnya penyakit) yang frekwensinya pada
suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu yang
lama.
4. Sporadik
Pengertian Epidemiologi Ditinjau Dari Berbagai
Aspek

1. Aspek Akademik Secara Akademik


2. Aspek Klinik
3. Aspek Praktis
4. Aspek Administrasi

Peranan Epidemiologi
Pada mulanya epidemiologi diartikan sebagai studi tentang
epidemi. Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari
penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam perkembangan
selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non
infeksi, sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai
studi tentang penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks
lingkungannya.
 Di dalam batasan epidemiologi, sekurang-kurangnya mencakup 3
elemen, yakni :
1. Mencakup semua penyakit
2. Populasi
3. Pendekatan Ekologi

Epidemiologi mempunyai peranan dalam bidang kesehatan


masyarakat berupa:
 Menerangkan tentang besarnya masalah dan ganguan kesehatan
(termasuk penyakit) serta penyebarannya dalam suatu penduduk
tertentu.
 Menyiapkan data/informasi yang esensial untuk keperluan
perencanaan, pelaksanaan program, serta evaluasi berbagai kegiatan
pelayanan (kesehatan) pada masyarakat, baik bersifat pencegahan dan
penanggulangan penyakit maupun bentuk lainnya serta menentukan
skala prioritas terhadap kegiatan tersebut.
 Mengidentifikasi berbagai faktor yang menjadi penyebab masalah atau
faktor yang berhubungan dengan terjadinya masalah tersebut.
Transisi Epidemiologi

Yang dimaksud dengan transisi epidemiologi adalah perubahan pola kesehatan dan
pola penyakit yang berinteraksi dengan demografi, ekonomi, dan sosial.

Pergeseran penyakit ini dapat dibuktikan dengan berubahnya pola penyakit penyebab
kematian tertinggi antara tahun 1960, dengan wabah penyakit pneumonia, tuberkulosis, dan
diare, dengan 1990 penyakit jantung, neoplasma, dan penyakit otakpembuluh darah.

 Penyebab terjadinya transisi epidemiologi antara lain :


Teknologi kedokteran
Perubahan standar hidup
Angka kelahiran
Peningkatan gizi
Kontrol vektor dan sanitasi
Perubahan gaya hidup
 Berikut adalah tiga model transisi epidemiologi :

 Model Klasik, contohnya di Eropa Barat


 Model Dipercepat, contohnya di Jepang
 Model Lambat, contohnya di negara berkembang
Proposisi-proposisi dalam transisi epidemiologi
 Mortalitas adalah faktor fundamental
 Pergeseran pola kematian penyakit pandemi penyakit infeksi secara bertahap
diganti penyakit degeneratif
 Perubahan pola penyakit pada anak-anak dan wanita muda, keselamatan
anakanak dan wanita muda meningkat.
 Pergeseran pola kesehatan dan penyakit pada masa transisi erat hubungannya
dengan transisi demografi dan sosioekonomi

Transisi epidemiologi yang lambat dapat memicu ledakan penduduk.


Faktor transisi negara berkembang :
 Faktor Ekobiologi
 Terjadi keseimbangan antarkomponen dalam segitiga epidemiologi
 Faktor Sosial, Ekonomi, Sosial, dan Budaya
 Pada faktor ini kelompok yang rentan menjadi korban adalah kelompok
usia balita
 Faktor Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan
 
Tokoh Sejarah Epideniologi
Epidemiologi sudah cukup lama dikenal atau
diperkenalkan dalam dunia kesehatan dan kedokteran.
Dikenal beberapa orang yang telah mematok sejarah
peting dalam perkembanagn epidemiologi:
1. Hippocrates ( 460-377 BC)
2. Galen (129-199)
3. Thomas Sydenham (1624-1689)
4. Antonie van Leeiwenhoek (1632-1723)
5. Robert Koch
6. Max van Patternkofer
7. John Snow, 1813-1858
8. Percival Pott
9. James Lind
10. Dool dan Hill, 1950.
Perkembangan Epidemiologi
Epidemiologi sebagai ilmu berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan itu
dilatar-belakangi oleh beberapa hal:

1. tantangan zaman di mana terjadi perubahan masalah dan perubahan


pola penyakit. Sewaktu zaman John Snow, epidemiologi mengarahkan
dirinya untuk masalah penyakit infeksi dan wabah. Dewasa ini telah
terjadi perubahan pola penyakit ke arah penyakit tidak menular, dan
epidemiologi tidak hannya dihadapkan dengan masalah penyakti
semata tetap juga hal-hal lain baik yang berkaitan langsung ataupun
tidak langsung dengan penyakit/kesehatan, serta masalah non-
kesehatan.
2. Perkembangan ilmu pengetauan lainnya. Pengetahuan klinik
kedokteran berkembang begitu pesat di samping perkembangan
ilmu-ilmu lainnya seperti biostatistik administrasi, dan ilmu perilaku
(behavior sciene). Perkembangan ilmu ini juga meniupkan angin segar
untuk perkembangan epidemiologi.
 Dengan demikian terjadilah perubahan dan perkembangan pola pikir para
ahli kesehatan masyarakat dari masa ke masa sesuai sengan kondisi zaman
mereka berada. Khusus mengenai pandangan terhadap proses terjadinya
atau penyebab penyakit telah dikemukakan beberapa konsep/teori.
Beberapa teori tentang kausa terjadinya penyakit yang pernah
dikemukakan adalah:

1. Contagion Theory
2. Hippocratic Theory
3. Miasmatic Theory
4. Epidemic Theory
5. Teori Kuman (Germ Theory)
6. Teori multikausa
Epidemiologi Variabel
1 Karakteristik Penjamu
Pejamu adalah tempat yang dinvasi oleh penyakit. Penjamu dapat
berupa manusia, hewan atapun tumbuhan. Manusia mempunyai
karakteristik tersendiri dalam menghadapi ancaman penyakit, yang bisa
berupa:
1. Resistensi
2. Imunitas
3. Infektifnes (infectiousness):

2 Karakteristik Agen
Agen adalah penyebab penyakit yang dapat terdiri dari berbagai jenis
yaitu agen biologis (virus, bakteri, fungi, riketsia, protozoa, metazoa); Agen
nutrien (Protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air); Agen fisik:
Panas, radiasi, dingin, kelembaban, tekanan; Agen kimia (Dapat bersifat
endogenous seperti asidosis, diabetes (hiperglikemia), uremia, dan
eksogenous (zat kimia, alergen, gas, debu, dll.); dan agen mekanis (Gesekan,
benturan, pukulan yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan). Adapun
karakteristik dari agen berupa :
1. Infektivitas
2. Patogenensis
3. Virulensi
4. Toksisitas
5. Invasitas
6. Antigenisitas

.3 Karakteristik Lingkungan
 Topografi: situasi lingkungan tertentu, baik yang natural maupun
buatan manusia yang mungkin mempengaruhi terjadinya dan
penyebaran suatu penyakit tertentu.
 Geografis: keadaan yang berhubungan dengan struktur geologi dari
bumi yang berhubungan dengan kejadian penyakit.
4 Person (Orang)

Variabel orang yang mempengaruhi penyakit adalah karakteristik dan


atribut dari anggota populasi. Perbedaaan rate penyakit berdasarkan orang
menunjukkan sumber paparan yang potensial dan berbeda-beda pada faktor
host. Adapun beberapa variabel orang adalah
Umur
Jenis kelamin
Kelas sosial
Jenis pekerjaan
Penghasilan
Ras dan suku bangsa (etnis)
Agama
Status perkawinan
Besarnya keluarga – umur kepala keluarga
Struktur keluarga
Paritas
5 Place (Tempat)
Varibel tempat adalah karakteristik lokal dimana orang
hidup, bekerja dan berkunjung. Perbedaan insiden berdasarkan
tempat menunjukkan perbedaan susunan penduduk atau
lingkungan mereka tinggal. Pentingnya variabel tempat di
dalam mempelajari etiologi suatu penyakit dapat digambarkan
dengan jelas pada penyelidikan wabah dan penyelidikan
terhadap kaum migran.
Beberapa varibel tempat :
Batas-batas daerah pemerintahan (desa, kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi).
Kota dan pedesaan
Daerah atau tempat berdasarkan batas-batas alam
Negara-negara
Regional – global

6 Time (Waktu)
Variabel waktu dapat menganalisis perbedaan cara pandang dari
kurva epidemik. Hubungan antara waktu dan penyakit merupakan
kebutuhan dasar di dalam analisis epidemiologi oleh karena perubahan
penyakit menurut waktu menunjukkan faktor etiologis.
 Beberapa pola penyakit :
 Sporadis (jarang terjadi dan tidak teratur)
 Penyakit endemis (kejadian dapat diprediksi)
 Epidemis (kejadian yang tidak seperti biasa/KLB)
 Propagating epedemik (penyakit yang terus meningkat sepanjang
waktu)
Interaksi Agen, Host, dan Lingkungan
Faktor agent adalah penyebab penyakit berupa biologis, fisik, kimia.
Faktor host adalah karakteristik personal, perilaku, presdisposisi genetik
dan immmunologic. Faktor lingkungan adalah keadaan eksternal (selain
agent) yang mempengaruhi proses penyakit baik berupa fisik, biologis
atau sosial.

Gambar 1 : Segitiga Epidemiologi

Keseimbangan dari segitiga epidemiologi diatas akan mempengaruhi


status kesehatan. Berlaku untuk penyakit menular maupun tidak
menular.
1. Interaksi antara agen penyakit dan
lingkungan
2. Interaksi antara Host dan
Lingkungan
3. Interaksi antara Host dan Agen
penyakit
4. Interaksi Agen penyakit, Host dan
Lingkungan

A. Surveilans Penyakit dan Faktor Risiko pada Wilayah Bencana


Tujuan utama surveilans penyakit dan faktor risiko pada wilayah bencana
adalah untuk menyediakan informasi kematian dan kesakitan penyakit
potensial wabah yang terjadi di daerah bencana.  Secara khusus tujuan
tersebut dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan identifikasi berikut:
 Identifikasi secara dini kemungkinan terjadinya peningkatan jumlah
penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB;
 Kelompok risiko tinggi terhadap suatu penyakit tertentu;
 Daerah risiko tinggi terhadap penyakit tertentu;
 Status gizi buruk dan sanitasi lingkungan.
 Kegiatan Surveilans Intensif pada situasi bencana
 Analisis Data Pelayanan Pengobatan
 Analisis Data Faktor Risiko
 Laporan Berkala Situasi Darurat
 Laporan Berkala Upaya Penanggulangan
 Laporan Masyarakat
 Hasil Wawancara
 Pengungsi Kelompok Rentan
 Bayi dan Anak Balita
 Orang Tua (sendiri)
 Keluarga dengan KK wanita
 Ibu Hamil dan Melahirkan

 Pengungsi Rentan
 Padat
 Jumlah Besar Satu Lokasi
 Terisolir
 Tanpa informasi
 Tanpa Pengelola
 Tipuan Data
Langkah‐
langkah surveilans penyakit di daerah bencana 
meliputi: 
 Pengumpulan Data
a. Data kesakitan dan kematian
b. Sumber data
c. Jenis data
d.Pengolahan dan Penyajian Data
e.Analisis dan Interpretasi
f.Penyebarluasan Informasi
 
Kaitan Bencana Dengan Masalah Kesehatan Masyarakat
 Timbulnya masalah kesehatan antara lain :
 Berawal dari kurangnya air bersih yang berkaitan pada
buruknya kehersihan diri, huruknya sanitasi lingkungan yang
merupakan awal dari perkemhanghiakan heherapa jenis
penyakit menular.
 Persediaan pangan yang tidak mencukupi juga merupakan
awal dari proses terjadinya penurunan derajat kesehatan yang
dalam jangka panjang akan mempengaruhi secara langsung
tingkat pemenuhan kebutuhan gizi korhan hencana.
 Pengungsian tempat ttnggal (shelter) yang ada sering tidak
memenuhi syarat kesehatan sehingga secara langsung
maupun tidak langsung dapat menurunkan daya tahan tuhuh
dan hila tidak segera ditanggulangi akan menimhulkan masalah
di hidang kesehatan
Bencana menimbulkan berbagai potensi permasalahan
kesehatan hagi masyarakat terdampak. Dampak ini akan
dirasakan lehih parah oleh kelompok penduduk rentan.
Sehagaimana disehutkan dalam Pasal 55 (2) UU Nomor 24
Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana, kelompok rentan meliputi:


1. Bayi, halita dan anak-anak;
2. Ibu yang sedang mengandung atau menyusui;
3. Penyandang cacat
4. Orang lanjut usia.
5. lbu baru mela irkan
6. Orang cedera
7. Orang sakit

Anda mungkin juga menyukai